Anda di halaman 1dari 2

NAMA : MUHAMMAD FAUSY

NIM : PO713221191030

NIKMATNYA DAKWAH DI KAMPUS


Bissmilahirrahmanirrahim
Assalamu'alaykum warahmatullaahi wabarakaatuh,…
Alhamdulillah hamdan katsiron thoyyiban mubarokan fih kamaa yuhibbu
Robbuna wa yardho, wa asyhadu alla ilaha illallah wahdahu laa syarika lah wa
asy-hadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rosuluh. Allahumma sholli ‘ala
Nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.

Menikmati dakwah bagaikan menikmati secangkir susu coklat panas di


tengah gerimis hujan yang menggigilkan tubuh. Dalam menikmatinyapun kita
juga memiliki pilihan. Apakah kita menikmatinya dengan seni ataukah hanya
sekadar menikmatinya dengan dorongan nafsu, atau bahkan menikmatinya sambil
lalu saja?
Ketika kita menikmatinya dengan semangat menggebu akibat dorongan
nafsu maka kenikmatan segelas susu coklat hangat tersebut tidak akan terasa,
hanya mampu mencium aroma yang terasa nikmat setelah itu susu tersebut hanya
akan membakar lidah kita dan habislah kenikmatan tersebut sebelum kita mampu
meneguknya. Namun jika kita memilih seni dalam menikmatinya, dengan kita
syukuri, memenuhi adab minum lantas meneguknya perlahan hingga tandas,
pastilah kenikmatan tercicipi dan kehangatannya mampu mengahangatkan tubuh
kita.
Sama halnya dengan dakwah. Kuncinya Bersabar dan Ikhlas! Sayangnya
sedikit kader yang mau belajar seni dakwah. Banyak kader militan yang Allah
hadirkan di tengah-tengah. Semangat mereka di awal begitu luar biasa, penuh
inovasi, berani mengambil resiko, menginginkan suatu perubahan yang cepat.
Namun sayangnya semangat tersebut tidak dibarengi dengan kematangan berfikir,
kematangan emosi, dan bekal ruhiyah yang cukup. Akibatnya mereka banyak
yang dilanda virus futur. Dalam bahasa Ustadz Fathi Yakan, mereka adalah kader
“Yang Berjatuhan di Jalan Dakwah”.
Belum sampai melihat hasil kerjanya, mereka telah pergi dari medan
Afghan ini. Maka aku katakan, hanya orang-orang tangguh saja yang mampu
bertahan di medan ini. Sampai saat ini aku juga belum tahu kenapa belum banyak
mahasiswa yang bersedia Sepotong Hati untukmu. Menginfakkan dirinya untuk
dakwah kampus. Namun keyakinanku satu, Allah Subhana Wata’ala telah
menyiapkan skenario terindah untuk dakwah di kampus kita.
Bagiku, kampus ini bagai sebuah kanvas putih yang masih bersih belum
ternoda tinta hingga menarik setiap diri yang memiliki semangat juang tinggi
untuk menggoreskan warna diatasnya. Mewarnainya dengan goresan warna
terindah agar ia menjadi bermakna. Banyak mimpi yang terangkaikan untuk
dakwah di kampus tercinta.
Memang misteri dakwah kampus ini tidak akan pernah dapat terungkap.
Namun kami mampu merasakannya, karena kami masih bertahan disini
bersamanya, bersama dalam keseharian kami, tertawa karenanya, menangis
karenanya, semua aktivitas kami bersenyawa dengannya. Maka hidup inipun
makin semarak dengan rentetan cerita perjuangan yang berpeluh, ukhuwah yang
menawan, dan sederet realita yang tersaji apik.
Keyakinan akan kemenangan dakwah kampus semakin mengokohkan
semangat juang kami meski kami tak tahu kapan waktu itu akan datang. Mungkin
kami tak akan mengecap indahnya kemenangan tersebut, namun biarlah kami
menjadi batu bata terbaik pada zaman kami. Karena setiap zaman memiliki
tokohnya masing-masing. Tokoh yang menjadikan zaman itu tercatat dengan tinta
emas sejarah peradaban. Dan kami pun yakin Allah akan menakdirkan satu
persatu doa kami terijabah.
Kelak dakwah kampus ini berdiri dengan gagahnya menggenggam erat
Islam hingga menjadi salah satu madrasah peradaban yang akan mencerahkan
negeri ini. Saat itu kami akan tersenyum melihat indahnya Islam merasuk relung
qalbu setiap mahasiswa, dosen dan karyawan yang menjadikan setiap kata yang
terucap dari lisan penuh barokah, setiap laku dalam sikap penuh cahaya dan
kehangatan ukhuwah makin rekat terasa.
Ya Allah, kami sangat rindu masa-masa itu, pengharapan yang kami
gantungkan pada perjuangan para generasi penerus dakwah di kampus ini. Hingga
masa itu tiba, pada akhirnya kami hanya mampu bersyukur dan terus berharap.
Beginilah cara Allah mengajari kami untuk semakin dewasa memaknai hidup.
Beginilah jalan dakwah mentarbiyah kami menjadi tangguh membuat para sahabat
iri karena cerita cinta, dakwah dan ukhuwah kita berlandas aqidah.

Wallahù'alam bíshawab Wabíllahí taùfík walhídayah,


Wasalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai