Anda di halaman 1dari 17

KAJIAN STRATEGIS

PEMINDAHAN IBUKOTA DARI JAKARTA KE KALIMANTAN

Oleh :
Endah Respatiningsih
KELOMPOK 6 – NARENDRA

SI- EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JEMBER
2019
Jokowi Resmi Putuskan Ibu Kota Negara Pindah ke Kalimantan Timur

Teka-teki lokasi ibu kota baru terjawab sudah. Presiden Joko Widodo
menyatakan akan
memindahkan ibu kota negara dari DKI Jakarta ke Kalimantan Timur. Lalu
dimanakah lokasi tepatnya? Dan apakah alasan ibu kota dipindahkan? Lantas
bagaimana tanggapan masyarakat?

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan lokasi ibu kota baru terletak di


Kalimantan Timur, tepatnya di dua kabupaten yakni Kutai Kertanegara  dan Penajam
Paser Utara. Pemindahan ibu kota negara ini setelah melakukan kajian matang.
"Lokasi ibu kota baru yang paling ideal adalah di Kabupaten Penajam Paser Utara
dan sebagian Kabupaten Kutai Kertanegara di Kalimantan Timur, " kata Jokowi di
Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (26/8).
Sebelumnya, Jokowi sudah memastikan ibu kota negara akan dipindahkan ke
Pulau Kalimantan saat membuka Rapat Terbatas tentang Pemindahan Ibu Kota di
Kantor Presiden, awal bulan ini. Presiden terpilih itu juga menyebut lokasi ibu kota
telah mengerucut ke salah satu provinsi di Pulau Kalimantan. Pilihannya antara lain
Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan. Jokowi sendiri
sudah meninjau lokasi calon ibu kota baru beberapa waktu lalu.
Ia telah meminta agar kajian yang berkaitan dengan kebencanaan, daya
dukung lingkungan, ekonomi, demografi, sosial-politik, dan pertahanan-keamanan
diselesaikan dan dirinci.
Jokowi memerintahkan jajarannya untuk menyiapkan skema pembiayaan
pemindahan ibu kota, baik yang bersumber dari APBN atau di luar APBN. Ia juga
memerintahkan agar ada desain kelembagaan yang diberikan otoritas dalam rencana
pemindahan ibu kota negara ini.
Alasan dipindahkannya ibu kota berkaitan dengan kondisi Jakarta saat ini. Menurut
Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro akibat banjir dan kemacetan di Jakarta,
Indonesia mengalami kerugian hingga ratusan triliun.
Presiden Joko Widodo telah memantapkan rencana pemindahan ibu kota
negara Republik Indonesia ke Provinsi Kalimantan Timur. Dalam konferensi pers di
Istana Negara, Jakarta, Senin (26/8), menjelaskan, lokasi tersebut dipilih berdasarkan
hasil kajian mendalam yang telah dilakukan oleh pemerintah secara intensif selama
kurang lebih tiga tahun. Adapun salah satu penyebab dipilihnya lokasi tersebut adalah
minimnya bencana alam.
“Kenapa di Kaltim? Risiko bencana minimal, baik bencana banjir, gempa
bumi, tsunami, kebakaran hutan, gunung api dan tanah longsor. Yang kedua,
lokasinya yang strategis, berada di tengah tengah Indonesia.Yang ketiga, berdekatan
dengan wilayah perkotaan yang sudah berkembang, yaitu Balikpapan dan Samarinda.
Yang keempat, punya infrastruktur yang relatif lengkap. Dan yang kelima telah
tersedia lahan yang dikuasai pemerintahan seluas 180 ribu hektar,” ungkap Jokowi.
Jokowi pun kembali menegaskan pemindahan Ibu Kota negara ke Kaltim,
dikarenakan beban DKI Jakarta yang sudah terlalu berat sebagai pusat pemerintahan,
