NPM : 1716011040
PENGANTAR ANTROPOLOGI
BAB 4 “MASYARAKAT”
C. UNSUR-UNSUR MASYARAKAT
1. Masyarakat
Dalam bahasa inggris dipakai istilah society yang berasal dari kata latin
socius, berarti ‘kawan’. Istilah masyarakat sendiri berasal dari akar kata arab
“syaraka” yang berarti ‘ikut serta, berpatisipasi’. Masyarakat adalah sekumpulan
manusia yang paling ‘bergaul’ atau dengan istilah ilmiah, saling ‘berinteraksi’.
Masyarakat merupakan kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu
sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinu, dan yang terikat oleh suatu rasa
identitas bersama. Negara modern misalnya, suatu kesatuan manusia berbagai
macam prasarana, yang memungkinkan para berinteraksi secara intensif, dan
dengan frekuensi yang tinggi. Di dalam bahasa inggris telah dipakai istilah
‘crowd’ istilah yang membuat suatu kesatuan manusia menjadi suatu masyarakat
adalah pola tingkah laku yang khas mengenai semua faktor kehidupan dalam batas
kesatuan. Pola tersebut harus bersifat mantap dan dengan kata lain, pola khas itu
harus sudah menjadi adat istiadat yang khas. Selain ikatan adat istiadat khas yang
meliputi sektor kehidupan dan kontinuitas waktu, warga suatu masyarakat harus
juga mempunyai ciri lain, yaitu suatu rasa identitas bahwa mereka memang
merupakan suatu kesatuan khusus yang berbeda dari kesatuan-kesatuan manusia.
Kesatuan manusia yang memiliki keempat ciri terurai di atas, yaitu
• Interaksi antara warga-warganya,
• Adat-istiadat, norma,hukum dan aturan-aturan khas yang mengatur seluruh pola
tingkah laku warga negara kota atau desa
• Kontinuitas waktu
• Rasa identitas kuat yang mengikat semua warga.
2. Kategori Sosial
Adalah kesatuan manusia yang berwujud karena adanya suatu ciri atau suatu
kompleks ciri-ciri objektif yang dapat dikenakan kepada manusia. Ciri-ciri
objektif itu biasanya dikenakan oleh pihak dari luar kategori sosial itu sendiri
tanpa di sadari oleh yang bersangkutan dengan suatu maksud praktis tertentu.
Misalnya dalam masyarakat suatu negara ditentukan melalui hukumnya bahwa
ada kategori warga di atas umur 18 tahun, dan kategori warga di bawah umur 18
tahun dengan maksud untuk membedakan antara warga negara yang hak pilih dan
warga negara tidak mempunyai hak pilih dalam pemilihan umum. Suatu kategori
sosial biasanya juga tidak terikat oleh kesatuan adat, sistem nilai, norma, suatu
kategori sosial tidak mempunyai lokasi, tidak mempunyai organisasi, tidak
mempunyai pimpinan.
3. Golongan Sosial
Merupakan suatu kesatuan manusia yang ditandai oleh suatu ciri tertentu dan
mempunyai ikatan identitas sosial. Hal ini dapat dapat dijelaskan seperti dalam
masyarakat indonesia misalnya ada konsep golongan pemuda. Golongan sosial ini
terdiri dari manusia yang oleh pihak luar disatukan berdasarkan atas satu ciri,
yaitu ‘sifat muda’. Namun, selain ciri objektif tersebut, golongan sosial ini di
gambarkan oleh umum sebagai suatu golongan manusia yang penuh idealisme
belum terikat oleh kewajiban-kewajiban hidup yang membebankan sehingga
masih sanggup mengabdi dan berkorban kepada masyarakat, penuh semangat dan
vitalitas, mempunyai daya memperbarui serta kreativitas yang besar dan
sebagainya. Dalam masyarakat ada suatu kesatuan manusia yang dapat disebut
golongan sosial, yaitu lapisan, atau kelas sosial. Walaupun konsep golongan sosial
dapat dibedakan dari konsep kategori sosial melalui tiga syarat pengikat lagi, yaitu
sistem norma, rasa identitas sosial, dan kontinuitas namun konsep golongan sosial
sama dengan konsep kategori sosial, dan tidak memenuhi syarat untuk di sebut
masyarakat. Hal itu di sebabkan karena ada suatu syarat pengikat masyarakat yang
tidak ada pada keduanya, yaitu prasarana khusus untuk melakukan interaksi sosial.
