Anda di halaman 1dari 5

BENTUK-BENTUK

HADIS

Qauli Fi’li Taqriri Hammi Ahwali


Hadis Qudsi
Secara bahasa dari kata qadusa, yaqdusu, qudsan yang
artinya suci atau bersih.
Secara terminologi segala sesuatu yang diberikan Allah SWT.
Kepada Nabi Muhammad SAW, selain Al-Qur’an yang
redaksinya disusun Nabi. Adapun definisi lainnya: “”Sesuatu
yang diberikan Allah SWT. Kepada Nabi-Nya dengan ilham
atau mimpi, kemudian Nabi SAW. Menyampaikan berita
dengan ungkapan-ungkapan sendiri.
Disebut hadis karena redaksinya disusun sendiri oleh Nabi
SAW. Dan diebut qudsi karena hadis ini suci dan bersih (Ath-
Tharah wa At-tanzih) dan datangnya dari Dzat Yang Maha
Suci. Hadis qudsi ini sering disebut juga hadis ilahiyah atau
hadis Rabaniyah; karena hal ini semuanya datang dari Allah.
(Lihat Subhi Ashalah. Ulum Al-hadis wa Musthalahul. Beirut: Dar Al-Ilm Li Al-Malayin.
1959 M / 1379 H, hlm. 11-13).
1. Persamaan
Hadis qudsi dan hadis nabawi pada dasarnya mempunyai
persamaan, yaitu sama-sama yang bersumber dari Allah SWT. Hal
ini dijelaskan Qs. An-Najm: 3-4. dan Sabda Rasulullah (HR. Abu
Daud dan Ahmad).
1. Perbedaan
Perbedaan antara hadis nabawi dan hadis qudsi dapat dilihat dari
segi penisbatannya, yaitu hadis nabawi dinisbatkan kepada
Rasulullah SAW. Adapun hadis qudsi di nisbatkan langsung kepada
Allah SWT. Sedangkan Rasulullah hanya menceritakan dan
meriwayatkan dari Allah SWT. Oleh karena itu, ia dibatasi dengan
sebutan Al-Quds’ atau Al-ilah’, sehingga disebut hadis qudsi atau
hadis ilahi, yakni penisbatan kepada Dzat Yang Maha Tinggi. M. Agus
Solahudin dan Agus Suyadi, Ulumul Hadis, Bandung: Pustaka Setia, 2008, hlm. 26-27.

Ada beberapa perbedaan antara Al-Qur’an dan Hadis Qudsi
1. Al-Qur’an adalah kalam Allah yang dihwahyukan kepada Rasulullah
dengan lafadznya. Dengan kalam itu pula orang Arab ditantang
untuk membuat yang serupa dengannya, dari sepuluh surat yang
serupa itu satu pun tidak memiliki kesamaan. Sehingga Al-Qur’an
mukjizat yang abadi sampai hari kiamat. Sedangkan hadis qudsi
tidak digunakan untuk menantang dan tidak pula sebagai mukjizat.
2. Al-Qur’an dinisbatkan kepada Allah sedangkan hadis qudsi di
nisbatkan khabari, karena nabi yang menyampaikan hadis itu dari
Allah.
3. Seluruh isi Al-Qur’an dinukil secara mutawatir sehingga
kepastiannya mutlaq. Hadis-hadis qudsi kebanyakannya khbar
ahad sehingga kepastiannya masih dugaan. Adakalanya hadis qudsi
itu shahih, terkadang hasan (baik), dan terkadang pula dha’if
(lemah).
4. Al-Qur’an baik lafadz dan makna itu dari Allah. Maka Al-Qur’an
adalah wahyu. Adapun hadis qudsi maknanya saja yang dari Allah
sedangkan lafadznya dari Rasulullah. Hadis qudsi adalah wahyu
dalam makna, tetapi bukan lafal. Oleh sebab itu sebagaian ahli
hadis, boleh meriwayatkan hadis qudsi dengan maknanya saja.
5. Membaca Al-Qur’an al-Karim bernilai ibadah sehingga dibaca dalam
shalat. Sebagai mana dalam firman Allah QS. Al-Muzzammil: 20.
adapun hadis qudsi tidak disuruh untuk dibaca dalam shalat. Allah
memberi pahala membaca hadis qudsi secara umum. Sedangkan Al-
Qur’an setiap huruf bernilai ibadah.

Contoh Hadis Qudsi


- Dari Abu Hurairuh, sesungguhnya Nabi Saw. Bersabda, Allah SWT
Berfirman,
- Dari Abu Dzar dari Nabi SAW., seperti yang beliau riwayatkan dari
Allah, bahwa Allah Azza Wa Jalla berfirman,
- Dari Abu Hurairah Radiallah ta’ala ‘anhu, beliau berkata, Rasulullah
SAW bersabda, Allah Ta’ala berfirman. M. Agus Solahudin dan Agus Suyadi, Ulumul
Hadis, Bandung: Pustaka Setia, 2008, hlm. 28-29.

Anda mungkin juga menyukai