Anda di halaman 1dari 10

1.1 Tugasdan Peranan Para Nabi Dan Rosul,Fungsi Kitab Yang Di Bawa Rosul,Mukjizat Nabi Muhamad SAW A.

Tugas Para Nabi dan Rasul Dakwah saya (lewat tulisan) kali ini, sesuai judul tersebut diatas adalah setentang tugas Nabi dan Rasul. Tetapi Saudaraku, sebelum kita membicarakan (membahas) materi dakwah kita, ada baiknya sejenak kita mengingat kembali bahwa diantara 25 (dua puluh lima) orang Nabi dan Rasul yang wajib kita imani dan kita ketahui jumlah dan nama-namanya itu, ada 5 (lima) Rasul yang diberi gelar Ulul Azmi yaitu Nabi Nuh as, Nabi Ibrahim as, Nabi Musa as, Nabi Isa as, dan Nabi Muhammad SAW.

Adapun maksud dari Ulul Azmi adalah orang yang memiliki kesabaran, ketaatan, ketabahan, dan keteguhan hati luar biasa dan dalam menempuh segala cita-cita akan dikejar dengan segenap tenaga (kemampuan) yang dimiliki hingga akhirnya tercapai. Sedangkan Rasul-rasul Ulul Azmi, maksudnya adalah para Rasul yang paling banyak mendapat tantangan dan pernderitaan, tetapi mereka tetap teguh, tabah, sabar, dan terus berjuang hingga mereka berhasil mengemban tugas yang di pikulkan oleh Allah SWT. Saudaraku sesama muslim, kita mulai pembahasan materi kita. Allah SWT mengutus para Rasul kepada umat manusia dengan membawa tugas-tugas tertentu. Adapun tugas-tugas yang Allah berikan kepada para Rasul antara lain sebagai berikut:

1. Menegakkan Kalimat tauhid (kalimat : Laa ilaaha illallaah) Firman Allah SWT didalam kitab suci Al-Quran: Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: Bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku. (QS. Al-Anbiya: 25) 2. Menyeru manusia untuk menyembah hanya kepada Allah. Firman Allah SWT : Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat untuk menyerukan : Sembahlah Allah saja dan jauhilah thoghut. (QS. An-Nahl: 36) 3. Membawa Rahmat Allah SWT berfirman didalam kitab suci Al-Quran: Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (QS. Al-Anbiya: 107) 4. Memberikan petunjuk kejalan yang benar. Allah SWT berfirman: Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran, sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan (QS. Fathir: 24) 5. Memberi peringatan kepada manusia Allah SWT Berfirman:Dan tidaklah Kami mengutus para Rasul itu, melainkan untuk memberi kabar gembira dan memberi peringatan (QS. Al Anam: 48) 6. Memberi suri teladan yang baik. Nabi Muhammad SAW bersabda: Sesungguhnya aku diutus semata-mata untuk menyempurnakan akhlak. (HR. Ahmad) Didalam mengemban tugas-tugas tersebut, para Rasul mendapat tantangan dari kaumnya, karena itulah, untuk membuktikan kerasulan dan kebenaran ajaran

yang dibawanya, para Rasul dilengkapi oleh Allah SWT dengan mukjizat, yaitu suatu kemampuan luar biasa yang tidak dapat ditiru oleh manusia biasa, yang terjadi semata-mata atas izin Allah SWT. Mukjizat para Rasul itu berbeda-beda satu sama lain sesuai dengan kecenderungan umat masing-masing atau situasi yang menghendaki. MIsalnya mukjizat Nabi Ibrahim as tidak hangus terbakar api, Nabi Nuh as dapat membuat perahu besar yang dapat menyelamatkan semua umatnya yang beriman kepada Allah dan hewan-hewan dari bencana banjir, Nabi Musa as memiliki tongkat yang dapat berubah menjadi ular untuk mengalahkan para tukang sihir Firaun dan dapat membelah laut merah menjadi jalan raya, Nabi Isa as dapat menghidupkan orang yang sudah mati dengan seizin Allah SWT serta dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit yang sulit disembuhkan seperti penyakit kusta dan buta sejak lahir dan Nabi Muhammad SAW memiliki Al-Quran yang merupakan kitab suci lengkap serta terjaga kemurniannya sepanjang masa (universal).