4. Kelompok dan Perkumpulan
Suatu kelompok atau group juga merupakan suatu masyarakat karena
memenuhi syarat-syaratnya, dengan adanya sistem interaksi antara para anggota,
dengan adanya adat-istiadat serta sistem norma yang mengatur interaksi, dengan
adanya kontinuitas, serta dengan adanya rasa identitas yang mempersatukan
semua anggota. Namun, selain ketiga ciri tadi , suatu kesatuan manusia yang
disebut kelompok juga mempunyai ciri tambahan, yaitu organisasi dan sitem
pimpinan, dan selalu tampak sebagai kesatuan dari individu-individu pada masa-
masa yang secara berulang berkumpul dan kemudian bubar. Kedua ciri khas
tersebut sebenarnya juga dimiliki oleh kesatuan manusia yang paling besar masa
kini, yaitu negara, namun istilah kelompok tidak dikenakan pada negara.
KELOMPOK PERKUMPULAN
Primary group Assciation
Gemeinschaft Gessellschaft
Solidarite mechanique Solidarite organique
Hubungan familistic Hubungan contractual
Dasar organisasi adat Dasar organisasi buatan
Pimpinan berdasarkan kewibawaan dan karisma Pimpinan berdasarkan wewenang dan hukum
Walaupun ‘kelompok’ maupun perkumpulan memiliki keempat syarat pengikat dasar dari
suatu masyarakat, yaitu prasarana untuk interaksi, kontinuitas, sistem norma, dan identitas
sosial, namun hanya kelompoklah yang dapat disebut sebagai masyarakat.
D. PRANATA SOSIAL
1. Pranata
Sistem tingkah laku sosial yang bersifat resmi serta adat-istiadat dan norma
yang mengatur tingkah laku, dan seluruh perlengkapannya guna memenuhi
berbagai kompleks kebutuhan manusia dalam masyarakat, dalam ilmu sosiologi
dan antrpologi disebut pranata, atau dalam bahasa inggris institution. Konsep
‘pranata’ atau institution telah lama berkembang dan dipergunakan dalam ilmu
sosiologi, dan merupakan suatu konsep dasar yang di uraikan secara panjang lebar
dalam semua kitab pelajaran mengenai ilmu itu. Sebaliknya dalam ilmu
antropologi konsep ‘pranata’ kurang di gunakan. Para ahli antropologi lebih suka
menggunakan konsep ‘unsur kebudayaan’ untuk menganalisis aktivitas manusia
dalam masyarakat yang mereka pelajari sepanjang pengetahuan penulis konsep
institution hanya digunakan dalam tiga buku pelajaran antropologi.
3. Macam-Macam Pranata
1. Pranata yang berfungsi untuk memenuhi keperluan kehidupan kekerabatan
yaitu yang sering disebut kinship atau domestic institutions.
2. Pranata-pranata yang berfungsi untuk memenuhi keperluan manusia untuk mata
pencarian hidup, memproduksi, menimbun, menyimpan, mendistribusi hasil
produksi dan harta adalah economic institutions.
3. Pranata-pranta yang berfungsi memenuhi keperluan penerangan dan pendidikan
manusia supaya menjadi anggota masyarakat yang berguna adalah educational
institutions.
4. Pranata-pranata yang berfungsi memenuhi keperluan ilmiah manusia,
menyelami alam semesta sekelilingnya adalah scientific institutions.
5. Pranata-pranata yang berfungsi memenuhi keperluan manusia dalam
menghayati rasa keindahannya dan untuk rekreasi adalah aesthetic and
recreational institutions.
