Anda di halaman 1dari 6

Laporan Praktikum Hari/Tanggal : Rabu/3 September 2014

Mikrobiologi Waktu : 15.00 19.00 WIB


PJP : M. Arif Mulya S.Pi
Asisten : 1. Ade Mulya A.Md
2. Embun Novita A.Md


KUANTITASI MIKROBA : HITUNGAN MIKROSKOPIS LANGSUNG
Kelompok 2
Jesica Magdalena Sirait (J3L113004)








PROGRAM KEAHLIAN ANALISIS KIMIA
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014
Pendahuluan
Mikroba merupakan jasad renik yang memiliki kemampuan sangat baik untuk
bertahan hidup. Mikroba mampu beradaptasi di hampir semua tempat di bumi.
Mikroba ini tidak dapat dilihat secara kasat mata. Oleh karena itu dibutuhkan alat
bantu berupa mikroskop untuk melihat mikroorganisme ini.
Penetuan jumlah angka mikroorganisme sangat penting dilakukan untuk
menentukan keamanan suatu sediaan farmasi dan makanan. Berbagai metode telah
dikembangkan untuk menghitung jumlah mikroorganisme. Metode tersebut berupa
menghitung jumlah sel,massa sel,atau isi sel yang sesuai dengan jumlah sel. Terdapat
empat macam cara umum untuk memperkirakan besar populasi mikroorganisme,yaitu
perhitungan langsung,pengukuran langsung, perhitungan tidak langsung, dan
perkiraan tidak langsung (Harmita 2010)
Perhitungan langsung digunakan untuk menghitung jumlah sel atau
mikroorganisme dengan cara sel dihitung langsung di bawah mikroskop atau dengan
perhitungan partikel elektronik (electronic particle counter). Pengukuran langsung
digunakan untuk menghitung biomassa mikroorganisme dangan cara massa sel
ditentukan dengan menimbang atau mengukur berat seluruh sel serta biomassa dapat
dikorelasikan dengan jumlah sel dan membandingkannya pada kurva standar.
Perhitungan tidak langsung digunakan untuk menghitung jumlah mikroorganisme
yang telah dikonsentrasikan atau ditanam di media yang sesuai. Perkiraan tidak
langsung digunakan untuk biomassa mikrooorganisme. Biomassa diperkirakan
dengan cara mengukur komponen biokimia sel mikroorganisme yang relatif konstan
seperti protein, murein, dan klorofil. Biomassa juga dapat diperkirakan secara tidak
langsung dengan mengukur kekeruhan . perkiraan tidak langsung biomassa
mikroorganisme dapat dikorelasikan dengan jumlah sel dan membandingkannya
dengan kurva standar (Harmita 2010).
Praktikum ini bertujuan untuk menghitung jumlah sel yeast/khamir pada
sampel menggunakan teknik hitungan mikroskopis langsung.

Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunkan pada praktikum ini adalah mikroskop,pipet
tetes,cover glass, Haemocytometer,counter,serta suspensi yeast/khamir.
Prosedur Percobaan
Permukaan bidang Haemocytometer dan cover glass dibersihkan dengan
secarik kertas lensa atau tissue. Cover glass diletakkan diatas permukaan ruang
hitung Haemosytometer. Sebelum menghitung jumlah sel,terlebih dahulu perlu
dilakukan pencarian kamar hitung Haemocytometer dengan menggunakan perbesaran
4x10,kemudian pada perbesaran 10x10 terdapat kamar hitung sebanyak 25,lalu pada
perbesaran 40x10 terdapat kamar hitung sebanyak 16. Kemudian suspensi khamir
dikocok,dengan menggunakan pipet suspensi diambil sebanyak 0,1 sampa 0,5 ml.
Lalu ujung pipet yang berisi suspensi ditaruh pada ruang hitung Haemosytometer.
Lalu dilakukan perhitungan jumlah sel menggunakan counter.

