Anda di halaman 1dari 5

C.

Perkembangan Liberalisme Di Negara Maju Dan Berkembang

Paham liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah


dan agama. Liberalisme menghendaki adanya, pertukaran gagasan yang bebas,
ekonomi pasar yang mendukung usaha pribadi (Private enterprise) yang relatif bebas,
dan suatu sistem pemerintahan yang transparan, dan menolak adanya pembatasan
terhadap pemilikan individu. Di zaman pencerahan, kaum intelektual dan politisi
Eropa menggunakan istilah liberal untuk membedakan diri mereka dari kelompok
lain. sebagai adjektif kata liberal dipakai untuk menunjuk sikap anti feodal, anti
kemapanan, rasional, bebas merdeka (independent), berpikiran luas lagi terbuka
(open-minded), dan oleh karena itu hebat (magnanimous).

Dalam politik, liberalisme dimaknai sebagai sistem dan kecenderungan yang


berlawanan dengan dan menentang sentralisasi dan absolutisme kekuasaan. Dibidang
ekonomi, liberalisme merujuk pada sistem pasar bebas dimana intervensi pemerintah
dalam perekonomian dibatasi atau bahkan tidak diperbolehkan sama sekali. Dalam
hal ini dan pada batasan tertentu liberalisme identik dengan kapitalisme. Di wilayah
sosial, liberalisme berarti kebebasan menganut, meyakini, dan megamalkan apa saja
sesuai kecenderungan, kehendak dan selera masing-masing. Bahkan lebih jauh dari
itu liberalisme mereduksi agama menjadi menjadi urusan privat.
Sebagaimana diungkapan oleh H. Gruber, prinsip liberalisme yang paling
mendasar ialah pernyataan bahwa tunduk kepada otoritas apapun namanya adalah
bertentangan dengan hak asasi, kebebasan dan harga diri manusia, yakni otoritas yang
akarnya, aturannya, ukurannya, dan ketetapan ada diluar dirinya.
Pada awalnya liberalisme berkembang di kalangan Protestan saja. Namun
belakangan wabah liberalisme menyebar di kalangan Khatolik juga. Tokoh-tokoh
liberal seperti  Benjamin Constant anatar lain menginginkan  agar pola hubungan
antara institusi gereja, pemerintah, dan masyarakat ditinjau ulang dan diatur lagi.
Mereka juga menuntut reformasi terhadap doktrin-doktrin dan disiplin yang
dibuat oleh gereja katholik  di roma, agar disesuaikan dengan semangat zaman yang
sedang dan terus berubah, agar sejalan dengan prinsip-prinsip liberal dan tidak
bertentangan dengan sains yang meskipun anti Tuhan namun dianggap benar.
Dalam liberalisme tidak dapat menerima ajaran dogmatisme (Refuse Dogatism). Hal
ini disebabkan karena pandangan filsafat dari John Locke (1632 – 1704) yang
menyatakan bahwa semua pengetahuan itu didasarkan pada pengalaman. Dalam
pandangan ini, kebenaran itu adalah berubah.
a. Amerika
Negara-negara yang menganut paham liberal di benua Amerika adalah Amerika
Serikat, Argentina, Bolivia, Brasil, Chili, Kuba,Kolombia, Ekuador, Honduras, Kana
da, Meksiko, Nikaragua, Panama, Paraguay, Peru, Uruguay, dan Venezuela.
Sekarang ini Kurang lebih paham Liberalisme dianut oleh sebagian besar wilayah
negara di Amerika.
1. Amerika Serikat
Paham liberal di Amerika Serikat (AS) disebut liberalisme modern atau
liberalisme baru. Sekarang para politis di AS mengakui, bahwa paham liberalisme
klasik ada kaitannya dengan kebebasan individu yang bersifat luas. Tetapi mereka
menolak ekonomi yang bersifat laissez faire atau liberalisme klasik yang menuju ke
pemerintahan interventionism yang berupa penyatuan persamaan sosial dan ekonomi.
Umumnya, hal tersebut disepakati pada dekade pertama abad ke-20 yang
tujuannya menuju keberhasilan suatu hegemoni para politis dalam negeri.Tapi,
kesuksesan tersebut mulai merosot dan menghilang pada sekitar tahun1970-an. Pada
saat itu konsensus liberal telah dihadapkan suatu death-blow atau yang berupa
robohnya pemerintahan Bretton Woods System yang dikarenakan
kemenangan Ronald Reagan dalam pemilihan presiden tahun 1980, yang menjadikan
liberalisme suatu arus kuat dalampolitik AS pada tahun tersebut.