Kejadian yang luar biasa itu bisa juga terjadi pada orang-orang yang shaleh yang sangat dekat dengan Allah SWT atau yang biasa disebut Waliyullah (wali Allah). Kejadian yang luar biasa itu jika terjadi pada para Rasul disebut Mukjizat dan jika terjadi pada para waliyullah disebut Karomah.

Baik Mukjizat maupun karomah, keduanya hanya semata-mata pemberian Allah SWT. Sama sekali tidak bisa diusahakan atau dipelajari, apalagi diajarkan. Dengan demikian, nyatalah bagi kita bahwa kesaktian yang dimiliki oleh orangorang tertentu yang bisa dipertontonkan, bisa diajarkan dan bisa pula dipelajari, bukan merupakan karomah. Secara umum setiap Nabi dan Rasul memiliki sifat-sifat yang mulia dan terpuji sesuai dengan statusnya sebagai manusia pilihan Allah SWT. Dan secara khusus setiap Rasul memiliki empat sifat yang erat kaitannya dengan tugas sebagai utusan Allah, yaitu membimbing umat menempuh jalan yang diridhoi Allah SWT. Keempat sifat tersebut sebagai berikut : 1. Shiddiq (benar), artinya selalu berkata benar, tidak pernah berdusta dan apapun yang dikatakan selalu mengandung kebenaran. 2. Amanah (dapat dipercaya), artinya seorang Rasul selalu menjaga dan menunaikan amanah yang dipikul kan kepundaknya. Perbuatannya selau sama
3

dengan perkataannya. Dia akan selalu menjaga amanah kapan dan dimana pun, baik dilihat dan diketahui oleh orang ataupun tidak. 3. Tabligh (menyampaikan), artinya seorang Rasul akan menyampaikan apa saja yang diwahyukan oleh Allah SWT kepadanya. 4. Fathonah (cerdas), artinya seorang Rasul memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi, pikiran yang jernih, penuh kearifan bijaksana. Dia akan mampu mengatasi persoalan yang paling rumit tanpa harus meninggalkan kejujuran dan kebenaran. Setiap Nabi dan Rasul makshum, artinya terpelihara dari segala macam kemaksiatan dan dosa, baik itu dosa kecil maupun dosa besar. Tetapi sebagai manusia biasa Nabi dan Rasul juga tidak terbebas dari sifat khilaf dan keliru. Sifat khilaf dan keliru tidaklah menghilangkan sifat kemakshuman Nabi dan Rasul, karena kekhilafan dan Kekeliruan betapapun kecilnya selalu mendapat koreksi dari Allah SWT, sehingga selain dari hal-hal yang dikoreksi itu, para Nabi dan Rasul selalu menjadi panutan dan teladan bagi umat manusia, terutama para pengikutnya. Perhatikan Firman Allah SWT : Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu Uswatun Hasanah (contoh teladan yang baik) bagimu, yaitu bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah. (QS. Al-Ahzab: 21) Fungsi dan Peran Al Quran Kitab suci yang diturunkan oleh Allah swt. kepada rasul-rasul-Nya berfungsi sebagai petunjuk atau pedoman hidup manusia. Kehidupan manusia di dunia ini mengalami perkembangan dari kehidupan yang sederhana menjadi lebih maju atau modern. Oleh sebab itu, Allah swt. tidak hanya menurunkan satu kitab suci. Pada waktu pemikiran manusia masih sederhana, Allah swt. menurunkan kitab suci yang sederhana agar manusia dapat mengikuti petunjuk-petunjuk yang ada di dalam kitab suci tersebut. Setelah pemikiran manusia berkembang pesat, Allah swt. menurunkan kitab suci yang sempurna.

