Anda di halaman 1dari 50

Ideologi Komunisme – Pengertian, Sistem Pemerintahan Dan Contoh 

– Dalam hal Ideologi komunis yang akan kita bahas kali ini sangat
bertentangan sekali dengan Ideologi pancasila. Untuk hal ini Pancasila dan
Komunisme tidak mungkin disatukan, ibarat hitam dan putih, dan untuk
lebih jelasnya simaka uraian berikut ini.

Pengertian Ideologi Komunisme


Ideologi komunis atau komunisme adalah perlawanan besar pertama
dalam abad ke-20 terhadap sistem ekomomi yang kapitalalis dan liberal.
Komunisme adalah sebuah paham yang menekankan kepemilikan
bersama atas alat-alat priduksi (tanah, tenaga kerja, modal) yang bertujuan
untuk tercapainya masyarakat yang makmur, masyarakat komunis tanpa
kelas dan semua orang sama.

Baca Juga :  Sistem Pemerintahan Presidensial


Komunisme ditandai dengan prinsip sama rata sama rasa dlam bidang
ekomomi dan sekularisme yang radikal tatkala agama digantikan dengan
ideologi komunias yang berseifat doktriner. Jadi, menurut ideologi komunis,
kepentingan-kepentingan individu tunduk kepada kehendak partai, negara
dan bangsa (kolektivisme).

Komunisme adalah salah satu ideologi di dunia. Komunisme sebagai anti


kapitalisme menggunakan sistem sosialisme sebagai alat kekuasaan
sebagai. Prinsip semua adalah milik rakyat dan dikuasai oleh negara untuk
kemakmuran rakyat secara merata.

Secara umum komunisme berlandasan pada teori Dialektika materi oleh


karenanya tidak bersandarkan pada kepercayaan agama dengan demikian
pemberian doktrin pada rakyatnya, dengan prinsip bahwa “agama
dianggap candu” yang membuat orang berangan-angan yang membatasi
rakyatnya dari pemikiran ideologi lain karena dianggap tidak rasional serta
keluar dari hal yang nyata (kebenaran materi).

Komunisme merupakan ideologi yang menghendaki penghapusan pranata


kaum kapitalis serta berkeinginan membentuk masryarakat kolektif agar
tanah dan modal (faktor produksi) dimiliki secara sosial dan pertentangan
kelas serta sifat kekuatan menindas dari negara tidak berlangsung lagi.
Dalam setiap upaya-upaya untuk menanamkan ideologinya itu, Paham
komunis berusaha mengambil jalan pintas yakni dengan jalan revolusi
dengan metode kekerasan. Hal inilah yang menyebabkan antipati
masyarakat dunia terhadap paham ini. Kalau kita membuka lembaran
sejarah berikutnya, Afganistan yang pernah berada di bawah jajahan
Unisoviet mengalami tragedi kemanusiaan yang panjang akibat cara-cara
kekerasan yang dilakukan Penganut paham komunis tersebut.

Baca Juga :  15 Fungsi Pancasila Sebagai Sistem Filsafat


Ciri-ciri Ideologi Komunisme
1. Ajaran komunisme adalah sifatnya yang ateis, tidak mengimani Allah.
Orang komunis menganggap Tuhan tidak ada, kalau ia berpikir
Tuhan tidak ada. Akan tetapi, kalau ia berpikir Tuhan ada, jadilah
Tuhan ada. Maka, keberadaan Tuhan terserah kepada manusia.
2. Sifatnya yang kurang menghargai manusia sebagai individu. terbukti
dari ajarannya yang tidak memperbolehkan ia menguasai alat-alat
produksi.
3. Komunisme mengajarkan teori perjuangan (pertentangan) kelas,
misalnya proletariat melawan tuan tanah dan kapitalis.
4. Salah satu doktrin komunis adalah the permanent atau continuous
revolution (revolusi terus-menerus). Revolusi itu menjalar ke seluruh
dunia. Maka, komunisme sering disebut go international.
5. Komunisme memang memprogramkan tercapainya masyarakat yang
makmur, masyarakat komunis tanpa kelas, semua orang sama.
Namun, untuk menuju ke sana, ada fase diktator proletariat yang
bertugas membersihkan kelas-kelas lawan komunisme, khususnya
tuan-tuan tanah yang bertentangan dengan demokrasi
6. Dalam dunia politik, komunisme menganut sistem politik satu partai,
yaitu partai komunis. Maka, ada Partai Komunis Uni Soviet, Partai
Komunis Cina, PKI, dan Partai Komunis Vietnam, yang merupakan
satu-satunya partai di negara bersangkutan. Jadi, di negara komunis
tidak ada partai oposisi. Jadi, komunisme itu pada dasarnya tidak
menghormati HAM.

Ciri-ciri ideologi komunisme lainnya:


 Perubahan atas sistem kapitalisme harus dicapai dengan cara-cara
revolusi, dan pemerintah oleh diktator proletariat sangat diperlukann
pada masa transisi.
 Pada masa transisi, dengan bantuan negara di bawah diktator
proletariat, seluruh hak milik pribadi dihapuskan dan diambil alih
serta selanjutnya berada di bawah kontrol negara.
 Negara dan hukum akan lenyap karena tidak lagi diperlukan.
 Penganut-penganut komunis mempercayai bahawa sistem kapitalis
(pasaran bebas) adalah buruk. Mengikut mereka, golongan pekerja
dalam sistem kapitalis amat menderita.
 Komunis mempercayai bahawa golongan pekerja harus bersatu
dalam kesatuan-kesatuan sekerja dan lain-lain pertubuhan.
Kemudian, mereka harus mengadakan revolusi untuk menjatuhkan
kapitalis.
 Komunis percaya bahawa masyarakat baru komunis akan menjadi
masyarakat yang tidak berkelas. Tidak akan terdapat lagi golongan
penindas dan golongan yang ditindas. Semua orang memiliki
kekayaan yang sama (tidak akan wujud golongan kaya/elit).
 Komunis percaya bahawa dalam sebuah negara komunis, semua
harta adalah hak milik negara. Orang perseorangan tidak boleh
memiliki tanah atau perniagaan. Pemilikan harta persendirian adalah
merupakan ciri-ciri kapitalis yang perlu dielakkan. Semua harta mesti
dimiliki dan diuruskan oleh kerajaan. Harta-harta kapitalis akan
dirampas.
 Komunis anti agama dan tidak mempercayai kewujudan Tuhan.
Mereka menganggap bahawa agama adalah candu masyarakat.

Berikut adalah ciri-ciri dari sistem ekonomi yang dikembangkan oleh


komunis :

 Semua aspek perindustrian mulai atau kepemilikan modal kolektif


seperti uang, properti, dan aset fisik lainnya dimiliki oleh Negara.
Tidak ada kepemilikan pribadi mulai dari bahan baku produksi hingga
pendistribusiannya.
 Ekonomi yang ada di luar negeri semuanya akan dipimpin langsung
oleh pimpinan komisaris atas nama rakyat.
 Segala transportasi yang ada dalam suatu negara baik itu darat, laut
dan juga udara semuanya adalah milik negara.
 Tidak ada yang namanya kepemilikan pribadi karena semua akan di
bawah sistem perencanaan komando sehingga seorang individu tidak
dapat memiliki saham, real estat, atau segala bentuk aset fisik atau
non-fisik lainnya.
 Segala sistem perdagangan yang ada akan dikendalikan oleh
berbagai koperasi yang dimiliki oleh tokoh yang berpengaruh
dengan negara-negara penganut ideologi komunis.
 Tidak ada yang namanya bisnis pribadi karena semua pekerjaan atau
lapangan ekonomi dikendalikan oleh pemerintah.
 Seorang individu tidak memiliki hak untuk mengatur jenis pekerjaan
apa yang diinginkan karena semua lapangan pekerjaan telah diatur
semua oleh pemerintah.
Baca Juga : 100 Pengertian Hak Asasi Manusia Menurut Para Ahli

Kebaikan dari Ideologi Komunisme


Kebaikan dari ideologi komunisme menganggap semua orang itu sama,
sehingga dalam ajarannya komunisme memprogramkan tercapainya
masyarakat yang makmur dan masyarakat komunis tanpa kelas dan juga
mengajarkan teori perjuangan (pertentangan) kelas, misalnya proletariat
melawan tuan tanah dan kapitalis.

Karena ajarannya itu, banyak rakyat jelata yang miskin sangat tertarik
untuk menganut ideologi komunisme tersebut. Hal itu bukan disebabkan
karena propaganda ajarannya saja, tetapi juga karena tindakan-tindakan
nyata untuk mencukupi kebutuhan material mereka. Contohnya RRC.
Rakyat Cina berjumlah lebih dari 1,1 milyar. Kita tidak pernah dengar
kelaparan dan ketelanjangan di Cina.

Karena komunisme disana mampu memenuhi janji memakmurkan rakyat,


komunisme di Cina laku. Namun, supaya tetap laku, komunisme Cina
mengalami liberalisasi. Secara fisik dapat mencermati busana pemimpin
RRC sekarang, bukan jas tutup lagi seperti Mao Zedong dan Chou En Lai,
melainkan jas buka seperti Bill Clinton atau Antony Blair. Dalam bidang
ajaran, RRC juga mengadakan lilberalisasi, seperti merebaknya kebebasan
beragama dan beribadah. Jadi komunisme asli tidak ada lagi.

Keburukan dari Ideologi Komunisme


Keburukan dari ideologi komunisme bersifat atheis (tidak mengimani Tuhan
dan tidak mengangap Tuhan itu ada), kurang menghargai mamnusia
sebagai individu, tidak menghormati HAM, dan lain-lain.

Perbandingan Antara Komunisme, Pancasila


dan Liberalisme
Secara ringkas, Ir. Heru Santoso, M.Hum dalam bukunya Sari Pendidikan
Pancasila menggambarkan pembandingan ideologi-ideologi tersebut
sebagai berikut:

Baca Juga : Pengertian Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa

Mengapa Ideologi Komunisme Tidak Bisa


Dipraktekan di Indonesia?
Alasannya adalah komunisme tidak sesuai dengan kepribadian dan
pandangan hidup Bangsa Indonesia, dimana Bangsa Indonesia sangat
mengakui adanya Tuhan, masyarakat Indonesia sangat menghormati
HAM, dan lain-lain.
Tokoh-tokoh Penganut Komunisme
Adapun tokoh-tokoh yang menganut ajaran komunisme adalah Karl Mark,
Friedrich Engels, Joseph Stalin, Leonid Breznev, Mao Zedong, Chou En
Lai, Muso, Aidit, dan lain-lain.

Negara-negara yang Menerapkan Ideologi


Komunisme
Negara-negara yang menerapkan ideologi komunisme, diantaranya ialah:
Rusia, RRC, Vietnam, Korea Utara, Albania, dan Kuba.

 Pancasila Lawan Komunisme


Ciri-ciri ideologi Pancasila sangat bertentangan dengan ciri-ciri ideologi
komunisme. Jadi, pancasila dan komunisme tidak mungkin dipersekutukan.
Itu ibaratnya minyak dan air. Atau kucing dan anjing, yang tidak mungkin
ditaruh dalam satu sangkar, karena pasti bertarung.

Namun, andaikata pemerintah akan memperbolehkan adanya “komunisme


di Indonesia dengan mencabut Tap XXV/MPRS/1966, itu hanya sampai
taraf hidup berdampingan di atas landasan dasar filsafat dan ideologi
pancasila.
Paham komunis untuk pertama kali diperkenalkan oleh seorang Belanda
bernama Sneevliet dan mendirikanIndische Sociaal-Democratische
Vereeniging (ISDV) yang pada tahun 1920 diubah menjadi Partai
Komunisme Indonesia (PKI) yang diketuai oleh Semaun dan Darsono.

