Anda di halaman 1dari 12

Dosen Pengampuh : Erlani, SKM.,M.

Kes
Mata Kuliah : Sanitasi Tempat-Tempat Umum (STTU)

PRINSIP PENGAWASAN LIMBAH CAIR, UDARA, TANAH,


SAMPAH, MAKANAN- MINUMAN DAN VEKTOR DI TEMPAT-
TEMPAT UMUM

MUHAMMAD FAUSY
PO713221191030 / D3 Tk II

POLITEKNIK KEMENTRIAN KESEHATAN MAKASSAR


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
TAHUN AJARAN 2021-2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Puji syukur atas kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya
sehingga Makalah Sanitasi tempat-tempat umum dengan judul Prinsip Pengawasan limbah,
udara, tanah, sampah, makanan-minuman, dan vektor di tempat umum ini dapat selesai
dengan tepat waktu. Terwujudnya makalah ini, tidak terlepas dari bantuan dari berbagai
pihak, oleh karena itu saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. bapak Erlani, SKM.,M.Kes selaku dosen pengampu pada mata kuliah Sanitasi tempat-
tempat umum yang telah memberikan ilmu dan sumbangsinya dalam menyusun makalah
ini.Dalam makalah ini terdapat beberapa pembahasan materi mengenai Prinsip Pengawasan
limbah, udara, tanah, sampah, makanan-minuman, dan vektor di tempat umum. Namun
dalam penyusunannya masih terdapat banyak kekurangan oleh karena itu kritik dan saran
yang membangun diharapkan penulis dari semua pihak, agar kedepannya lebih baik lagi
dalam menyusun makalah.

Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik itu penulis terlebih
kepada pembacanya.

Wasallam.

Makassar, 15 Maret 2021

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masalah ..................................................................

B. Tujuan ..............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Prinsip Pengawasan Limbah Pada tempat Umum

B.Prinsip Pengawasan Udara Pada Tempat Umum

C.Prinsip Pengawasan Tanah Pada Tempat Umum

D.Prinsip Pengawasan Sampah Pada Tempat Umum

E.Prinsip Pengawasan Makanan-minuman Pada Tempat Umum

F.Prinsip Pengawasan Vektor Pada Tempat Umum

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................................

B. Saran.................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Sanitasi tempat-tempat umum merupakan masalah kesehatan masyarakat yang cukup


mendesak karena tempat umum merupakan tempat bertemunya segala macam masyarakat
dengan segalapenyakit yang dimiliki oleh masyarakat tersebut. Oleh sebab itu maka tempat
umum merupakan tempat menyebarnya segala penyakit terutama penyakit-penyakit yang
medianya makanan,minuman,udara dan air. Dengan demikian maka sanitasi tempat-tempat
umum harus memenuhi syarat–syarat kesehatan dalam arti melindungi, memelihara dan
mempertinggi derajatkesehatanmasyarakat.Tempat-tempat umum sendiri terdiri dari kolam
renang, pasar, plaza/supermarket, restoran, tempat rekreasi (pantai dan camping ground) dan
bioskop.

B.Tujuan

Tujuan dari pengawasan sanitasi tempat-tempat umum, antara lain :

a. Untuk memantau keadaan sanitasi tempat-tempat umum secara berkala.

b. Untuk membina dan meningkatkan peran aktif masyarakat dalam menciptakan lingkungan
yang bersih dan sehat di tempat-tempat umum.

c. Untuk mencegah timbulnya berbagai macam penyakit menular (communicable diseases)


dan penyakit akibat kerja (occupational diseases).

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Prinsip Pengawasan Limbah Pada tempat Umum


Industri makanan, diantaranya industri pengalengan, permen, bir, susu dan keju,
pemrosesan produk pertanian, pemrosesan daging. Limbahnya merupakan senyawa
organik dalam bentuk suspensi, koloid dan larutan.
1. Industri logam dan pertambangan. Volume limbahnya besar dan mengandung banyak
padatan tersuspensi.
2. Industri pemrosesan bahan bakar, seperti oil refinery, gas reforming. Limbahnya
bersifat toksik.
3. Industri kimia, seperti industri pupuk, logam berat, pestisida dan farmasi. Limbahnya
bersifat toksik
4. Industri elektroplating dan engineering works. Limbahnya bersifat toksik.
5. Industri tekstil, penyamakan kulit dan kertas. Limbahnya berupa zat organik.