pusat bisnis, pusat keuangan, pusat perdagangan, dan pusat jasa.
Selain itu, Jokowi juga menjelaskan bahwa beban Pulau Jawa sudah terlalu
berat di mana sebanyak 54 persen total penduduk Indonesia tinggal di sini. Dengan
ekonomi Indonesia yang cenderung berpusat di Jawa, Pulau Jawa akan semakin
kelebihan beban jika ibu kota negara dipindahkan ke kawasan yang tetap berada di
sekitar pulau itu.
“Kita tidak bisa terus menerus membiarkan beban Jakarta dan beban pulau
Jawa yang semakin berat, dalam hal kepadatan penduduk. Kemacetan lalu lintas yang
sudah terlanjur parah, dan polusi udara, dan air yang harus kita perbaiki. Dan ini
bukan kesalahan pemprov DKI Jakarta, tapi terlebih karena besarnya beban yangg
diberikan perekonomian Indonesia kepada Pulau Jawa dan Jakarta. Kesenjangan
ekonomi antara Jawa dan luar Jawa yang terus meningkat, meskipun sejak 2001
sudah dilakukan otonomi daerah,” jelas Jokowi.
Ditambahkannya, total kebutuhan anggaran untuk ibu kota baru membutuhkan
kurang lebih Rp466 trilliun. Sekitar 19 persen dana anggaran itu akan berasal dari
APBN, sementara sisanya berasal dari KPBU dan investasi langsung swasta dan
BUMN.
Setelah tidak menjadi ibu kota negara, kata Jokowi, Jakarta akan tetap menjadi
prioritas pembangunan dan terus dikembangkan menjadi kota bisnis, kota keuangan,
pusat perdagangan dan pusat jasa, berskala regional dan global.
Untuk memantapkan langkah ini, Jokowi sudah mengirim surat kepada Ketua
DPR RI. Pemerintah pun akan segera mempersiapkan RUU, untuk kemudian
disampaikan ke DPR.
Dalam kesempatan yang sama Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro
menargetkan pada tahun 2020 pemerintah sudah menyelesaikan persiapan finalnya
mulai dari masterplan, urban design, building design, sampai kepada dasar
perundangan undangan terutama RUU dan juga persiapan lahan, sehingga tahap
konstruksi pun sudah bisa dimulai.
“2020 akhir, sudah mulai konstruksi dan kami harap paling lambat 2024
proses pemindahan sudah dilakukan. Proses pemindahan ada tahapannya. Dan kami
akan detailkan. 2024 adalah masa paling lambat kita sudah pindahkan pusat
pemerintahan. Yang dipindahkan ini pusat pemerintahan. Sedangkan ibu kota dalam
bayangan kita semua adalah Jakarta yang tetap didorong sebagai pusat bisnis dan
keuangan berskala internasional, “ ungkap Bambang.
Sementara Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor menyatakan pemda
setempat dan masyarakat telah siap melakukan dan menyambut persiapan
pemindahan ibu kota negara baru ini. Untuk tahap awal, pihaknya akan berkoordinasi
dengan Walikota Samarinda, Balikpapan, dan Bupati PPU dan Kukar. Menurutnya
hal ini akan membawa dampak positif bukan hanya untuk provinsi yang dipimpinnya.
Namun untuk semua Provinsi di Kalimantan dan untuk wilayah Indonesia bagian
tengah ke timur.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, meski nantinya sudah
tidak menjadi ibu kota negara, Jakarta akan terus didorong menjadi simpul kegiatan
perekonomian global. Menurutnya tidak ada pergeseran dalam hal itu.
Anies tetap fokus untuk membangun DKI Jakarta dengan total anggaran Rp571
trilliun.

Pandangan Hukum.