Baca Juga : “Ideologi Kapitalisme” Pengertian, Ciri & ( Kelebihan –


Kekurangan )

Untuk mendapatkan anggota dilakukan dengan cara infiltrasi (menyusup)


ke dalam partai lain. Pengalaman sejarah menunjukkan, PKI pernah
mengalami dan menerima Pancasila sebagai dasar filsafat dan ideologi
negara, kemudian berkhianat. Pemerintah, pada tahun 1960-1965 meminta
PKI agar memasukan Pancasila ke dalam anggaran dasarnya. Karena itu,
Ideologi Kapitalisme
Oleh Dosen Pendidikan 2Diposting pada 19/12/2019

Ideologi Kapitalisme – Pengertian, Sejarah, Contoh, Ciri & Tokoh –


DosenPendidikan.Com – Dalam hal ini salah satu ideologi yang ada
akibat perkembangan ideologi kapitalisme yaitu ideologi sosialisme, selain
pengertian dan ciri dari kapitaslisme yang akan dibahas kali tidak lupa kami
memberikan kelebihan dan kekurangan sistem ini.

Definisi Kapitalisme
Kapitalisme secara etimologis berasal dari Bahasa Latin, caput, yang
artinya kepala, kehidupan, dan kesejahteraan. Makna modal dalam capital
kemudian diinterpretasikan sebagai titik kesejahteraan. Dengan makna
kesejahteraan, definisi kapital mulai dikembangkan dengan arti akumulasi
keuntungan yang diperoleh setiap transaksi ekonomi. Sehingga,
interpretasi awal dari kapitalisme adalah proses pengusahaan
kesejahteraan untuk bisa memenuhi kebutuhan. Dalam definisi ini
kapitalisme memiliki definisi yang konstruktif-humanis karena setiap orang
pasti memiliki keinginan dasar untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dalam
hidup sehari-hari.
Kapitalisme dapat dipahami sebagai suatu ideologi yang mengagungkan
kapital milik perorangan atau milik sekelompok kecil masyarakat sebagai
alat penggerak kesejahteraan manusia. Kepemilikan kapital perorangan
atau kepemilikan capital oleh sekelompok kecil masyarakat adalah dewa di
atas segala dewa, artinya semua yang ada di dunia ini harus dijadikan
kapital perorangan atau kelompok kecil orang untuk memperoleh
keuntungan melalui sistem kerja upahan, di mana kaum perkerja (buruh)
sebagai produsen ditindas, diperas dan dihisap oleh kaum kapitalis (Arif
Purnomo, 2007: 28).

Pengertian Ideologi Kapitalisme


Kata kapitalisme berasal dari bahasa latin yang akar katanya “caput” yang
berarti kepala. Pada abad 12 dan 13 kata tersebut diartikan dengan dana,
sejumlah uang, persediaan barang atau uang bunga pinjaman. Dalam
abad 18 istilah itu diartikan dengan kapital produktif.
Kapitalisme merupakan sebuah paham ekonomi yang bertujuan untuk
mendapatkan sebesar-besarnya keuntungan dan modal (kapital).
Kapitalisme dapat pula diartikan sebagai susunan ekonomi yang berpusat
pada keuntungan perseorangan. Pada paham kapitalisme uang atau modal
memegang peran penting dalam pelaksanaan politik atau kebijakan
kapitalisme. Kapitalisme tidak memiliki suatu definisi universal yang bisa
diterima secara luas. Secara umum.

Dalam hal ini Karl Marx menyatakan istilah tersebut menjadi suatu konsep
sentral yang disebut dengan “cara produksi”. Adapun Max Weber
menganggap kapitalisasi sebagai suatu kegiatan ekonomi yang ditujukan
kepada suatu pasar dan dipacu untuk menghasilkan laba dengan adanya
pertukaran pasar.
Sejarah perkembangan kapitalisme dibagi menjadi 3 fase yaitu sebagai
berikut:

 Kapitalisme awal “1500-1750”


 Kapitalisme klasik “1750-1914”
 Kapitalisme lanjut “1914-sekarang”
Tokoh pemikir/pengembang kapitalisme diantaranya seperti John Locke,
Adam Smith, David Ricardo, Marthin Luther King, Robert Malthus, Lord
Keynes, David Hume dan Karl Marx. Contoh kapitalisme misalnya
swalayan, penjualan saham, dan pemberian kredit.

Pengertian Kapitalisme
Kapitalisme adalah sistem perekonomian yang menekankan peran kapital
(modal), yakni kekayaan dalam segala jenisnya, termasuk barang-barang
yang digunakan dalam produksi barang lainnya (Bagus, 1996).

Ajaran/Teori Kapitalisme
Max Weber mengungkapkan bahwa kemunculan kapitalisme erat sekali
dengan dengan semangat religius terutama kaum protestan. Pendapat ini
didukung Marthin Luther King yang mengatakan bahwa lewat perbuatan
dan karya yang lebih baik manusia dapat menyelamatkan diri dari kutukan
abadi. Tokoh lain adalah Benjamin Franklin dengan mottonya yang sangat
terkenal yaitu “Time Is Money”, bahwa manusia hidup untuk bekerja keras
dan memupuk kekayaan.

Sejarah Kapitalisme
Berbicara mengenai sejarah kemunculannya, kapitalisme tidak bisa
dilepaskan dari rentetan peristiwa yang melatar belakanginya, baik itu yang
berlatar belakan Sains dan teknologi, Politik, Ekonomi dan lain sebagainya.
Dalam kitab Nidhom Islam, dijelaskan bahwa mabda ini bermula pada saat
kaisar dan raja-raja Eropa dan Rusia menjadikan agama sebagai alat untuk
memeras, menganiaya, dan menghisab darah rakyat. Para pemuka agama
waktu itu dijadikan perisai untuk mencapai keinginan mereka. Maka
timbulan pergolakan sengit, yang kemudian membawa kebangiktan bagi
para filosof dan cendekiawan.

Baca Juga : Definisi Insentif Beserta Bentuk, Tujuan Dan Jenisnya


Lengkap
Latar Belakang Sains dan Teknologi
Sepanjang masa dominasi gereja terhadap masyarakat Eropa, nyaris sains
dan teknologi tidak berkembang atau bahkan bisa disebut mati. Walaupun
dimasa itu banyak para cendekiawan dan para filosof yang melakukan
riset. Akan tetapi banyak dari mereka yang diseret kemeja pengadilan
gereja. Tidak hanya itu saja, teori ilmiyah dan penemuan-penemuan
penting banyak yang dianulir oleh pihak gereja karena bertentangan
dengan paham gereja pada waktu itu. Diantaranya adalah :

Teori Copernicus
Nicolaus Copernicus atau Nikolaus Kopernikus (bahasa Polandia Mikolaj
Kopernik; 19 Februari 1473 – 24 Mei 1543) adalah seorang astronom,
matematikawan, dan ekonom berkebangsaan Polandia, yang
mengembangkan teori heliosentrisme (berpusat di matahari) Tata Surya
dalam bentuk yang terperinci, sehingga teori tersebut bermanfaat bagi
sains. Ia juga seorang kanon gereja, gubernur dan administrator, jurist,
astrolog, dan dokter. Teorinya tentang matahari sebagai pusat tata surya,
yang menjungkirbalikkan teori geosentris tradisional (yang menempatkan
Bumi di pusat alam semesta) dianggap sebagai salah satu penemuan yang
terpenting sepanjang masa, dan merupakan titik mula fundamental bagi
astronomi modern dan sains modern (teori ini menobatkan revolusi ilmiah).
Teorinya memengaruhi banyak aspek kehidupan manusia lainnya.

Pendapat Copernicus langsung mendapatkan reaksi dari gereja, karena


gereja memahami bahwa pusat tata surya adalah bumi (geosentris).
Sampai akhirnya Copernicus dibawa kemeja Pengadilan gereja dan
dijatuhkan hukuman Pengkutukan. Akan tetapi karena Copernicus mau
menarik ucapan dan pendapatnya itu, sehingga gereja menerima
pengampunan dosanya. Dan akhirnya dibiarkan tetap hidup. Walaupun
demikian teori Heliosentris sudah menjadi bahan pembicaraan masyarakat
Eropa.
Galileo Galilea
Ilmuwan Galileo setelah melakukan riset, akhirnya berhasil menemukan
teropong bintang. Dengan menggunakan teropong tersebut, Galileo
berhasil mengamati pergerakan benda-benda luar langit dan sekaligus
memperkuat teori Copernicus. Selain itu Galileo juga berpendapat bahwa
bumi itu bulat, bukan datar seperti yang dipahami gereja pada waktu itu.

Pendapat Galileo langsung ditentang pihak gereja. Dan diarahkan tampil di


hadapan Pejabat Suci di Roma di mana mahkamah menjatuhkan hukuman
pengutukan dan memaksa Galileo bersumpah akan meninggalkan paham
yang menyeleweng. Dan sebagai hukumannya Galileo dikurung di Siena
dan akhirnya, pada Disember 1633, Galileo dipindahkan di Arcetri hingga
meninggal dunia pada tahun 1642.

Latar Belakang Politik


Secara politik, masyarakat Eropa mengalami berbagai macam kesulitan
yang harus dihadapi, baik itu kesulitan dari internal masyarakat Eropa
maupun kesulitan dari eksternal.

Politik Eksternal Eropa


Eropa melakukan peperangan dengan kaum muslimin selama beberapa
abad lamanya. Diberbagai tempat pertempuran selalu dimenagngkan oleh
kaum muslimin. Termasuk hal yang sangat menyakitkan adalah ketika
pada tahun 1453 kekaisaran Romawi Timur ditaklukan oleh pasukan kaum
muslimin yang dipimpin oleh Kholifah Muhammad II, yang kemudian
dikenal dengan Muhammad al Fatih. Ibukota Romawi Timur,
Konstantinovel diduduki. Sehingga perdagangan menuju Eropa terhenti di
Konstantinopel yang menjadi pintu masuk menuju Eropa.

Usaha usaha untuk mempertahankan diri dari serangan serangan kaum


musliminin tentunya membutuhkan dana yang tidak sedikit. Sehingga
menuntut pihak Penguasa dan Gereja untuk segera mendapatkan dana
dan tentara untuk keperluan perang. Dan dana itu diambilkan dari rakyat
dengan berbagai kebijakan.

Politik Internal Eropa


Untuk menanggung biaya perang dalam perang salib melawan kaum
muslimin, raja-raja Eropa melakukan kebijaksanaan yang dinilai sangat
tidak manusiawi (absolut), diantaranya adalah

1. Pajak yang sangat tinggi terhadap rakyat.


2. Wajib militer untuk melawan pasukan kaum muslimin
3. Surat Indolgensia (penebusan dosa). Surat ini dijual kepada orang-
orang yang tidak mampu berangkat perang
4. Semuanya itu dilakukan oleh raja dibalik tameng Gereja sebagai
otoritas religius rakyat Eropa. Sehingga menimbulkan sentimen anti
gereja dikalangan para filosof dan cendekiawan.

Latar Belakang Ekonomi


Akibat ditakhlukannya Konstantinopel oleh Muhammad Al Fatih pada tahun
1453, akhirnya perdagangan rempah-rempah di Eropa yang berasal dari
Asia Tengah, Selatan dan Tenggara dan sebagaian Afrika tidak sampai
Eropa. Hal itu menyebabkan kelangkaan rempah-rempah yang sangat
dibutuhkan oleh masyarakat Eropa pada waktu itu. Oleh karena itu muncul
usaha dari berbagai negara untuk melakukan ekspedisi pencarian pulau
penghasil rempah-rempah tersebut.

