Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH GLOBALISASI DAN KAPITALISME

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan


peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia
di seluruh dunia dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya
populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu
negara menjadi bias. Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak
karakteristik yang sama dengan internasionalisasi sehingga kedua istilah
ini sering dipertukarkan. Sebagian pihak sering menggunakan istilah
globalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau batas-
batas negara.
Kapitalisme merupakan system ekonomi politik yang di dasarkan pada
hak milik pribadi dimana dalam kapitalisme terdapat tujuan untuk
kepentingan pribadi tanpa menghargai kebutuhan masyarakat dan

4
menghormati kepentingan umum. Dan lebih mengarahkan kemampuan
dan potensi yang ada untuk meningkatkan kekayaannya. Namun dengan
adanya system capital ini menjadikan masyarakat lebih bersemangat untuk
bekerja, melatih untuk lebih kreatif dalam menjalankan usahanya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Globalisasi?
2. Apa yang dimaksud dengan Kapitalisme?

BAB II
GLOBALISASI

A. Pengertian Globalisasi

Kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal.
Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekadar definisi kerja
(working definition), sehingga tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada
yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses
alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat
satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-
eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya
masyarakat. Dan Globalisasi juga merupakan suatu proses yang mencakup
keseluruhan dalam berbagai bidang kehidupan sehingga tidak tampak lagi adanya

5
batas-batas yang mengikat secara nyata, sehingga sulit untuk disaring atau
dikontrol.
Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang
diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki
pandangan negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi
tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuknya yang paling mutakhir. Negara-
negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan
negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab,
globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan
berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya dan agama.

B. Konsep Globalisasi

Dibawah ini beberapa konsep globalisasi menurut para ahli adalah:


a. Malcom Waters
Globalisasi adalah sebuah proses sosial yang berakibat bahwa
pembatasan geografis pada keadaan sosial budaya menjadi kurang
penting, yang terjelma didalam kesadaran orang.

b. Emanuel Ritcher
Globalisasi adalah jaringan kerja global secara bersamaan menyatukan
masyarakat yang sebelumnya terpencar-pencar dan terisolasi kedalam
saling ketergantungan dan persatuan dunia.
c. Thomas L. Friedman
Globlisasi memiliki dimensi ideology dan teknlogi. Dimensi teknologi
yaitu kapitalisme dan pasar bebas, sedangkan dimensi teknologi adalah
teknologi informasi yang telah menyatukan dunia.
d. Princenton N. Lyman
Globalisasi adalah pertumbuhan yang sangat cepat atas saling
ketergantungan dan hubungan antara Negara-negara didunia dalam hal
perdagangan dan keuangan.

6
e. Leonor Briones
Demokrasi bukan hanya dalam bidang perniagaan dan ekonomi namun
juga mencakup globalisasi institusi-institusi demokratis, pembangunan
sosial, hak asasi manusia, dan pergerakan wanita

C. Proses Globalisasi
Perkembangan yang paling menonjol dalam era globalisasi adalah
globalisasi informasi, demikian juga dalam bidang sosial seperti gaya hidup.
Serta hal ini dapat dipicu dari adanya penunjang arus informasi global
melalui siaran televise baik langsung maupun tidak langsung, dapat menimbulkan
rasa simpati masyarakat namun bisa juga menimbulkan kesenjangan sosial.
Terjadinya perubahan nilai-nilai sosial pada masyarakat, sehingga
memunculkan kelompok spesialis diluar negeri dari pada dinegaranya sendiri,
seperti meniru gaya punk, cara bergaul.
Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya
fenomena globalisasi di dunia.
a.Perubahan dalam konsep ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang
seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan
bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui
pergerakan massa semacam turisme memungkinkan kita merasakan
banyak hal dari budaya yang berbeda.
b. Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi
saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan
internasional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan
dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO).
c.Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa
(terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga
internasional). saat ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan
dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam
budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan.
d. Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan
hidup, krisis multinasional, inflasi regional dan lain-lain.

