“PEWARNAAN BAKTERI”
DOSEN PEMBIMBING :
SAIFUL BAHRI, M.SI
DISUSUN OLEH :
ASHMA CHOIRUNNISA
19330135
KELAS A
Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat
yang khas begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan
kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri yang ada di suspensikan. Salah satu cara
unutk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah di identifikasi adalah dengan cara
metode pengenceran atau pewarnaan. Hal tersebut berfungsi untuk mengetahuisifat
fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian
pengecetan atau pewarnaan.
Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, karena selain
bakteri itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil. Unutk mengatasi hal tersebut
maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bakteri sehingga sel dapat terlihat jelas
dan mudah diamati. Oleh karena itu teknik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salah
satu cara yang paling utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi (Dwidjoseputro,
1998).
Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan praktikum kali ini unutk mengetahui teknik
pewarnaan mikroorganisme baik itu dengan cara pewarnaan sederhana, pengenceran
negative, maupun pengenceran gram serta mengetahui morfologi mikroorganisme
(Sutedjo, 1991).
Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat
yang khas, begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan
kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu cara untuk
mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah dengan metode
pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat
fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian
pewarnaan.
Bakteri atau mikroba lainnya dapat dilihat dengan mikroskop biasa tanpa dengan
cara-cara khusus, misalnya dengan cara tetesan bergabtung, menggunakan kondensor
medan gelap dan lain-lain. Tetapi pengamatan dari pearnaan ini lebih sukar dan tidak
dipakai untuk melihat bagian-bagian sel dengan teliti, karena sel bakteri dan mikroba
lainnya transparan. Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit,
karena selain bakteri itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil untuk
mengatasi hal tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan bakteri, sehingga
sel dapat terlihat jelas dan mudah diamati. Oleh karena itu teknik pewarnaan sel bakteri
ini merupakan salah satu cara yang paling utama dalam penelitian-penelitian
mikrobiologi (Dwijoseputro, 2005).
Pewarnaan bakteri bertujuan untuk memudahkan melihat bakteri dengan mikroskop,
memperjelas ukuran dan bentuk bakteri, untuk melihat struktur luar dan struktur dalam
bakteri seperti dinding sel dan vakuola, menghasilkan sifat-sifat fisik dan kimia yang
khas daripada bakteri dengan zat warna, serta meningkatkan kontras mikroorganisme
dengan sekitarnya. Teknik pewarnaan warna pada bakteri dapat dibedakan menjadi tiga
macam yaitu pengecatan sederhana, pengecatan diferensial dan pengecatan struktural.
Pemberian warna pada bakteri atau jasad- jasad renik lain dengan menggunakan larutan
tunggal suatu pewarna pada lapisan tipis, atau olesan, yang sudah difiksasi, dinamakan
pewarnaan sederhana. Prosedur pewarnaan yang menampilkan perbedaan di antara sel-
sel mikroba atau bagian-bagian sel mikroba disebut teknik pewarnaan diferensial
(Pelczar & Chan, 2009).
Secara garis besar teknik pewarnaan bakteri dapat dikategorikan sebagai berikut :
1. Pewarnaan sederhana
Pewarnaan sederhana adalah pewrnaan yang menggunakan zat warna yang tunggal
bertujuan untuk mengindentifikasi morfologi sel bakteri. Pada pewarnaan ini zat warna
yang kami gunakan adalah gentiana violet. Biasanya bakteri maupun sekitarnya akan
mempunyai warna yang sama, tetapi dengan intensitas yang berbeda. Pewarna sederhana
yaitu tipe pewarna yang paling sederhana, caranya hanya dengan menambahkan pada
olesan yang telah difiksasi salah satu diantaranya zat warna berikut : Lembayung gentian,
lembayung safranin, biru metilen, furchin bara dan zat warna anilin bara yang lainnya.
(Pelczar & Chan, 2009).
a. Pewarnaan Asam
Merupakan pewarnaan yang menggunakan satu macam zat warna dengan
tujuan hanya untuk melihat bentuk sel. Adapun zat warna yang dipakai dalam
pewarnaan positif adalah metilen biru dan air furksin. (Pelczar & Chan, 2009).
b. Pewarnaan Basa
Pewarnaan basa atau negatif merupakan metode pewarnaan untuk mewarnai
bakteri tetapi mewarnai latar belakangnya menjadi hitam gelap. Pada pewarnaan
ini mikroorganisme kelihatan transparan (tembus pandang). Teknik ini berguna
untuk menentukan morfologi dan ukuran sel. Metode ini menggunakan cat
nigrosin atau tinta cina (Pelczar & Chan,2009).
Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana
karena sitoplasmanya bersifat basofilik (suka akan basa) sedangkan zat-zat warna
yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkalin (komponen
kromoforiknya bermuatan positif). Zat warna yang dipakai hanya terdiri dari satu zat
yang dilarutkan dalam bahan pelarut. Pewarnaan Sederhana merupakan satu cara yang
cepat untuk melihat morfologi bakteri secara umum. Beberapa contoh zat warna yang
banyak digunakan adalah biru metilen (30-60 detik), ungu kristal (10 detik) dan
fukhsin-karbol (5 detik) (Pelczar & Chan, 2009).