Kedudukan Al-Quran dengan kitab-kitab suci yang lain sebagai penyempurna. Ajaran yang terdapat dalam kitab suci terdahulu bersifat sederhana dan disempurnakan oleh kitab suci Al-Quran. Allah swt. berfirman sebagai berikut. Dan Kami telah menurunkan kitab (Al-Quran) kepadamu (muhammad) menjaganya dengan membawa kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya, dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu(Q.S. Al-Maidah/5: 48) Ayat di atas menjelaskan bahwa kedudukan Al-Quran terhadap kitab-kitab yang lain adalah sebagai berikut. a.Al-Quran membenarkan isi kitab sebelumnya, yakni Taurat, Zabur, dan Injil. Adapun yang dibenarkan ialah yang masih asli, belum dicampuri perkataan manusia. Al-Quran membenarkan isi kitabkitab sebelumnya karena inti ajaran dalam kitab-kitab tersebut sama dengan inti ajaran yang ada dalam Al-Quran, yakni mengesakan Allah swt. b.Al-Quran menjadi batu ujian. Maksudnya, apabila petunjuk yang ada di dalam kitab-kitab yang terdahulu sesuai dengan Al-Quran, petunjuk tersebut adalah benar. Sebaliknya, apabila petunjuk yang terdapat dalam kitab terdahulu tidak sesuai dengan Al-Quran. Hal itu berarti salah.

Al-Quran sebagai Pedoman Hidup Allah swt. menciptakan manusia di bumi ini dengan tujuan yang jelas, yakni sebagai khalifah di bumi. Agar manusia dapat melaksanakan tugasnya sebagai pengatur bumi, Allah swt. memberi bekal berupa pikiran dan perasaan. Akan tetapi, pikiran dan perasaan saja tidaklah cukup. Banyak orang yang pandai, tetapi kepandaiannya untuk mengalahkan pihak lain demi tercapainya keinginan sendiri. Banyak orang yang bertindak atau mengambil kebijakan berdasarkan perasaannya sendiri yang justru berakibat buruk. Oleh sebab itu, Allah swt. memberi petunjuk hidup berupa Al-Quran yang di dalamnya berisi berbagai peraturan, ancaman, dan kabar gembira. Al-Quran adalah satu-satunya kitab suci agama samawi yang terjamin keasliannya, baik tulisan maupun isinya. Ribuan umat Islam di dunia ini sanggup menghafalnya secara tuntas. Tidak ada satu kitab pun di dunia ini yang dapat dihafalkan manusia secara tuntas, kecuali Al-Quran.

Allah swt. menjaga keaslian Al-Quran dengan cara menakdirkan sebagian hamba-Nya mampu menghafal Al-Quran dengan ketulusan hati tanpa mengharapkan imbalan dan penghargaan dari sesama manusia. Hanya dengan mengharap rida Allah swt. mereka menyisihkan sebagian umurnya untuk menghafal Al-Quran sebagai pedoman hidupnya. B.Fungsi Kitab Yang Di Bawa Rosul Kitab suci yang diturunkan oleh Allah swt. kepada rasul-rasul-Nya berfungsi sebagai petunjuk atau pedoman hidup manusia. Kehidupan manusia di dunia ini mengalami perkembangan dari kehidupan yang sederhana menjadi lebih maju atau modern. Oleh sebab itu, Allah swt. tidak hanya menurunkan satu kitab suci. Pada waktu pemikiran manusia masih sederhana, Allah swt. menurunkan kitab suci yang sederhana agar manusia dapat mengikuti petunjuk-petunjuk yang ada di dalam kitab suci tersebut. Setelah pemikiran manusia berkembang pesat, Allah swt. menurunkan kitab suci yang sempurna. Kedudukan Al-Quran dengan kitab-kitab suci yang lain sebagai penyempurna. Ajaran yang terdapat dalam kitab suci terdahulu bersifat sederhana dan disempurnakan oleh kitab suci Al-Quran. Allah swt. berfirman sebagai berikut. Dan Kami telah menurunkan kitab (Al-Quran) kepadamu (muhammad) menjaganya dengan membawa kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya, dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu(Q.S. Al-Maidah/5: 48) Ayat di atas menjelaskan bahwa kedudukan Al-Quran terhadap kitab-kitab yang lain adalah sebagai berikut. a.Al-Quran membenarkan isi kitab sebelumnya, yakni Taurat, Zabur, dan Injil. Adapun yang dibenarkan ialah yang masih asli, belum dicampuri perkataan manusia. Al-Quran membenarkan isi kitabkitab sebelumnya karena inti ajaran dalam kitab-kitab tersebut sama dengan inti ajaran yang ada dalam Al-Quran, yakni mengesakan Allah swt. b.Al-Quran menjadi batu ujian. Maksudnya, apabila petunjuk yang ada di dalam kitab-kitab yang terdahulu sesuai dengan Al-Quran, petunjuk tersebut adalah benar. Sebaliknya, apabila petunjuk yang terdapat dalam kitab terdahulu tidak sesuai dengan Al-Quran. Hal itu berarti salah.