Diawali dengan ekspedisi yang dilakukan oleh Christopher Columbus (30


Oktober 1451 – 20 Mei 1506). Colombus adalah seorang penjelajah dan
pedagang yang menyeberangi Samudra Atlantik dan sampai ke benua
Amerika pada tanggal 12 Oktober 1492 di bawah bendera Castilian
Spanyol. Ia percaya bahwa bumi berbentuk bola kecil, dan beranggap
sebuah kapal dapat sampai ke Timur Jauh melalui jalur barat.
Keberhasilan Colombus menemukan dunia baru (Amerika) yang kemudian
berhasil kembali ke Eropa dengan selamat menjadikan masarakat Eropa
mulai tersadar, bahwa selama ini mereka dibohongi oleh gereja dengan
segala bentuk teori dan pahamnya tersebut. Sehingga mengakibatkan
sentimen dan anti gereja meluas dikalangan masarakat Eropa.

Revolusi Prancis (1789 – 1799)


Revolusi Prancis adalah momentum yang paling fenomenal dalam ideologi
Kapitalis. Dimana terjadi pergolakan yang sangat sengit antara Gereja dan
Raja melawan para cendekiawan dan filosof. Mereka mempersoalkan
eksistensi gereja sebagai lembaga formal keagamaan dalam urusan publik
masyarakat. Pembatasan-pembatasan ruang kerja gereja didalam urusan
publik mulai ditentang oleh para cendekiawan. Sehingga dihasilkan
kesepakatan bahwa gereja hanyalah urusan privat dan urusan publik
diserahkan kepada penguasa dengan melakukan pembagian wilayah kerja.

 Legislatif yang bertugas melakukan kodifikasi hukum dan undang-


undang.
 Eksekutif yang menjalankan hukum dan undang-undang.
 Yudikatif yang melakukan tindakan penegakan hukum bagi yang
melakukan pelanggaran terhadap undang-undang.

Berawal dari situlah paham demokrasi kemudian muncul dan berkembang


pesat ditengah-tengah mabda Kapitalis.
Pembatasan gereja hanya dalam wilayah privat dan bukan mengurusi
publik mengakibatkan berbagai hal, diantaranya adalah

Baca Juga : Pengertian Inflasi Dan Deflasi “ Dalam Ekonomi ”

Munculnya kebebasan beragama


Agama merupakan urusan individu manusia dengan tuhannya. Orang lain
tidak memiliki kewenangan untuk menentukan dan mengarahkan kedalam
agama manapun. Sehingga merupakan hal yang sah-sah saja ketika orang
dengan mudah keluar masuk agama karena kepentingan kepentigan
sesaat. Kasus Martin Luther di Jerman merupakan bukti kongkrit
bagaimana lembaga keagamaan menjadi hal yang provan dan tidak berarti
sama sekali. Dikarenakan kepentingan duniawi (perkawinan pendeta
katholik), menyebabkan berdirinya Agama baru yaitu Kristen Protestan.
Kebebasan inilah yang akhirnya memunculkan faham Pluralisme.

Munculnya kebebasan Berpendapat


Pendapat merupakan hak individu untuk mengemukakan gagasannya
kepada siapapun. Agar manusia memiliki hak yang sama dalam
mengemukakan pendapat inilah kemudian dibentuklah lembaga perwakilan
dalam parlemen untuk menyalurkan aspirasi mereka. Tentunya dengan
mekanisme politik. Oleh karena itulah demokrasi menjadi salah satu faham
yang pokok dalam mabda Kapitalisme.

Munculnya kebebasan berprilaku


Prilaku adalah hal yang asasi dalam mabda kapitalis. Seseorang tidak
diperkenankan menganggu eksistensi prilaku seseorang yang lain.
Pelanggaran terhadap kebebasan prilaku ini berarti melanggar HAM
seseorang.

Kebebasan dalam kepemilikan


Kepemilikan menurut idiologi kapitalisme adalah tidak terbatas. Karena
berhenti bagi mereka adalah kematian. Cukup adalah kegagalan. Sehingga
sistem ekonomi kapitalis sangat mengerikan dalam implementasinya.
Apalagi dengan ditemukannya Mesin Uap oleh James Watt di Inggris yang
mendorong terjadinya Revolusi Industri. Akibatnya terjadilah perubahan
yang sangat radikal, dari sistem feodalistik dengan faham Merkhanteisme
menjadi Industri dengan sistem penjajahan ekonominya.

Tokoh pemikir/pengembang Kapitalisme


John Locke, Adam Smith, David Ricardo, Robert Malthus, Lord Keynes,
David Hume, Marthin Luther King, dan Karl Marx.
Baca Juga : Pengertian Pasar Menurut Para Ahli Beserta Jenis-
Jenisnya

Ciri-Ciri Kapitalisme :
1. Pengakuan yang luas atas hak-hak pribadi
2. Pemilikan alat-alat produksi di tangan individu
3. Inidividu bebas memilih pekerjaan/ usaha yang dipandang baik bagi
dirinya.
4. Perekonomian diatur oleh mekanisme pasar
5. Pasar berfungsi memberikan “signal” kepda produsen dan konsumen
dalam bentuk harga-harga.
6. Campur tangan pemerintah diusahakan sekecil mungkin. “The
Invisible Hand” yang mengatur perekonomian menjadi efisien.
7. Motif yang menggerakkan perekonomian mencari laba
8. Manusia dipandang sebagai mahluk homo-economicus, yang selalu
mengejar kepentingann (keuntungan) sendiri.
9. Paham individualisme didasarkan materialisme, warisan zaman
Yunani Kuno (disebut hedonisme).

Ciri-ciri sistem ekonomi Kapitalisme :


1. Pengakuan yang luas atas hak-hak pribadi
2. Perekonomian diatur oleh mekanisme pasar
3. Manusia dipandang sebagai mahluk homo-economicus, yang selalu
mengejar kepentingann (keuntungan) sendiri
4. Paham individualisme didasarkan materialisme, warisan zaman
Yunani Kuno (disebut hedonisme)

Kebaikan – Kelemahan
Kebaikan-kebaikan Kapitalisme :
 Lebih efisien dalam memanfaatkan sumber-sumber daya dan
distribusi barang-barang.
 Kreativitas masyarakat menjadi tinggi karena adanya kebebasan
melakukan segala hal yang terbaik dirinya.
 Pengawasan politik dan sosial minimal, karena tenaga waktu dan
biaya yang diperlukan lebih kecil.

Kelemahan-kelemahan Kapitalisme :
1. Tidak ada persaingan sempurna. Yang ada persaingan tidak
sempurna dan persaingan monopolistik.
2. Sistem harga gagal mengalokasikan sumber-sumber secara efisien,
karena adanya faktor-faktor eksternalitas (tidak memperhitungkan
yang menekan upah buruh dan lain-lain).

Baca Juga : Pengertian Manajemen Laba Menurut Para Ahli

Negara yang menganut paham kapitalisme adalah Inggris, Belada,


Spanyol, Australia, Portugis, dan Perancis.

Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia


Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia memiliki perbedaan dengan
sistem kapitalisme-liberal maupun sosialisme-komunis. Pancasila
mengakui dan melindungi baik hak-hak individu maupun hak masyarakat
baik di bidang ekonomi maupun politik. Dengan demikian ideologi kita
mengakui secara selaras baik kolektivisme maupun individualisme.
Demokrasi yang dikembangkan, bukan demokrasi politik semata seperti
dalam ideologi liberal-kapitalis, tetapi juga demokrasi ekonomi. Dalam
sistem kapitalisme liberal dasar perekonomian bukan usaha bersama dan
kekeluargaan, namun kebebasan individual untuk berusaha. Sedangkan
dalam sistem sosiali-komunis, negara yang mendominasi perekonomian,
bukan warga negara baik sebagai individu maupun bersama-sama dengan
warga negara lainnya.
Dari latar belakang ideologi yang melatarbelakanginya ketiga sistem
ekonomi ini sangatlah berbeda satu sama lain. Perbedaan yang terlihat ini
karena dengan idelogi yang berbeda maka setiap negara pasti memiliki
cara yang berbeda dalam mensejahterakan dan juga mengatur rakyat
negaranya. Dari ketiga sistem ekonomi yang secara umum dikenal di dunia
ini ada perbedaan yang sangat mendasar di dalamnya. Sistem ekonomi
liberal dan kapitalis memang memiliki sedikit perbedaan jika dibandingkan
dengan sistem ekononomi kerakyatan.

Perbedaan yang mendasar adalah sistem ekonomi kapitalis lebih


menitikberatkan keputusan dan juga perekonomian negaranya kepada
pemilik modal yang memiliki kekuatan yang sangat besar di dalam negara-
negara yang memiliki dan juga memakai sistem ekonomi kapitalis di dalam
negaranya. Negara yang menggunakan sistem ekonomi liberal berbeda
dengan kapitalis dimana perekonomiannya lebih diserahkan kepada
mekanisme pasar. Mekanisme pasar disini artinya perekonomian dan juga
kebijakan lebih dititikberatkan pada kebutuhan dan penawaran dari pasar.

Pemilik modal dan mekanisme pasar juga memiliki perbedaan karena


pemilik modal adalah satu atau sekelompok orang yang memiliki modal
dan mampu mempengaruhi pemerintah dengan uang yang dimiliki dan
akan mampu menggoncangkan perekonomian jika mereka ingin
melakukannya, hal ini berbeda dengan mekanisme pasar dimana setiap
orang bisa mempengaruhi pemerintah tanpa terkecuali tergantung keadaan
dan kondisi pasar. Kedua sistem ekonomi ini sangatlah berbeda dengan
sistem ekonomi kerakyatan yang digunakan dan dikembangkan oleh
negara kita Indonesia yang berlandasakan Pancasila.

Perbedan yang mendasar dari sistem ekonomi kapitalis dan liberal jika
dibandingkan dengan sistem ekonomi kerakyatan adalah kapitalis dan
liberal yang lebih menitikberatkan pada kondisi arus uang kepada
mekanisme pasar dan juga pemilik modal yang bisa mempengaruhi
kebijakan moneter yang diharapkan oleh negara yang bersangkutan
sangat bertentangan dan berbeda dengan sistem ekonomi kerakyatan
yang menekankan kebijakan terpusat guna tetap dapat mensejahterakan
dan juga mengayomi ekonomi masyarakatnya.
Tidak hanya itu dalam sistem ekonomi kerakyatan pemerintah lebih
berperan dalam mengatur perekonomian namun tetap memperhatikan
mekanisme pasar dan pemiliki modal walaupun porsinya sedikit dengan
tetap bertujuan mensejahterakan rakyat secara merata.

Perbedaaan selanjutnya adalah kemakmuran yang diharapkan disini


bukanlah kemakmuran pribadi atau individu melainkan kemakmuran
masyarakat secara kolektif. Selain itu cabang-cabang produksi yang
penting bagi negara dan yang menguasai hidup orang banyak harus
dikuasai oleh negara berbeda dengan kapitalis dan liberal yang dikuasai
individu dan pemiliki modal. Kalau tidak, tampuk produksi jatuh ke tangan
orang-orang yang berkuasa dan rakyat yang banyak ditindasinya.

Hanya perusahaan yang tidak menguasai hajat hidup orang banyak boleh
ada di tangan orang-seorang demi tetap menghargai kepemilikian modal
serta kemampuan masyarakat dalam berbisnis. Potensi negara seperti
bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalam bumi adalah
pokok-pokok kemakmuran rakyat yang harus dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat sehingga
kemakmuran masyarakat secara kolektif dapat diwujudkan.

