Anda di halaman 1dari 10

Nama : Yolanda Novita Sari

NPM : 1716011040

PENGANTAR ANTROPOLOGI

BAB 4 “MASYARAKAT”

A. KEHIDUPAN BERKELOMPOK DAN DEFINISI MASYARAKAT

1. KEHIDUPAN BERKELOMPOK DALAM ALAM BINATANG


Bukan hanya makhluk manusia saja, melainkan juga banyak jenis makhluk
lain yang hidup bersama individu-individu sejenisnya dalam sebuah kelompok.
Beberapa ciri yang dapat kita anggap ciri khas kehidupan kelompok, yaitu;
• Pembagian kerja yang tetap antara berbagai macam sub kesatuan atau golongan
individu dalam kelompok untuk melaksanakan berbagai macam fungsi hidup
• Ketergantugan individu kepada individu lain dalam kelompok sebagai akibat
dari pembagian kerja
• Kerja sama antarindividu yang disebabkan karena sifat ketergantungan
• Komunikasi antarindividu yang diperlukan guna melaksanakan kerja sama
• Diskiriminasi yang diadakan antara individu-individu warga kelompok dan
individu-individu dari luarnya.
Mengenai asas-asas pergaulan antara makhluk dalam kehidupan alamiah beberapa
ahli filsafat seperti H.spencer pernah menyatakan bahwa asas egoisme atau asas”
mendahulukan kepentingan diri sendiri diatas kepentingan lain. Sebaliknya, ada
beberapa ahli filsafat lain yang menunjukan bahwa lawan asas egoisme, yaitu asas
altruisme atau asas “hidup berbakti untuk kepentingan lain”, juga dapat membuat
jenis makhluk itu menjadi sedemikian kuatnya sehingga dapat bertahan dalam
proses seleksi alam yang kejam.

2. KEHIDUPAN BERKELOMPOK MAKHLUK MANUSIA


Manusia adalah jenis makhluk yang juga hidup dalam kelompok dengan
demikian, maka pengetahuan mengenai asas-asas hidup berkelompok yang
sebenarnya telah dapat kita pelajari pada berbagai jenis protozoa, serangga, dan
binatang berkelompok tersebut, juga penting untuk mencapai pengertian mengenai
kehidupan berkelompok makhluk manusia. Sistem pembagian kerja, aktivitas kerja
sama, dan berkomunikasi dalam kehidupan kelompok bersifat naluri. Naluri
merupakan suatu kemampuan yang telah terencana oleh alam dan terkandung dalam
gen jenis binatang yang tersangkutan. Sedangkan sistem pembagian kerja, aktivitas
kerja sama, dan berkomunikasi dalam kehidupan kelompok manusia tidak bersifat
naluri. Kelakuan binatang berkelompok (animal behavior) yang berakar dalam naluri,
pada manusia menjadi tingkah laku yang dijadiakan milik diri dengan belajar (learned
action). Kelakuan binatang dan kelakuan manusia yang prosesnya telah direncanakan
dalam gennya dan merupakan milik dirinya tanpa belajar, seperti refleks,kelakuan
naluri, dan merupakan milik dirinya tanpa belajar, kita sebut kelakuan (behavior).
Sebaliknya, perilaku manusia yang prosesnya tidak terencana dalam gennya, tetapi
yang harus dijadikan milik dirinya dengan belajar, kita sebut tindakan atau tingkah
laku ( action). Oleh karena pola-pola tindakan laku manusia adalah hasil belajar.

