Pembahasan
Pada hakikatnya terdapat dua macam pengukuran dasar,yaitu penentuan
jumlah sel dan penentuan massa sel . Pengukuran jumlah sel biasanya dilakukan bagi
mikroorganisme bersel tunggal (misalnya bakteri),sedangkan penentuan massa
sel,dapat dilakukan tidak hanya bagi mikroorganisme bersel tunggal tapi juga
mikroorganisme berfilamen (misalnya kapang).
Tersedia banyak teknik dalam laboratorium untuk mengukur pertumbuhan
mikroorganiseme. Alat-alat yang ada tersebut berkisar dariperalatan yang masih
sederhana seperti sebuah kaca objek dengan olesan yang diwarnai (Volk 1993). Pada
percobaan dilakukan,penentuan jumlah sel yang ada dilakukan dengan metode
hitungan mikroskopis lang menggunakan alat Haemocytometer untuk menghitung
populasi sel sampel.
Haemocytometer merupakan alat yang berfungsi untuk menghitung sel-sel
darah, organel dalam sel,dan sel-sel darah dalam cairan tulang punggung ke otak
setelah melakukan tusukan lumbal. Saat ini juga banyak digunakan untuk menghitung
jumlah sel sarta partikel mikroskopis lainnya. Haemocytometer ditemukan oleh Louis
Charles Malassez yang terdiri dari lapisan kaca tebal dengan lekukan persegi panjang
yang menciptakan ruang-ruang kamar. Ruangan tersebut diukir dengan laser grid
yang menggores secara tegak lurus. Perangkat tersebut dibuat dengan hati-hati
sehingga daerah yang dibatasi oleh garis diketahui kedalamannya. Oleh karena itu
alat tersebut juga berguna menghitung jumlah sel atau partikel dalam suatu volume
cairan tertentu,sehingga dapat menghitung konsentrasi sel dalam cairan secara
keseluruhan (Lay 1994).
Gambar 2. Alat Haemocytometer
Saat melakukan pengamatan sel menggunakan mikroskop cahaya sebaiknya
jangan terlalu terang,karena dapat mengaburkan gambar garis-garis pembatas setiap
ruang hitung. Pencarian kamar hitung Haemocytometer awalnya dengan
menggunakan perbesaran 4x10,kemudian pada perbesaran 10x10 terdapat kamar
hitung sebanyak 25,lalu pada perbesaran 40x10 terdapat kamar hitung sebanyak 16.
Kamar hitung yang berjumlah 16 berasal dari satu kotak kamar hitung yang
berjumlah 25 pada perbesaran 10x10. Kamar hitung satu dan lainnya dibatasi oleh
tiga garis. Pada saat penghitungan sel-sel yang berada dalam garis juga turut dihitung.
Gambar 3. Kamar hitung pada Haemocytometer
Seperti alat lainnya Haemocytometer memiliki kelebihan dan kekurangan
dalam penggunaannya. Kelebihannya antara lain perhitungan sel dengan
menggunakan hemasitometer adalah dapat menghitung jumlah sel yang hidup
maupun yang mati, tergantung dari pewarna yang digunakan.Misalnya, bila pewarna
trypan blue dicampurkan ke dalam larutan sel maka sel yang hidup tidak akan
berwarna dan sel yang mati akan berwarna biru. Morfologi sel dapat diamati, dapat
mengevaluasi homogenitas dan data mendeteksi kontaminasi. Kelemahannya ialah
tidak dapat digunakan untuk menghitung jumlah sel mikroorganisme yang sangat
kecil seperti bakteri karena ketebalan Haemocytometer tidak memungkinkan
penggunaan minyak emersi pada perbesaran maksimal (100x10),serta data yang
dihasilkan tidak akurat karena keterbatasan pengamat untuk melihat serta mengitung
sel-sel dalam kamar hitung Haemocytometer.
Simpulan
Berdasarkan percobaan hitungan mikroskopis langsung menggunakan
Haemocytometer diperoleh kepadatan sel yeast/khamir sebesar
.
Daftar Pustaka
Volk. 1993. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta(ID):Erlangga
Harmita. 2006. Buku Ajar Analisis Hayat. Jakarta(ID):Kedokteran EGC.Ed. Ke-3
Lay B. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. Jakarta(ID): Raja Grafindo
Persada