Dibalik perbedaan yang mencolok diantara ketiga sistem ekonomi yang


diterapkan di dunia tersebut maka kita dapat mengetahui bahwa ada satu
kesamaan yang dapat menyatukan ketiganya yaitu tujuan dan juga hasil
akhir yang diharapkan dari sistem ekonomi tersebut. Ketiga sistem
ekonomi ini disusun dan diaplikasikan di dalam suatu negara tujuannya
tidak lain adalah untuk mengatur perekonomian suatu negara secara efektif
sehingga dapat terwujud suatu perekonomian yang baik dan membawa
kesejahteraan dan juga perekonomian bagi warga negaranya.

Dan tidak dapat kita bantah lagi bahwa semua sistem ekonomi ini memiliki
harapan akan hasil akhir yang sama yaitu mewujudkan kesejahteraan
masyarakat walaupun berbeda sasaran dimana ada yang menyasar
individu, kolektif, maupun hanya untuk pemilik modal.

Dalam kehidupan sosial berbangsa dan bernegara saat ini kita dapat
melihat bahwa ketiga sistem ekonomi memiliki hubungan yang sangat erat
dimana satu sama lain akan terus saling mempengaruhi dan mendorong
kemajuan sistem yang lain. Tidak ada negara yang murni menggunakan
salah satnya, karena saat ini timbul suatu pergeseran ke arah global
dimana semua sistem yang ada akan menuju ke sistem global yang akan
mengakomodasi semua sistem yang ada.

Namun sebelum sistem global tersebut ada banyak sistem yang berusaha
menjatuhkan dan menghilangkan sistem lain yang ada seperti sistem
liberal yang terus menyebar dan mengancam eksistensis sistem lain yang
ada. Dan dengan adanya pengaruh tersebut sistem lain akan berusaha
menyerap yang baiknya sehingga akan didapat sistem asli yang mampu
menghantarkan ke tujuan tanpa menghilangkan jati diri dan juga sistem
awal yang sudah ada di suatu negara seperti di Indonesia.

Contoh Penerapan Kapitalisme


BBM Naik = Bukti Wajah Buruk Penerapan Kapitalisme
Jakarta – Negeri ini sedang mengalami keguncangan. Kebijakan baru yang
akan dikeluarkan April 2012 nanti menuai respon yang sama dari rakyat,
yakni penolakan.

Saat ini berbagai bentuk penolakan kenaikan BBM dilakukan oleh


masyarakat sebagai bentuk ketidaksetujuan naiknya BBM. Penolakan itu
diekspresikan dalam berbagai bentuk, baik demonstrasi, aksi, tulisan,
audiensi ke DPR, DPRD dan berbagai instansi/lembaga, seminar, diskusi,
tabligh akbar, melalui survei, berbagai obrolan termasuk di warung dan
bentuk-bentuk ekspresi lainnya.
Hasil survei yang dilakukan oleh Lingkaran Survey Indonesia (LSI,
11/3/2012) menunjukkan bahwa 89,20 persen masyarakat desa menolak
kenaikan BBM. Adapun masyarakat kota yang menolak kenaikan BBM
sebesar 77,91 persen. Rata-rata rakyat yang menolak kenaikan BBM
adalah 86%. Hal ini berarti sebagian masyarakat Indonesia menolak BBM.
Namun mengapa pemerintah tetap menutup telinga, mata dan hati untuk
lebih memilih tetap menjalankan kebijakan tersebut?

Dampak dari kenaikan BBM tentunya akan sangat dirasakan oleh rakyat,
terutama rakyat miskin. Dengan BBM naik, biaya produksi akan
bertambah, sebagian para pengusaha akan gulung tikar karena tidak
mampu untuk menekan biaya produksi yang melonjak.
Disamping itu secara alami kebutuhan pokok akan naik sehingga daya beli
masyarakat akan menjadi turun. Nasib rakyat miskin semakin tercekik
karena tidak dapat memenuhi kebutuhannya bahkan angka kemiskinan
akan bertambah.

Pengertian Liberalisme ialah faham yang menghendaki adanya


suatu kebebasan kemerdekaan individu dalam segala bidang, baik
itu dalam bidang politik, ekonomi ataupun juga agama. Liberalisme
ialah suatu ideologi dan juga suatu pandangan falsafat dan juga
tradisi politik yang mendasar kepada kebebasan dan juga suatu
kesamaan hak.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Lembaga


Pendidikan : Pengertian, Macam Dan 6 Fungsi Lengkap

Pada dasarnya liberalisme tersebut mencita-citakan suatu


masyarakat untuk dapat bebas dengan kebebasan berfikir
(berpendapat) pada setiap individu dengan cara menolak adanya
suatu pembatasan bagi pemerintah dan juga agama, hal
ini ialah paham dari pengertian “liberalisme”.
Paham liberalisme tersebut berasal dari kata spanyol
yakni “liberales”, liberales tersebut adalah nama suatu partai
politik yang pada abad ke-20 mulai  berkembang , yang mana pada
waktu tersebut mempunyai suatu tujuan yakni demi
memperjuangkan suatu pemerintah yang berdasarkan kepada
konstitusi.

Menurut Paham tersebutlah titik pusat didalam hidup ini


ialah individu. Disebabkan karena ada individu, maka masyarakat
tersebut dapat tersusun, dan juga disebabkan karena ada individu
juga suatu negara dapat terbentuk. Oleh Sebab itulah masyarakat
ataupun negara tersebut harus selalu menghormati dan juga harus
melindungi kebebasan kemerdekaan individu. Setiap Individu
tersebut harus mempunyai kebebasan dan juga kemerdekaan
didalam bidang politik, ekonomi dan juga agama.

Sejarah Liberalisme
Liberalisme sebagai suatu ideologi pragmatis muncul pada abad
pertengahan di kalangan masyarakat Eropa. Masyarakat Eropa
pada saat itu secara garis besar terbagi atas dua, yakni kaum
aristokrat dan para petani. Kaum aristokrat diperkenankan untuk
memiliki tanah, golongan feodal ini pula yang menguasai proses
politik dan ekonomi, sedangkan para petani berkedudukan sebagai
penggarap tanah yang dimiliki oleh patronnya,

yang harus membayar pajak dan menyumbangkan tenaga bagi sang


patron. Bahkan di beberapa tempat di Eropa, para petani tidak
diperkenankan pindah ke tempat lain yang dikehendaki tanpa
persetujuan sang patron (bangsawan).
Baca Juga Artikel Yang Mungkin
Berhubungan : Pengertian Dan Fungsi Demokrasi
Menurut Para Ahli

Akibatnya, mereka tidak lebih sebagai milik pribadi sang patron.


Sebaliknya, kesejahteraan para penggarap itu seharusnya
ditanggung oleh sang patron.

Industri dikelola dalam bentuk gilde-gilde yang mengatur secara


ketat, bagaimana suatu barang diproduksi, berapa jumlah dan
distribusinya. Kegiatan itu dimonopoli oleh kaum aristokrat.
Maksudnya, pemilikan tanah oleh kaum bangsawan, hak-hak
istimewa gereja, peranan politik raja dan kaum bangsawan, dan
kekuasaan gilde-gilde dalam ekonomi merupakan bentuk-bentuk
dominasi yang melembaga atas individu.

Dalam konteks perkembangan masyarakat itu muncul industri dan


perdagangan dalam skala besar, setelah ditemukan beberapa
teknologi baru. Untuk mengelola industri dan perdagangan dalam
skala besar-besaran ini jelas diperlukan buruh yang bebas dan
dalam jumlah yang banyak, ruang gerak yang leluasa, mobilitas
yang tinggi dan kebebasan berkreasi.

Kebutuhan-kebutuhan baru itu terbentur pada aturan-aturan yang


diberlakukan secara melembaga oleh golongan feodal. Yang
membantu golongan ekonomi baru terlepas dari kesukaran itu ialah
munculnya paham liberal. Ada tiga hal yang mendasar dari Ideologi
Liberalisme yakni Kehidupan, Kebebasan dan Hak Milik (Life,
Liberty and Property).
Ideologi Liberalisme
Liberalisme atau Liberal adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat,
dan tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman
bahwa kebebasan dan persamaan hak adalah nilai politik yang
utama. Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu
masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para
individu.

Keunggulan/Kelebihan Ideologi Liberalisme :


1. Menumbuhkan inisiatif dan kreasi masyarkat dalam mengatur
kegiatan ekonomi. Masyarakat tidak perlu menunggu
komando dari pemerintah.
2. Setiap individu bebas untuk memiliki sumber-sumber daya
produksi. Hal ini mendorong partisipasi masyarakat dalam
perekonomian.
3. Timbul persaingan untuk maju karena kegiatan ekonomi
sepenuhnya diserahkan kepada masyarakat.

4. Menghasilkan barang-barang bermutu tinggi, karena barang


yang kurang bermutu tidak akan laku di pasar.
5. Efisiensi dan efektivitas tinggi karena setiap tindakan ekonomi
didasarkan atas motif mencari keuntungan
6. Kontrol sosial dalam sistem pers liberal berlaku secara bebas.
Berita-berita ataupun ulasan yang dibuat dalam media massa
dapat mengandung kritik-kritik tajam, baik ditujukan kepada
perseorangan lembaga atau pemerintah.
7. Masyarakat dapat memilih partai politik tanpa ada gangguan
dari siapapun.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : 6


Lembaga Agama : Pengertian, Contoh, Macam,
Tujuan (LENGKAP)
Kelemahan Ideologi Liberalisme :
1. Sulit melakukan pemerataan pendapatan. Karena persaingan
bersifat bebas, pendapatan jatuh kepada pemilik modal atau
majikan. Sedangkan golongan pekerja hanya menerima
sebagian kecil dari pendapatan.
2. Pemilik sumber daya produksi mengeksploitasi golongan
pekerja, sehingga yang kaya makin kaya, yang miskin makin
miskin.
3. Sering muncul monopoli yang merugikan masyarakat.

4. Sering terjadi gejolak dalam perekonomian karena kesalahan


alokasi budaya oleh individu yang sering terjadi
5. Karena penyelenggaran pers dilakukan oleh pihak swasta,
pemerintah sulit untuk mengadakan dan memberikan kontrol.
Sehingga pers sebagai media komunikasi dan media masa
sangat efektif menciptakan image dimasyarakat sesuai misi
kepentingan mereka

Negara yang menganut ideologi liberalisme


Di Benua Amerika adalah Amerika Serikat, Argentina, Bolivia,
Brazil, Cili, Cuba, Kolombia, Ekuador, Honduras, Kanada, Meksiko,
Nikaragua, Panama, Paraguay, Peru, Uruguay dan Venezuela.
Sekarang ini, kurang lebih liberalisme juga danut oleh negara
Aruba, Bahamas, Republik Dominika, Greenland, Grenada, Kosta
Rika, Puerto Rico dan Suriname.

Karakteristik Liberalisme
Walaupun liberalisme bukan terdiri dari satu trend pemikiran,
namun kita dapat mengenali aliran ini dengan karakteristik khusus.
Karakter paling kuat yang ada dalam aliran ini adalah:
 Kebebasan Individu
Setiap orang bebas berbuat apa saja tanpa campur tangan siapa
pun, termasuk negara. Fungsi negara adalah melindungi dan
menjamin kebebasan tersebut dari siapapun yang mencoba untuk
merusaknya. Oleh karena itu, liberalisme sangat mementingkan
kebebasan dengan semua jenisnya. Kekebasan berkreasi,
berpendapat, menyampaikan gagasan, berbuat dan bertindak,
bahkan kebebasan berkeyakinan adalah tema yang mereka ingin
wujudkan dalam kehidupan ini.