B. BERBAGAI WUJUD KELOMPOK MANUSIA


Manusia di muka bumi saat ini berjumlah lebih dari tiga miliar dan seluruh
makhluk jenis homo sapiens itu menampakkan suatu keragaman yang disebabkan
karena ciri-ciri ras kaukasoid, mongoloid, negroid, dan beberapa ciri lain yang
berbeda-beda. Namun seperti yang telah tersebut beragam ciri ras itu tidak
menyebabkan timbulnya beragam pola tingkah laku manusia. Orang indonesia
misalnya, yang memiliki ciri-ciri ras mongoloid-melayu (orang indonesia pribumi)
tidak begitu berbeda dalam hal adat tingkah lakunya jika dibandingkan dengan orang
indonesia yang mempunyai ciri ras mongoloid cina selatan (orang indonesia
keturunan asing). Serupa itu juga ada orang amerika yang mempunyai ciri-ciri ras
negroid. Dalam hal adat tingkah laku, mereka tidak banyak berbeda karena kedua-
duanya berbicara bahasa inggris dan gaya hidup orang amerika. Ragam tingkah laku
manusia memang bukan disebabkan karena ciri-ciri ras, melainkan karena kelompok-
kelompok tempat manusia itu bergaul dan berinteraksi, pada zaman sekarang ini
wujud tersebut adalah kelompok-kelompok yang besar terdiri dari banyak manusia,
tersebar di muka bumi sebagai kesatuan-kesatuan manusia yang erat, dan disebut
negara nasional. Beragam kesatuan hidup manusia dalam suatu kesatuan negara
nasional mempunyai wujud yang lain. Beragam wujud ini bukan di sebabkan karena
ada suku-suku bangsa yang berbeda-beda, melainkan karena secara horizontal ada
lapisan-lapisan sosial yang berbeda-beda. Warga dari suatu negara dapat kita golong-
golongkan misalnya ke dalam golongan petani, golongan buruh, golongan pedagang,
golongan pegawai, golongan bangasawan, dan lain-lain. Masing-masing golongan
tersebut mempunyai pola-pola tingkah laku, adat-istiadat, dan gaya hidup berbeda-
beda. Golongan-golongan seperti itu seolah-olah merupakan lapisan-lapisan sosial,
karena ada penilaian tinggi rendah mengenai tiap golongan tadi oleh warga dan
negara yang bersangkutan. Selain itu juga terdapat sistem-sistem pelapisan sosial di
bali yang berwujud kasta brahmana,satriya,vaisya, dan sudra, tidak berlaku misalnya
dalam adat-istiadat sunda, minangkabau, aceh, timor atau lainnya.

C. UNSUR-UNSUR MASYARAKAT
1. Masyarakat
Dalam bahasa inggris dipakai istilah society yang berasal dari kata latin
socius, berarti ‘kawan’. Istilah masyarakat sendiri berasal dari akar kata arab
“syaraka” yang berarti ‘ikut serta, berpatisipasi’. Masyarakat adalah sekumpulan
manusia yang paling ‘bergaul’ atau dengan istilah ilmiah, saling ‘berinteraksi’.
Masyarakat merupakan kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu
sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinu, dan yang terikat oleh suatu rasa
identitas bersama. Negara modern misalnya, suatu kesatuan manusia berbagai
macam prasarana, yang memungkinkan para berinteraksi secara intensif, dan
dengan frekuensi yang tinggi. Di dalam bahasa inggris telah dipakai istilah
‘crowd’ istilah yang membuat suatu kesatuan manusia menjadi suatu masyarakat
adalah pola tingkah laku yang khas mengenai semua faktor kehidupan dalam batas
kesatuan. Pola tersebut harus bersifat mantap dan dengan kata lain, pola khas itu
harus sudah menjadi adat istiadat yang khas. Selain ikatan adat istiadat khas yang
meliputi sektor kehidupan dan kontinuitas waktu, warga suatu masyarakat harus
juga mempunyai ciri lain, yaitu suatu rasa identitas bahwa mereka memang
merupakan suatu kesatuan khusus yang berbeda dari kesatuan-kesatuan manusia.
Kesatuan manusia yang memiliki keempat ciri terurai di atas, yaitu
• Interaksi antara warga-warganya,
• Adat-istiadat, norma,hukum dan aturan-aturan khas yang mengatur seluruh pola
tingkah laku warga negara kota atau desa
• Kontinuitas waktu
• Rasa identitas kuat yang mengikat semua warga.
2. Kategori Sosial
Adalah kesatuan manusia yang berwujud karena adanya suatu ciri atau suatu
kompleks ciri-ciri objektif yang dapat dikenakan kepada manusia. Ciri-ciri
objektif itu biasanya dikenakan oleh pihak dari luar kategori sosial itu sendiri
tanpa di sadari oleh yang bersangkutan dengan suatu maksud praktis tertentu.
Misalnya dalam masyarakat suatu negara ditentukan melalui hukumnya bahwa
ada kategori warga di atas umur 18 tahun, dan kategori warga di bawah umur 18
tahun dengan maksud untuk membedakan antara warga negara yang hak pilih dan
warga negara tidak mempunyai hak pilih dalam pemilihan umum. Suatu kategori
sosial biasanya juga tidak terikat oleh kesatuan adat, sistem nilai, norma, suatu
kategori sosial tidak mempunyai lokasi, tidak mempunyai organisasi, tidak
mempunyai pimpinan.

3. Golongan Sosial
Merupakan suatu kesatuan manusia yang ditandai oleh suatu ciri tertentu dan
mempunyai ikatan identitas sosial. Hal ini dapat dapat dijelaskan seperti dalam
masyarakat indonesia misalnya ada konsep golongan pemuda. Golongan sosial ini
terdiri dari manusia yang oleh pihak luar disatukan berdasarkan atas satu ciri,
yaitu ‘sifat muda’. Namun, selain ciri objektif tersebut, golongan sosial ini di
gambarkan oleh umum sebagai suatu golongan manusia yang penuh idealisme
belum terikat oleh kewajiban-kewajiban hidup yang membebankan sehingga
masih sanggup mengabdi dan berkorban kepada masyarakat, penuh semangat dan
vitalitas, mempunyai daya memperbarui serta kreativitas yang besar dan
sebagainya. Dalam masyarakat ada suatu kesatuan manusia yang dapat disebut
golongan sosial, yaitu lapisan, atau kelas sosial. Walaupun konsep golongan sosial
dapat dibedakan dari konsep kategori sosial melalui tiga syarat pengikat lagi, yaitu
sistem norma, rasa identitas sosial, dan kontinuitas namun konsep golongan sosial
sama dengan konsep kategori sosial, dan tidak memenuhi syarat untuk di sebut
masyarakat. Hal itu di sebabkan karena ada suatu syarat pengikat masyarakat yang
tidak ada pada keduanya, yaitu prasarana khusus untuk melakukan interaksi sosial.
4. Kelompok dan Perkumpulan
Suatu kelompok atau group juga merupakan suatu masyarakat karena
memenuhi syarat-syaratnya, dengan adanya sistem interaksi antara para anggota,
dengan adanya adat-istiadat serta sistem norma yang mengatur interaksi, dengan
adanya kontinuitas, serta dengan adanya rasa identitas yang mempersatukan
semua anggota. Namun, selain ketiga ciri tadi , suatu kesatuan manusia yang
disebut kelompok juga mempunyai ciri tambahan, yaitu organisasi dan sitem
pimpinan, dan selalu tampak sebagai kesatuan dari individu-individu pada masa-
masa yang secara berulang berkumpul dan kemudian bubar. Kedua ciri khas
tersebut sebenarnya juga dimiliki oleh kesatuan manusia yang paling besar masa
kini, yaitu negara, namun istilah kelompok tidak dikenakan pada negara.

Perbedaan antara kelompok dan perkumpulan

KELOMPOK PERKUMPULAN
Primary group Assciation
Gemeinschaft Gessellschaft
Solidarite mechanique Solidarite organique
Hubungan familistic Hubungan contractual
Dasar organisasi adat Dasar organisasi buatan
Pimpinan berdasarkan kewibawaan dan karisma Pimpinan berdasarkan wewenang dan hukum

Hubungan berasaskan perorangan Hubungan anonim dan berasas guna

Walaupun ‘kelompok’ maupun perkumpulan memiliki keempat syarat pengikat dasar dari
suatu masyarakat, yaitu prasarana untuk interaksi, kontinuitas, sistem norma, dan identitas
sosial, namun hanya kelompoklah yang dapat disebut sebagai masyarakat.