Hasil Pengamatan
Berikut merupakan hasil yang diperoleh dari perhitungan sel yeast/khamir
secara langsung.
Tabel 1. Data Perhitungan Sel Yeast
Ulangan Jumlah sel yeast
1 62
2 42
3 66
4 56
5 41
Rata-rata 53,4

Gambar 1. Sel Yeast/Khamir pada mikroskop dengan perbesaran 40x10
Berikut perhitungan jumlah sel yeast/khamir kelompok 2



Pembahasan
Pada hakikatnya terdapat dua macam pengukuran dasar,yaitu penentuan
jumlah sel dan penentuan massa sel . Pengukuran jumlah sel biasanya dilakukan bagi
mikroorganisme bersel tunggal (misalnya bakteri),sedangkan penentuan massa
sel,dapat dilakukan tidak hanya bagi mikroorganisme bersel tunggal tapi juga
mikroorganisme berfilamen (misalnya kapang).
Tersedia banyak teknik dalam laboratorium untuk mengukur pertumbuhan
mikroorganiseme. Alat-alat yang ada tersebut berkisar dariperalatan yang masih
sederhana seperti sebuah kaca objek dengan olesan yang diwarnai (Volk 1993). Pada
percobaan dilakukan,penentuan jumlah sel yang ada dilakukan dengan metode
hitungan mikroskopis lang menggunakan alat Haemocytometer untuk menghitung
populasi sel sampel.
Haemocytometer merupakan alat yang berfungsi untuk menghitung sel-sel
darah, organel dalam sel,dan sel-sel darah dalam cairan tulang punggung ke otak
setelah melakukan tusukan lumbal. Saat ini juga banyak digunakan untuk menghitung
jumlah sel sarta partikel mikroskopis lainnya. Haemocytometer ditemukan oleh Louis
Charles Malassez yang terdiri dari lapisan kaca tebal dengan lekukan persegi panjang
yang menciptakan ruang-ruang kamar. Ruangan tersebut diukir dengan laser grid
yang menggores secara tegak lurus. Perangkat tersebut dibuat dengan hati-hati
sehingga daerah yang dibatasi oleh garis diketahui kedalamannya. Oleh karena itu
alat tersebut juga berguna menghitung jumlah sel atau partikel dalam suatu volume
cairan tertentu,sehingga dapat menghitung konsentrasi sel dalam cairan secara
keseluruhan (Lay 1994).

Gambar 2. Alat Haemocytometer
Saat melakukan pengamatan sel menggunakan mikroskop cahaya sebaiknya
jangan terlalu terang,karena dapat mengaburkan gambar garis-garis pembatas setiap
ruang hitung. Pencarian kamar hitung Haemocytometer awalnya dengan
menggunakan perbesaran 4x10,kemudian pada perbesaran 10x10 terdapat kamar
hitung sebanyak 25,lalu pada perbesaran 40x10 terdapat kamar hitung sebanyak 16.
Kamar hitung yang berjumlah 16 berasal dari satu kotak kamar hitung yang
berjumlah 25 pada perbesaran 10x10. Kamar hitung satu dan lainnya dibatasi oleh
tiga garis. Pada saat penghitungan sel-sel yang berada dalam garis juga turut dihitung.


Gambar 3. Kamar hitung pada Haemocytometer
Seperti alat lainnya Haemocytometer memiliki kelebihan dan kekurangan
dalam penggunaannya. Kelebihannya antara lain perhitungan sel dengan
menggunakan hemasitometer adalah dapat menghitung jumlah sel yang hidup
maupun yang mati, tergantung dari pewarna yang digunakan.Misalnya, bila pewarna
trypan blue dicampurkan ke dalam larutan sel maka sel yang hidup tidak akan
berwarna dan sel yang mati akan berwarna biru. Morfologi sel dapat diamati, dapat
mengevaluasi homogenitas dan data mendeteksi kontaminasi. Kelemahannya ialah
tidak dapat digunakan untuk menghitung jumlah sel mikroorganisme yang sangat
kecil seperti bakteri karena ketebalan Haemocytometer tidak memungkinkan
penggunaan minyak emersi pada perbesaran maksimal (100x10),serta data yang
dihasilkan tidak akurat karena keterbatasan pengamat untuk melihat serta mengitung
sel-sel dalam kamar hitung Haemocytometer.

Simpulan
Berdasarkan percobaan hitungan mikroskopis langsung menggunakan
Haemocytometer diperoleh kepadatan sel yeast/khamir sebesar

.


Daftar Pustaka
Volk. 1993. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta(ID):Erlangga
Harmita. 2006. Buku Ajar Analisis Hayat. Jakarta(ID):Kedokteran EGC.Ed. Ke-3
Lay B. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. Jakarta(ID): Raja Grafindo
Persada

Anda mungkin juga menyukai