Pendahuluan
Setiap daerah yang ada di Indonesia memiliki keunikan, tradisi, pola
ruang, dan ciri khasnya masing-masing. Hal yang membuat Indonesia
memiliki banyak kebudayaan adalah kepercayaan dan kearifan masyarakat
lokalnya yang masih memegang teguh nilai-nilai serta aturan adat dari nenek
moyang, maupun pola hidup kelompok masyarakat yang menciptakan
tradisi-tradisi baru dan membentuk sistem kemasyarakatan tersendiri.
Masyarakat pelosok daerah biasanya memiliki kebudayaan yang masih
kental dengan adat istiadatnya, namun ada juga sebagian daerah tidak
menutup diri dari dampak globalisasi yang memberikan pengaruh kehidupan
pola masyarakat modern. Hal ini biasanya bergantung pada persetujuan dan
kesiapan dari berbagai elemen masyarakat yaitu tokoh masyarakat,
masyarakat lokal, norma-norma adat yang berlaku. Namun dalam
penerapan masuknya aspek teknologi ini perlu adanya penyesuaian dengan
sistem peraturan adat yang berlaku. Salah satu bentuk kearifan lokal yang
menerima perkembangan teknologi namun masih menjunjung tinggi nilai-
niali adat khususnya tradisi masyarakat lokal adalah masyarakat Kampung
Albino atau bisa dikenal dengan Situs Kabuyutan Ciburuy.
Situs Kabuyutan Ciburuy merupakan salah satu lokasi kebudayaan tatar
sunda yang hingga saat ini masih terjaga keaslian dari hasil peninggalannya
dan tradisi masyarakatnya.
Gambar 1
Peta Kabupaten Garut
Sumber
: Hasil Pengolahan Kelompok, 2019
Situs Kabuyutan Ciburuy terletak di Desa Pamalayan Kecamatan
Bayongbong, Garut, Jawa Barat, yang berada pada koordinat 7° 17' 18" S,
107° 49' 43" BT. Situs ini merupakan situs peninggalan zaman Prabu
Siliwangi yang kemudian di lanjutkan oleh Prabu Kian Santang yang
merupakan anak dari Prabu Siliwangi. Adapun batas wilayah Kecamatan
Bayongbong :
Utara : Desa Mulyasari
Barat : Desa Ciburuy
Timur : Desa Cinisti
Selatan: Desa Pamalayan
Dahulu, tempat ini merupakan salah satu tempat yang dijadikan oleh
Prabu Kian Santang sebagai tempat bertarung ilmu para petarung ternama
di Pulau Jawa.
Desa Pamalayan ini berbatasan dengan :
Utara: Desa Ciburuy
Barat: Desa Cintanagara
Timur : Desa Cinisti dan Desa Cigedug
Selatan : Gunung Cikuray
Gambar 2
Peta Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut
Sumber : Hasil Pengolahan Kelompok, 2019
Gambar 3
Peta Desa Pamalayan Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut
Sumber : Hasil Pengolahan Kelompok, 2019
Gambar 4
Orang Albino
Sumber : Hasil Dokumentasi Kelompok, 2019
Selain itu, tempat ini juga dulunya sebagai lokasi peperangan
yang dilakukan oleh para jawara baik suku Sunda maupun Jawa. Mereka
saling bertarung dengan berbagai jenis keilmuan yang dikuasainya. Salah
satu tokoh jawara pada masa itu adalah Raden Prabu Kian Santang.
C. Peninggalan
Kabuyutan adalah suatu tempat atau kawasan yang dianggap suci
dan biasanya terletak di lokasi yang lebih tinggi dari daerah sekitarnya,
biasanya di bekas daerah kabuyutan juga ditemukan situs-situs megalitik
(batu-batuan purba) dan peninggalan masa prasejarah (http://kamus-
sunda.com). Begitu pula halnya dengan Kabuyutan Ciburuy yang
merupakan sebuah tempat yang berada di kaki Gunung Cikuray dan
menyimpan peninggalan-peninggalan masa lampau.