Al-Quran sebagai Pedoman Hidup Allah swt. menciptakan manusia di bumi ini dengan tujuan yang jelas, yakni sebagai khalifah di bumi. Agar manusia dapat melaksanakan tugasnya sebagai pengatur bumi, Allah swt. memberi bekal berupa pikiran dan perasaan. Akan tetapi, pikiran dan perasaan saja tidaklah cukup. Banyak orang yang pandai, tetapi kepandaiannya untuk mengalahkan pihak lain demi tercapainya keinginan sendiri. Banyak orang yang bertindak atau mengambil kebijakan berdasarkan perasaannya sendiri yang justru berakibat buruk. Oleh sebab itu, Allah swt. memberi petunjuk hidup berupa Al-Quran yang di dalamnya berisi berbagai peraturan, ancaman, dan kabar gembira. Al-Quran adalah satu-satunya kitab suci agama samawi yang terjamin keasliannya, baik tulisan maupun isinya. Ribuan umat Islam di dunia ini sanggup menghafalnya secara tuntas. Tidak ada satu kitab pun di dunia ini yang dapat dihafalkan manusia secara tuntas, kecuali Al-Quran. Allah swt. menjaga keaslian Al-Quran dengan cara menakdirkan sebagian hamba-Nya mampu menghafal Al-Quran dengan ketulusan hati tanpa mengharapkan imbalan dan penghargaan dari sesama manusia. Hanya dengan mengharap rida Allah swt. mereka menyisihkan sebagian umurnya untuk menghafal Al-Quran sebagai pedoman hidupnya. C.Mukjizat Mukjizat Nabi Muhammad S.A.W. Mukjizat Nabi Muhammad SAW adalah kemampuan luar biasa yang dimiliki nabi Nabi Muhammad SAWuntuk membuktikan kenabiannya. Dalam Islam, mukjizat terbesar Nabi Muhammad SAW adalah Al-Quran. Selain itu, Nabi Muhammad SAW juga diyakini pernah membelah bulan pada masa penyebaran Islam di Mekkah dan melakukan Isra dan Miraj tidak sampai satu hari. Kemampuan lain yang dimiliki Nabi Muhammad SAW adalah kecerdasannya mengenai ilmu ketuhanan. Hal ini tidak sebanding dengan dirinya yang ummi atau buta huruf. Walau begitu, umat Islam meyakini bahwa setiap hal dalam kehidupan Nabi Muhammad SAWadalah mukjizat. Hal itu terbukti dari banyaknya kumpulan hadits yang diceritakan para sahabat mengenai berbagai mukjizat Nabi Muhammad SAW. Berikut ini adalah mukjizat-mukjizat yang dimiliki Nabi Muhammad SAW : Masa Kecil Muhammad S.A.W.