Kebebasan dalam pandangan mereka tidak berbatas, selama tidak


merugikan dan bertabrakan dengan kebebasan orang lain. Kaidah
kebebasan mereka berbunyi, “Kebebasan Anda berakhir pada
permulaan kebebasaan orang lain.”

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Lembaga


Keuangan : Pengertian, Manfaat, Fungsi, Dan Jenis
Beserta Contohnya Lengkap

 Rasionalisme
Penganut liberalisme meyakini bahwa akal manusia mampu
mencapai segala kemaslahatan hidup yang dikehendaki. Standar
kebenaran adalah akal atau rasio. Karakter ini sangat kentara dalam
pemikiran liberal. Rasionalisme diantaranya nampak pada:

Pertama
keyakinan bahwa hak setiap orang bersandar kepada hukum alam.
Sementara hukum alam tidak dapat diketahui kecuali dengan akal
melalui media indera/materi atau eksperimen. Dari sini kita
mengenal aliran filsafat materialisme (aliran filsafat yang mengukur
setiap kebenaran melalui materi) dan empirisme (aliran filsafat
yang menguji setiap kebenaran melalui eksperimen).

Kedua
negara harus bersikap netral terhadap semua agama. Karena tidak
ada kebenaran yang bersifat yakin atau absolut, yang ada adalah
kebenaran yang bersifat relatif. Ini yang dikenal dengan “relatifisme
kebenaran”.

Ketiga
perundang-undangan yang mengatur kebebasan ini semata-mata
hasil dari pemikiran manusia, bukan syariat agama.

Kebebasan- Kebebasan Dalam Paham


Liberalisme
Ini Adalah Kebebasan – Kebebasan Dalam Paham Liberalisme.

 Didalam Bidang Politik


Dengan terbentuknya suatu negara tersebut ialah kehendak
dari tiap individu-individu . oleh karena itu yang berhak untuk
mengatur atau menentukan semuanya ialah individu itu
sendiri. Dalam arti lain kekuasaan tertinggi (kedaulatan) ialah
dalam suatu negara tersebut berada pada tangan rakyat
(demokrasi).

Agar supaya kebebasan ataupun kemerdekaan individu


tersebut tetap dapat di hormati dan juga dijamin, maka harus
disusun dan juga dibentuk Undang-Undang, Hukum,
Parlemen dan lain sebagainya.

Demokrasi yang dikehendaki dalam golongan liberal


tersebut kemudian dikenal ialah sebagai Demokrasi Liberal. Dalam
demokrasi liberal tersebut golongan yang kuat akan selalu dapat
memperoleh kemenangan, sedangkan pada golongan yang lemah
akan selalu mendapat kalah. Meskipun hal demikian tersebut
demokrasi itu dapat terbentuk hingga sekarang dan juga dapat
berjalan dengan baik di dalam negara-negara Eropa Barat dan juga
pada Amerika Serikat(AS).

 Didalam Bidang Ekonomi
Liberalisme tersebut menghendaki suatu adanya sistim
ekonomi besar. Pada Tiap individu, harus mempunyai
suatu kebebasan kemerdekaan didalam berusaha,dengan
memilih mata pencarian yang diminati, dan lain sebagainya.
Pemerintah tersebut jangan mencampuri masalah
perekonomian, dikarenakan masalah tersebut ialah masalah
dalam tiap individu. Semboyan Kaum Liberal tersebut
yang terkenal berbunyi ialah :

 “Laisser faire, laisser passer, ie monde va de lui meme” yang


berarti Produksi bebas, perdagangan bebas, dunia ini akan dapat
berjalan sendiri.

Dalam ekonomi liberal tersebut akan terjadi suatu persaingan hebat


diantara individu yang satu dengan individu yang lainnya .
Pengusaha yang dengan modal besar akan dapat mudah menelan
pengusaha-pengusaha yang lebih kecil. Akibatnya ialah timbulnya
perusahaan-perusahaan besar yang dapat menguasai perekonomian
negara dan juga bahkan politik negara.

 Didalam Bidang Agama


Liberalisme tersebut menganggap suatu masalah agama ialah
sebagai masalah tiap individu(pribadi). Tiap-tiap individu
tersebut harus mempunyai suatu kebebasan kemerdekaan
beragama. Oleh karena itulah Liberalisme menolak untuk ikut
campur tangan negara (Pemerintah) didalam bidang agama
tersebut.

Kebebasan kemerdekaan beragama tersebut menurut pendapat


liberalisme dapat diartikan ialah sebagai berikut :

1.
1. Bebas merdeka memilih agama yang disukai
2. Bebas merdeka menjalankan ibadah menurut agama
yang dianutnya.
3. Bebas merdeka untuk tidak memilih menganut masalah
satu agama.

Pengertian Khilafah
Arti Khilafah secara bahasa dapat diartikan sebagai penguasa atau pemimpin, dapat
juga diartikan sebagai pengganti. Arti Khilafah didefinisikan sebagai kepemimpinan
umum bagi seluruh kaum muslim untuk menerapkan hukum-hukum Islam dan
mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia. Orang yang memimpinnya disebut
khalifah.

Secara umum, sebuah sistem pemerintahan bisa disebut sebagai Khilafah apabila
menerapkan Islam sebagai Ideologi, syariat sebagai dasar hukum, serta mengikuti cara
kepemimpinan Nabi Muhammad dan Khulafaur Rasyidin dalam menjalankan
pemerintahan. Meskipun dengan penamaan atau struktur yang berbeda, namun tetap
berpegang pada prinsip yang sama, yaitu sebagai otoritas kepemimpinan umat Islam di
seluruh dunia.

3 dari 7 halaman

Perbedaan Khilafah dengan Sistem Kerajaan


Dalam sistem kerajaan, yang memiliki kedaulatan (kewenangan membuat undang-
undang) adalah raja. Raja kemudian membuat undang-undang dan hukum yang akan
diterapkan atas rakyatnya. Dari aspek yang paling mendasar yaitu kedaulatan dan
kekuasaan maka khilafah sangat berbeda dengan sistem kerajaan.

Khilafah diangkat oleh umat melalui proses baiat dengan keridhaan. Calon khalifah yang
muncul berdasarkan penunjukkan, pencalonan sendiri, maupun cara yang lain baru
akan sah menjadi khalifah ketika telah mendapatkan baiat dari umat. Baiat merupakan
metode pengangkatan seseorang menjadi khalifah.

Dalam hal kedaulatan, khalifah diangkat bukan untuk membuat aturan atau hukum
berdasarkan hawa nafsunya melainkan hanya menerapkan hukum yang bersumber dari
Kitabullah dan Sunnah Rasul SAW (syariat Islam).

Oleh karena itu khalifah bisa saja salah dan bisa dihukum yaitu ketika dia nyata-nyata
menyimpang dari ketentuan syariat Islam. Hal ini dapat juga menjadi pendukung ilmu
bagi kita dalam memaknai arti khilafah.

4 dari 7 halaman

Perbedaan Khilafah dengan Sistem Kekaisaran


ilustrasi gambar kaisar (sumber: Pixabay)

Dari aspek kedaulatan dan kekuasaan maka sistem kekaisaran sama dengan sistem
kerajaan sehingga otomatis juga sangat berbeda dengan khilafah. Berbeda dengan
kerajaan, dalam sistem kekaisaran dilakukan pembedaan pemerintahan di antara suku-
suku dan bangsa di wilayah kaisar yaitu dengan memberikan keistimewaan kepada
pemerintah pusat (kekaisaran) baik dalam hal pemerintahan, harta, maupun
perekonomian. Negeri atau wilayah taklukan hanya akan menjadi “sapi perah” bagi
negeri (pusat) kekaisaran.

Dalam hal ini sistem khilafah sangat berbeda. Dalam negara khilafah tidak terdapat
pembedaan antara wilayah awal dengan wilayah yang sebelumnya ditaklukan. Ketika
suatu negeri telah bergabung ke dalam khilafah maka mereka otomatis menyatu,
menjadi satu kesatuan dengan tidak ada beda atau keistimewaan antara satu dengan
lainnya.

5 dari 7 halaman

Perbedaan Khilafah dengan Sistem Federasi


Dalam sistem federasi, wilayah-wilayah negara terpisah satu sama lain dengan memiliki
kemerdekaan (otonomi) sendiri, dan hanya dipersatukan dalam masalah pemerintahan (hukum)
yang bersifat umum. Sebuah wilayah atau propinsi yang pemasukannya kecil maka akan menjadi
propinsi yang miskin, dan sebaliknya.

Berbeda dengan sistem pemerintahan Islam, khilafah merupakan negara satu kesatuan. Satu
kesatuan dalam pemerintahan, hukum, keamanan, maupun keuangan. Keuangan seluruh wilayah
khilafah dianggap satu kesatuan dan APBN-nya juga satu, yang dibelanjakan untuk kemaslahatan
seluruh rakyat tanpa memandang propinsinya. Hal ini dapat juga menjadi pendukung ilmu bagi
kita dalam memaknai arti khilafah.

6 dari 7 halaman

Perbedaan Khilafah dengan Sistem Republik


Sistem republik merupakan perlawanan terhadap sistem kerajaan atau kekaisaran yang
melakukan penindasan. Tentu dalam kedaulatan dan kekuasaan sistem republik akan berbeda
dengan sistem kerajaan maupun kekaisaran. Pada sistem republic ini, kekuasaan terbesar ada di
tangan rakyat, yang biasa juga disebut dengan demokrasi.

Dalam sistem kerajaan dan kekaisaran pembuat hukumnya adalah raja dan kaisar, sementara
dalam sistem republik pembuat hukumnya adalah rakyat (atau wakil rakyat).

Dalam sistem khilafah, kedaulatan berada di tangan syara’ (Allah SWT). Khalifah dalam hal ini
bukan sebagai pembuat hukum tetapi hanya sebatas menerapkan hukum. Sumber hukum sudah
ada yaitu al-Quran, al-Hadits, Ijma’ sahabat, dan qiyas.

Aturan dan hukum hanya tinggal digali dari sumber hukum dan setelah itu oleh khalifah aturan
dan hukum tersebut diterapkan. Hal ini dapat juga menjadi pendukung ilmu bagi kita dalam
memaknai arti khilafah.

7 dari 7 halaman

Perbedaan Khilafah dengan Sistem Teokrasi


Dalam sistem teokrasi, aturan yang diterapkan adalah aturan Tuhan yaitu dari aturan agama
tertentu. Dari sini muncul kesan adanya kemiripan dengan sistem khilafah. Namun dari salah satu
aspek yang paling mendasar yaitu kekuasaan maka khilafah sangat berbeda dengan sistem
teokrasi.

Dalam sistem teokrasi kekuasaan dianggap “takdir” atau penunjukkan Tuhan. Sehingga
pemimpinnya menganggap diri sebagai wakil Tuhan, menjadi manusia suci, terbebas dari salah
maupun dosa.

Sangat berbeda dengan sistem khilafah, karena khalifah diangkat oleh umat melalui bai’at.
Khalifah juga bukan manusia suci yang bebas dari kesalahan dan dosa. Khalifah bisa dikoreksi
dan diprotes oleh umat jika kebijakannya menyimpang dari ketentuan syariat.

Khalifah juga bisa salah dan bisa dihukum -yang dalam struktur khilafah fungsi ini dilakukan
oleh mahkamah madzalim- yaitu ketika khalifah menyimpang dari ketentuan syariat Islam. Hal
ini dapat juga menjadi pendukung ilmu bagi kita dalam memaknai arti khilafah.