7
Kennedy dan Cohen menyimpulkan bahwa transformasi ini telah
membawa kita pada globalisme, sebuah kesadaran dan pemahaman baru bahwa
dunia adalah satu. Giddens menegaskan bahwa kebanyakan dari kita sadar bahwa
sebenarnya diri kita turut ambil bagian dalam sebuah dunia yang harus berubah
tanpa terkendali yang ditandai dengan selera dan rasa ketertarikan akan hal sama,
perubahan dan ketidakpastian, serta kenyataan yang mungkin terjadi. Sejalan
dengan itu, Peter Drucker menyebutkan globalisasi sebagai zaman transformasi
sosial.

D. Tiori Globalisasi

Didalam globalisasi ini Cochrane dan Pain menegaskan bahwa dalam


kaitannya dengan globalisasi, terdapat tiga posisi teroritis yang dapat dilihat,
yaitu:
a. Para globalis percaya bahwa globalisasi adalah sebuah kenyataan yang
memiliki konsekuensi nyata terhadap bagaimana orang dan lembaga di
seluruh dunia berjalan. Mereka percaya bahwa negara-negara dan
kebudayaan lokal akan hilang diterpa kebudayaan dan ekonomi global
yang homogen. meskipun demikian, para globalis tidak memiliki
pendapat sama mengenai konsekuensi terhadap proses tersebut.
 Para globalis positif dan optimistis menanggapi dengan baik
perkembangan semacam itu dan menyatakan bahwa globalisasi
akan menghasilkan masyarakat dunia yang toleran dan
bertanggung jawab.
 Para globalis pesimis berpendapat bahwa globalisasi adalah sebuah
fenomena negatif karena hal tersebut sebenarnya adalah bentuk
penjajahan barat (terutama Amerika Serikat) yang memaksa
sejumlah bentuk budaya dan konsumsi yang homogen dan terlihat
sebagai sesuatu yang benar dipermukaan. Beberapa dari mereka
kemudian membentuk kelompok untuk menentang globalisasi
(antiglobalisasi).

8
b. Para tradisionalis tidak percaya bahwa globalisasi tengah terjadi.
Mereka berpendapat bahwa fenomena ini adalah sebuah mitos semata
atau, jika memang ada, terlalu dibesar-besarkan. Mereka merujuk
bahwa kapitalisme telah menjadi sebuah fenomena internasional
selama ratusan tahun. Apa yang tengah kita alami saat ini hanyalah
merupakan tahap lanjutan, atau evolusi, dari produksi dan perdagangan
kapital.
c. Para transformasionalis berada di antara para globalis dan tradisionalis.
Mereka setuju bahwa pengaruh globalisasi telah sangat dilebih-
lebihkan oleh para globalis. Namun, mereka juga berpendapat bahwa
sangat bodoh jika kita menyangkal keberadaan konsep ini. Posisi
teoritis ini berpendapat bahwa globalisasi seharusnya dipahami sebagai
"seperangkat hubungan yang saling berkaitan dengan murni melalui
sebuah kekuatan, yang sebagian besar tidak terjadi secara langsung".
Mereka menyatakan bahwa proses ini bisa dibalik, terutama ketika hal
tersebut negatif atau, setidaknya, dapat dikendalikan
E. Macam-macam Gerakan Globalisasi

a. Gerakan pro-globalisasi
Pendukung globalisasi (sering juga disebut dengan pro-globalisasi)
menganggap bahwa globalisasi dapat meningkatkan kesejahteraan dan
kemakmuran ekonomi masyarakat dunia. Mereka berpijak pada teori
keunggulan komparatif yang dicetuskan oleh David Ricardo. Teori ini
menyatakan bahwa suatu negara dengan negara lain saling bergantung
dan dapat saling menguntungkan satu sama lainnya, dan salah satu
bentuknya adalah ketergantungan dalam bidang ekonomi. Kedua
negara dapat melakukan transaksi pertukaran sesuai dengan
keunggulan komparatif yang dimilikinya. Misalnya, Jepang memiliki
keunggulan komparatif pada produk kamera digital (mampu mencetak
lebih efesien dan bermutu tinggi) sementara Indonesia memiliki
keunggulan komparatif pada produk kainnya. Dengan teori ini, Jepang
dianjurkan untuk menghentikan produksi kainnya dan mengalihkan