6. Pranata-pranata yang berfungsi memenuhi keperluan manusia untuk
berhubungan dengan dan berbakti kepada tuhan atau dengan alam ghaib adalah
religious institutions.
7. Pranata-pranata yang berfungsi memenuhi keperluan manusia untuk mengatur
dan mengola keseimbangan kekuasaan dalam kehidupan masyarakat adalah
political institutions.
8. Pranata-pranata yang berfungsi memenuhi keperluan fisik dan kenyamanan
hidup manusia adalah somatic institutions.
4. Pranata, Kedudukan, dan Peranan Sosial
Tingkah laku individu yang mementaskan suatu kedudukan tertentu disebut
dengan istilah ilmiah, yaitu peranan sosial. Istilah ‘peranan’ memang dipinjam
dari seni sandiwara. Berbeda dengan sandiwara,si pemain tidak hanya memainkan
satu peranan saja tetapi beberapa peranan sekaligus atau secara berganti-ganti.
Dalam ilmu antropologi dan ilmu-ilmu sosial lain, ‘peranan’ diberi arti yang lebih
khusus yaitu peranan khas yang dipentaskan atau ditindakkan oleh individu dalam
kedudukan di mana ia berhadapan dengan individu dalam kedudukan lain. Itulah
sebabnya konsep peranan pengertian ilmiah mengandung kenyataan bahwa
individu dari waktu ke waktu dapat berpindah dari satu peranan keperanan yang
lain bahkan jarak antara satu waktu dengan waktu lain dapat sedemikian dekatnya
sehingga seolah-olah tampak sebagai satu wakttu. Hal itu yang tersebut terakhir
ini berarti bahwa seorang individu dapat menentaskan sekaligus dua atau lebih
peranan sosial pada satu saat tertentu. Untuk tiap individu dalam masyarakat ada
dua macam kedudukan, yaitu kedudukan yang dapat diperoleh dengan sendirinya,
dan kedudukan yang hanya dapat di peroleh dengan usaha. Golongan yang
pertama disebut kedudukan tergariskan (ascribed status) dan yang kedua disebut
kedudukan di usahakan (achieved status).
E. INTEGRASI MASYARAKAT
1. Struktur Sosial
Konsep struktur sosial pertama kali dikembangkan oleh seorang tokoh dalam
ilmu antropologi, yaitu A.R. Radcliffe Brown. Dasar pikirannya mengenai
struktur sosial itu secara singkat yaitu :
1. Pangkal dan pusat dari segala penelitian masyarakat di muka bumi ini, serupa
dengan penelitian-penelitian ilmu kimia itu yang memusatkan perhatian terhadap
susunan hubungan antara molekul yang menyebabkan adanya berbagai zat.
2. Struktur sosial dari suatu masyarakat itu mengendalikan tindakan individu
dalam masyarakat, tetapi tidak tampak oleh seorang peneliti dengan sekejab
pandangan, dan harus di abstraksikan sacara induksi dan dari kenyataan
kehidupan masyarakat yang konkret.
3. Hubungan interaksi antaraindividu dalam masyarakat adalah hal yang konkret
yang dapat diobservarsi dan dapat dicatat. Struktur sosial seolah-olah berada di
belakang hubungan konkret itu. Hal ini menjadi terang bila kita perhatikan bahwa
skruktur itu hidup langsung, sedangkan ndividu-individu yang bergerak nyata di
dalamnya dapat silih berganti.
4. Dengan struktur sosial itu seorang peneliti kemudian dapat menyelami latar
belakang seluruh kehidupan suatu masyarakat, baik hubungan kekerabatan,
perekonomian, religi, maupun aktivitas kebudayaan atau pranata lainnya.
5. Untuk mempelajari struktur sosial atau suatu masyarakat diperhatikan suatu
penelitian di lapangan, dengan mendatangi sendiri suatu masyarakat manusia yang
hidup terikat oleh suatu desa, kota besar, kelompok berburu, atau yang lainnya.
6. Struktur sosial dapat juga dipakai sebagai kriterium untuk menentukan batas-
batas dari suatu masyarakat tertentu.