Npm : 19330135
Kelas : D
Tugas Kewarganegaraan
A. Liberalisme
Pengertian liberalisme adalah suatu paham dan tradisi politik yang mengusung kebebasan dan
persamaan hak bagi setiap individu di dalam masyarakat. Artinya, suatu negara dan
pemerintahnya harus menghormati dan melindungi kebebasan dan hak setiap warganya dalam
berbagai aspek kehidupan manusia.
Paham liberalisme pada umumnya tumbuh di dalam sistem demokrasi karena keduanya memiliki
konsep kebebasan. Namun, walaupun paham ini mengusung kebebasan individu, kebebasan
tersebut bukanlah kebebasan tanpa batas tapi terdapat keteraturan dan harus dapat
dipertanggungjawabkan.
Sejarah Liberalisme
Awal kemunculan paham liberalisme adalah peristiwa revolusi Perancis yang terjadi pada abad
18 silam. Peristiwa tersebut disebabkan karena kepincangan sistem dan kesenjangan sosial di
masyarakat yang sangat mencolok.
Pada masa itu di negara Perancis masih terdapat penggolongan terhadap masyarakat, dimana
golongan tertentu mendapatkan keistimewaan yang tidak mungkin didapatkan golongan lainnya.
Kenyamanan hanya dapat dirasakan oleh mereka dari keluarga kerajaan dan pemuka agama,
sedangkan masyarakat lainnya (baik yang kaya dan yang miskin) harus patuh pada masyarakat
dari golongan istimewa.
Masyarakat dari golongan tanpa hak menuntut kemerdekaan dan kebebasan mereka. Pada
puncaknya, yaitu tahun 1789, terjadilah revolusi yang kemudian menjadi awal terbentuknya
golongan liberal. Liberalisme kemudian menyebar luas ke berbagai negara lainnya di Eropa yang
kemudian diterima dan mendapat dukungan.
Suatu ideologi dapat kita kenali dari karakteristiknya. Sesuai dengan pengertian liberalisme di
atas, adapun ciri-ciri liberalisme adalah sebagai berikut:
1. Setiap Individu Punya Kesempatan Sama
Salah satu nilai pokok di dalam liberalisme adalah setiap individu memiliki kesempatan yang
sama (Hold The Basic Equality of All Human) pada semua bidang. Namun, bukan berarti setiap
orang bisa memberikan hasil yang sama.
Persamaan hak dan kesempatan merupakan hal yang mutlak di dalam ideologi ini. Sedangkan
hasil yang nantinya akan diperoleh setiap individu tergantung pada banyak faktor misalnya
keterampilan, kerja keras, sumber daya, dan lainnya.
2. Berhak Mendapat Perlakuan yang Sama
Mengacu pada poin #1 yaitu kesempatan yang sama, maka penyelesaian setiap masalah yang
dihadapi individu akan mendapatkan perlakuan yang sama (Treat the Others Equally), baik itu di
bidang ekonomi, politik, sosial, dan lainnya.
3. Ada Hukum dan Hukum Diterapkan
Di dalam setiap negara harus ada hukum di dalamnya yang bertujuan untuk melindungi dan
menjaga hak-hak masyarakatnya. Negara liberal menetapkan patokan hukum tertinggi yang
menghargai hak-hak kebebasan dan persamaan kedudukan setiap individu di dalam hukum (The
Rule of Law).
4. Pemerintah Ditentukan Dengan Persetujuan
Di negara liberal, kekuasaan tertinggi ada di tangan rakyat sehingga penentuan pihak-pihak yang
akan menjalankan negara tersebut harus mendapat persetujuan dari rakyat. Artinya, pemerintah
harus bertindak sesuai kehendak rakyat dan tidak boleh bertindak atas keinginan sendiri.
5. Negara Hanyala Alat
Negara yang menganut paham liberalisme menganggap bahwa suatu negara merupakan
mekanisme yang dipakai dalam perwujudan tujuan-tujuan yang lebih besar.
6. Tidak Menerima Ajaran Dogmantisme
Negara yang menganut paham liberalisme tidak menerima ajaran Dogmantisme, yaitu ideologi
yang memegang kepercayaan dan menentang apapun yang tidak sesuai dengan kepercayaannya.
Nilai Positif dan Nilai Negatif Liberalisme
Di dalam setiap ideologi pasti terdapat nilai positif dan nilai negatif masing-masing. Demikian
juga halnya dengan liberalisme. Mengacu pada pengertian liberalisme, adapun nilai positif dan
nilai negatif liberalisme adalah sebagai berikut:
1. Nilai Positif Paham Liberalisme
Adanya keinginan dan inisiatif dari masyarakat untuk berkembang menjadi lebih baik.
Setiap orang mendapat hak dan kebebasan yang sama di dalam bermasyarakat.
Terjadi persaingan yang positif di dalam masyarakat sehingga semua orang ingin
menghasilkan produk bermutu tinggi.