9
faktor-faktor produksinya untuk memaksimalkan produksi kamera
digital, lalu menutupi kekurangan penawaran kain dengan membelinya
dari Indonesia, begitu juga sebaliknya.

b. Gerakan Anti Globalisasi


Antiglobalisasi adalah suatu istilah yang umum digunakan untuk
memaparkan sikap politis orang-orang dan kelompok yang menentang
perjanjian dagang global dan lembaga-lembaga yang mengatur
perdagangan antar negara seperti Organisasi Perdagangan Dunia
(WTO). "Antiglobalisasi" dianggap oleh sebagian orang sebagai
gerakan sosial, sementara yang lainnya menganggapnya sebagai istilah
umum yang mencakup sejumlah gerakan sosial yang berbeda-beda.
Apapun juga maksudnya, para peserta dipersatukan dalam perlawanan
terhadap ekonomi dan sistem perdagangan global saat ini, yang
menurut mereka mengikis lingkungan hidup, hak-hak buruh,
kedaulatan nasional, dunia ketiga, dan banyak lagi penyebab-penyebab
lainnya.

F. Macam-Macam Globalisasi

1. Globalisasi Perekonomian
Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan
perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar
yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara.
Globalisasi perekonomian mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan
hambatan terhadap arus modal, barang dan jasa.
Menurut Tanri Abeng, perwujudan nyata dari globalisasi ekonomi antara
lain terjadi dalam bentuk-bentuk berikut:
a. Globalisasi Produksi
b. Globalisasi pembiayaan
c. Globalisasi tenaga kerja

10
d. Globalisasi jaringan informasi
e. Globalisasi Perdagangan
Thompson mencatat bahwa kaum globalis mengklaim saat ini telah terjadi
sebuah intensifikasi secara cepat dalam investasi dan perdagangan internasional.
Misalnya, secara nyata perekonomian nasional telah menjadi bagian dari
perekonomian global yang ditengarai dengan adanya kekuatan pasar dunia.
Dibawah ini ada beberapa kebijakan dan keburukan globalisasi ekonomi,
diantaranya:
a. kebijakan globalisasi ekonomi
 Produksi global dapat ditingkatkan
 Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu Negara
 Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri
 Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih
baik
 Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi
b. keburukan globalisasi ekonomi
 Menghambat pertumbuhan sektor industri

 Memperburuk neraca pembayaran

 Sektor keuangan semakin tidak stabil

 memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang


2. Globalisasi Kebudayaan
Globalisasi mempengaruhi hampir semua aspek yang ada di masyarakat,
termasuk diantaranya aspek budaya. Kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-
nilai (values) yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh
warga masyarakat terhadap berbagai hal. Baik nilai-nilai maupun persepsi
berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan/psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam
alam pikiran. Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari,
bahwa tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam
pikiran orang yang bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan

11
penemuan seseorang adalah kesenian, yang merupakan subsistem dari
kebudayaan.
Globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya
tertentu keseluruh dunia (sehingga menjadi budaya dunia atau world culture) telah
terlihat semenjak lama. Cikal bakal dari persebaran budaya dunia ini dapat
ditelusuri dari perjalanan para penjelajah Eropa Barat ke berbagai tempat di dunia
ini ( Lucian W. Pye, 1966 ).
Namun, perkembangan globalisasi kebudayaan secara intensif terjadi pada
awal ke-20 dengan berkembangnya teknologi komunikasi. Kontak melalui media
menggantikan kontak fisik sebagai sarana utama komunikasi antarbangsa.
Perubahan tersebut menjadikan komunikasi antarbangsa lebih mudah dilakukan,
hal ini menyebabkan semakin cepatnya perkembangan globalisasi kebudayaan.
a. Ciri berkembangnya globalisasi kebudayaan

 Berkembangnya pertukaran kebudayaan internasional.


