Anda di halaman 1dari 8

NAMA : MUH.

YUSRIL
NIM : PO713221191030
PRODI : D.III/TK.2

PEMASANGAN JARINGAN PERPIPAAN DAN POMPA AIR DARI MATA AIR,


SUMUR GALI DAN PENAMPUNGAN AIR HUJAN.

 Pengertian Mata Air


Mata air sebenarnya adalah air tanah yang berada di bawah permukaan tanah
tepatnya pada batuan yang bersifat jenuh air atau akuifer. Adanya proses geologi di
dalam tanah menjadi faktor pendorong, sehingga air tanah muncul di atas permukaan
tanah. Air yang muncul itulah kemudian dikenal sebagai mata air.
 Proses Pembentukan Mata Air
Pada dasarnya air dari mata air berasal dari air permukaan tanah yang meresap
sehingga menjadi air tanah, kemudian melalui serangkaian proses geologi, dan
akhirnya kembali lagi jadi air permukaan akibat pemotongan aliran air.
 Standar dan Syarat Sanitasi  Sumur Gali
Proses perembesan bahan pencemar kedalam sumur gali, seperti pencemaran oleh
tinja (bakteri coliform), antara lain ditentukan oleh struktur fisik bangunan saran sumur
gali. Syarat kesehatan pada sarana air bersih khususnya sumur menurut Departemen
Kesehatan RI (1995) harus diberi beberapa komponen untuk mencegah terjadinya
kontaminasi pada air sumur. Adapun fungsi dari beberapa komponen sumur gali adalah
sebagai berikut (Depkes, RI, 1998):
1. Bibir sumur gali berfungsi sebagai pelindung keselamatan bagi pemakai
dan untuk mencegah masuknya limpahan air/pencemaran ke dalam sumur.
2. Dinding sumur berfungsi mencegah merembesnya pencemar yang berasal
dari permukaan tanah maupun dari samping, juga sebagai penahan tanah supaya tidak
terkikis atau longsor.
3. Lantai sumur berfungsi untuk mencegah merembesnya air buangan ke
dalam sumur dan sebagai tempat untuk melakukan aktifitas di sumur.
4. Saluran pembuangan air limbah berfungsi untuk menyalurkan air limbah ke
tempat pembuangan yang jauh dari sumur.
Kritera sumur yang memenuhi syarat kesehatan ialah :
1. Dinding sumur minimal sedalam 3 m dari permukaan lantai/tanah, dibuat dari tembok
yang tidak tembus air/bahan kedap air dan kuat( tidak mudah retak/longsor) untuk
mencegah perembesan air yang telah tercemar ke dalam sumur. Ke dalaman 3 m diambil
karena bakteri pada umunya tidak dapat hidup lagi.
2. Kira-kira 1,5 m berikut ke bawah, dinding dibuat dari tembok yang tidak disemen,
tujuannya untuk mencegah runtuhnya tanah.
3. Diberi dinding tembok (bibir sumur), tinggi bibir sumur ± 1 meter dari lantai, terbuat
dari bahan yang kuat dan kedap air untuk mencegah agar air sekitarnya tidak masuk ke
dalam sumur, serta juga untuk keselamatan pemakai.
4. Lantai sumur disemen/harus kedap air, mempunyai lebar di sekeliling sumur ± l,5 m
dari tepi bibir sumur, agar air permukaan tidak masuk. Lantai sumur tidak retak/bocor,
mudah dibersihkan, dan tidak tergenang air, kemiringan 1-5% ke arah saluran
pembuanagan air limbah agar air bekas dapat dengan mudah mengalir ke saluran air
limbah.
5. Sebaiknya sumur diberi penutup/atap agar air hujan dan kotoran lainnya tidak dapat
masuk ke dalam sumur, dan ember yang dipakai jangan diletakkan di bawah/lantai tetapi
digantung.
6. Adanya sarana pembuangan air limbah. Sarana pembuangan air limbah harus kedap
air, minimal 2% ke arah pengolahan air buangan/peresapan.
7. Sebaiknya air sumur diambil dengan pompa.

 PENAMPUNGAN AIR HUJAN


Penampungan Air Hujan (PAH) adalah wadah untuk menampung air hujan
sebagai air baku, yang penggunaannya bersifat individual atau skala komunal, dan
dilengkapi saringansi. PAH dapat dimanfaatkan secara individu atau masyarakat secara
umum jika saat musim kemarau, persediaan airsedikit atau kering. Dipilih pada daerah-
daerah kritis dengan curah hujan minimal 1.300 mm per tahun, dipasang di lokasi atau
daerah rawan air minum.
Leaflet ini berisi penjelasan mengenai penampungan air hujan (PAH) berdasarkan
Peraturan Menteri PU Nomor 01/PRT/M/2009 tentang penyelenggaraan pengembangan
sistem penyediaan air minum bukan jaringan perpipaan, meliputi penyelenggaraan,
skema, tabel komponen, serta pemeliharaan dari PAH.
PENDUGAAN AIR TANAH GEOLISTRIK

 Pengertian
Geolistrik adalah suatu metoda eksplorasi geofisika untuk menyelidiki keadaan
bawah permukaan  dengan menggunakan sifat-sifat kelistrikan batuan. Sifat-sifat
kelistrikan tersebut adalah, antara lain. tahanan jenis (specific resistivity, conductivity,
dielectrical  constant, kemampuan menimbulkan self potential dan medan induksi serta
sifat menyimpan potensial dan lain-lain.

 Metode Geolistrik Tahanan Jenis ( Resistivity Methode )


Metode geolistrik resistivitas atau tahanan jenis adalah salah satu dari kelompok
metode geolistrik yang digunakan untuk mempelajari keadaan bawah permukaan dengan
cara mempelajari sifat aliran listrik di dalam batuan di bawah permukaan bumi. Metode
resistivitas umumnya digunakan untuk eksplorasi dangkal, sekitar 300 – 500 m. Prinsip
dalam metode ini yaitu arus listrik diinjeksikan ke alam bumi melalui dua elektrode arus,
sedangkan beda potensial yang terjadi diukur melalui dua elektrode potensial. Dari hasil
pengukuran arus dan beda potensial listrik dapat diperoleh variasi harga resistivitas listrik
pada lapisan di bawah titik ukur.

 Metode Geolistrik Polarisasi Terimbas ( IP/ Induce Polarization Methode )


Pada prinsipnya dilakukan dengan cara memutuskan arus listrik yang di
injeksikan ke dalam permungkaan bumi. Selanjutnya tampak bahwa beda potensial
antara kedua elektroda tidak lansung menunjukan angka nol saat arus tersebut di
putuskan. turun secara perlahan lahan dalam selang waktu tertentu. Sebaliknya
apabila arus dihidupkan maka beda potensial akan kembali pada posisi semula dalam
waktu yang sama.

 Metode Geolistrik Potensial Diri ( SP/ Self Potential Methode )


Metode Self potential (SP) adalah metode pasif, karena pengukurannya
dilakukan tanpa menginjeksikan arus listrik lewat permukaan tanah, perbedaan
potensial alami tanah diukur melalui dua titik dipermukaan tanah. Potensial yang
dapat diukur berkisar antar beberapa millivolt (mV) hingga 1 volt.
Self potensial adalah potensial spontan yang ada di permukaan bumi yang diakibatkan
oleh adanya proses mekanis ataupun oleh proses elektrokimia yang di kontrol oleh air
tanah. Proses mekanis akan menghasilkan potensial elektrokinetik sedangkan proses
kimia akan menimbulkan potensial elektrokimia (potensial liquid-junction, potensial
nernst) dan potensial mineralisasi.

 TEORI GEOLISTRIK
Untuk mendapatkan nilai hambatan jenis tanah diperlukan pengukuran
tegangan yang didapatkan dari pengukuran diantara dua elektroda yg dipasang
simetris bentang AB (disebut bentang MN).
Nilai hambatan (R) merupakan hasil perhitungan dari tegangan (V) dibagi
arus (I) dikalikan koefisien tertentu. Koefisien dimaksud sangat bergantung pada
konfigurasi dan ratio bentang AB dan MN. Terdapat beberapa konfigurasi dan yang
paling dikenal adalah konfigurasi scchlumberger, Wenner α, Wenner β dan Dipole-
dipole.

TEKNIK PENGELOLAAN DAN PENGOLAHAN AIR BERSIH


 Proses Pengolahan air secara umum dibagi menjadi 3 unit, yaitu:
1. Unit Penampungan Awal ( Intake )
Unit tersebut dikenal sebagai unit sadap air ( Intake ). Intake berfungsi untuk
tempat penampungan air dari sumber airnya. Intake juga dilengkapi
dengan Bar Sceen yang berfungsi untuk penyaring awal dari benda-benda
yang ikut tergenang dalam air seperti sampah daun, kayu dan benda2 lainnya.
2. Unit Pengolahan ( Water Treatment )
Dalam unit ini, air dari unit penampungan awal diproses melalui beberapa
tahapan:

a. Tahap Koagulasi ( Coagulation )


Pada tahap Koagulasi air yang berasal dari penampungan awal
diproses dengan menambahkan zat kimiaTawas (alum) atau zat sejenis
seperti zat garam besi (Salts Iron) atau dengan menggunakan sistem
pengadukan cepat (Rapid Mixing). Air yang kotor atau keruh
umumnya mengandung berbagai partikel koloid yang tidak
terpengaruh gaya gravitasi sehingga tidak bisa mengendap dengan
sendirinya. Tujuannya untuk menghancurkan partikel koloid (yang
menyebabkan air keruh) tadi sehingga terbentuk partikel-partikel kecil
namun masih sulit untuk mengendap dengan sendirinya.
b. Tahap Flokulasi ( Flocculation )
Tahap Flokulasi merupakan proses penyisihan kekeruhan air dengan
cara pengumpalan partikel untuk dijadikan partikel yang lebih besar
( partikel flok ). Pada tahap tersebut, partikel-partikel kecil yang
terkandung dalam air digumpalkan menjadi partikel-partikel yang
berukuran lebih besar (Flok) sehingga dapat mengendap dengan
sendirinya (karena gravitasi) pada proses berikutnya. Di proses
Flokulasi ini dilakukan dengan cara pengadukan lambat (Slow Mixing).
c. Tahap Sedimentasi ( Sedimentation )
Pada tahap sedimentasi partikel-patikel flok mengendap secara alami
di dasar penampungan karena massa jenisnya lebih besar dari unsur
air. Kemudian air di alirkan masuk ke tahap penyaringan di Unit
Filtrasi.
d. Tahap Penyaringan ( Filtration )
Pada tahap penyaringan, air disaring melewati media penyaring yang
disusun dari bahan – bahan berupa pasir dan kerikil silica. Proses ini
ditujukan untuk menghilangkan bahan-bahan terlarut dan tak
terlarut. Secara umum setelah melalui proses penyaringan ini air
langsung masuk ke unit Penampungan Akhir. Namun untuk
meningkatkan qualitas air kadang diperlukan proses tambahan, seperti:
- Proses Pertukaran Ion (Ion Exchange)
Proses pertukaran ion bertujuan untuk menghilangkan zat
pencemar anorganik yang tidak dapat dihilangkan oleh proses
filtrasi atau sedimentasi.
- Proses Penyerapan (Absorption)
Proses ini bertujuan untuk menyerap / menghilangkan zar
pencemar organik, senyawa penyebab rasa, bau dan warna.
- Proses Disinfeksi (Disinfection)
Sebelum masuk ke unit Penampungan Akhir, air melalui Proses
Disinfeksi dahulu. Yaitu proses pembubuhan bahan
kimia Chlorineyang bertujuan untuk membunuh bakteri atau
mikroorganisme berbahaya yang terkandung di dalam air tersebut.
3. Unit Penampung Air ( Reservior )
Setelah masuk ke tahap ini berarti air sudah siap untuk didistribusikan ke
masyarakat.
 Sistem Perpipaan
Plumbing atau system perpipaan adalah teknologi pemipaan dan peralatan
untuk menyediakan air bersih ketempat yang dikehendaki, baik dalam hal kualitas,
kuantitas dan kontinyuitas yang memenuhi syarat kesehatan.
Sistem pompa merupakan sebuah sistem yang terdiri dari unit pompa, sistem
perpipaan dan panel kontrol. Oleh karena itu unjuk kerja pompa merupakan titik kerja
pertemuan antara kurve performansi pompa dan kurve instalasi sistem perpipaannya.
Sehingga desain sistem perpipaan mempunyai efek sangat penting dalam operasi
pompa. Sistem pompa tersebut akan beroperasi dengan performansi yang optimal jika
ketiga komponen sistem pompa tersebut direncanakan dengan baik dan benar. Namun
dalam aplikasinya, sering kali sistem perpipaan pompa tidak direncanakan dengan
baik sehingga sistem pompa tersebut tidak beroperasi pada titik kerja terbaiknya (best
efficiency point).

 Jenis-Jenis Pipa Air Bersih


1. Pipa air PVC (Poly Vinyl Chloride)
2. Pipa air CPVC (Chlorinate Poly Vinyl Chloride)
3. Pipa tembaga
4. PEX (Cross Limked Poyle Ethylene)
5. Galvanis
6. HDPE (High Density Polyethilene)
7. PP-R (Polypropylene Random)
8. Pipa AW dan pipa D

 Jenis-Jenis Material Yang Umum


1. Pipa yang terbuat dari tanah liar (vertified clay), banyak dugunakan untuk aliran
pembuangan dengan system pengangkutan berdasarkan gaya berat, misalnya untuk
kotoran lainnya dengan aliran bertekanan dan temperature rendah.
2. Besi tuang untuk dalam tanah (cast iron soil pipe). Pipa ini kemampuan
kekuatannya
diatas pipa tanah liat dan boleh dipasang dibawah bangunan serta conrete yang
tebal.
3. Pipa baja karbon (carbon steel piping).Pipa ini banyak digunakan biasanya dilapisi
dengan bahan anti karat.
4. Besi tulang pipa digunakan untuk pembuangan air dengan tekanan tertentu.
5. Pipa beton digunakan untuk pembuangan kotoran air dengan ukuran 24 inch atau
lebih.
6. Pipa baja dilapis semen. Untuk pembuangan kotoran cairan yang korosif serta
mempunyai kemampuan diatas pipa besi tuang.
7. Duriron pipe untuk pembuangan cairan dengan tingkat korosi tinggi.

 Pedoman Pemasangan
Manholes harus ditempatkan pada daerah-daerah pusat sambungan cabang dan
siap dialirkan ke jalur utama. Untuk jalur pembuangan berukuran 24 inch dan lebih.
Manholes juga harus dibuat untuk setiap jarak 300 inch dan disediakan setiap jarak
500 inch untuk pembersihan system.

Anda mungkin juga menyukai