Kebebasan individu dalam memilih partai politik tanpa intervensi dari pihak lain.
Pers memilik hak dan kebebasan dalam memberikan kritik tajam terhadap pemerintah
tentunya dengan batasan dan etika pers yang berlaku.
Munculnya motif mencari keuntungan di masyarakat sehingga aktivitas ekonomi menjadi
lebih efektif dan efisien.
2. Nilai Negatif Paham Liberalisme
Pihak-pihak yang memiliki sumber daya cenderung melakukan eksploitasi para pekerja
sehingga menimbulkan kesenjangan sosial di masyarakat.
Terjadinya monopoli terhadap masyarakat golongan kecil atau miskin.
Kebebasan pers seringkali dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk mencapai
keuntungan.
Timbulnya persaingan bebas sehingga pemerataan pendapan di masyarakat akan sangat
sulit dicapai.
Munculnya kelompok-kelompok masyarakat yang menganggap dirinya lebih tinggi
derajatnya dari masyarakat lain, atau sebaliknya.
B. Komunisme
Sejarah Komunisme
Ciri-Ciri Komunisme
Paham Komunisme memiliki beberapa ciri khusus yang membedakannya dengan paham lainnya.
Sesuai dengan pengertian Komunisme, adapun ciri-ciri Komunisme adalah sebagai berikut:
1. Sifatnya ateis, yaitu tidak mengimani adanya Tuhan. Menganggap Tuhan tidak ada, kalau dia
berpikir bahwa Tuhan tidak ada. Tetapi ketika berpikir Tuhan itu ada, maka keberadaan
Tuhan terserah kepada manusia.
2. Kurang menghargai manusia sebagai individu, dibuktikan dengan ajaran yang tidak
mengijinkan seseorang menguasai alat-alat produksi.
4. Doktrin komunis salah satunya yaitu the permanent / continuous revolution (revolusi terus-
menerus). Revolusi menyebar ke seluruh dunia, maka komunisme disebut go internasional.
5. Komunis mempunyai progam terwujudnya masyarakat yang makmur, tanpa kelas, dan semua
orang itu sama. Tetapi untuk mewujudkannya, ada fase diktator proletariat yang mempunyai
tugas membersihkan kelas lawan komunisme. Terutama tuan tanah yang bertentangan dengan
demokrasi.
6. Komunisme menganut sistem politik satu partai, yaitu partai komunis. Sehingga bisa dibilang
Negara komunis tidak ada partai oposisi atau komunisme itu pada dasarnya tidak
menghormati HAM.
Pada dasarnya dalam setiap ideologi terdapat nilai positif dan nilai negatif tersendiri. Mengacu
pada pengertian Komunisme, adapun beberapa nilai positif dan nilai negatif Komunisme adalah
sebagai berikut:
1. Nilai Positif Komunisme
Di bidang ekonomi, cenderung lebih mudah mengendalikan angka pengangguran, inflasi,
dan lainnya karena pemerintah memiliki kendali penuh.
Setiap individu dianggap sama sehingga tidak ada pihak-pihak yang merasa lebih unggul
atau lebih rendah.
Umumnya jarang terjadi krisis ekonomi atau kasus kelaparan karena pemerintah telah
mengatur masalah ekonomi secara terpusat dan masyarakat hanya mengikuti.
2. Nilai Negatif Komunisme
Tingginya potensi terjadi monopoli yang dilakukan oleh pemerintah atau aparat
pemerintah yang dapat merugikan masyarakat.
Pada praktiknya, Komunisme cenderung tidak menghargai Hak Asasi manusia.
Tidak ada kebebasan individu untuk berkembang sehingga masyarakatnya cenderung
pasif dan tidak memilik motivasi untuk berkembang.
C. Paham Agama
Paham Agama adalah Ideologi ideologi yang bersumber pada falsafah agama yang tercantum/
termuat dalam kitab suci agama. Agama sebagai ideologi dalam tataran individu, etika berfungsi
sebagai suatu proses awal pembentukan identitas. Konstruksi identitas akan memberikan sebuah
kesadaran untuk mempercayai segala bentuk kebenaran yang disampaikan oleh agama.
Apabila seseorang penganut agama sudah mempunyai kesadaran akan identitasnya dalam suatu
agama, maka komitmennya pada agama tersebut tidak akan diragukan. Identitas kelompok
(agama) itulah yang menjadikan awal ideologisasi agama bagi para pemeluknya. Ideologi sendiri
berfungsi untuk memberikan pengaruh kehidupan suatu kelompok agar bisa sesuai dengan apa
yang sudah digariskan sejak awal oleh agama tersebut. Pada tingkat lebih lanjut, identitas agama
di sisi lain dapat memberikan harapan yang besar bagi masyarakat yang menganutnya untuk
maju, karena dengan agama dapat membentuk moral personal dan solidaritas yang baik bagi para
pemeluk agama.