5. Beragam Kelompok dan Perkumpulan


Perkumpulan dapat di kelaskan berdasarkan prinsip guna dan keperluannya
atau fungsinya. Dengan demikian ada perkumpulan yang gunanya keperluan
untuk mencari nafkah, untuk melaksanakan suatu mata pencarian hidup atau
memproduksi barang intinya untuk keperluan ekonomi. Perkumpulan semacam itu
misalnya suatu perkumpulan dagang, suatu koperasi, suatu perseroan, suatu
perusahaan dan sebagainya. Ada perkumpulan yang berdasarkan keperluan
manusia untuk memajukan pendidikan dalam masyarakat seperti suatu yayasan
pendidikan atau kelompok studi, suatu perkumpulan pemberantasan buta huruf,
untuk memajukan ilmu pengetahuan seperti himpunan indonesia untuk
pengembangan ilmu-ilmu sosial, atau organisasi-organisasi profesi yang sekaligus
juga bertujuan mengajukan ilmu dan profesi bersangkutan, seperti ikatan dokter
indonesia, berdasarkan keperluan untuk memajukan kesenian, seperti
perkumpulan mita buaya, bertujuan melaksanakan aktivitas keagamaan, seperti
organisasi agama, berdasarkan keperluan manusia untuk aktivitas politik seperti
partai partai, organisasi buruh dan kegiatan politik lainnya. Perkumpulan tadi
dapat di anggap sebagai beberapa contoh diantara berpuluh macam perkumpulan
lain yang mungkin ada dalam suatu masyarakat yang kompleks.

6. Ikhtisar Mengenai Beragam Wujud Kesatuan Manusia


Istilah ‘ masyarakat’ di pakai untuk menyebut dua wujud kesatuan manusia
yaitu ‘komunitas’ ( yang menekankan pada aspek lokasi hidup dan wilayah) dan
konsep ‘kelompok’ ( yang menekankan pada aspek organisasi dan pimpinan dari
suatu kesatuan manusia). Adapun tiga wujud kesatuan manusia yaitu ‘ kerumusan’
‘kategori sosial’ dan ‘golongan sosial’ tidak dapat disebut ‘masyarakat’. Hal itu
karena ketiganya tidak memenuhi ketiga unsur yang merupakan syarat konsep
“masyarakat”. Sedangkan perkumpulan juga tidak disebut demikian, walaupun
memenuhi syarat.

7. Interaksi Antarindividu dalam Masyarakat


Konsep interaksi itu penting karena tiap masyarakat merupakan suatu kesatuan
dari individu yang satu dengan lain berada dalam hubungan berinteraksi yang
berpola. Interaksi terjadi bila seseorang individu dalam masyarakat berbuat
sedemikian rupa sehingga menimbulkan suatu respons atau reaksi dari individu
lain. Dalam hal mengenalisis proses interaksi antara individu lain masyarakat, kita
harus membedakan dual hal yaitu kontak dan komunikasi. Kontak antara individu
juga tidak hanya mungkin pada jarak dekat dan kontak belum berarti adanya
komunikasi misalnya ‘berhadapan muka’ juga tidak hanya pada jarak sejauh
kemampuan panca indra manusia, tetapi alat-alat kebudayaan manusia masa kini
seperti tulisan, buku, surat kabar, telepon, radio, televisi memungkinkan individu
berkontak pada jarak yang sangat jauh.