1.Aminah binti Wahab, ibu Nabi Muhammad SAW pada saat mengandung Nabi Muhammad SAW tidak pernah merasa lelah seperti wanita pada umumnya. 2.Saat melahirkan Nabi Muhammad SAW, Aminah binti Wahab tidak merasa sakit seperti wanita sewajarnya. 3.Nabi Muhammad SAW dilahirkan dalam keadaan sudah berkhitan. 4.Pada usia 5 bulan ia sudah pandai berjalan, usia 9 bulan ia sudah mampu berbicara dan pada usia 2 tahun ia sudah bisa dilepas bersama anak-anak Halimah yang lain untuk menggembala kambing. 5.Halimah binti Abi-Dhuaib, ibu susuan Nabi Muhammad SAW dapat menyusui kembali setelah sebelumnya ia dinyatakan telah kering susunya. Halimah dan suaminya pada awalnya menolak Nabi Muhammad SAW karena yatim. Namun, karena alasan ia tidak ingin dicemooh Bani Sad, ia menerima Nabi Muhammad SAW. Selama dengan Halimah, Nabi Muhammad SAW hidup nomaden bersama Bani Sad di gurun Arab selama empat tahun. 6.Abdul Muthalib, kakek Nabi Muhammad SAW menuturkan bahwa berhala yang ada di Kabah tiba-tiba terjatuh dalam keadaan bersujud saat kelahiran Nabi Muhammad SAW. Ia juga menuturkan bahwa ia mendengar dinding Kabah berbicara, Nabi yang dipilih telah lahir, yang akan menghancurkan orang-orang kafir, dan membersihkan dariku dari beberapa patung berhala ini, kemudian memerintahkan untuknya kepada Zat Yang Merajai Seluruh Alam Ini. 7.Dikisahkan saat Nabi Muhammad SAW berusia empat tahun, ia pernah dibedah perutnya oleh dua orang berbaju putih yang terakhir diketahui sebagai malaikat. Peristiwa itu terjadi di ketika Nabi Muhammad SAW sedang bermain dengan anak-anak Bani Sad dari suku Badui. Setelah kejadian itu, Nabi Muhammad SAW dikembalikan oleh Halimah kepada Aminah. Sirah Nabawiyyah, memberikan gambaran detai bahwa kedua orang itu, membelah dadanya, mengambil jantungnya, dan membukanya untuk mengelurkan darah kotor darinya. Lalu mereka mencuci jantung dan dadanya dengan salju. Peristiwa seperti itu juga terulang 50 tahun kemudian saat Nabi Muhammad SAW diisrakan ke Yerusalem lalu ke Sidratul Muntaha dari Mekkah. 8.Dikisahkan pula pada masa kecil Nabi Muhammad SAW, ia telah dibimbing oleh Allah. Hal itu mulai tampak setelah ibu dan kakeknya meninggal.

Dikisahkan bahwa Nabi Muhammad SAW pernah diajak untuk menghadiri pesta dalam tradisi Jahiliyah, namun dalam perjalanan 9.Pendeta Bahira menuturkan bahwa ia melihat tanda-tanda kenabian pada diri Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad SAW saat itu berusia 12 tahun sedang beristirahat di wilayah Bushra dari perjalannya untuk berdagang bersama Abu Thalib ke Syiria. Pendeta Bahira menceritakan bahwa kedatangan Nabi Muhammad SAW saat itu diiringi dengan gumpalan awan yang menutupinya dari cahaya matahari. Ia juga sempat berdialog dengan Nabi Muhammad SAW dan menyaksikan adanya sebuah stempel kenabian (tanda kenabian) di kulit punggungnya. 10.Mukjizat lain adalah Nabi Muhammad SAW pernah memperpendek perjalanan. Kisah ini terjadi saat pulang dari Syiria. Nabi Muhammad SAW diperintahkan Maisarah membawakan suratnya kepada Khadijah saat perjalanan masih 7 hari dari Mekkah. Namun, Nabi Muhammad SAW sudah sampai di rumah Khadijah tidak sampai satu hari. Dalam kitab as-Sabiyyatun fi Mawadhil Bariyyat, Allah memerintahkan pada malaikat Jibril, Mikail, dan mendung untuk membantu Nabi Muhammad SAW. Jibril diperintahkan untuk melipat tanah yang dilalui unta Nabi Muhammad SAW dan menjaga sisi kanannya sedangkan Mikail diperintahkan menjaga di sisi kirinya dan mendung diperintahkan menaungi Nabi Muhammad SAW Karisma Muhammad S.A.W. 1.Tatapan mata yang menggetarkan Ghaurats bin Harits, yaitu seorang musuh yang sedang menghunus pedang kearah leher Nabi Muhammad SAW. 2.Menjadikan tangan Abu Jahal kaku. 3.Jin yang bernama Muhayr bin Habbar membantu dakwah Nabi Muhammad SAW, kemudian jin itu diganti namanya menjadi Abdullah bin Abhar.

Menghilang Dan Menidurkan Musuh

1.Menghilang saat akan dibunuh oleh utusan Amr bin at-Thufail dan Ibad bin Qays utusan dari Bani Amr pada tahun 9 Hijriah atau Tahun Utusan. 2.Menghilang saat akan dilempari batu oleh Ummu Jamil, bibi Nabi Muhammad SAW ketika ia duduk di sekitar Kabah dengan Abu Bakar. 3.Menghilang saat akan dibunuh Abu Jahal dimana saat itu ia sedang shalat. 4.Menidurkan 10 pemuda Mekkah yang berencana membunuhnya dengan taburan pasir.

10

Anda mungkin juga menyukai