 Penyebaran prinsip multikebudayaan (multiculturalism), dan
kemudahan akses suatu individu terhadap kebudayaan lain di luar
kebudayaannya.
 Berkembangnya turisme dan pariwisata.
 Semakin banyaknya imigrasi dari suatu negara ke negara lain.
 Berkembangnya mode yang berskala global, seperti pakaian, film
dan lain lain.
 Bertambah banyaknya event-event berskala global, seperti Piala
Dunia

G. Dampak Globalisasi

Globalisasi telah menimbulkan dampak yang begitu besar dalam dimensi


kehidupan manusia, karena globalisasi merupakan proses internasionalisasi
seluruh tatanan masyarakan modern.

12
Sehingga terjadi dampak yang beragam terutama pada aspek sosial
dampak positif nya kemajuan teknologi komunikasi dan informasi mempermudah
manusia dalam berinteraksi dengan manusia lainnya.
Sedangkan dampak negatifnya, banyaknya nilai dan budaya masyarakat
yang mengalami perubahan dengan cara meniru atau menerapkannya secara
selektif, salah satu contoh dengan hadirnya modernisasi disegala bidang
kehidupan, terjadi perubahan ciri kehidupan masyarakat desa yang tadinya syarat
dengan nilai-nilai gotong royong menjadi individual. Selain itu juga timbulnya
sifat ingin serba mudah dan gampang (instant) pada diri seseorang. Pada sebagian
masyarakat, juga sudah banyak yang mengikuti nilai-nilai budaya luar yang dapat
terjadi dehumanisasi yaitu derajat manusia nantinya tidak dihargai karena lebih
banyak menggunakan mesin-mesin berteknologi tinggi.

H. Sejarah Kapitalisme
Kapitalisme atau capital adalah suatu paham yang meyakini bahwa
pemilik modal bisa melakukan usahanya untuk meraih keuntungan sebesar-
besarnya dimana pemerintah tidak dapat melakukan intervensi pasar
(Wikipedia, bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas). Menurut Dudley Dillard
kapitalisme adalah hubungan-hubungan di antara pemilik pribadi atas alat-
alat produksi yang bersifat nonpribadi (tanah, tambang, instalasi industry dan
sebagainya, yang secara keseluruhan disebut modal atau capital) dengan para
pekerja yang biar pun bebbas namun tak punya modal yang menjual jasa
tenaga kerjanya kepada para majikan.
System kapitalisme sepenuhnya memihak dan menguntungkan pihak-
pihak pribadi kaum bisnis swasta. Seluruh keputusan yang menyangkut
bidang produkasibaik itu alam dan tenaga kerja dikendalikan oleh pemilik
dan diarahkan untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Secara
sosiologis paham kapitalisme berawal dari perjuangan terhadap kaum feodal
salah satu tokoh yang terkenal Max Weber dalam karyanya “The Protestan
Etic of Spirrit Capitalism” mengungkapkan bahwa kemunculan kapitalisme
erat sekali dengan semangat religious terutama kaum protestan. Pendapat
Weber ini didukung Marthin Luther King yang mengatakan bahwa lewat

