MIKROBIOLOGI I
Disusun Oleh:
Npm : F1D016014
Diketahui, Praktikan
Asisten praktikum
F1D014032 F1D016014
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BENGKULU
2018
BAB I
PENDAHULUAN
3.2 Alat
Alat yang digunakan untuk percobaan kali ini adalah kaca objek, kaca penutup,
mikroskop, pipet tetes, lampu spritus, bak pewarna, jarum ose, dan pensil lilin.
3.2 Bahan
Bahan yang digunakan untuk percobaan ini yaitu tisu gulung, suspensi mikrob, 25
ml larutan biru metil atau karbol fuksin, alkohol 70%, 10 ml iodium, 10 ml safranin, 10 ml
ungu kristal, 100 ml minyak imersi, biakan bakteri, 1 biakan Bacillus, 200 ml air suling,
dan larutan hijau malakit.
.
BAB VI
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dari praktikum pewarnaan mikrob didapati hasil kelas sebagai berikut :
4.2 Pembahasan
Pewarnaan atau pengecatan terhadap mikroba, banyak dilakukan baik secara
langsung (bersama bahan yang ada) ataupun secara tidak langsung (melalui biakan murni).
Tujuan dari pewarnaan tersebut adalah pewarnaan untuk (Suriawiria, 1985):
1. Mempermudah melihat bentuk jasad baik bakteri, ragi ataupun fungi.
2. Memperjelas ukuran dan bentuk jasad
3. Melihat struktur luar dan kalau memungkinkan juga struktur dalam jasad.
4. Melihat reaksi jasad terhadap pewarna yang diberikan sehingga sifat fisik
dan kimia yang ada akan dapat diketahui.
Didapatinya berbagai macam bentuk dan penataan bakteri yang berbeda merupakan
hasil dari lokasi yang berbeda dalam pengisolasian bakteri-bateri tersebut. Praktikum ini
dilakukan dengan 3 cara pewarnaan yakni pewarnaan sederhana, pewarnaan Gram, dan
pewarnaan Sprora. Pada pengamatan Kelompok 5(Sp 5) pewarnaan sederhana
menggunakan zat warna MB (Methylen Blue) kemudian di dapatkan hasil berupa bakteri
berbentuk Cocus berwarna biru dengan penataan yang beragam mulai dari diplococus
hingga streptococus. Kemudian begitupula pada pewarnaan gram dan spora.
Pada Pewarnaan garam merupakan suatu metode empiris untuk membedakan
spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yaitu gram positif dan gram negatif,
berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Pada saat praktikum pewarnaan
gram, larutan yang digunakan yaitu larutan Kristal violet, larutan safranin, larutan lugol,
dan larutan peluntur. Bakteri yang dipakai saat pewarnaan yaitu bacteri yang telah di
lakukan enumirasi pada praktikum sebelumnya.
Hasil pewarnaan Gram pada satu jenis bakteri dapat menunjukkan Gram variabel,
yaitu dapat bersifat gram positif maupun gram negatif. Hal tersebut diakibatkan oleh
perbedaan umur koloni bakteri tersebut pada saat pewarnaan Gram dilakukan. Koloni
berumur tua akan menunjukkan Gram negatif, sebaliknya jika berumur muda akan
menunjukkan Gram positif (Nugroho, 2006, p. 88).
Namun pada pewarnaan spora bakteri yang seharusnya didapat bukanlah berbentuk
cocus melainkan yang berbentuk basil. Bakteri cocus tidak menghasilkan Spora.
Menurut Dwidjoseputro (2005), beberapa spesies bakteri dapat kehilangan
kemampuannya untuk membentuk spora. Spora dapat tumbuh lagi menjadi bakteri biasa
apabila keaadaan di luar menguntungkan. Mula-mula air meresap ke dalam spora,
kemudian spora mengembang dan kulit spora menjadi retak karenanya. Keretakan ini dapat
terjadi pada salah satu ujung, tetapi juga dapat terjadi pada tengah-tengah atau dekat
tengah-tengah spora. Hal ini merupakan ciri khas bagi beberapa spesies Bacillus. Jika kulit
spora pecah di tengah-tengah, maka masing-masing pecahan akan merupakan suatu tutup
pada kedua ujung bakteri.
DAFTAR PUSTAKA
Hadiotomo, Ratna Siri., 1990, Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta : PT Gramedia.
James, Joyce., Colin Baker, Helen Swain.2006. Prinsip-prinsip Sains Untuk Keperawatan
diterjemahkan oleh dr. Indah Retno Wardhani. Jakarta : PT Gramedia
Nugroho, Astri. (2006). Biodegradasi Sludge Minyak Bumi dalam Skala Mikrokosmos:
Simulasi Sederhana Sebagai Kajian Awal Bioremediasi Land Treatment. Jurnal
Makara Teknologi, 10(2):82-89.
Volk & Wheeler. 1984. Mikrobiologi Dasar Edisi Kelima Jilid I. Jakarta : Erlangga