Dengan mengetahui perbedaan sistem khilafah dengan sistem pemerintahan lainnya ini, kita
dapat memaknai sistem khilafah dengan semestinya dan mendapatkan pencerahan dalam
pemaknaan khilafah itu sendiri

Pengertian Idiologi
Daftar Isi Artikel Ini :
o Pengertian Idiologi
 Pengertian Ideologi Sosialisme
o Sejarah Lahirnya Ideologi Sosialisme
o Perkembangan Ideologi Sosialisme Di Dunia
o Ciri-Ciri Ideologi Sosialisme
o Ciri Khas Ideologi Sosialisme
o Contoh Ideologi Sosialime
o Posting terkait:
Ideologi sendiri berasal dari bahasa Yunani yakni idea (gagasan) dan logos
(studi tentang, ilmu pengetahuan tentang).Idelogi artinya sistem gagasan
yang mempelajari keyakinan-keyakinan dan hal-hal ideal filosofis,
ekonomis, politis dan sosial.Istilah “ideologi” dipergunakan oleh Marx dan
Engels mengacu kepada seperangkat keyakinan yang disajikan sebagai
obyek. Obyek tersebut tidak lain adalah pencerminan kondisi-kondisi
material masyarakat.
Di dunia ini berkembang berbagai macam ideologi. Tapi pada umumnya
dikelompokkan menjadi tiga yaitu : ideologi Liberalisme, ideologi
Sosialisme dan ideologi negara ketiga. Yang dimaksud dengan ideologi
negara ketiga adalah ideologi yang berkembang di sebuah Negara
berdasarkan sejarah dan kepribadian bangsa yang bersangkutan. Seperti
di Indonesia yang menganut ideologi Pancasila karena sesuai dengan
kepribadian bangsa. Tulisan berikut ini akan mencoba mengupas
mengenai ideologi Sosialisme.

Pengertian Ideologi Sosialisme


Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Secara ringkas, sosialisme
ialah rasa perhatian, simpati dan empati antar individu kepada individu
lainnya tanpa memandang status. Pandangan hidup dan ajaran
kermasyarakatan tertentu yang berhasrat menguasai sarana-sarana
produksi serta pembagian hasil-hasil produksi secara merata.

Sosialisme sebagai ideologi, telah lama berkembang sejak ratusan tahun


yang lalu. Sosialisme sendiri berasal dari bahasa Latin yakni socius
(teman). Jadi sosialisme merujuk kepada pengaturan atas dasar prinsip
pengendalian modal, produksi dan kekayaan oleh kelompok.

Baca Juga: Contoh Budaya Politik

Istilah sosialisme pertama kali dipakai di Prancis pada tahun 1831 dalam
sebuah artikel tanpa judul oleh Alexander Vinet.Pada masa ini istilah
sosialisme digunakan untuk pembedaan dengan indvidualisme, terutama
oleh pengikut-pengikut Saint-Simon, bapak pendiri sosialisme
Prancis.Saint-Simon lah yang menganjurkan pembaruan pemerintahan
yang bermaksud mengembalikan harmoni pada masyarakat.

Pada akhir abad ke-19, Karl Marx dan Friedrich Engels mencetuskan apa
yang disebut sebagai sosialisme ilmiah. Ini untuk membedakan diri dengan
sosialisme yang berkembang sebelumnya. Marx dan Engels menyebut
sosialisme tersebut dengan sosialisme utopia, artinya sosialisme yang
hanya didasari impian belaka tanpa kerangka rasional untuk menjalankan
dan mencapai apa yang disebut sosialisme. Oleh karena itu Marx dan
Engels mengembangkan beberapa tesis untuk membedakan antara
sosialisme dan komunisme.

Menurut mereka, sosialisme adalah tahap yang harus dilalui masyarakat


untuk mencapai komunisme.Dengan demikian komunisme atau
masyarakat tanpa kelas adalah tujuan akhir sejarah.Konsekwensinya,
tahap sosialisme adalah tahap kediktatoran rakyat untuk mencapai
komunisme, seperti halnya pendapat Lenin yang mengatakan bahwa Uni
Sovyet berada dalam tahap sosialisme.

Dalam perkembangannya hingga pertengahan abad ke-20, sosialisme


memiliki beberapa cabang gagasan.Secara kasar pembagian tersebut
terdiri dari pertama adalah Sosialisme Demokrasi, kedua adalah Marxisme
Leninisme, Ketiga adalah anarkisme dan sindikalisme.Harus diakui bahwa
pembagian ini sangatlah sederhana mengingat begitu banyak varian
sosialisme yang tumbuh dan berkembang hingga saat ini.

Sebagai contoh Marxisme yang di satu sisi dalam penafsiran Lenin menjadi
Komunisme dan berkembang menjadi Stalinisme dan Maoisme.Disisi lain
Marxisme berkembang menjadi gerakan Kiri Baru dalam pemahaman para
pemikir seperti Herbert Marcuse di era 1970an. Sama halnya dengan
anarkisme yang terpecah menjadi beberapa aliran besar seperti anarkisme
mutualis dengan bapak pendirinya yakni P J Proudhon dan anarkis
kolektivis seperti Mikhail Bakunin.Anarkisme juga memberi angin bagi
tumbuhnya gerakan gerakan sindikalis yang menguasai banyak pabrik di
Barcelona semasa Perang Saudara Spanyol 1936-1939.

Baca Juga: Norma Kesusilaan – Pengertian, Sangksi, Sumber,


Manfaat Dan Contohnya

Hingga saat ini, partai-partai Sosial Demokrat masih tetap berdiri seperti
halnya di Eropa seperti Jerman, Belanda, Norwegia dan Prancis.Beberapa
yang menganut sosialisme juga seperti halnya partai-partai buruh seperti di
Inggris dan Itali. Partai-partai Komunis banyak yang membubarkan diri atau
bertahan dengan berganti nama dan mencoba untuk tetap hidup dengan
ikut pemilu di negara-negara Eropa Timur setelah runtuhnya Uni Sovyet.
Beberapa diantaranya bahkan bisa berkuasa kembali seperti di Polandia
dan Ceko dengan jalan yang demokratis.

Sosialisme mulai digunakan sejak awal abad ke-19.Pada tahun 1827,


istilah ini awalnya digunakan untuk menyebut pengikut Robert Owen
(1771-1858) di Inggris.Istilah ini juga mengacu pada para pengikut Saint
Simon (1760-1825) di Perancis.Bersama Fourier (1772-1832) dari
Perancis, Robert Owen dan Saint Simon membuat rumusan sebuah
pemikiran mengenai sosialisme.
Sejarah Lahirnya Ideologi Sosialisme
Sosialisme (sosialism) secara etimologi berasal dari bahasa Perancis,
sosial yang berarti kemasyarakatan. Istilah sosialisme pertama kali muncul
di Perancis sekitar 1830. Umumnya sebutan itu dikenakan bagi aliran yang
masing-masing hendak mewujudkan masyarakat yang berdasarkan hak
milik bersama terhadap alat-alat produksi, dengan maksud agar produksi
tidak lagi diselenggarakan oleh orang-orang atau lembaga perorangan atau
swasta yang hanya memperoleh laba tetapi semata-mata untuk melayani
kebutuhan masyarakat.

Dalam arti tersebut ada empat macam aliran yang dinamakan sosialisme:
(1) sosial demokrat
(2) komunisme
(3) anarkhisme
(4) sinkalisme (Ali Mudhofir, 1988).

Sosialisme ini muncul kira-kira pada awal abad 19, tetapi gerakan ini belum
berarti dalam lapangan politik. Baru sejak pertengahan abad 19 yaitu sejak
terbit bukunya Marx, Manifes Komunis (1848), sosialisme itu (seakan-akan)
sebagai faktor yang sangat menentukan jalannya sejarah umat manusia.
Sosialisme muncul sebagai faham ekonomi dan kemasyarakatan pada
akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 M di Eropa. Revolusi industri yang
terjadi di Inggris telah memunculkan kelas baru dalam masyarakat, yaitu
kaum borjuis yang menguasai sarana produksi karena penguasaan modal
bertimbun di tangan mereka. Di sebelahnya sebagian besar masyarakat
kota hidup sebagai buruh yang tenaga kerjanya diperas dan semakin
miskin. Kekayaan yang dihasilkan karena kerja keras kaum pekerja ini
hanya bisa dinikmati oleh kaum borjuis kapitalis yang jumlahnya tidak
besar. Dari waktu ke waktu kesenjangan sosial dan ekonomi semakin
ketara. Ketika itulah individualisme tumbuh.

Sosialisme, seperti telah dikemukakan, mula-mula muncul sebagai sebagai


reaksi terhadap kondisi buruk yang dialami rakyat di bawah sistem
kapitalisme liberal yang tamak dan murtad. Kondisi buruk terutama dialami
kaum pekerja atau buruh yang bekerja di pabrik-pabrik dan pusat-pusat
sarana produksi dan transportasi.

Baca Juga: Budaya Organisasi – Pengertian, Fungsi, Karakteristik,


Pentingnya, Tujuan & Jenisnya

Sejumlah kaum cendekiawan muncul untuk membela hak-hak kaum buruh


dan menyerukan persamaan hak bagi semua lapisan, golongan dan kelas
masyarakat dalam menikmati kesejahteraan, kekayaan dan kemakmuran.
Mereka menginginkan pembagian keadilan dalam ekonomi Di antara
tokoh-tokoh awal penganjur sosialisme dapat disebut antara lain: St. Simon
(1769-1873), Fourisee (1770-1837) , Robert Owen (1771-1858) dan Louise
Blane (1813-1882). Setelah itu baru muncul tokoh-tokoh seperti Proudhon,
Marx, Engels, Bakunin dan lain sebagainya.

St. Simon dipandang sebagai bapak sosialisme karena dialah orang


pertama yang menyerukan perlunya sarana-sarana produksi dimiliki
sepenuhnya oleh pemerintah/negara. Gagasannya merupakan benih awal
lahirnya sistem Kapitalisme Negara (state capitalism).
Fourisee, tokoh sosialis berikutnya, adalah orang pertama di Eropa yang
merasa prihatin melihat pertarungan tersembunyi antara kaum kapitalis
dan buruh. Dia mengusulkan pada pemerintah Perancis agar membangun
kompleks perumahan yang memisahkan kelompok-kelompok politik dan
ekonomi, yang dapat menampung empat hingga lima ratus kepala
keluarga. Ia menganjurkan hal ini untuk menghentikan pertarungan dan
pertentangan ekonomi antara kaum kapitalis dan buruh. Pandangan ini
tidak mendapat tanggapan positif, sedangkan ajaran St Simon banyak
mendapat pengikut serta mendorong lahirnya Marxisme di kemudian hari.

 Robert Owen

Robert Owen, seorang ahli ekonomi yang berpandangan sama dengan


Fouriee. Tetapi pandangan kurang bulat dibanding pandangan para
pendahulunya. Ia mengajarkan pentingnya perbaikan ekonomi seluruh
lapisan masyarakat dan penyelesaian masalah yang timbul antara kaum
kapitalis dan buruh. Caranya melalui berbagai kebijakan yang dapat
mengendalikan timbulnya kesenjangan ekonomi dan kecemburuan sosial.

Ia sendiri pernah menjadi manager sebuah pabrik. Pengalamannya


sebagai manager sangat mempengaruhi pemikiran ekonominya. Sekalipun
demikian ide-idenya dianut banyak orang di Inggris. Louis Blanc adalah
tokoh yang revolusioner dan ikut membidani meletusnya Revolusi
Perancis. Menurutnya salah satu kewajiban negara ialah mendirikan
pabrik-pabrik yang dilengkapi dengan segala sarana dan bahan produksi,
termasuk peraturan-peraturan yang mengikat.