13
perbuaatan dan karya yang lebih bain manusia dapat menyelamatkan diri dari
kutukan abadi. Tokoh yang mendukung adalah Benjamin Franklin dengan
motonya yang sangat terkenal: “Time is Money’, bahwa manusia hidup untuk
bekerja keras dan memupuk kekayaan.
Kapitalisme memiliki sejarah yang panjang, yaitu sejak ditemukannya
system perniagaan yang dilakukan oleh pihak swasta. Akan tetapi bukan
hanya kritik saja yang mengancam kapitalisme melainkan juga idiologi lain
yang ingin melenyapkannya seperti komunisme. Kapitalisme mulai
mendominasi kehidupan perekonomian ekonomi dunia Barat sejak runtuhnya
feodalisme. Akar kapitalisme dalam beberapa hal bersumber daari filsafat
Romawi kuno. Hal itu muncul pada ambisinya untuk memiliki kekuatan dan
meluaskan pengaruh serta kekuasaan. Kapitalisme berkembang secara
bertahap dari feodalisme bourgeoisme sampai pada kapitalisme. Selama prose
situ berlangsung telah bekembang berbagai pemikirran dan ideology yang
melanda dalam arus yang mengarah pada pengukuhan hak milik pribadi dan
seruan kebebasan. Kapitalisme menyeru dan membela liberalisme. Tetapi
kebebasan politik telah berubah menjadi kebebasan moral dan sosial,
kemudian berubah menjadi permisifisme. Setelah Eropa memasuki zaman
Renaiscance yaitu zaman dimana pencerahan mulai muncul setelah zaman
feudal kapitalisme muncul bersamaan dengan munculnya ideology baru yaitu
munculnya liberalisme.
Bapak kapitalisme yaitu Adam Smith mengemukakan lima teroti dasar
dari kapitalisme yaitu:
1. Pengakuan hak milik pribadi tanpa batas-batas tertantu.
2. Pengakuan hak pribadi untuk melakukan kegiatan ekonomi demi
meningkatkan status sosial ekonomi.
3. Pengakuan adanya motivasi ekonomi dalam bentuk semangat meraih
keuntungan semaksimal mungkin.
4. Kebebasan melakukan kompetisi
5. Mengakui hukum ekonomi pasar bebas atau mekanisme pasar.
Pendapat Adam Smith yang paling penting ialah tentang ketergantungan
peningkatan perekonomiaan, kemajuan dan kemakmuran kepada kebebasan

14
ekonomi yang tercermin kepada kebebasan individu yang memberikan
seseorang kebebasan memilih pekerjaannya sesuai dengan kemampuannya
yng dapat mewujudkan penghasilan yang dapat memenuhi kebutuhan dirinya.
Kebebasan berdagang dimana produktivitas peredaran produksi dan
distribbusinya berlangsung dalam iklim persaingan bebas. Kaum kapitalisme
memandang kebebasan adalah suatu kebutuhan bagi individu untuk
menciptakan keserasian antara dirrinya dan masyarakat. Sebsb kebebasan itu
adalah suatu kekuatan pendorong bagi produksi karena ia benar-benar
menjadi hak manusia yang menggambarkan kehormatan kemanusiaan.

I. FASE-FASE KAPITALISME

1. Kapitalisme Awal (1500 – 1750)


Pada akhir abad pertengahan (abad 16 – 18), industry di Inggris
sedang terkonsentrasi pada industry sandang. Industry sandang di Inggris
menjadi industry sandang terbesar di Eropa. Meskipun banyak masalah
yang dihadapi akan tetapi industry sandang di Ingris menjadi industry yang
sangat pesat. Industry sandang inilah yang menjadi pelopor lahirnya
kapitalisme di Eropa sebagai suatu system sosial dan ekonomi. Kemudian
industry ini berlanjut pada usaha perkapalan, pergudangan, bahan-bahan
mentah, barang-barang jadi dan variasi bentuk kekayaan yang lain. Dari
beberapa kejadian dan juga factor lingkungan historis mempengaruhi
pembentukan modal di Eropa Barat pada awal terbentuknya kapitalisme
antara lain:
1. Dukungan agama bagi kerja keras dan sikap hemat
2. Pengaruh logam-logam mulia dari dunia baru terhadap
perkembangan relative pendapatan atas upah, laba dan sewa.
3. Peranan Negara dalam membantu dan secara langsung melakukan
pembentukan modal dalam bentuk benda modal aneka guna.
4. Etika ekonomi yang diajarkan katolisme abad pertengahan
menciptakan banyak hambatan bagi perkembangan kapitalis dan
ideology kapitalis (Dudley Dillar, 1997;17).