2. Pewarnaan differensial
Pewarnaan bakteri yang menggunakan lebih dari satu zat warna seperti pewarnaan Gram.
Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah salah satu teknik pewarnaan yang paling
penting dan luas di gunakan untuk mengidentifikasi bakteri. Metode ini di beri nama
berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (1853-1938) yang
mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan antara pneumokokus
dan bakteri Klebsiela pneumonia. Bakteri yang telah diwarnai dengan metode ini dibagi
menjadi dua kelompok yaitu, bakteri gram positf dan bakteri gram negatif. Bakteri
garam positif akan mempertahankan zat pewarna kristal violet dan karenanya akan
tampak berwarna ungu tua di bawah mikroskop. Adapun bakteri gram negatif akan
kehilangan zat pewarna Kristal violet setelah dicuci dengan alkohol dan sewaktu diberi
zat pewarna tandingnya yaitu dengan zat pewarna air fucshin atau safranin akan tampak
berwarna merah. Perbedaan warna ini di sebabkan oleh perbedaan dalam struktur
kimiawi dinding selnya (Pelczar dan Chan, 2009).
Penyebab terjadinya dua golongan bakteri yaitu Gram positif dan Gram negatif ialah
setelah diberi zat pewarna fenomenanya ini, berhubungan dengan struktur dan komposisi
dinding sel. Perbedaan ketebalan antara kedua golongan itu dapat merupakan hal yang penting;
dinding sel bakteri Gram negatif pada umumnnya lebih tipis dari yang dimiliki bakteri Gram
positif. Presentasi kandungan lipid bakteri Gram negatif lebih tinggi daripada Gram positif.
Untuk pewarnaan yang mengamati morfologi sel mikroorganisme maka seringkali setelah
pembuatan preparat ulas dilakukan fiksasi diikuti oleh pewarnaan. Fiksasi dapat dilakukan
dengan cara melewatkan preparat diatas api atau merendamnya dengan metanol. Fiksasi
digunakan untuk :
1. Mengamati bakteri oleh karena sel bakteri lebih jelas terlihat setelah diwarnai
2. Melekatkan bakteri pada glass objek
3. Mematikan bakteri
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM
Bahan :
1. Alkohol 95%
2. Aquades
3. Kristal violet
4. Nigrosin
5. Tinta cina
6. Safranin
7. Malachite green
8. Alkohol 70%
9. Karbol Fuchion
Pewarnaan gram
1. Buat preparat ulas dengan cara member setetes aquades yang telah steril ke atas
kaca preparat.
2. Ambil biakan bakteri dari biakan yang telah dibuat sebanyak 1 ose, lalu oleskan
bakteri di aquades secara merata dan setipis mungkin. Saat mengambil biakan
harus dilakukan di dekat bunsen yang menyala.
3. Jepit kaca preparat dengan penjepit tabung reaksi, lalu fiksasi di atas api sampai
preparat kering.
4. Beri larutan Kristal violet selama 1 menit.
5. Bilas dengan aquades selama 5 detik
6. tambahkan dengan iodin, selama 1 menit.
7. Pencucian menggunakan alkohol selama 45 menit
8. Cuci dengan aquades selama 5 detik.
9. Beri larutan safranin selama 45 detik.
10. Cuci dengan aquades selama 5 detik, kemidian keringkan dengan kertas saring.
11. Perhatikan warna akhir yang terbentuk. Organisme gram positif akan berwarna
ungu atau biru, sedangkan organisme gram negatif akan berwarna merah muda
atau merah.
12. Amati di bawah mikroskop dengan penambahan minyak imersi.
Pewarnaan endospora
1. Bersihkan objek glass menggunakan alkohol dan keringkan
2. Ambil satu tetes suspensi mikroba, ratakan setipis mungkin
3. Kering anginkan, kemudian fiksasi diatas api Bunsen
4. Teteskan malachite green (3 tetes) biarkan selama 2 menit, kemudian fiksasi
hingga menguap
5. Cuci dengan air mengalir, kemudian kering anginkan
6. Tambahkan safranin, biarkan selama 1 menit. Cuci dengan air mengalir dan kering
anginkan
7. Periksa dengan mikroskop, gambarkan letak spora bakteri yang terlihat
Pewarnaan negatif
1. Disterilkan kaca preparat dengan alkohol 70%
2. Dikeringkan (dilap) dengan tissue
3. Difiksasi di atas lampu bunsen
4. Ditetesi aquades
5. Difiksasi sampai tetesan aquades menyerap dan berbekas diatas kaca preparat
6. Diambil larutan Nigrosin (tinta cina)
7. Keringkan (anginkan) kaca preparat
8. Amati dibawah mikroskop dan catat hasilnya
BAB IV
A. HASIL
1. TABEL HASIL PEWARNAAN SEDERHANA
NAMA BAKTERI GAMBAR KETERANGAN
Micrococcus luteus Bentuk Sel : Coccus / bulat
Susunan Sel : Diplococcus
Warna sel : Ungu
Reaksi Pewarnaan Gram : Ungu
Struktur Bakteri : Dinding sel tebal
PEMBAHASAN:
Tujuan Pewarnaan Sederhana adalah untuk mewarnai seluruh permukaan sel
sehingga bentuk sel dan struktur dasar sel dapat terlihat.