D. PRANATA SOSIAL
1. Pranata
Sistem tingkah laku sosial yang bersifat resmi serta adat-istiadat dan norma
yang mengatur tingkah laku, dan seluruh perlengkapannya guna memenuhi
berbagai kompleks kebutuhan manusia dalam masyarakat, dalam ilmu sosiologi
dan antrpologi disebut pranata, atau dalam bahasa inggris institution. Konsep
‘pranata’ atau institution telah lama berkembang dan dipergunakan dalam ilmu
sosiologi, dan merupakan suatu konsep dasar yang di uraikan secara panjang lebar
dalam semua kitab pelajaran mengenai ilmu itu. Sebaliknya dalam ilmu
antropologi konsep ‘pranata’ kurang di gunakan. Para ahli antropologi lebih suka
menggunakan konsep ‘unsur kebudayaan’ untuk menganalisis aktivitas manusia
dalam masyarakat yang mereka pelajari sepanjang pengetahuan penulis konsep
institution hanya digunakan dalam tiga buku pelajaran antropologi.

2. Pranata dan Lembaga


Istilah indonesia untuk institute adalah ‘lembaga’ maka sesuai dengan itu
dalam bahasa surat kabar dan bahasa populer di indonesia sering kita baca istilah
‘dilembagakan’. Padahal, antara ‘pranata’ dan ‘lembaga’ harus diadakan
pembedaan secara tajam. Pranata adalah sistem norma atau aturan-aturan yang
mengenai suatu aktivitas masyarakat yang khusus, sedangkan lembaga atau
institut adalah badan atau organisasi yang melaksanakan aktivitas tersebut atau
suatu bentuk perkumpulan yang khusus.

Perbedaan antara Lembaga dan Pranata


Lembaga Pranata
Institut Teknologi Bandung Pendidikan Teknologi
Intitut Agama Islam Pendidikan Agama
Lembaga Ekonomi dan Kemasyarakat Pendidikan Masyarakat
Nasional
Penerbit Kompas, Yayasan Bentara Rakyat Jurnalistik
Departemen Hankam Keamanan Negara
Divisi siliwangi Perang
PSSI Olahraga

3. Macam-Macam Pranata
1. Pranata yang berfungsi untuk memenuhi keperluan kehidupan kekerabatan
yaitu yang sering disebut kinship atau domestic institutions.
2. Pranata-pranata yang berfungsi untuk memenuhi keperluan manusia untuk mata
pencarian hidup, memproduksi, menimbun, menyimpan, mendistribusi hasil
produksi dan harta adalah economic institutions.
3. Pranata-pranta yang berfungsi memenuhi keperluan penerangan dan pendidikan
manusia supaya menjadi anggota masyarakat yang berguna adalah educational
institutions.
4. Pranata-pranata yang berfungsi memenuhi keperluan ilmiah manusia,
menyelami alam semesta sekelilingnya adalah scientific institutions.
5. Pranata-pranata yang berfungsi memenuhi keperluan manusia dalam
menghayati rasa keindahannya dan untuk rekreasi adalah aesthetic and
recreational institutions.
6. Pranata-pranata yang berfungsi memenuhi keperluan manusia untuk
berhubungan dengan dan berbakti kepada tuhan atau dengan alam ghaib adalah
religious institutions.
7. Pranata-pranata yang berfungsi memenuhi keperluan manusia untuk mengatur
dan mengola keseimbangan kekuasaan dalam kehidupan masyarakat adalah
political institutions.
8. Pranata-pranata yang berfungsi memenuhi keperluan fisik dan kenyamanan
hidup manusia adalah somatic institutions.
4. Pranata, Kedudukan, dan Peranan Sosial
Tingkah laku individu yang mementaskan suatu kedudukan tertentu disebut
dengan istilah ilmiah, yaitu peranan sosial. Istilah ‘peranan’ memang dipinjam
dari seni sandiwara. Berbeda dengan sandiwara,si pemain tidak hanya memainkan
satu peranan saja tetapi beberapa peranan sekaligus atau secara berganti-ganti.
Dalam ilmu antropologi dan ilmu-ilmu sosial lain, ‘peranan’ diberi arti yang lebih
khusus yaitu peranan khas yang dipentaskan atau ditindakkan oleh individu dalam
kedudukan di mana ia berhadapan dengan individu dalam kedudukan lain. Itulah
sebabnya konsep peranan pengertian ilmiah mengandung kenyataan bahwa
individu dari waktu ke waktu dapat berpindah dari satu peranan keperanan yang
lain bahkan jarak antara satu waktu dengan waktu lain dapat sedemikian dekatnya
sehingga seolah-olah tampak sebagai satu wakttu. Hal itu yang tersebut terakhir
ini berarti bahwa seorang individu dapat menentaskan sekaligus dua atau lebih
peranan sosial pada satu saat tertentu. Untuk tiap individu dalam masyarakat ada
dua macam kedudukan, yaitu kedudukan yang dapat diperoleh dengan sendirinya,
dan kedudukan yang hanya dapat di peroleh dengan usaha. Golongan yang
pertama disebut kedudukan tergariskan (ascribed status) dan yang kedua disebut
kedudukan di usahakan (achieved status).