Selain pembahasan mendetail, pemindahan Ibu Kota ini juga tak semudah
seperti pindahan rumah. Pindah Ibu Kota artinya harus diiringi landasan hukum.
Pemerintah harus mengajukan rancangan peraturan ke DPR untuk dibahas sebelum
disetujui. Seperti diutarakan Anggota Komisi II DPR Mardani Ali Sera, bahwa
pemerintah setidaknya harus mengajukan enam undang-undang. Jika tidak, maka
pemerintah melanggar aturan. "Hasil kajian kami secara yuridis ada enam undang-
undang harus segera diajukan," ujar Mardani di Hotel Bidakara, Jakarta, Senin (26/8).
Enam undang-undang yang harus diajukan oleh pemerintah untuk dibahas
terdiri dari empat revisi undang-undang dan dua rancangan undang-undang. Salah
satu undang-undang yang perlu direvisi agar ibu kota bisa dipindahkan adalah UU
Nomor 29 Tahun 2009 tentang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Sebagai Ibu Kota
NKRI.  Sementara terkait rancangan undang-undang, ia mengatakan perlu ada UU
yang mengatur daerah cadangan strategis menjadi Ibu Kota. Dalam hal ini, keputusan
Jokowi memindahkan ibu kota negara belum memenuhi aspek legalitas. Apalagi
memang selama ini pemerintah tak pernah mengajak DPR berkoordinasi mencapai
kata sepakat.

6 Hal Penting Soal Pemindahan Ibu Kota ke Kalimantan Timur

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo telah resmi


mengumumkan ibu kota negara akan dipindahkan dari DKi Jakarta ke Kalimantan
Timur. Pengumuman yang sudah ditunggu-tunggu itu disampaikan Jokowi dalam
konferensi pers di Istana Negara, Jakarta, Selasa (27/8/2019) kemarin. Berikut
sejumlah fakta pengumuman ibu kota oleh Jokowi yang dirangkum Kompas.com:

1. Di Dua Kabupaten
Pemerintah menetapkan lokasi ibu kota terletak di dua kabupaten yang tersambung di
Kalimantan Timur. Kedua Kabupaten itu yakni sebagian Kabupaten Penajam Paser
Utara dan sebagian Kabupaten Kutai Kertanegara. "Lokasi ibu kota baru yang paling
ideal adalah di sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian di Kabupaten
Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur," kata Jokowi. Jokowi menyatakan
bahwa keputusan ini dilakukan setelah pemerintah melakukan kajian intensif.
"Pemerintah telah melakukan kajian mendalam dan intensifkan studinya selama tiga
tahun terakhir," ujar Presiden..

2. Alasan Kaltim Terpilih


Jokowi juga mengungkapkan 5 alasan yang membuat Kaltim terpilih mengalahkan
kandidat lain di Pulau Kalimantan. "Pertama, risiko bencana minimal, baik bencana
banjir, gempa bumi, tsunami, kebakaran hutan, maupun tanah longsor," kata Jokowi.
Kedua, lokasi tersebut dinilai strategis. Jika ditarik koordinat, lokasinya berada di
tengah-tengah wilayah Indonesia. Ketiga, lokasi itu berada dekat perkotaan yang
sudah terlebih dahulu berkembang, yakni Kota Balikpapan dan Kota Samarinda.
"Keempat, telah memiliki infrastruktur yang relatif lengkap," ujar Jokowi. Terakhir,
hanya di lokasi tersebutlah terdapat lahan pemerintah, yakni seluas 180.000 hektar.

3. Bukan Salah Pemprov


DKI Presiden Jokowi menegaskan bahwa pemindahan ibu kota dari Jakarta ke
Kalimantan Timur bukan salah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. "Ini bukan salah
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, bukan. Tetapi lebih karena besarnya beban yang
diberikan perekonomian Indonesia kepada Pulau Jawa dan Jakarta," kata Jokowi yang
juga mantan Gubernur DKI Jakarta. Jokowi menyebut beban Jakarta sudah terlalu
berat sebagai pusat pemerintahan, pusat bisnis, pusat keuangan, pusat perdagangan
dan pusat jasa. Jakarta juga punya beban berat karena memiliki bandara dan
pelabuhan terbesar di Indonesia. "Kita tidak bisa membiarkan terus menerus beban
Jakarta dan Pulau Jawa semakin berat dalam hal kepadatan penduduk," kata Jokowi.
Jokowi memastikan bahwa Jakarta tidak akan dilupakan. Menurut dia, sudah ada
anggaran sebesar Rp 571 triliun untuk Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan
program urban regeneration. "Jakarta akan tetap menjadi prioritas pembangunan dan
terus dikembangkan jadi kota bisnis, kota keuangan, pusat perdagangan, dan pusat
jasa berskala regional dan global," katanya.