15
5. Russel mengemukakan adanya tiga factor yang menghambat
kapitalisme di pedesaan dan di berbagai wilayah lain, kendala itu
adalah:
6. Tanah yang ada hanya digunakan untuk becocok tanam sehingga
hasil produksinya sangat terbatas. Russel mengusulkan untuk
mengubah tanah menjadi sesuatu yang lebih menguntungkan
(profitable). Dalam pengertian lalin tanah bisa diperjual belikan
seperti barang lainnya.
7. Para petani atau buruh tani yang masih terikat pada system
ekonomi subsistensi. Komentar Russel untuk hal ini adalah mereka
siap untuk dipekerjaan dengan upah tertentu.
8. Hasil produksi yang diperoleh petani saat tiu hanya sekedar
digunakan untuk mencukupi kebutuhan pribadi. Menurut Russel
produksi hasil petani harus ditawarka ke pasar dan siap dikonsumsi
oleh public.

2. Kapitalisme Klasik
Pada fase ini ditandai dengan adanya revolusi industry di Inggris.
Di inggris mulai banyak diciptakan mesin-mesin besar yang sangat
berguna untuk menunjang industry. Revolusi industry dapat didefinisikan
sebagai periode peralihan dari dominasi modal perdagang atas modal
industry ke dominasi modal industry atas modal perdagangan (Dudley
Diller 1987:22).
Kapitalisme mulai menjadi penggerak kuat bagi perubahan
tekhnologi karena akumulasi modal memungkinkan penggunaan
penemuan baru yang tak mungkin dilakukan oleh masyarakat miskin.
Difase inilah mulai dikenal tokoh yang disebut “bapak kapitalisme” yaitu
Adam Smith. Adam Smith bersama dengan bukunya yang sangat trkenal
yaitu “wealth of nation (1776). Buku ini mencerminkan ideology
kapitalisme klasik. Salah satu poin ajarannya “laissez faire” dengan
invisible hand-nya (mekanisme pasar). Kebijaksanaan laissez faire
mencakup pula perdagangan bebas, keuangan yang kuat, anggaran

16
belanja seimbang, dan bantuan kemiskinan minimum. Tak ada satu
konsepsi barupun tentang masyarakat yang dapat menandingi peradaban
kapitalisme. Beberapa tokoh seangkatan seperti David Ricardo dan John
Stuart Mills yang sring dikenal sebagai tokoh ekonomi neo klasik. Pada
fase inilah kapitalisme sering mendapat hujatan pedas dari kelompok
Marx.

3. Kapitalisme Lanjut
Peristiwa besar yang menandai fase ini adalah terjadinya Perang
Dunia. Kapitalisme lanjut sebagai peristiwa penting ini ditandai paling
tidak oleh tiga momentum, yaitu :
1. Pergeseran dominasi modal dari Eropa ke Amerika.
2. Bangkitnya kesadaran bangsa-bangsa di Asia dan Afrika sebagai
akses dari kapitalisme klasik, yang kemudian memanifestasikan
kesadaran itu dengan perlawanan.
3. Ravolusi Bolshevik Rusia yang berhasrat meluluh lantahkan
institusi fundamentak kapitalisme yang berupa kepemilikan secara
individu atas penguasaan sarana produksi, struktur kelas sosial,
bentuk pemerintahan dan kemampuan agama. Dari sama muncul
ideology tandingan yaitU komunisme.

J. Prinsip dan Bentuk Kapitalisme


Prinsip-prinsip kapitalisme yaitu :
1. Mencari keuntungan dengan berbagai cara dan sarana kecuali yang
terang-terangan dilarang Negara karena merusak masyarakat seperti
heroin dan semacamnya.
2. Mendewakan hak milik pribadi dengan membuka jalan selebar-lebarnya
agar tiap orang mengarahkan kemampuan dan potensi yang ada untuk
meningkatkan kekayaan dan meliharanya serta tidak ada yang
menjahatinya. Karena itu dibuatlah peraturan-peraturan yang cocok
untuk meningkatkan dan melancarkan usaha dan tidak ada campur
tangan Negara dlam kehidupan ekonomi kecuali dalam batas-batas yang

17
sangat diperlukan oleh peraturan umum dalam rangka mengokohkan
keamanan.
3. Perfect competition.
Price system sesuai dengan tuntutan permintaan dan kebutuhan
bersandar pada peraturan harga yang diturunkan dalam rangka
mengendalikan komoditas dan penjualannya.

Bentuk-bentuk kapitalisme yaitu:


Kapitalisme perdagangan. Muncul pada abad ke-16 setelah
dihapusnya system feodal. Dalam Bentuk-bentuk system ini seorang
pengusaha mengangkat hasil produksinya dari satu tempat ke tempat lain
sesuai dengan kebutuhan pasar. Dengan kemudian ia berfungsi sebagai
perantara antara produsen dan konsumen.Kapitalisme industry. Lahir
karena ditopang oleh kemajuan industry dengan penemuan mesin tenun
tahun 1733 dan mesin uap oleh James Watt tahun 1765. Semua itu telah
membangkitkan revolusi industry di Ingris dan Eropa menjelang abad ke-
19. Kapitalisme industry ini tegak di atas dasar pemisahan antara modal
dan buruh, yakni antara manusia dan mesin.
System Kartel yaitu kesepakatan perusahaan-perusahaan besar
dalam membagi pasaran internasional. System ini member kesempatan
untuk memonopoli pasar dan pemasaran seluas-luasnya. Aliran ini tersebar
di Jerman dan Jepang. System Trust yaitu sebuah system yang membentuk
satu perusahaan dari berbagai perusahaan yang bersaing agar perusahaan
tersebut lebih mampu berproduksi dan lebih kuat untuk mengontrol dan
menguasai pasar. Pemikiran dan keyakinan-keyakinan lainnya Aliran
naturalism yang merupakan dasar kapitalisme ini sebenarnya menyerukan
hal-hal sebagai berikut: Kehidupan ekonomi yang tunduk kepada system
natur yang bukan buatan manusia. Dengan sifat seperti itu akan mampu
mewujudkan pengembangan hidup dan kemajuan secara simultan.
Tidak ada campur tangan Negara dalam kehidupan ekonomi dan
membatasi tugasnya hanya untuk melindungi pribadi-pribadi dan kekayaan
serta menjaga keamanan dan membela Negara. Kebebasan ekonomi bagi

18
tiap individu dimana ia mempunyai hak untuk menekuni dan memilih
pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan. Tentang kebebasan seperti ini
diungkapkan dalam sebuah prinsip yang sangat masyur dengan semboyan
“biarkan ia bekerja dan biarkan ia berlalu.”
Kepercayaan kapitalisme terhadap kebebasan yang tiada batas telah
membawa kekacauan keyakinan dan perilaku. Ini melahirkan berbagai
konflik di Barat yang kemudian melanda dunia sebagai akibat dari
kehampaan pemikiran dan kekosongan rohani. Rendahnya upah dan
tunmtutan yang tinggi mendorong tiap anggota keluarga bekerja.
Akibatnya tali kekeluargaan putus dan sendi-sendi sosial di kalangan
mereka runtuh. Pendapat Adam Smith yang paling penting ialah tentang
ketergantungan peningkatan perekonomian kemajuan dan kemakmuran
kepada kebebasan ekonomi yang tercermin pada kebebasan individu yang
memberikan seseorang bebas memilih pekerjaannya sesuai dengan
kemampuannya yang dapat mewujukan penghasilan yang dapat memenuhi
kebutuhan dirinya. Kebebasan pedagang dimana produktivitas peredaran
produksi dan distribusinya berlangsung dalam iklim persaingan bebas.
Kaum kapitalis memandang kebebasan adalah suatu kebutuhan bagi
individu untuk menciptakan keserasian antara dirinya dan masyarakat.
Sebab kebebasan itu adalah suatu kekuatan pendorong bagi produksi
karena ini benar-benar menjadi hak manusia yang menggambarkan
kehormatan kemanusiaan.