Selanjutnya jika pabrik itu telah berjalan dengan baik diserahkan


pengurusannya kepada para buruh dan pegawainya untuk mengatur dan
mengembangkannya secara bebas. Organisasi dan managemen pabrik
seluruhnya dibebankan kepada buruh, begitu pula kewenangan
memajukan produksi, mencari pasar dan pembagian keuntungan.
Sosialisme yang dianjurkan Louis Blanc disebut sosialisme kooperatif.
Menurutnya kapitalisme akan hilang dengan sendirinya apabila gagasan-
gagasannya itu diwujudkan. Sayang, apa yang diserukannya itu kurang
mendapat tanggapan khalayak. Bahkan ia ditentang keras oleh para politisi
dan ekonom. Pada tahun 1882 di Inggris berdiri kelompok Fabian Society
yang menganjurkan sosialisme berdasarkan gilde.

Tetapi pada akhir abad ke-19 sosialisme dan berbagai alirannya yang
berbeda-beda, mulai mendapat penerimaan luas di Eropa. Ini disebabkan
karena mereka tidak hanya melontarkan ide-ide dan mengembangkan
wacana di kalangan intelektual dan kelas menengah, tetapi juga terutama
karena mengorganisir gerakan-gerakan bawah tanah yang radikal dan
bahkan revolusioner.

 Pierre J. Proudhon (1809-1865)

Pierre J. Proudhon (1809-1865) adalah penganjur sosialisme generasi


kedua di Perancis setelah generasi St. Simon dan Louis Blanc. Tetapi
berbeda dengan para penganjur sosialisme lain yang cenderung
menghapuskan hak-hak individual atas sarana-sarana produksi, termasuk
hak petani untuk memiliki tanah garapan, Proudhon justru bersikeras
memperjuangkan dipertahankan hak-hak individual secara terbatas,
termasuk hak petani untuk memiliki dan menggarap tanahnya, sebagai
juga hak pengusaha kecil untuk mengembangkan usahanya. Jadi ia
menolak ide kolektivisme penuh dari kaum sosialis radikal seperti Marx.
Bagi Marx hak individual harus dihapus, termasuk hak pemilikan tanah. Di
samping itu kaum tani bukan golongan yang penting dalam masyarakat
yang bergerak menuju masyarakat sosialis sejati.

Baca Juga: Perubahan Sosial – Pengertian, Faktor, Teori, Bentuk, Ciri


Dan Contohnya

Marx berpendapat demikian karena faham dialektika materialismenya,


yang menganggap bahwa sejarah bisa berubah hanya disebabkan oleh
faktor-faktor produksi dan penguasaan sarana produksi oleh kaum proletar
yang selama ini diperas oleh kaum kapitalis. Perbedaan pandangan antara
Prodhoun dan Marx inilah yang membuat gerakan sosialis internasional
mengalami perpecahan pada akhir abad ke-19, dan sosialisme pun pecah
ke dalam berbagai aliran seperti sosialisme demokrat, komunisme ala
Marx, sosialisme anarkis ala Bakunin, Marxisme-Leninisme, sosialisme ala
Kautsky , sosialisme Kristen, dan lain-lain.

Kecuali itu ketidakberhasilan sosialisme memperoleh pengikut yang


signifikan pada masa awal, tidak pula berhasil melakukan perubahan
mendasar dalam kehidupan masyarakat terutama disebabkan karena para
penganjurnya berkampanye di kalangan kaum elite dan intelektual.
Khususnya dengan cara menggugah sentimen moral mereka, padahal
mereka “khususnya kaum borjuis kapitalis” dengan semangat
individualismenya yang tinggi tidak mengacuhkan masalah-masalah moral
dan implikasi moral bagi tindakan-tindakan merejka. Rasa keadilan jauh
dari pandangan hidup mereka. Yang penting menimbun kekayaan
sebanyak-banyaknya dengan “menghalalkan segala cara”.

Sejak abad ke-19, sosialisme telah berkembang ke banyak aliran yang


berbeda yaitu:

 Anarkisme
 Komunisme
 Marhaenisme
 Marxisme
 Sindikalisme

Menurut ideologi sosialisme bahwa suatu komunitas yang terorganisir


mempunyai kewenangan atau hak dalam mengelola modal, tanah,
mekanisme produksi, distribusi barang dan hal-hal yang dianggap perlu
bagi kesejahteraan umum secara mandiri. Intinya ekonomi yang bersifat
kolektif lebih mampu bersikap adil,  produksi secara bebas dan kompetitif
harus dihilangkan.

Perkembangan Ideologi Sosialisme Di Dunia


Dalam perkembangannya, Lenin dan Stalin berhasil mendirikan negara
“komunis”. Istilah “sosialis” lebih disukai daripada “komunis” karena dirasa
lebih terhormat dan tidak menimbulkan kecurigaan. Mereka menyebut
masa transisi dari Negara kapitalis ke arah Negara komunis atau
“masyarakat tidak berkelas” sebagai masyarakat sosialis dan masa transisi
itu terjadi dengan dibentuknya “ Negara sosialis”, kendati istilah resmi yang
mereka pakai adalah “negara demokrasi rakyat”.

Di pihak lain Negara di luar “Negara sosialis”, yaitu Negara yang diperintah
oleh partai komunis, tetap memakai sebutan komunisme untuk
organisasinya, sedangkan partai sosialis di Negara Barat memakai sebutan
“sosialis demokrat” (Meriam Budiardjo, 1984: 5). Dengan demikian dapat
dikemukakan, sosialisme sebagai idiologi politik adalah suatu keyakinan
dan kepercayaan yang dianggap benar mengenai tatanan politik yang
mencita-citakan terwujudnya kesejahteraan masyarakat secara merata
melalui jalan evolusi, persuasi, konstitusional-parlementer dan tanpa
kekerasan.

Di Rusia sebelum 1917, keadaan lebih parah lagi, Rezim Tsar yang
despotis malahan sama sekali tidak berpura-pura dengan masalah
pemerintahan demokratis. Jadi tidak mungkin ada perubahan sosial dan
ekonomi dengan jalan damai, sehingga apa yang terjadi ialah revolusi oleh
kaum komunis. Kemenangan bangsa-bangsa demokrasi dalam perang
dunia I memberikan dorongan yang kuat bagi partumbuhan partai sosialis
di seluruh dunia.

Baca Juga: Penyimpangan Sosial adalah

Perang telah dilancarkan untuk mempertahankan cita-cita kemerdekaan


dan keadaan sosial terhadap imperialisme totaliter Jerman dan Sekutu-
sekutunya. Selama peperangan telah dijanjikan kepada rakyat-rakyat
negara demokratis yang ikut berperang, bahwa kemenangan militer akan
disusul dengan suatu penyusunan kehidupan sosial baru berdasarkan
kesempatan dan persamaan yang lebih banyak.
Selama tahun 1920-an dan 1930-an, kaum sosialis di Eropa dan Amerika
melakukan serangan baru terhadap kelemahan kapitalisme, ungkapan-
ungkapan misalnya : ketimpangan ekonomi, pengangguran kronis,
kekayaan privat dan kemiskinan umum, menjadi slogan-slogan umum. Di
Eropa partai sosialis demokratis dipengaruhi Marxisme
revisionis,solidaritas kelas pekerja, dan pembentukan sosialis yang papa
akhirnya melalui cara demokratis sebagai alat untuk memperbaiki
kekurangan system kapitalis. Periode tersebut merupakan era
menggejolaknya aktivitas sosialis.

Di Inggris dukungan terbesar terhadap gerakan sosialisme muncul dari


Partai Buruh mencerminkan pertumbuhan buruh dan perkembangannya
suatu proses terhadap susunan sosial yang lama. Pada awal pertumbuhan
hanya memperoleh suara (dukungan) yang kecil dalam perwakilannya di
parlemen. Selanjutnya menjadi partai yang lebih bersifat nasional setelah
masuknya bekas anggota partai liberal. Banyak programnya yang berasal
dari kaum sosialis,terutama dari kelompok Febiaan berhasil memperkuat
posisi partai karena dapat memenuhi keinginan masyarakat. Kemajuan
yang dapat dicapaimisalnya dalam bidang (1) pemerataan pendapatan
(2)distribusi pendapatan (3) pendidikan (4) perumahan (Anthony Crosland,
1976: 265-268).Di Negara-negara Eropa lainnya seperti Perancis, Swedia,
Norwegia,

Denmark dan juga Australia dan Selandia Baru partai-partai sosial berhasil
memegang kekuasaan pemerintahan melalui pemilu-pemilu bebas. Hal
tersebut berarti kalau kita berbicara sosialisme, maka kita menghubungkan
dengan sosialisme demokrasi tipe reformasi liberal. Hal ini perlu dibedakan
dengan sosialisme otoriter atau komunisme seperti yang terlihat di Soviet
dan RRC.

Perang Dunia (PD) II memberikan gambaran lebih jelas tentang masalah di


atas. Menjelang tahun 1936 partai sosialis di Perancis merupaksn partai
yang terkuat. Selama PD II di bawah kedudukan Jerman, kaum komunis
lebih banyak bergerak di bawah tanah, mengadakan teror dan bertindak di
luar hukum sebagaimana sifatnya dalam keadaan normal pun juga
demikian, memperoleh pengikut yang lebih banyak, sehingga menjadi
partai yang terkuat di.
Setelah PD II terjadi perubahan besar dalam pemikiran kaum sosialis.
Pada permulaan tahun 1960 banyak diantara partai sosialis demokrat
Eropa yang melepaskan dengan hubungan ikatan-ikatan idiology Marx.
Mereka mengubah sikapnya terhadap hak milik privat dan tujuan mereka
yang semula tentang hak milik kolektif secara total. Perhatian mereka
curahkan terhadap upaya “ menyempurnakan ramuan”pada perekonomian
yang sudah menjadi ekonomi campuran. Akibatnya disfungsi antara
sosialis dan negara kesejahteraan modern (The modern welfare state) kini
dianggap orang sebagai perbedaan yang bersifat gradual.

Di Negara-negara Eropa lainnya seperti Perancis, Swedia, Norwegia,


Denmark dan juga Australia dan Selandia Baru partai-partai sosial berhasil
memegang kekuasaan pemerintahan melalui pemilu-pemilu bebas. Hal
tersebut berarti kalau kita berbicara sosialisme, maka kita menghubungkan
dengan sosialisme demokrasi tipe reformasi liberal. Hal ini perlu dibedakan
dengan sosialisme otoriter atau komunisme seperti yang terlihat di Soviet
dan RRC.

Berbeda dengan yang berada di Inggris, kaum sosialis dalam pemilihan


umum tahun 1951, memperoleh suara 6 kali pengikut yang lebih banyak
jumlahnya apabila dibandingkan dengan suara yang didapat kaum
komunis. Bukti tersebut tidak hanya diberikan oleh Inggris Raya, tetapi juga
oleh Negara-negara demokratis lainnya yang mempunyai gerakan–
gerakan sosialis yang kuat. Hal ini menunjukkan bahwa kemerdekaan sipil
yang penuh dapat menangkal fasisme dan komunisme.

Apabila orang ingin memberikan tingkat kepada Negara-negara demokratis


dewasa ini, terutama dalam masalah kemerdekaan sipil, maka Inggris,
Norwegia, Denmark, Swedia, Belanda, Belgia, Australia, Selandia Baru
dan Israel akan berada di Puncak daftar. Di Negara itu dalam masa
terakhir berada di bawah pemerintahan sosialis atau kabinet-kabinet koalisi
yang di dalamnya kaum sosialis memperoleh perwakilan yang kuat
(William Ebenstein,1994: 215).
Menurut Milton H Spencer sosialisme demokrasi modern merupakan suatu
gerakan yang berupaya untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat
melalui tindakan (1) memperkenalkan adanya hak milik privat atas alat-alat
produksi (2) melaksanakan pemilikan oleh negara (public ounership) hanya
apabila hal tersebut diperlukan demi kepentingan masyarakat (3)
mengandalkan diri secara maksimal atas perekonomian pasar dan
membantunya dengan perencanaan guna mencapai sasaran sosial dan
ekonomis yang diinginkan ( Winardi, 1986: 204).