4. Siapkan RUU
Menurut Jokowi, pemerintah akan menyiapkan rancangan undang-undang sebagai
payung hukum pemindahan ibu kota. "Sehubungan dengan itu, pemerintah akan
segera menyiapkan RUU untuk disampaikan ke DPR," ujar Jokowi. Jokowi telah
menyurati Ketua DPR Bambang Soesatyo mengenai keputusan tersebut. Presiden
Jokowi juga telah melampirkan hasil kajian mengenai calon ibu kota baru.

5. Pendanaan Presiden
Joko Widodo menjelaskan perihal sumber pendanaan pembangunan ibu kota
baru Indonesia di ProvinsiKalimantan Timur. Jokowi mengaku, banyak yang
bertanya kepadanya tentang sumber pendanaan ini. "Perlu kami sampaikan, total
kebutuhan untuk ibu kota baru kurang lebih Rp 466 triliun," ujar Presiden Jokowi.
Nantinya, 19 persen dari kebutuhan pendanaan itu akan berasal dari APBN. Meski
demikian, APBN yang dimaksud, bukan hanya yang bersumber dari anggaran yang
dialokasikan khusus bagi pembangunan ibu kota negara. "Namun berasal dari skema
kerja sama pengelolaan aset yang ada nanti di ibu kota baru dengan yang ada di
Jakarta," ujar Jokowi. "(Kebutuhan anggaran) sisanya, berasal dari Kerja Sama
Pemerintah dengan Badan Usaha atau KPBU dan investasi langsung swasta dan
BUMN," ujar dia.

6. Paling Lambat 2024


Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang
Brodjonegoro yang ikut mendampingi Jokowi dalam jumpai pers kemarin turut
menjelaskan soal tahapan waktu pemindahan ibu kota.Bambang mengatakan, setelah
lokasi ibu kotabaru Indonesia resmi diumumkan, pemerintah masuk ke tahap
persiapan. Pada 2020, pemerintah mulai mematangkan regulasi, masterplan, dan
desain tata ruangnya. Bambang memperkirakan proses pemindahan ibu kota
baru dimulai pada 2024. "Kita harapkan paling lambat 2024 proses pemindahan
sudah dilakukan," ujar Bambang. Bambang mengatakan, berdasarkan kerangka waktu
yang telah disusun pemerintah, selanjutnya akan dilakukan penentuan lokasi yang
melibatkan Gubernur Kalimantan timur Isran Noor. Sementara itu, pembangunannya
bisa dimulai pada akhir 2020.

Apa keuntungan dan kerugian dalam proses pemindahan ibu kota?

Menteri Bambang mengatakan dalam jangka pendek, investasi yang paling


dirasakan adalah di sektor rill. Peningkatan investasi riil di Kalimantan Timur
diperkirakan bakal sebesar 47,7 persen, sedangkan di Pulau Kalimantan sebanyak
34,5 persen.
Di samping itu, dalam jangka pendek proses pembangunan ibu kota baru juga
akan meningkatkan perdagangan antar wilayah. Ini dikarenakan proses pembangunan
ibu kota tersebut membutuhkan suplai material dan barang ke Provinsi Kalimantan
Timur yang mengakibatkan peningkatan perdagangan. Salah satu wilayah yang
berpotensi akan meningkat adalah Sulawesi Selatan. Di mana daerah tersebut
memiliki produksi semen yang dibutuhkan dalam pembangunan ibu kota. "Akan
tetapi DKI Jakarta tetap akan menjadi supplier utama ke Provinsi Kalimantan Timur
ketiga, setelah Sulawesi Selatan dan Jawa Bagian Barat," katanya.
Pindah ibu kota juga memerlukan anggaran yang besar."Mungkin pemerintah
perlu lebih rasional memikirkan nasib rakyat, yaitu dengan lebih fokus menangani
persoalan kesejahteraan," kata Habib kepada Tagar, Kamis, 8 Agustus 2019. Ia
mengatakan, pemindahan ibu kota bukan hal mudah. Selain itu, menurutnya,
keputusan Presiden untuk memindahkan ibu kota ke Kalimantan membutuhkan
banyak biaya. "Pindah ibu kota juga memerlukan anggaran yang besar, setidaknya
menurut perhitungan Bappenas memerlukan Rp 466 triliun,"ujarnya.