19
BAB III
KESIMPULAN

Sistem ekonomi kapitalis adalah suatu sistem ekonomi dimana seluruh kegiatan
ekonomi mulai dari produksi, distribusi dan konsumsi diserahkan sepenuhnya
kepada mekanisme pasar. Sistem ekonomi kapitalis atau sistem ekonomi pasar ini
mempunyai ciri-ciri, kelebihan dan kekurangan.Tahap dalam sistem ekonomi
kapitalis yang pertama adalah kapitalisme awal yang berlangsung sekitar abad ke-
XVII sampai menjelang abad ke-XX dimana individu/swasta mempunyai
kebebasan penguasaan sumber daya maupun pengusaan ekonomi dengan tanpa
adanya campur tangan pemerintah berbeda pada tahap kapitalisme modern yang
diterimanya peran pemerintah dalam pengelolaan perekonomian.
Negara yang menganut sistem ekonomi kapitalis adalah Amerika Serikat
dan Inggris. Amerika Serikat tidak secara murni menganut sistem kapitalisme,
karena pemerintah mengambil peran dalam mengatur dan mendorong
perekonomian. Inggris menjadi negara kapitalis yang berkembang menjadi negara
imperialis. Globalisasi merupakan suatu proses yang mencakup keseluruhan
dalam berbagai bidang kehidupan sehingga tidak tampak lagi adanya batas-batas
yang mengikat secara nyata, sehingga sulit untuk disaring atau dikontrol. Bahwa
proses terjadinya globalisasi dalam aspek sosial terjadi dengan cara melalui media
televise baik secara langsung maupun tidak langsung, serta melalui interaksi yang
terjadi dimasyarakat. Bahwa dampak yang ditimbulkan era globalisasi pada aspek
sosial yaitu terjadi perubahan ciri kehidupan masyarakat desa yang tadinya syarat
dengan nilai-nilai gotong royong menjadi individual, serta sifat ingin selalu
instant pada diri seseorang. Bahwa penanggulangan pada dampak era globalisasi
pada aspek sosial diantaranya diadakannya pembangunan kualitas manusia,
pemberian life skill, memberikan sikap hidup yang global dan menumbuhkan
wawasan, identitas rasional serta menciptakan pemerintahan yang transparan dan
demokratis.

20
DAFTAR PUSTAKA

Itok Dwi Kurniawan & Sri Lahir. 2017. Kapitalisme Negara Sebagai Alternatif
Sistem Ekonomi Kerakyatan Berdasarkan Pancasila. Vol.1. No.2.

Eric Hiarief. 2006. Perkembangan Kapitalisme Negara Di Indonsia. Jurnal Ilmu


spsial dan Politik. Vol.10.No.1.

Lekachman, Robert dan Van Lonn, Boriin. 2010. Kapitalisme, Teori dan
Perkembanganya. Bandung: Resist Book.

Nurhaidah & M.Insya Musa. 2015. Dampak Pengaruh Globalisasi Bagi


Kehidupan Bangsa Indonesia. Vol.3. No.3. Hal.1-14.

Samekto, Aji. 2005. Kapitalisme Modernisasai dan Kerusakan


Lingkungan.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sigit Surahman. 2013. Dampak Globalisasi Media Terhadap Seni dan Budaya
Indonesia. Jurnal Kmunikasi. Vol.2. No.1. Hal.29-38.

Sri Suneki. 2012. Dampak Globalisasi Terhadap Eksistensi Budaya Daerah. Jurnal
Ilmiah Civis. Vil. 2. No. 1.

21

Anda mungkin juga menyukai