Zat Warna Yang Dapat Digunakan adalah Chrystal Violet, Methylen Blue, dan
Safranin
Hasil Pengamatan Morfologi
Micrococcus luteus adalah bakteri gram positif yang ditandai dengan
hasil pewarnaan bakterinya menghasilkan warna ungu atau biru, serta sel nya
mempunyai bentuk coccus atau bulat dengan bentuk susunan selnya
diplococcus dan struktur bakterinya mempunyai dinding sel yang tebal.
PEMBAHASAN:
1. Staphylococcus aureus:
Tujuan Pewarnaan Gram adalah agar dapat membedakan antara bakteri
gram positif dengan bakteri gram negatif yang berdasarkan komposisi
dinding selnya.
Zat Warna Yang Digunakan adalah Chrystal Violet dan Safranin
Hasil Pengamatan Morfologi Bakteri
Staphylococcus aureus adalah bakteri gram positif yang ditandai
dengan hasil pewarnaan bakterinya yang menghasilkan warna ungu atau
biru, serta sel bakterinya memiliki bentuk coccus (bulat) dengan bentuk
susunan selnya streptococcus yaitu seperti buah anggur dan struktur
bakterinya mempunyai dinding sel yang tebal.
2. Escherichia coli :
Tujuan Pewarnaan Gram adalah supaya dapat membedakan antara bakteri
gram positif dengan bakteri gram negatif yang berdasarkan komposisi
dinding selnya.
Zat Warna Yang Digunakan : Chrystal Violet dan Safranin
Hasil Pengamatan Morfologi Bakteri :
Escherichia coli merupakan bakteri gram negatif yang ditandai
dengan hasil pewarnaan bakterinya yang menghasilkan warna merah,
serta sel bakterinya memiliki bentuk basil atau batang dengan bentuk
susunan selnya monobasil dan struktur bakterinya mempunyai dinding
sel yang tipis.
3. TABEL HASIL PEWARNAAN ENDOSPORA
NAMA BAKTERI GAMBAR KETERANGAN
Bacillus subtilis Bentuk Sel : Bacil / batang
Susunan Sel : Streptobacilus
Reaksi Pewarnaan Gram :
Endospora : Hijau
Sel Vegetatif : Merah
Struktur Bakteri : Dinding sel
peptidoglikan
PEMBAHASAN:
Tujuan Pewarnaan Endospora adalah untuk mewarnai bagian spesifik dari sel
bakteri seperti endosporenya serta dapat mengetahui bentuk dan susunan
bakterinya
Zat Warna Yang Digunakan adalah malachite green dan safranin
Hasil Pengamatan Morfologi Bakteri
Bacillus subtilis merupakan bakteri gram negatif dengan hasil pewarnaan
sel vegetatif nya bewarna merah, dan sel endospore nya bewarna hijau serta sel
bakterinya memiliki bentuk basil atau batang dengan bentuk susunan selnya
streptobasil dan struktur bakterinya mempunyai dinding sel peptidoglikan
4. TABEL HASIL PEWARNAAN NEGATIF
NAMA BAKTERI GAMBAR KETERANGAN
Bacillus subtilis Bentuk Sel : Bacil batang
Susunan Sel : Streptobacillus
Warna Sel : Coklat
Reaksi Pewarnaan Gram :
Latar : Hitam Sel :
Transparan
Struktur Bakteri : Dinding sel
peptidoglikan
PEMBAHASAN:
Tujuan Pewarnaan Negatif adalah agar dapat mengetahui bentuk bakteri serta
susunannya
Zat Warna Yang Digunakan adalah Nigrosine
Hasil Pengamatan Morfologi Bakteri
Bacillus subtilis merupakan bakteri gram negatif dengan pewarnaan latar
belakangnya yang gelap atau hitam dan sel bakterinya transparan atau tidak
bewarna. Bakterinya memiliki bentuk basil atau batang dengan bentuk susunan
selnya streptobasil dan struktur bakterinya mempunyai dinding sel peptidoglikan.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
1. Pada praktikum kali ini digunakan 4 macam metode pewarnaan yaitu : pewarnaan
sederhana, pewarnaan gram, pewarnaan endospora (pewarnaan khusus), dan pewarnaan
negatif.
2. Bakteri terbagi menjadi 2, yaitu :
a. Bakteri gram positif yaitu bakteri yang mengikat zat warna utama dengan kuat sehingga
tidak dapat dilunturkan oleh peluntur dan tidak dapat diwarnai lagi oleh zat warna lawan.
(pada pengamatan kali ini bakteri berwarna violet).
b. Bakteri gram negatif yaitu bakteri yang bersifat kebalikan dari gram positif (yang pada
kali ini bakteri tampak berwarna merah).
3. Zat warna yang digunakan dalam pewarnaan kali ini adalah : kristal violet, safranin,
Iodin, malachite green dan, nigrosine.
DAFTAR PUSTAKA