E. INTEGRASI MASYARAKAT

1. Struktur Sosial
Konsep struktur sosial pertama kali dikembangkan oleh seorang tokoh dalam
ilmu antropologi, yaitu A.R. Radcliffe Brown. Dasar pikirannya mengenai
struktur sosial itu secara singkat yaitu :
1. Pangkal dan pusat dari segala penelitian masyarakat di muka bumi ini, serupa
dengan penelitian-penelitian ilmu kimia itu yang memusatkan perhatian terhadap
susunan hubungan antara molekul yang menyebabkan adanya berbagai zat.
2. Struktur sosial dari suatu masyarakat itu mengendalikan tindakan individu
dalam masyarakat, tetapi tidak tampak oleh seorang peneliti dengan sekejab
pandangan, dan harus di abstraksikan sacara induksi dan dari kenyataan
kehidupan masyarakat yang konkret.
3. Hubungan interaksi antaraindividu dalam masyarakat adalah hal yang konkret
yang dapat diobservarsi dan dapat dicatat. Struktur sosial seolah-olah berada di
belakang hubungan konkret itu. Hal ini menjadi terang bila kita perhatikan bahwa
skruktur itu hidup langsung, sedangkan ndividu-individu yang bergerak nyata di
dalamnya dapat silih berganti.
4. Dengan struktur sosial itu seorang peneliti kemudian dapat menyelami latar
belakang seluruh kehidupan suatu masyarakat, baik hubungan kekerabatan,
perekonomian, religi, maupun aktivitas kebudayaan atau pranata lainnya.
5. Untuk mempelajari struktur sosial atau suatu masyarakat diperhatikan suatu
penelitian di lapangan, dengan mendatangi sendiri suatu masyarakat manusia yang
hidup terikat oleh suatu desa, kota besar, kelompok berburu, atau yang lainnya.
6. Struktur sosial dapat juga dipakai sebagai kriterium untuk menentukan batas-
batas dari suatu masyarakat tertentu.

2. Analisis Struktur Sosial


Dalam suatu masyarakat kecil dan lokal, kehidupan kekerabatan merupakan
suatu sistem yang sering kali bersifat amat ketat, yang memang mempengaruhi
suatu lapangan kehidupan yang sangat luas, sehingga menyangkut banyak sektor
kehidupan masyarakat. Meneliti sistem kekerabatan dalam suatu masyarakat
serupa itu dapat memberi pengertian mengenai banyak kelompok dan pranata
sosial lain. Demikian juga menganalisis prinsip-prinsip sistem dalam suatu
masyarakat kecil sama dengan menganalisis kerangka dasar dari seluruh
masyaraka. Antropologi yang mempunyai pengalaman cukup lama justru dalam
hal meneliti masyarakat lokal, telah mengembangkan berbagai metode dan konsep
mengenai berbagai sistem kekerabatan yang beragam. Itulah sebabnya banyak
sarjana antropologi mempelajari struktur sosial melalui analisis dari sistem
kekerabatan dalam masyarakat yang bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai