C. Kontruksi Khusus
Didalam merencanakan suatu bangunan rumah, harus memperhatikan adanya
kemungkina-kemungkinan yang dapat menurunkan kualitas bangunan dapat
menyebabkan resiko tinggi bagi penghuni terhadap kesehatan, keamanan kerusakan
rumah. kecelakaan dan mengurangi kenyamanan. Oleh karena itu harus diperhatikan
konstruksi-konstruksi khusus antar lain seperti pondasi yang bebas thermit. Didalam
proses pembuatan pondasi batu kali yang sering diabaikan adalah adanya patok-patok
kayu yang dibiarkan dalam galian tersebut. kayu-kayu tersebut ( patok ) yang tertinggal
dalam galian merupakan makanan yang potenstal bagi thermit , yang dapat berakibat
vatal terhadap bangunan khususnya terhadap kekuatan bangunan itu sendiri dan bagian
-bagian bangunan lain. Untuk menghindarkan hal tersebut diatas harus membersihkan
galian dari segala bentuk patok pada saat pondasi dibuat dan ditimbun tanah.
Pendekatan Rumah Lestari
Kata lestari dapat dartikan sebagi seperti keadaan semula tidak berubah ( kekal
). Tetapi lebih jauh dan itu, makna lestari dapat sebagai teriaganya keberlangsungan.
Rurnah lestari, dengan demikian, mempunyai rnakna bahwa fungsi rumah dengan
segala konsepsi nilai dan norma yang terkatt didalmnya harus tetap tejaga. Hal ini
penting derni terjaganya kualitas kehidupan manusia didalamnya, yang berhubungan
sangat erat dengan terjaganya kualitas kehidupan suatu bangsa dan umat manusia
seluruhnya.
Begitu banyaknyayang memengaruhi keberadaan suatu rumah dan perumahan,
maka mewujudkan konsep rumah lestari harus dilakukan secara holistic
(menyeluruh). Kegagalan dan kekurangan-kekurangan perencanaan rumah selama ini
seringkali tidak mempertimbangkan faktor secara proporsional, terutama dari
kepentingan manusia penghuninya.
1. Rumah dalam pendekatan sosial budaya
Rumah dalam pendekatan social budaya, behubungan langsung dengan
manusia dan aktivasinya dengan segala norma dan nilai yang dianut, pendekatan
rumah dalam sudut pandang social budaya menjadi hal yang sangat penting. Hal ini
berkaitan dengan rumah sebagi satuan social terkecil dalam suatu negara, tempat
manusia memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya secara fisik rnaupun sosial.
Ruang-runag dalam rumah harus dapat rnengakomodasi dengan baik semua aktivitas
keluarga yang berlangsung didalamnya
Dalam sudut pandang int maka rumah lestari adalah rumah yang memberi
ruang yang nyaman dan fungsional untuk mengakomodasi aktivitas penghuni, dengan
kata lain kepuasan penghuni harus diutamakan. Sangat ditekankan bahwa karakter
aktivitas setiap rnanusia berbeda satu sama lain sesuatu dengan latar belakangan
budaya. Pengalam dan nilai-nilai yang dianut. Untuk itu penting sekali mengetahui
dan rnemehami dengan baik karakter dan aktivitas perilaku penghuni sebelurn
merencanakna ruang ( dalarn hal ini rumah ) bagi mereka
Disamping itu sangat penting pula memahami, tradisi membangun masyarakat
untuk rnenampung kebutuhan sosialnya dalam rumah maka rumah lestari juga adalah
rumah yang proses pembangunanya melibatkan sepenuhnya penghuni ruman
perencana hanya bertindak sebagr mediator untuk menterjemahkan aspirasi penghuni
rumah akan rancangan fisik.
2. Rumah dalam pendekatan eklogi
System hubungan timbal balik ini disebut dengan istlah “ecosystem” Kata
“eco” berasal dari perkataan Yunani “cos” atau “oikos” yang berati rumah dan ilmu
yang mempelajari masalah ini disebut “ecology (Kata logy berarti ilmu). Khusus
mengenai hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungannya itu
disebutkan dengan istilah “Human Ecology”
Hubungan pengaruh timbal balik tersebut terjadi secara berantai. Perubahan
yang teriadi pada salah satu elemen akan mengakibatkan teriadinya perubahan-
perubahan pada elemen-elemen yang lain. Perubahan yang teriadi pada unsur
manusia. Misalnya dengan pertambahan penduduk yang melimpah. akan
mengakibatkan perubahan-perubahan pada perumahan dan memperluas daerah
pemukiman, dan selanjutnya meningkatkan derajat pencemeran lingkungan yang
ditimbulkan oleh aktivitas manusia itu sendiri.
PERTEMUAN 2
Bahan pondasi yaitu sebagai berikut
1. Bahan pengawet kayu
1) Tipe I : Yang larut dalam air ( garam wolman , tanah liat, celcure , accu,
rentoki, hertikel dan lain-lain )
2) Tipe II : Yang larut dalam minyak ( solar, minyak tanah , bensin , alcohol dan
penta , dowicide, rentoki , cuprinoi, soligun, pandrex, brunophen dan lain-lain
3) Tipe III : Berupa minyak creosol dan carbotimen. Bahan ini cukup mahal.
2. Persiapan pengawetan kayu
1) Bebas dari serangan perusak ( kayu harus utuh ).
2) Bersih dari kulit dan kotoran ( ± 20 % )
3) Siap dipasang / tidak serut maupun dipotong lagi
3. Cara pengawetan
Penggunaan bahan pengawet harus sesuai dengan dosisnya ( lihat petunjuk
pada kemasan ), misalnya garam wolman 5-6 kg dilarutkan dalam 100 liter air untuk
100 liter, kayu untuk jelasnya dapat dilihat prosesnya sebagai
1) Pengulasan
2) Penyemprotan
3) Pencelupan
4) Rendaman dingin
5) Rendaman panas
6) Rendaman panas dingin
Hal-hal yang harus diperhatikan :
1. Dinding
Dinding tidak tembus pandang, dapat menahan angina dan kedap air.
2. Langit-langit
Tinggi langit-langit minimum 2,4 meter dan sebaiknya 3-4 meter (WHO), langit-
langit berfungsi supaya matahari tidak dirasakan langsung
3. Ventilasi
Disesuaikan dengan luas ruangan, luas buakaan ventilasi 1 meter 2 atau minimal 1/9 x
luas lantai. Bukaan ventilasi dapat berupa pintu, jendela namun jendela sebaiknya
tembus cahaya, yang dapat dibuka dan ditutup atau khusus lubang anginnya tidak
sama dengan jalusi. Untuk ventilasi silang dibuat 2, pada bukaan pada dinding yang
berhadapan. Bukaan ventilasi yang baik adalah yang searah dengan tiupan angina.
a. Sumber dari alam (cahaya matahari)
b. Sumber penerangan buatan
a) Penerangan alam :
Letakan rumah sesuai dengan orientasi matahari
Daerah kerja (servis) ditetapkan pada timur-barat
Daerah hunian ditetapkan pada araah utara-selataan
b) Penerangan buatan
Untuk penerangan malam hari dalam ruangan terutama untuk ruang
baca da kerja, penerangan minimum adalah 150 lux sama dengan 10
watt lampu TL, atau 40 watt dengan lampu pijar.
Penggunaan kap lampu harus menggunakan sudut cahaya 300 dari langit-lngit.
KETERNGAN :
Jumlah watt lampu pijar minimaluntuk runganan-ruangan sebagai berikut :
1. Ruang tamu ( luas 9 meter2 ) -60 watt
2. Ruang makan ( luas 6 meter2 ) -40 watt
3. Ruang tidur ( luas 9 meter2 ) -40 watt
4. Lampu tidur -10 watt
5. Dapur ( luas 4 meter2 ) -40 watt
6. Kamar mandi/wc ( luas 3 meter2 ) -25 watt
PERTEMUAN 3
PENGAWASAN DAN PEMANTAUAN
Metode Pengawasan
1. Pengawasan dan pemantauan terhadap perumahan/pemukiman yang akan dibangun atau
yang baru dibangun dititik beratkan kepada :
a. Aspek Administratif yang meliputi antara lain :
1) Perizinan bangunan
2) Pembiayaan
3) Klasifikasi bangunan
4) Ketatalaksanaan
5) Aspek administrative lainnya.
b. Aspek Perencanaan meliputi antara lain:
1) Kesesuaian dengan perencanaan tata guna tanah
2) Kesesuaian dengan perencanaan konstruksi
3) Kesesuaian dengan perencanaan arsitektur
4) Kesesuaian dengan perencanaan sarana dan prasarana termasuk sanitas lingkungan
c. Aspek Konstruksi meliputi antara lain
1) Keadaan lapisan tanah untuk bangunan rumah/ perumahan
2) Kualitas bahan bangunan
d. Aspek arsitektur meliputi antara lain :
1)Syarat- syarat bangunan yang disesuaikan dengan bentuk atau tipe bangunan
2)Aspek arsitektur lainnya
B. Klasifikasi Permukiman
Khusus mengenai permukiman manusia, ada sebuah teori yang disebut teori "ekistics",
yang membahas segala aspek-aspek yang bertalian dengan ilmu permukiman manusia. Kata
ekistics berasal dari kata Yunani purba "oikos" yang berarti rumah. Teori ini telah
memperkenalkan type permukiman sebagai berikut :
Perkiraan jumlah
Tipe permukiman Bagian permukiman
penduduk
Daerah permukiman ini bersifat darurat, tidak terencana, dan biasanya kurang fasilitas
sanitasi lingkungan sehingga kemungkinan penjalaran penyakit akan mudah terjadi.
Jenis permukiman ini biasanya timbul akibat adanya urbanisasi yaitu pepindahan
penduduk dari kampung (pedesaan) kekota. Umumnya ingin mencari kehidupan yang lebih
baik.
1) Permukiman Transmigrasi.
Jenis permukiman seperti ini direncanakan oleh pemerintah, yaitu suatu daerah
permukiman yang digunakan untuk tempat penampungan penduduk yang dipindahkan
ditransmigrasikan dari suatu daerah yang padat penduduknya, ke daerah yang jarang/kurang
penduduknya tetapi luas daerahnya (Untuk tanah garapan, bertani, bercocok tanam dan lain
lain), Disamping itu jenis permukiman seperti ini merupakan tempat permukiman bagi orang-
orang (penduduk) yang ditransmigrasikan akibat di tempat asalnya sering dilanda banjir atau
sering mendapat gangguan dari kegiatan gunung berapi..
Perkampungan seperti ini biasanya dibangun oleh pemerintah dan diperuntukkan bagi
orang-orang atau kelompok-kelompok orang yang sedang menjalankan tugas tertentu yang
telah direncanakan. Penghuninya atau orang-orang yang menempatinya biasanya bertempat
tinggal untuk sementara, selama yang bersangkutan masih menjalankan tugas. Setelah tugas
selesai mereka akan kembali ke tempat/daerah asal masing-masing. Contohnya antara lain
adalah perkampungan atlit (peserta olah raga pekan Olah Raga Nasional misalnya),
perkampungan orang-orang yang naik haji, perkampungan pekerja (pekerja proyek besar,
proyek pembangunan bendungan), perkampungan perkemahan pramuka dan lain-lain.
Permukiman semacam ini direncanakan pemerintah dan bekerja sama dengan pihak
swasta. Pembangunan tempat permukiman ini biasanya di lokasi yang sesuai untuk suatu
permukiman (kawasan permukiman). Di tempat ini. biasanya "keadaan kesehatan
lingkungannya cukup baik, ada listrik, tersedianya sumber air bersih baik
berupa sumur pompa tangan (sumur bor) ataupun air PAM/ PDAM, sistim
pembuangan kotoran dan air kotornya direncanakan secara baik, begitu pula cara pembuangan
sampahnya dikoordinir dan diatur secara baik.
Selain itu di tempat ini biasanya dilengkapi dengan gedung-gedung sekolah (SD,
SMP, dll) yang dibangun dekat dengan tempat-tempat pelayanan masyarakat seperti Pos
Kesehatan/Puskesmas. Pos Keamanan, Kantor Pos, pasar dan lain-lain.
1) Lokasi
a. Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran sungai, aliran
lahar, tanah longsor, gelombang tsunami, daerah gempa dan sebagainya.
b. Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir (TPA) Sampah atau
bekas tambang
c. Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran seperti jalur
pendaratan penerbangan
2) Kualitas udara
Kualitas udara ambient dilingkungan perumahan harus bebas dari gangguna gas beracun
dan memenuhi syarat baku mutu lingkungan sebagai berikut:
a. memiliki taman bermain untuk anak srana rekreasi keluarga dengan kosntruksi
yang aman dari kecelakaan
b. memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan vektor penyakit
c. memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan kosntruksi jalan tidak
mengganggu kesehatan, kosntruksi trotoar tidak membahayakan pejalan kaki dan
penyandang cacat, jembatan harus memiliki pagar pengaman lampu penerangan
jalan tidak menyilaukan mata.
d. tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualtias air yang memenuhi
persyaratan kesehatan
e. pengelolaan pembuangan tinja dan limbah rumah tangga harus memenuhi
persyaratan kesehatan
f. pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi sayrat kesehatan
g. memiliki akses terhadap sarana pelayanan kesehatan komunikasi tempat kerja,
tempat hiburan, tempat pendidikan, kesenian dan lain sebagainya.
h. Pengaturan isntalasi listrik harus menjamin kemanan penghuninya
i. Tempat pengelolaa makan (TPM) harus menjamin tidak terjadi kontaminasi
makanan yang dapat menimbulkan keracunan.
6) vektor penyakit
7) Penghijauan
Kualitas udara dalam ruang sendiri (indoor air quality) ditentukan secara sengaja
ataupun tidak sengaja oleh penghuni sendiri. Ada gedung yang secara khusus diatur, baik
suhu maupun frekuensi pertukaran udaranya dengan memakai peralatan ventilasi khusus
adapula yang dilakukan dengan mendayagunakan keadaan cuaca alamiah dengan mengatur
bagian gedung yang dapat dibuka. Kualitas udara dalam ruangan juga dipengaruhi oleh
temperature dan kelembaban yang dapat mempengaruhi kenyamanan dan kesehatan
penghuninya. Sumber polusi udara dalam ruang
Adalah kumpulan gejala yang dialami oleh seseorang yang bekerja di kantor atau
tempat tinggal di apartemen dengan bangunan tinggi dimana didalamnya terjadi ganggunan
sirkulasi udara yang menyebabkan keluhan iritasi dan kering pada mata kulit, hidung,
tenggorokan, disertai sakit kepala, pusing, rasa mual,muntah, bersin dan kadang disertai nafas
sesak.
j. memiliki taman bermain untuk anak srana rekreasi keluarga dengan kosntruksi
yang aman dari kecelakaan
k. memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan vektor penyakit
l. memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan kosntruksi jalan tidak
mengganggu kesehatan, kosntruksi trotoar tidak membahayakan pejalan kaki dan
penyandang cacat, jembatan harus memiliki pagar pengaman lampu penerangan
jalan tidak menyilaukan mata.
m. tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualtias air yang memenuhi
persyaratan kesehatan
n. pengelolaan pembuangan tinja dan limbah rumah tangga harus memenuhi
persyaratan kesehatan
o. pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi sayrat kesehatan
p. memiliki akses terhadap sarana pelayanan kesehatan komunikasi tempat kerja,
tempat hiburan, tempat pendidikan, kesenian dan lain sebagainya.
q. Pengaturan isntalasi listrik harus menjamin kemanan penghuninya
r. Tempat pengelolaa makan (TPM) harus menjamin tidak terjadi kontaminasi
makanan yang dapat menimbulkan keracunan.
12) Penghijauan
Kualitas udara dalam ruang sendiri (indoor air quality) ditentukan secara sengaja
ataupun tidak sengaja oleh penghuni sendiri. Ada gedung yang secara khusus diatur, baik
suhu maupun frekuensi pertukaran udaranya dengan memakai peralatan ventilasi khusus
adapula yang dilakukan dengan mendayagunakan keadaan cuaca alamiah dengan mengatur
bagian gedung yang dapat dibuka. Kualitas udara dalam ruangan juga dipengaruhi oleh
temperature dan kelembaban yang dapat mempengaruhi kenyamanan dan kesehatan
penghuninya. Sumber polusi udara dalam ruang
Adalah kumpulan gejala yang dialami oleh seseorang yang bekerja di kantor atau
tempat tinggal di apartemen dengan bangunan tinggi dimana didalamnya terjadi ganggunan
sirkulasi udara yang menyebabkan keluhan iritasi dan kering pada mata kulit, hidung,
tenggorokan, disertai sakit kepala, pusing, rasa mual,muntah, bersin dan kadang disertai nafas
sesak.
PERTEMUAN 5
KONSEP DAN PENDEKATAN RUMAH
Manusia dalam kelangsungan hidupnya di dunia ini menuntut beberapa kebutuhan-
kebutuhan pokok yang harus dia miliki sepanjang hidupnya. Terdapat tiga unsur utama
diantara kebutuhan pokok tersebut ialah pagar,sandang dan perumahan,yang harus ada sejak
manusia itu dilahirkan.
Tidak dapat diingkari bahwa rumah berperan sangat berarti dalam kehidupan
manusia. Rumah menjadi di mana nilai-nilai sebuah keluarga berlangsung,menjadi ruang di
mana manusia mengekspresikan cara melakoni hidup,berkomunikasi dan berinteraksi dengan
orang-orang terdekatnya. Rumah dijadikan alat untuk menampilkan citra.Sebagai wadah
aktivitas sebuah keluarga yang merupakan satuan sistem sosial terkecil dalam negara rumah
tidak dapat dipandang hanya sebagai artefak fisik. Menurut WHO rumah adalah struktur fisik
atau bangunan untuk tempat berlindung,dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani
dan rohani serta keadaan sosialnya baik untuk kesehatan keluarga dan individu.
Sebagai makhluk berakal budi yang sangat dinamis,manusia selalu membangun diri
dan masyarakatnya menuju perubahan yang lebih baik. Budaya dan sistem sosial masyarakat
pun selalu berkembang dari masa ke masa.
A. Konsep Tentang Rumah
Ditinjau dari sudut pandang ilmu arsitektur,setiap tempat/ruang paling tidak
harus memperhatikan unsur-unsur yang mempengaruhi falsafah,karakter
bentuk dan ruanganya, yaitu (1) manusia sebagai pengguna;dengan segala
latar belakangnya,seperti budaya,tradisi,perilaku,tingkat sosial dan
sebagainya; (2)aktivitas,yaitu kegiatan-kegiatan yang berlangsung dalam
ruang untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk memenuhi kebutuhan
tertentu; dan (3) teknologi,yang merupakan pemecahan teknis untuk
mendukung tercapainya tujuan dari suatu aktivitas,baik pemecahan dimensi
fungsional ruang,struktur dan konstruksi maupun fungsi pelayanan.
Padahal jika ditinjau secara lebih dalam rumah tidak sekedar sebuah bangunan melainkan
suatu konteks sosial dari kehidupan keluarga di mana manusia saling mencintai dan berbagi
dengan orang-orang terdekatnya. Dalam pandangan ini rumah lebih merupakan suatu sistem
sosial ketimbang sistem fisik Hal ini disebabkan karena rumah berkaitan erat dengan
manusia, yang memiliki tradisi sosial, perilaku dan keinginan-keinginan yang berbeda dan
selalu bersifat dinamis. Karenanya rumah bersifat kompleks dalam mengakomodasi berbagai
konsep dalam diri manusia dan kehidupannya.
1. Rumah sebagai pengejawantahan jati diri, rumah sebagai simbol dan pencerminan tata
nilai selera pribadi penghuninya
2. Rumah sebagai wadah keakraban: rasa memiliki, rasa kebersamaan,kehangatan, kasih
dan rasa aman
3. Rumah sebagai tempat menyendiri dan menyepi, tempat melepaskan diri dari dunia
luar, dari tekanan dan ketegangan, dari dunia rutin
4. Rumah sebagai akar dan kesinambungan, rumah merupakan tempat kembali pada
akar dan menumbuhkan rasa kesinambungan dalam untaian proses ke masa depan
5. Rumah sebagai wadah kegiatan utama sehari-hari
6. Rumah sebagai pusat jaringan sosial
7. Rumah sebagai struktur fisik