Pengolahan air limbah industri bertujuan untuk mengurangi dampak negatif


terhadap lingkungan dilakukan dengan mengurangi jumlah dan kekuatan air limbah
industri sebelum dibuang ke perairan penerima.Tingkat pengurangan yang diperlukan
dapat diperkirakan berdasarkan data karakteristik air limbah dan persyaratan baku mutu
lingkungan yang berlaku.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No : 82 tahun 2001, baku mutu air limbah
adalah ukuran batas atau kadar unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam air
limbah yang akan dibuang atau dilepas ke dalam sumber air dari suatu usaha atau
kegiatan.
Pengolahan air limbah dapat digolongkan menjadi tiga yaitu pengolahan secara
fisika, kimia, biologi. Ketiga proses tersebut tidak selalu berjalan sendirisendiri tetapi
kadang-kadang harus dilaksanakan secara kombinasi antara satu dengan yang lainnya.
Ketiga proses tersebut yaitu ( Daryanto, 1995 ) ;
Pengolahan Secara Fisika
Pengolahan ini terutama ditujukan untuk air limbah yang tidak larut (bersifat
tersuspensi), atau dengan kata lain buangan cair yang mengandung padatan, sehingga
menggunakan metode ini untuk pimisahan.
Pada umumnya sebelum dilakukan pengolahan lanjutan terhadap air buangan
diinginkan agar bahan-bahan tersuspensi berukuran besar dan mudah mengendap atau
bahan-bahan yang mengapung mudah disisihkan terlebih dahulu. Proses flotasi
banyak digunakan untuk menyisihkan bahanbahan yang mengapung seperti minyak
dan lemak agar tidak mengganggu proses berikutnya (Tjokrokusumo, 1995).
Pengolahan Secara Kimia
Pengolahan secara kimia adalah proses pengolahan yang menggunakan bahan
kimia untuk mengurangi konsentrasi zat pencemar dalam air limbah. Proses ini
menggunakan reaksi kimia untuk mengubah air limbah yang berbahaya menjadi
kurang berbahaya. Proses yang termasuk dalam pengolahan secara kimia adalah
netralisasi, presipitasi, khlorinasi, koagulasi dan flokulasi.
Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk
menghilangkan partikel-partikel yang tidak mudah mengendap (koloid), logam-logam
berat, senyawa phospor dan zat organik beracun, dengan membubuhkan bahan kimia
tertentu yang diperlukan. Pengolahan secarakimia dapat memperoleh efisiensi yang
tinggi akan tetapi biaya menjadi mahal karena memerlukan bahan kimia
(Tjokrokusumo, 1995).
Pengolahan Secara Biologis
Semua polutan air yang biodegradable dapat diolah secara biologis, sebagai
pengolahan sekunder, pengolahan secara biologis dipandang sebagai pengolahan yang
paling murah dan efisien. Dalam beberapa dasawarsa telah dikembangkan berbagai
metoda pengolahan biologis dengan segala modifikasinya (Tjokrokusumo, 1995).
Pengolahan secara biologi adalah pengolahan air limbah dengan menggunakan
mikroorganisme seperti ganggang, bakteri, protozoa, untuk menguraikan senyawa
organik dalam air limbah menjadi senyawa yang sederhana. Pengolahan tersebut
Penggunaan saringan atau filter telah dikenal luas guna menangani air untuk
keperluan industri dan rumah tangga, cara ini juga dapat diterapkan untukpengolahan
air limbah yaitu dengan memakai berbagai jenis media filter seperti pasir dan antrasit.
Pada penggunaan sistem saringan anaerobik, media filter ditempatkan dalam suatu
bak atau tangki dan air limbah yang akan disaring dilalukan dari arah bawah ke atas

B.Prinsip Pengawasan Udara Pada Tempat Umum


Pengawasam udara Tempat umum atau sarana pelayanan umum adalah tempat
yang memiliki fasilitas dan berpotensi terhadap terjadinya penularan penyakit.
Tempat-tempat umum merupakan suatu tempat dimana banyak orang berkumpul
untuk melakukan kegiatan baik secara insidentil maupun terusmenerus, baik secara
membayar maupun tidak, atau suatu tempat dimana banyak orang berkumpul dan
melakukan aktivitas sehari-hari. (Imam, 2017) Pengertian sanitasi tempat-tempat
umum (STTU) adalah suatu usaha untuk mengawasi dan mencegah kerugian akibat
dari tidak terawatnya tempattempat umum tersebut yang mengakibatkan timbul
menularnya berbagai jenis penyakit. STTU dapat pula dipahami sebagai suatu upaya
yang dilakukan untuk menjaga kebersihan tempat-tempat yang sering digunakan
untuk menjalankan aktivitas hidup sehari-hari agar terhindar dari ancaman penyakit
yang merugikan kesehatan. Sanitasi Tempat – tempat Umum adalah suatu usaha
untuk mengawasi, mencegah dan mengendalikan kerugian akibat dari pemanfaatan
tempat maupun hasil usaha (produk) oleh dan untuk umum terutama yang erat
hubungannya dengan timbulnya dan menularnya penyakit serta kemungkinan
terjadinya kecelakaan.

C.Prinsip Pengawasan Tanah Pada Tempat Umum


1.definisi tanah
tanah merupakan lapian kerak bumi yang berada dilapisan paling atas, yang
juga merupakan tabung reaksi alami yang menyangga seluruh kehidupan yang ada di
bumi. tanah juga merupakan alat produksi untuk menghasilkan produksi pertanian.
2.sifat sifat tanah
tanah mempunyai sifat sifat yang berbeda beda antara tanah di suatu tempat
dengan yang lain .sifat sifat tanah itu meliputi fisika dan sifat kimia.beberapa sifat
fisika tanah antara lain tekstur, struktur dan kadar lengas tanah.untuk sifat kimia
menunjukkan sifat yang dipengaruhi oleh adanya unsur maupun senyawa yang
terdapat didalam tanah tersebut.
Positif
Meregangkan tanah sehingga tercipta ruang dan pori-pori yang memungkinkan tanah
mendapatkan aerasi udara
Jenis implemen yang digunakan
Pembajakan tanah di malam hari dapat mengurangi jumlah gulma yang
tumbuh karena benih gulma yang masih terdormansi dapat tumbuh ketika terpapar
cahaya matahari.
Penggunaan implemen tertentu, terutama yang tidak mencapai tanah dalam,
(misal bajak piring) tidak membutuhkan traksi yang tinggi sehingga dapat
mempercepat pekerjaan pengolahan tanah sehingga pengolahan tanah intensif dapat
dilakukan dengan jumlah jam kerja yang lebih sedikit. Penggunaan implemen jamak
(misal traktor menarik bajak dan garu sekaligus) juga mengurangi jam kerja traktor,
namun risiko pemadatan tanah lebih besar.

D.Prinsip Pengawasan Sampah Pada Tempat Umum


1. Reduce (mengurangi), adalah sebuah tindakan pelestarian lingkungan dengan mengurangi
pemakaian barang-barang yang kurang perlu, salah satu contoh kita seharusnya dapat
mengurangi pemakaian styrofoam untuk membungkus makanan, kita dapat menggunakan
tempat-tempat makanan yang berasal dari kertas atau plastik sehingga mudah untuk di daur
ulang lagi, sedikit informasi bahwa styrofoam itu adalah bahan yang tidak bisa di daur ulang.

2. Reuse (memakai kembali), adalah sebuah cara pelestarian lingkungan dengan


menggunakan kembali sebuah barang, sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa
dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang).
Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah.