Gambar 5
Keropak Berbahan Kayu
Sumber : amadi.unpad.ac.id
Salah satu isi naskah kuno Kabuyutan Ciburuy adalah naskah yang
dinamakan “Amanat Galungung” yang berisi :
Artinya :
Bila ada dahulu ada sekarang
Bila tak ada dahulu tak akan ada sekarang
Karena ada masa silam maka ada masa kini
Bila tiada masa silam maka tak akan ada masa kini
Ada Tonggak tentu ada batang
Bila tak ada tonggak maka tak akan ada batang
Gambar 6
Peninggalan Situs Kabuyutan Ciburuy
Sumber : Juru Kunci Situs Kabuyutan Ciburuy, 2018
Gambar 8
Persiapan Upacara Seba
Sumber:www.kompasiana.com
2. Mata Pencaharian
Mata pencaharian masyarakat setempat disana masih didominasi
sebagai petani, peternak dan penjual hasil perkebunan. Hasil tersebut
mampu untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat tersebut meskipun
ada sebagian orang yang memilih untuk memilih pekerjaan di kota
sebagai supir, pembantu rumah tangga, dan lainnya.
G. Tata Pemukiman Lokal
Kabuyutan Ciburuy secara keseluruhan pada awalnya memiliki luas
sekitar 7 Ha namun pada saat penelitian ini dilakukan luasanya tinggal
sekitar 1 Ha. Wilayah tersebut dikelilingi dengan pagar kawat berduri
sehingga bisa dengan mudah dibedakan dengan wilayah lainnya di Desa
Pamalayan.
Secara topografi, letak Situs Kabuyutan Ciburuy memang sangat ideal
sebagai sebuah padepokan. Situs yang saat ini berbentuk replika ini memiliki
6 bagian utama dengan bentuk bangunan panggung yang mirip dengan
bangunan-bangunan tradisional di berbagai daerah di Jawa Barat.
Keenam bagian tersebut terdiri dari Saung Lisung, Leuit, Patamon,
Padaleman, Pangalihan, dan Pangsujudan. Keenam bangunan itu merupkan
wujud atau disimbolkan dari rukun iman dalam agama Islam yang berjumlah
6 rukun, yakni Iman kepada Allah, Iman kepada Malaikat, Iman kepada
Kitab-Kitab Allah, Iman kepada Rasul, Iman kepada Hari Kiamat, Iman
kepada Qada dan Qadar. Bangunan-bangunan tersebut berada dalam satu
areal seluas 600 meter persegi.
Konsep Tritangtu khas bangunan adat Sunda di Kabuyutan Ciburuy
dengan pola pikirnya masyarakat peladang yang mengenal dunia atas,
dunia tengah, dan dunia bawah
Adapun gambarannya dapat dilihat pada sketsa sederhana berikut :
Gambar
Konsep Tri Tangtu Dalam Bangunan Adat Sunda
Sumber : dok Kelompok, 2018
Dunia Atas atau yang disebut Buana Nyungcung (atas), adalah bagian
atap bangunan, lebih sakral, lebih tinggi, lebih suci, basah, tertutup, dan
sebagai lambang perempuan.
Dunia Tengah atau yang disebut Buana Pancatengah (tengah), adalah
badan bangunan yang didalamnya terdapat ruangan untuk laki-laki maupun
perempuan. Ruangan tersebut ada yang khusus untuk laki-laki, khusus
perempuan dan ada juga ruangan untuk keduanya. Bagian tengah ini
dinamakan paradoks, yaitu perpaduan dua bagian yang berbeda yaitu kaki
dan atap.
Dunia Bawah atau yang disebut Buana Larang (bawah lebih bersifat
terbua, kotor, dan sebagai simbol laki-laki. Sebagaimana halnya kaki
bangunan adat ini, karena bangunan ini berupa bangunan panggung maka
yang dimaksud dengan kaki bangunannya adalah lawang (kolong) bawah
bangunan. Kolong itu terbuka, tanpa dinding, kotor, kering, tempat
menyimpan peralatan praktis laki-laki.
Gambar
Lokasi Situs Kabuyutan Ciburuy dan Penggunaan Lahan
Sumber : Hasil Pengolahan Kelompok, 2019
Gambar
Denah Sederhana Kabuyutan Ciburuy
Sumber : Hasil Pengolahan Kelompok, 2019
Gambar
Konsep Tritangtu di Situs Kabuyuta Ciburuy
Sumber : Hasil Pengolahan Kelompok, 2019
Gambar
Bumi Adat Patamon
Sumber : Hasil Dokumen kelompok 2019
Gambar
Sketsa Bumi Adat Patamon
Sumber : Hasil Pengolahan Kelompok, 2019
Gambar
Dalam Bumi Pantamon
Sumber : Hasil Dokumentasi kelompok, 2019
Gambar
Denah Sederhana Bumi Pantamon
Sumber : Hasil Pengolahan Kelompok, 2019
2) Saung Lisung
Saung Lisung biasa digunakan oleh masyarakat sekitar situs ini
sebagai tempat untuk menumbuk padi dan juga tempat mengajar bagi
anak-anak setempat. Masyarakat setempat biasa melakukan tumbuk
padi yang sudah diperoleh dari hasil pertanian.
Gambar
Saung Lisung
Sumber : Hasil Dokumen Kelompok 2019
Gambar
Sketsa Bumi Saung Lisung
Sumber : Hasil Pengolahan Kelompok, 2019
3) Pangalihan
Untuk menyimpan benda pustaka atau benda keramat, tempat
untuk menyimpan pagar, jadi maksudnya pada bulan muharam pagar
yang mengelilingi Bumi Padaleman harus diganti sebelum diganti
pagar itu terlebih dahulu harus disimpan di Bumi Pangalihan.
Gambar
Sketsa Bumi Pangalihan
Sumber :Hasil Dokumentasi Kelompok, 2019
4) Leuit
Leuit adalah lumbung padi untuk menyimpan padi yang biasanya
disumbangkan oleh penduduk sekitar sertelah mereka panen.
Gambar
Sketsa Leuit
Sumber :Hasil Dokumentasi Kelompok, 2019
Gambar
Sketsa Leuit
Sumber :Hasil Dokumnetasi Kelompok, 2019
5) Tempat Pangsujudan
Tempat pangsujudan, yaitu berupa batu-batu yang merupakan tempat
bertapa dan tempang pangsujudan K.H Mustofa.
Gambar
Tempat Pangsujudan
Sumber :Hasil Dokumentasi, 2019
6) Bumi Padaleman
Bumi Padaleman, untuk menyimpan benda-benda pusaka yang
berupa naskah kuno daun lontar dan nipah, juga terdapat kujang, untuk
menyimpan benda yang berupa senjata tajam seperti keris, kujang,
trisula, dan alat-alat kesenian yaitu Goong Renteng yang menjadi cikal
bakal kesenian degung sekarang. Dikeluarkan setiap pada Bulan
Muharram dan dimandikan dengan menggunakan kembang tujuh rupa
serta penduduk sekitarnya pun harus menggunakan baju adat.
Gambar
Bumi Padaleman
Sumber :tamankejahatan.blogspot.com
DAFTAR PUSTAKA
Disbudpar. 2007. Dokumentasi Naskah Lontar Kabuyutan Ciburuy, Garut :
Disbudpar
Metode Observasi Lapangan Kelompok Mata Kuliah Tata Permukiman
Lokal, Program Studi Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota.
Universitas Islam Bandung
TATA PERMUKIMAN LOKAL DI SITUS KABUYUTAN
CIBURUY, DESA PAMALAYAN, KECAMATAN
BAYONGBONG ,KABUPATEN GARUT
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Tata Permukiman Lokal
Semester III Tahun Akademik 2019 / 2020
Oleh :
Hana Syarifah Firdaus 10070317048
Saska Shafira Rizkia 10070317050
Muhammad Fauzan Razan 10070317085