Negara-negara miskin berhasrat untuk mencapai pertumbuhan ekonomi


yang cepat. Dari segi kepentingan dalam negeri pertumbuhan ekonoimi
yang tinggi merupakan satu-satunya cara untuk mencapai srtandart hidup,
kesehatan dan pendidikan yang lebih baik. Ada dua cara untuk mencapai
pembangunan ekonomi yang pesat: Pertama cara yang telah digunakan
oleh Negara Barat (maju), pasar bebas merupakan alat utama untuk
menunjang pertumbuhan ekonomi yang tinggi.Kedua komunisme, dalam
metode ini Negara memiliki alat-alat produksi dan menetapkan tujuan yang
menyeluruh.

Dalam menghadapi masalah modernisasi ekonomi Negara-negara


berkembang pada umumnya tidak mau meniru proses pembangunan
kapitalis Barat atau jalur pembangunan komunisme. Mereka menetapkan
sendiri cara-cara yang sesuai dengan kondisi masing-masing Negara.
Ketiga jalan ketiga disebut Sosialisme. Dalam konteks negara
terbelakang/berkembang sosialisme mengandung banyak arti pertama di
dunia yang sedang berkembang sosialisme berarti cita-cita keadilan
sosial . Kedua istilah sosialisme di negara-negara berkembang sering
berarti persaudaraan, kemanusiaan dan perdamaian dunia yang
berlandaskan hukum. Arti Ketiga sosialisme di Negara berkembang ialah
komitmen pada perancangan ( Willan Ebenstein,1994: 248-249).

Melihat tersebut di atas arti sosialisme pada negara berkembang dengan


negara yang lebih makmur karena perbedaan situasi histories. Di dunia
barat sosialisme tidak diartikan sebagai cara mengindustrialisasikan
negara yang belum maju, tetapi cara mendistribusikan kekayaan
masyarakat secara lebih merata.
Baca Juga: Dampak Negatif Penyimpangan Sosial Terhadap Diri Dan
Masyarakat Serta Cara Penaggulangannya

Sebaliknya, sosialisme di negara berkembang dimaksudkan untuk


membangun suatu perekonomian industri dengan tujuan menaikkan tingkat
ekonomi dan pendidikan masa rakyat, maka sosialisme di negara barat
pada umumnya berkembang dengan sangat baik dalam kerangka
pemerintahan yang mantap (seperti di Inggris dan Skandinavia),
sedangkan di negara berkembang sosialisme sering berjalan dengan
beban tardisi pemerintahan yang otoriter oleh kekuatan imperialism easing
atau oleh penguasa setempat.

Karena itu ada dugaan sosialisme di negara berkembang menunjukkan


toleransi yang lebih besar terhadap praktek otoriter dibandingkan dengan
dengan yang terjadi sosialisme di negara barat. Kalau negara-negara
berkembang gagal dalam usahanya mensintesakan pemerintahan yang
konstitusional dan perencanaan ekonomi , maka mereka menganggap
bahwa pemerintahan konstitusional dapat dikorbankan demi
memperjuangkan pembangunan ekonomi yang pesat melalui perencanaan
dan pemilikan industri oleh negara.

Ciri-Ciri Ideologi Sosialisme


Berikut ini beberapa ciri-ciri ideologi sosialisme yaitu:

 Mementingkan kekuasaan dan kepentingan Negara.


 Tidak ada kelas kaya dan miskin ataupun kelas majikan dan buruh
sebab semua sama.
 Mencita-citakan masyarakat yang didalamnya dapat bekerja sama
dan solidaritas dengan hak-hak yang sama.
 Hak milik pribadi atas alat-alat produksi mesin diakui secara
terbatas.
 Mencapai kesejahteraan dengan cara damai dan demokratis.
 Berusaha meningkatkan kesejahteraan rakyat dan perbaikan
nasib buruh dengan luwes secara bertahap.
 Sosialisme berpegang pada prinsip-prinsip kesederajatan dan
pemerataan.
 Paham ini mempunyai pemikiran ekonomi negara centeris yaitu
untuk mengatasi kesenjangan.
 Pemikiran politik sosialisme ialah bahwa negara sangat diperlukan
untuk membina dan mengkoordinasikan kebersamaan.
 Pemikiran keagamaan sosialisme terpengaruh kuat oleh pemikiran
yang berdasarkan ajaran agama bahwa manusia harus saling
tolong menolong.

Ciri Khas Ideologi Sosialisme


Sosialisme lahir sebagai akibat perkembangan kapitalisme.Sosialisme
merupakan suatu paham yang menjadikan kebersamaan sebagai tujuan
hidup manusia dan mengutamakan segala aspek kehidupan bersama
manusia.Kepentingan bersama dan kepentingan individu harus
dikesampingkan. Negara harus selalu campur tangan dalam segala
kehidupan, demi tercapainya tujuan negara.

Kesengsaraan kaum buruh akibat penindasan kaum kapitalis menimbulkan


pemikiran para cendekiawan untuk mengusahakan perbaikan nasib.
Adapun ciri khas sosialisme sebagai berikut:

 Hak milik pribadi atas alat-alat produksi mesin diakui secara


terbatas
 Mencapai kesejahteraan dengan cara damai dan demokratis
 Berusaha meningkatkan kesejahteraan rakyat dan perbaikan
nasib buruh dengan luwes secara bertahap
 Negara diperlukan selama-lamanya.

Implikasi atau Pandangan Ideologi Sosialisme Terhadap Agama,


Ekonomi, Politik dan Hukum serta Terhadap Individu dan Kelompok

1. Pandangan terhadap agama

Ideologi ini menyatakan bahwa dunia ini tiada lain terdiri dari dan
tergantung eksistensinya pada benda material. Jadi, segala sesuatu yang
ada hanyalah materi belaka.Materilah asal usul segala sesuatu.Materi
merupakan dasar eksistensi segala macam pemikiran.Maka, tidak ada
tuhan, tidak ada ruh, atau aspek-aspek kegaiban lainnya, karena
semuanya tidak dapat diindera seperti materi.Dari ide materialisme inilah
dibangun dua ide pokok dalam Sosialisme yang mendasari seluruh
bangunan ideologi Sosialisme, yaitu Materialisme Dialektis dan
Materialisme Historis.

Dengan demikian, hubungan agama dan negara menurut Sosialisme


merupakan hubungan yang negatif, bahkan Sosialisme telah menafikan
secara mutlak eksistensi dan pengaruh agama dalam kehidupan
bernegara dan bermasyarakat.Agama merupakan candu masyarakat yang
harus dibuang dan dienyahkan.

2. Pandangan terhadap ekonomi

Sistem ekonomi sosialisme sebenarnya cukup sederhana.Berpijak pada


konsep Karl Marx tentang penghapusan kepemilikan hak pribadi, prinsip
ekonomi sosialisme menekankan agar status kepemilikan swasta
dihapuskan dalam beberapa komoditas penting dan menjadi kebutuhan
masyarakat banyak, seperti air, listrik, bahan pangan, dan sebagainya.

Baca Juga: Pengertian Lembaga Sosial Menurut Para Ahli

Sistem ekonomi sosialis mempunyai tujuan kemakmuran bersama, filosofi


ekonomi sosialis adalah bagaimana mendapatkan kesejahteraan,
perkembangan sosialisme dimulai dari kritik terhadap kapitalisme yang
pada waktu itu kaum kapitalis atau kaum borjuis mendapat legitimasi
gereja untuk mengeksploitasi buruh.Inilah yang menjadikan Karl Marx
mengkritik sistem kapitalis sebagai ekonomi yang tidak sesuai dengan
aspek kemasyarakatan.
Menurut Marx, tidak ada tempat bagi kapitalisme didalam kehidupan, maka
upaya revolusioner harus dilakuakan untuk menghancurkan kapitalisme,
alat-alat produksi harus dikuasai oleh Negara guna melindungi rakyat.

3. Pandangan terhadap politik dan hukum

Sosialisme sebagai ideologi politik adalah suatu keyakinan dan


kepercayaan yang dianggap benar oleh para pengikutnya mengenai
tatanan politik yang mencita-citakan terwujudnya kesejahteraan
masyarakat secara merata melalui jalan evolusi, persuasi , konstitusional –
parlementer , dan tanpa kekerasan.

Sosialisme sebagai ideologi politik timbul dari keadaan yang kritis di bidang
sosial, ekonomi dan politik akibat revousi industri . Adanya kemiskinan ,
kemelaratan ,kebodohan kaum buruh , maka sosialisme berjuang untuk
mewujudkan kesejahteraan secara merata.

4. Pandangan terhadap individu dan kelompok

Sosialisme menyatakan bahwa kepentingan masyarakatlah yang


diutamakan.Masyarakat tidak sekedar kumpulan individu.Masyarakat
merupakan entitas yang besar dan berdii sendiri dimana individu-individu
berada.Individu dan dianggap dari sebagai alat dar mesin raksasa
masyarakat.Kedudukan individu hanyalah objek dari masyarakat.Menurut
pandangan sosialis, hak-hak individu sebagai hak dasar hilang.Hak-hak
individu timbul karena keanggotaannya dalam suatu komunitas atau
kelompok.Individu terikat pada komitmen suatu kelompok.

Sosialisme mementingkan masyarakat secara keseluruhan.Bahwa


kepentingangan masyarakatlah yang utama, bukan individu.Sosialisme
adalah paham yang mengharapkan terbentuknya masyarakat yang adil,
selaras, bebas, dan sejahtera bebas dari penguasaan individu atas hak
milik.
Dalam sejarahnya, sosialisme muncul sebagai reaksi atas faham
individualisme liberalisme.Kebebasan individu yang diyakini dapat
memaksimalkan pemenuhan kesejahtraan ternyata banyak menimbulkan
ketidak adilan antarindividu itu sendiri. Individu yang memiliki kemampuan
bisa sejahtera, tetapi individu yang tidak mampu akan tetap miskin dan
semakin tersisih, dengan demikian, dalam masyarakat timbul ketidak adilan
dan kesenjangan.

Kelompok masyarakat seperti anak-anak, wanita, buruh, para pekerja


hanya dieksploitasi oleh orang-orang yang mampu, terutama yang
menguasai hak milik dan alat produksi dalam suatu masyarakat.Sosialisme
muncul dengan makse kepentingan masyarakat secara keseluruhan
terutama yang tersisih oleh sistem leberalisme, mendapat keadilan,
kebebasan, dan kesejahteraan.

Untuk meraih hal tersebut, sosialisme berpandangan bahwa hak-hak


individu harus diletakkan dalam kerangka kepentingan masyarakat yang
lebih luas.Masyarakat yang lebih penting dari individu. Dalam sosialisme
yang radikal/ekstrim cara untuk meraih hal itu adalah dengan
menghilangkan hak pemilikan dan penguasaan alat-alat produksi
perorangan.

Contoh Ideologi Sosialime


Negara yang menganut sosialisme dalam konstitusinya diantaranya yaitu
Suriah, Srilangka, India, Bangladesh, Bolivia, Aljazair. Perbuatan yang
mencerminkan sosialisme yaitu:

 Gotong royong
 Membantu kecelakaan
 Mengerjakan pekerjaan untuk kepentingan orang lain tanpa
pamrih

Anda mungkin juga menyukai