Liberalisme AS mulai bangkit pada awal abad ke-20 sebagai suatu alternatif ke
politik nyata yang merupakan interaksi internasionalyang dominan pada waktu itu.
Presiden Franklin Roosevelt yang pada saat itu adalah seorang yang berpaham
liberal self-proclaimed, menawarkan bangsa itu menuju ke suatu kesuksesan baru
dengan cara membangun institusi kolaboratif yang berpendukungan orang-orang
Amerika sendiri dan berjanji akan menarik AS keluar dari tekanan yang besar
tersebut.
Untuk mengantisipasi akhir Perang Dunia II Roosevelt merancang Perserikatan
Bangsa-bangsa (PBB) sebagai suatu alat berupa harapan akan kerja sama timbal balik
daripada membuat ancaman dan penggunaan kekuatan perang untuk memecahkan
permasalahan politis internasional tersebut. Roosevelt juga menggunakan badan
tersebut (PBB) untuk memasukan orang-orang Afrika yang tinggal di Amerika ke
dalam militer AS serta membuat badan pendukungan hak dan kebenaran para wanita-
wanita, sebagai penekanan atas kebebasan individu yang selanjutnya dilanjutkan oleh
Presiden John F Kennedy dengan pembangunan Patung Liberty (1964) sebagai
simbol kebebasan individu untuk hidup.
Sebenarnya, liberalisme yang dianut oleh AS, sebagaimana yang ditekankan
oleh Wilson dan Roosevelt adalah dengan menekankan kerja sama serta kolaborasi
timbal balik dan usaha individu, bukan dengan membuat ancaman dan pemaksaan
sebagai untuk pemecahan permasalahan politis baik di dalam maupun luar, sepertinya
dianut oleh Presiden AS saat ini,George W Bush. Suatu paham liberal di AS itu
mungkin seperti institusi dan prosedur politis yang mendorong kebebasan ekonomi,
perlindungan yang lemah dari agresi oleh yang kuat, dan kebebasan dari norma-
norma sosial bersifat membatasi. Karena sejak Perang Dunia II, liberalisme di AS
telah dihubungkan dengan liberalisme modern, pengganti paham ideologi liberalisme
klasik.\
b. Eropa
Sebagai aksi dan reaksi penentangan komunisme, Eropa membuat suatu paham
yang berterminologi politis (termasuk "sosialisme" dan " demokrasi sosial"). Tapi,
mereka tidak bisa memilih AS dengan pahamnya tersebut, dikarenakan pada saat itu
Eropa belum begitu mengenal liberalisme yang dianut oleh AS. Tapi beberapa tahun
kemudian barulah Eropa menyadari bahwa liberalisme yang dianut oleh AS. Hal itu
mendorong Eropa ke suatu kebebasan individu tersendiri yang akhirnya memperbaiki
keadaan ekonomi mereka tersendiri. Liberalisme di Eropa mempunyai suatu tradisi
yang kuat. Di negara-negara Eropa, kaum liberal cenderung menyebut diri mereka
sendiri sebagai kaum liberal, atau sebagai radical centristsyang democratic.
Negara-negara penganut paham liberal yakni diantaranya adalah Albania,
Armenia, Austria, Belgia, Bulgaria, Kroasia, Cyprus, Republik Cekoslovakia,
Denmark, Estonia, Finlandia, Perancis, Jerman, Yunani, Hungaria, Islandia, Italia,
Latvia, Lithuania, Luxembourg, Macedonia, Moldova, Belanda, Norwegia, Polandia,
Portugal, Romania, Rusia, Serbia, Montenegro, Slovakia, Slovenia, Spanyol, Swedia,
Switzerland, Ukraina dan United Kingdom.
c. Asia
Negara-negara yang menganut paham liberal di Asia antara lain adalah India,
Iran, Israel, Jepang, Korea Selatan, Filipina, Taiwan, Thailand, dan Turki. Saat ini
banyak negara-negara di Asia yang mulai berpaham liberal, antara lain adalah
Myanmar, Kamboja, Hong Kong, Malaysia dan Singapura.
d. Afrika
Sistem ekonomi liberal terbilang masih baru di Afrika. Pada dasarnya,
liberalisme hanya dianut oleh mereka yang tinggal di Mesir,Senegal dan Afrika
Selatan. Sekarang ini, kurang lebih liberalisme sudah dipahami oleh
negara Aljazair, Angola, Benin, Burkina, Faso, Mantol Verde, Cote D’lvoire,
Equatorial, Guinea, Gambia, Ghana, Kenya, Malawi, Maroko, Mozambik,
Seychelles, Tanzania, Tunisia, Zambia Zimbabwe dan Republik Kongo.

Anda mungkin juga menyukai