3. Recycle (mendaur ulang), adalah sebuah cara pelestarian lingkungan dengan cara mendaur
ulang kembali sebuah barang, contohnya kita dapat mendaur ulang sampahsampah organik
yang ada di rumah kita menjadi kompos, dan lain-lain.

4. Replace (mengganti), adalah sebuah cara pelestarian lingkungan dengan cara mengganti
barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama. Pakailah
barang-barang yang lebih ramah lingkungan, misalnya kantong kresek plastik dengan
keranjang di saat berbelanja.

E.Prinsip Pengawasan Makanan-minuman Pada Tempat Umum

PRINSIP : PEMILIHAN BAHAN MAKANAN Sebagai seorang tenaga


pengawasan makanan dan minuman di transportasi, pariwisata dan matra, sudah
selayaknya Anda memiliki pengetahuan tentang berbagai hal yang terkait dengan
hygiene sanitasi makanan dan minuman. Ini penting bagi Anda agar Anda mampu
mengawasi mutu dari bahan makanan dan minuman.
1. Bahan makanan dibagi menjadi tiga golongan besar yaitu :

Bahan makanan mentah (segar) yaitu makanan yang perlu pengolahan


sebelum disajikan. Makanan terolah (pabrikan) yaitu makanan yang sudah langsung
dapat dimakan tetapi digunakan untuk proses pengolahan lebih lanjut.
Makanan siap santap yaitu makan makanan yang langsung dapat dimakan tanpa
pengolahan.
2. Ciri Ciri Bahan Makanan Yang Baik
a. Daging ternak
1) Tampak mengkilap, warna cerah dan tidak pucat
2) Tidak tercium bau asam atau busuk
3) Sifat elastic artinya bila ditekan dengan jari akan segera kembali (kenyal) atau
4) Bila dipegang tidak lekat atau lengket tetapi terasa basah.
b. Ikan segar
1) Warna kulit terang, cerah dan tidak lebam
2) Ikan bersisisik masih melekat sisiknya dengan kuat dan tidak mudah rontok
3) Mata melotot, jernih dan tidak suram
4) Daging elastic, bila ditekan tidak berbekas
5) Insang berwarna merah segar dan tidak bau
6) Tidak terdapat lendir berlebihan di permukaannya
7) Tidak berbau busuk, asam atau bau asing yang lain dari biasanya
8) Ikan akan tenggelam dalam air.

F.Prinsip Pengawasan Vektor Pada Tempat Umum


vektor pada saat ini masih merupakan masalah kesehatan terhadap manusia
yang berada di transportasi, pariwisata dan matra. Bangunan tempat tinggal manusia
dan sekitarnya memberikan tempat pula bagi berbagai vektor untuk berlindung,
memperoleh makanan dan berkembang biak. Dengan kondisi lingkungan yang
mendukung perkembangbiakannya dan bebas dari musuh-musuh alaminya serta
tercukupinya kebutuhan makanan, maka populasi vektor itu dapat terus meningkat
sedemikian rupa yang berakibat pada gangguan masalah kesehatan manusia. Vektor
dapat merugikan manusia, merusak lingkungan hidup manusia dan pada gilirannya
akan mengganggu kesejahteraan hidup manusia, oleh karena itu keberadaan vektor
tersebut harus dikendalikan. Pengendalian vektor adalah merupakan suatu upaya
untuk mengurangi atau menurunkan populasi vektor tersebut ke suatu tingkat yang
tidak mengganggu ataupun membahayakan kehidupan manusia. Dalam kehidupan
sehari-hari kita sering kali melihat vektor (nyamuk) yang berada disekitar kita baik
pada siang hari maupun malam hari. Contoh lain bila Anda jalan – jalan di tempat
terminal baik terminal bis maupun terminal pesawat udara (bandara) atau kapal laut
(pelabuhan) kita juga pernah melihat adanya serangga tersebut. Hal tersebut
membuktikan bahwa serangga tersebut telah berada dimana – mana. Demikian juga
ditempat matra (pengungsian) dan pondokan untuk jemaah haji juga terdapat nyamuk.
Vektor telah menjadi faktor penularan penyakit yang bersifat masif (luas). Contohnya
adalah adanya Kejadian Luar Biasa Penyakit malaria yang disebabkan oleh nyamuk
Anopheles, penyakit Demam Berdarah dengue yang disebabkan oleh nyamuk Aedes
aegypti, untuk itulah maka vektor harus dikendalikan. Pengendalian vektor dapat
dilakukan secara kimiawi, fisik dan biologi. Pengendalian secara kimiawi contohnya
adalah melakukan pengendalian vektor dengan menggunakan bahan pestisida, namun
dalam penggunaannya harus memperhatikan faktor lingkungan. Pengendalian vektor
secara fisik contohnya perbaikan irigasi yang bertujuan tidak dijadikan tempat
perkembangbiakan nyamuk anopheles. Sedangkan pengendalian secara biologi yaitu
dengan menggunakan predator seperti menebar ikan ditempat tempat yang menjadi
perkembangbiakan nyamuk. Pengendalian Vektor Terpadu (PVT) merupakan
pendekatan yang menggunakan kombinasi beberapa metode pengendalian vektor
yang dilakukan berdasarkan azas keamanan, rasionalitas, dan efektifitas
pelaksanaannya serta dengan mempertimbangkan kelestarian keberhasilannya.
Pengendalian vektor dapat dilakukan dengan pengelolaan lingkungan secara fisik atau
mekanis, penggunaan agen biotik, kimiawi, baik terhadap vektor maupun tempat
perkembangbiakannya dan/atau perubahan perilaku masyarakat serta dapat
mempertahankan dan mengembangkan kearifan lokal sebagai alternatif.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1) Pengawasan terhadap air limbah didasarkan pada parameter yang telah
ditetapkan, dalam hal ini adalah Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Republik Indonesia Nomor P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 Tentang Baku Mutu
Air Limbah Domestik
2) Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan untuk media
udara terdiri atas standar baku mutu dan persyaratan kesehatan udara dalam ruang dan
udara ambien yang memajan langsung pada manusia
3) Pencemaran tanah merupakan keadaan adanya berbagai bahan substansi kimia yang
masuk kedalam lapisan tanah sehingga mengubah struktur dan lingkungan di dalam
tanah
4) Sampah organik yang dapat membusuk/diuraikan oleh mikroorganisme antara lain
dapat dilakukan dengan mengukur sampah dalam tanah secara tertutup dan terbuka
5) Pengawasan terhadap makanan dan minuman di tempat-tempat umum lebih
menekankan pada factor kebersihan penjamah makanan, peralatan, penyediaan bahan
makanan, serta penyajian makanan. Pengawasan lebih ditujukan pada makanan
jajanan.
6) Pengendalian vektor di tempat-tempat umum dapat dilakukan dengan
pengamatan/survei tentang keberadaan vektor di tempat-tempat umum

B. Saran
Sebagai tenaga kesehatan lingkungan kami berharap bahwa kami bisa lebih
peduli terhadap sanitasi tempat-tempat umum karena pada umumnya disana lebih
banyak terjadi penularan penyakit.
DAFTAR PUSTAKA

Afandy, Nur Azizah., Zulkifli L., Farid B., (2013). Efaluasi Kinerja Angkutan Umum Trayek
LYN Merah Jurusan Sukodadi-Pacitan Kabupaten Lamongan Berdasarkan Kepuasan
Pelayanan Di Lamongan, Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), pp. 1689–
1699. doi: 10.1017/CBO9781107415324.004.

Faizah (2008), Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berbasis Masyarakat, Universitas


Diponegoro, Yogyakarta.

Karo, Yessi (2009), Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di di Kelurahan Sidorame Timur
Kecamatan Medan Perjuangan Kota Medan, USU, Medan.

Murtadho, Djuli, dkk (1997), Penanganan dan Pemanfaatan Limbah Padat, PT. Mediyatama
Sarana Perkasa, Jakarta.

Once, dr. (2010), Prinsip-prinsip Pengelolaan Sampah (www.google.com, diakses tanggal 8


Oktober 2010)

Anda mungkin juga menyukai