Kelebihan dan kekurangan calon ibu kota baru

Kalimantan Tengah
Keunggulan
+ Memiliki akses dan dekat dengan Bandara Tjilik Riwut (Hierarki Pengumpul
Tersier).
+ Bebas bencana gempa bumi.
+ 97,04 persen wilayahnya tergolong dalam area yang aman dari banjir.
+ Tidak berbatasan langsung dengan batas negara tetangga.
+ Ketersediaan lahan yang luas dengan 70 persen status hutan produksi konversi
(bebas konsesi) dan hutan produksi dengan konsesi hutan alam.

Kelemahan
 Lokasinya jauh dari pelabuhan laut, waktu tempuhnya sekitar 6 jam.
 Ketersediaan sumber daya air tanah terbatas, hanya tersedia air sungai.
 Sebagian besar wilayahnya memiliki lapisan lahan gambut yang rentan
terhadap kebakaran.
 Struktur demografinya relatif homogen, sehingga rentan terjadinya konflik
sosial.

Kalimantan Timur
Keunggulan
 Dekat dengan dua bandara besar di Balikpapan dan Samarinda.
 Dekat dengan akses Jalan Tol Balikpapan-Samarinda.
 Dekat dengan Pelabuhan Semayang Balikpapan.
 Ketersediaan infrastruktur jaringan energi dan air bersih yang cukup.
 Struktur demografi yang heterogen, sebagian besar merupakan pendatang.
 Lokasinya dilewati ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia) II berdasarkan
konvensi hukum laut internasional. ALKI merupakan alur untuk pelayaran
dan penerbangan yang dapat dimanfaatkan oleh kapal atau pesawat udara
asing di atas laut.
 Bebas bencana alam gempa bumi dan kebakaran hutan.
 Tidak berbatasan langsung dengan batas negara tetangga.
 Memiliki ketersediaan lahan dengan status APL (Areal Penggunaan Lain),
hutan produksi dengan konsesi HTI (Hutan Tanaman Industri) dan hutan
produksi yang bebas konsesi.

Kelemahan
 Rawan banjir pada wilayah yang dekat dengan hulu aliran sungai (DAS).
 Ketersediaan sumber daya air tanah yang rendah.

Bagaimana reaksi masyarakat Kalimantan Timur?

Sebagian warga di Kalimantan Timur pun antusias mendengar pengumuman


tersebut, namun ada juga yang khawatir bahwa rencana pemindahan ibu kota akan
membawa masalah baru di tempat tinggal mereka.
Hexsa Apiyanto (26), warga asli Penajam Paser Utara, mengaku sangat
senang menyaksikan detik-detik Presiden Jokowi mengumumkan daerah tempat
tinggalnya serta Kutai Kartanegara sebagai lokasi baru ibu kota. Menurutnya,
masyarakat asli di sana sangat bangga karena kabupaten yang baru resmi didirikan
tahun 2002 silam tersebut, sudah dianggap layak menjadi ibu kota baru menggantikan
Jakarta.
"Menurut saya sebagai warga asli orang Penajam Paser Utara sangat senang
karena dengan berpindahnya ibu kota ke Penajam Paser Utara pasti meningkatkan
pemerataan di Kalimantan, dari sektor pendapat masyarakat dan teknologi di
Kalimantan, bisa sama dengan di Jawa," ungkap Hexsa saat dihubungi DW
Indonesia.
Ia pun menambahkan bahwa masyarakat Penajam Paser Utara sejauh ini
mendukung keputusan pemerintah. "Sejauh ini belum ada info mereka menolak untuk
ibu kota pindah ke Penajam, malahan mereka senang karena kabupaten yang masih
dibilang baru ini cepat berkembang," papar Hexsa.

Khawatir berdampak bagi lingkungan

Taufiq (38), pegawai salah satu anak perusahaan milik negara di Balikpapan,
menilai keputusan pemerintah terkait pemindahan ibu kota merupakan keputusan
yang prematur. Ia khawatir akan dampak lingkungan yang muncul dari proses
pemindahan ibu kota. Pria yang juga lahir dan besar di Balikapapan ini berpendapat
bahwa pemerintah seharusnya menata ulang ruang terbuka hijau terlebih dahulu di
kedua wilayah sebelum melakukan pembangunan.
"Jangan bicara jauh soal pemindahan ibu kota, kita bicara tentang orang
bangun perumahan. Katanya punya AMDAL, tapi nyatanya sebagian besar hutan atau
tanaman yang tadinya melindungi dari erosi karena hujan terus dipapas jadi
perumahan akhirnya menyebabkan banjir. Sistem perumahan skala kecil saja seperti
itu, bagaimana kalau ibu kota?" ujar Taufiq kepada DW Indonesia.
"Daerah-daerah masih punya hutan lindung, kalau kita lihat burung-burung
yang langka di Jawa masih ada di Kalimantan, hewan-hewan seperti payau, kijang,
kucing hutan, masih terlihat. Nanti itu seperti apa relokasinya kalau sudah jadi
wilayah pemerintahan baru?" Taufiq menambahkan.
Lebih lanjut ia juga menyoroti keadaan infrastruktur jalan di Kecamatan
Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, yang menurutnya kerap kali diterjang banjir
saat hujan tiba akibat dampak aktivitas pertambangan batubara di wilayah tersebut.
Senada dengan Taufiq, Vajri (27), warga asli Samarinda, menuturkan bahwa kondisi
sejumlah infrastruktur di Kalimantan Timur masih belum siap sebagai ibu kota baru
negara. Ia berharap seiring dengan pembangunan yang akan berjalan pada tahun 2020
mendatang, masalah-masalah tersebut dapat segera diatasi.
"Secara pemberitaan sih sepertinya siap, tapi saya yang tinggal di sini yang
merasakan kondisinya, memang benar di Kaltim itu ada dua bandara besar di
Balikpapan dan di Samarinda. Cuma masalah sekarang ini untuk akses ke bandara
besar masih belum bagus karena kondisinya yang menuju bandara Samarinda,
kemarin habis lebaran sempat hujan deras dan langsung akses ke bandara terputus
karena banjir," jelas Vajri.
"Mungkin di Kaltim sudah biasa dengan daerah tambang dan kelapa sawit
cuma jangan lagi ditambah dengan pengrusakan lingkungan lagi dengan adanya
rencana pemindahan ibu kota," Vajri menambahkan. Seperti Hexsa, terlepas dari
kekhawatiran yang ada, Taufik dan Vajri pun berharap rencana pemindahan ibu kota
dapat meningkatkan pemerataan di Kalimantan, khususnya di Kalimantan Timur
hingga tidak ada lagi ketimpangan antara Jawa dan luar Jawa.

Bagaimana dengan Jakarta?

Kepada DW Indonesia, Hani (29) warga Jakarta, mendukung keputusan


pemerintah untuk memindahkan ibu kota dan pusat pemerintahan dari Jakarta. Ia pun
mengaku tidak keberatan dengan berpindahnya 'label' ibu kota ke wilayah lain,
dikarenakan kondisi Jakarta yang saat ini mengharuskan adanya pemindahan tersebut.
Ia pun meyakini pemindahan ibu kota tidak akan mengganggu jalannya aktivitas
warga Jakarta.
"Karena terlalu crowded ya, terlalu penuh. Saya rasa Jakarta tidak mampu
menampung lagi warga-warganya pendatang atau warga aslinya di Jakarta. Semua
memang serba ada di Jakarta, tapi setiap hari bertambah, mobilitasnya sangat tinggi,
memang harus ada perpindahan. Langkah-langkah pemerintah untuk memindahkan
ini seperti di Nigeria contohnya ada ibu kota baru yang membantu ibu kota lama
untuk mengurangi bebannya itu," papar perempuan asli Tanah Abang ini.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Herman Khaeron, mengimbau
pemerintah untuk melakukan kajian lebih dalam terkait rencana pemindahan ibu kota
ke Kalimantan Timur. Menurutnya pemindahan ini akan berdampak bagi para ASN
serta pegawai-pegawai di institusi pemerintahan.
"Pemindahan ibu kota bukan sekadar memindahkan kantor dan gedung
pemerintahan, tetapi berdampak pada pemindahan jutaan pegawai dan seluruh yang
terkait dengan institusinya," jelas Herman dilansir dari Detiknews.
"Dampak lain adalah kesiapan keluarga seluruh pegawai negara berkantor di
tempat yang baru, apakah akan ditinggalkan dan pulang-pergi atau berpindah ke
tempat baru dengan meninggalkan tempat kehidupannya," lanjut Herman.
Politisi Partai Demokrat ini pun meminta Presiden Joko Widodo untuk segera
mengirimkan naskah akademik Rancangan Undang-Undang pemindahan ibu kota
agar dapat dibahas secara komprehensif di DPR. Mengacu pada kajian Direktorat
Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri ada sejumlah UU yang perlu
direvisi dan ada juga yang harus dibuat baru. Salah satu UU yang perlu direvisi yakni
UU Nomor 29 Tahun 2017 tentang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai Ibu
Kota Negara Kesatuan RI, sedangkan UU yang harus dibuat baru yakni tentang nama
daerah yang dipilih sebagai ibu kota negara.

Tanggapan saya pribadi tentang pindahnya ibu kota.

Pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur menurut saya


memiliki kontra dan pro dalam tanggapan saya. Tanggapan Pro dari pindahnya ibu
kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur yaitu kebijakan yang cukup baik untuk
mengatasi beberapa masalah di ibu kota saat ini, seperti kepadatan penduduk,
kemacetan lalu lintas yang sudah terlanjur parah, serta terlalu banyaknya polusi yang
berdampak pada menurunnya kualitas lingkungan serta adanya suatu kesenjangan
ekonomi antara Pulau Jawa dengan Pulau luar Jawa, angka penggangguran yang
sangat tinggi sehingga menyebabkan tindakan criminal. Karena roda perekonomian
yang diprioritaskan menurut anggapan banyak orang adalah Pulau Jawa sehingga
banyak orang yang ada di luar Jawa pindah ke Jakarta demi mendapatkan pekerjaan
yang lebih baik daripada di Luar Jawa. Jakarta dianggap sebagai pusat pelaksanaan
segala aktifitas perekonomian dan seluruh kegiatan yang bersangkutan dengan
lembaga-lembaga besar, seperti perusahaan, parbik-pabrik, serta tonggak
pemerintahan, sehingga dalam pandangan masyarakat bahwa Jakarta merupakan
pusat lapangan pekerjaan sehingga banyak penduduk berpindah ke Jakarta karena
anggapan mereka bahwa Jakarta merupakan kota yang paling baik untuk merubah
nasib. Maka dengan adanya pemindahan ibu kota ini dapat dijadikan sebagai
alternatif dimana negara Indonesia dapat membukakan pusat pekerjaan bagi
masyarakat di daerah Kalimantan Timur dan sekitarnya, agar masyarakat tidak hanya
berpandangan bahwa untuk mencari pekerjaan yang layak hanya dapat di lakukan di
wilayah Jawa terutama di Jakarta saja. Dari hal inilah dapat dijadikan alternatif dari
pemerintah untuk membuka lapangan pekerjaan di Kalimantan yang bertujuan untuk
memeratakan pendapatan perekonomian yang ada di Luar Jawa dan meratakan
kepadatan penduduk yang sudah terjadi di wilayah Jawa.
Tanggapan Kontra dari pindahnya ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan.Hutan
Kalimantan yang merupakan paru-paru dari dunia akan terancam punah dengan
adanya pemindahan ibu kota ke daerah tersebut karena hutan Kalimantan merupakan
tempat hidup para satwa langka dan aset milik negara Indonesia. Jika pembangunan
di lakukan secara besar-besaran oleh pemerintah dalam kebutuhan pemindahan
pelaku pemerintah negara, pasti haruslah mengorbankan beberapa wilayah hijau yang
sangat luas di Kalimantan yang berganti menjadi bangunan – bangunan besara seperti
yang ada di Jakarta dan para satwa kehilangan rumah bagi mereka lalu mereka akan
tinggal dimana ?. Memang hal ini tidak akan secara langsung memberikan pengaruh
besar pada lahan hijau di Kalimantan, tapi pastinya pembangunan tersebut akan
mengurangi seberapapun kecilnya. Serta ketika sistem pemerintahan sudah mulai di
jalankan di Kalimantan, maka lambat laun juga pasti akan menarik masyarakat untuk
juga pindah ke daerah tersebut. Perpindahan penduduk ini juga pasti akan
membutuhkan lahan yang akan mereka gunakan untuk membangun pemukiman
mereka yang terhitung tidak akan dalam jumlah yang sedikit dan menyebkan
kemancetan yang sama persis yang terjadi di Jakarta.
Selain itu untuk yang perlu diperhatikan ialah masalah anggaran yang harus
dikelurkan oleh pemerintah untuk memindahkan ibu kota, banyak hal yang harus
dipertimbangkan, apalagi yang kita tahu bahwa Indonesia memiliki hutang yang
sangat besar di beberapa Negara maju , serta masalah kemiskinan dan pengangguran
yang belum bisa ditekan secara maksimal dan terus bertambah pada setiap tahunnya.
Maka dari itu pemerintahan harus memikirkan permasalahan yang ada di Indonesia
pada tahun sebelumnya yang sampai saat ini masih belum ada jalan keluarnya.
Pengeluaran annggaran untuk pemindahan ibu kota menjadi masalah yang harus
difikirkan kembali adalah uang dari mana? Dan uang siapa yang akan digunakan ?
Bagaimana cara mengembalikan pinjaman ke luar negeri? Bagimana laju
perekonomian Indonesia saat ini?.
Dari kelemahan atau kemungkinan dampak buruk tersebut dapat terwujud jika
pemerintah tidak memikirkan dampak – dampak yang ada jika memindahkan ibu kota
Jakarta ke Kalimantan Timur maka pemerintah haruslah mewaspadai dan mengambil
langkah bagaimana agar cara pemerataan penduduk pada saat terjadi perpindahan ibu
kota ini tidak akan mempengaruhi terlebih merusak lingkungan Kalimantan Timur
sendiri yang merupakan aset berharga bagi Negara. Baik dari hutan Kalimantan yang
sebagai paru-paru dunia, maupun kekayaan alam di Kalimantan Timur yang kaya
tersebut dapat di kelola dengan baik serta tidak merusaknya. Seharusnya
pemerintahan membuka lowongan yang layak yang ada di Kalimantan Timur dan
memindahkan penduduk Jakarta ke Kalimantan Timur dan masih yang harus
dipikirkan oleh para Pemerintah jika memindahkan Ibu Kota Jakarta ke Kaliamantan
Timur atau pemerintah mengelola sumber daya yang ada di Kalimantan sebagai
pekerjaan bagi penduduk Kalimantan sehingga tidak ada penduduk di Kalimantan
maupun luar Jawa pindah ke Jawa.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190826115726-32-424625/jokowi-ibu-kota-
baru-di-kalimantan-timur

https://news.detik.com/berita/d-4645448/seputar-ibu-kota-pindah-sejarah-hingga-pilihan-
lokasi

https://www.voaindonesia.com/a/jokowi-resmi-putuskan-ibu-kota-negara-pindah-ke-
kalimantan-timur-/5056949.html

https://nasional.kompas.com/read/2019/08/27/07325011/6-hal-penting-soal-pemindahan-
ibu-kota-ke-kalimantan-timur?page=all
https://www.liputan6.com/bisnis/read/4064031/ini-keuntungan-jangka-pendek-dari-
pemindahan-ibu-kota

https://www.tagar.id/kekurangan-dan-kelebihan-pemindahan-ibu-kota-negara

https://katadata.co.id/berita/2019/08/23/keunggulan-dan-kelemahan-3-provinsi-calon-ibu-
kota-baru

https://news.detik.com/dw/d-4682960/beragam-reaksi-masyarakat-atas-pemindahan-ibu-
kota-ke-kalimantan-timur

Anda mungkin juga menyukai