Anda di halaman 1dari 2

PENGELOLAAN SAMPAH DI RUMAH SAKIT

Sampah rumah sakit dapat diartikan sebagai bahan sisa atau buangan yang dihasilkan oleh aktivitas
rumah sakit dalam bentuk padat dan dapat berupa sampah medis dan sampah non medis

Perencanaan pengelolaan sampah rumah sakit terdapat dalam peraturan Permenkes nomor 7 tahun
2019 yaitu untuk mengurangi sampah medis yang dihasilkan dengan cara mengurangi bahan (reduce),
menggunakan kembali bahan (reuse) dan daur ulang bahan (recycle).

Sampah medis

1. Meminimalkan sampah medis. Setiap rumah sakit harus melakukan reduksi sampah, mengelola serta
mengawasi penggunaan bahan kimia berbahaya dan beracun
2. Pemilahan, pewadahan, pemanfaatan kembali dan daur ulang. Pemilahan sampah dilakukan pada
sumber atau tempat yang menghasilkan sampah. Wadah yang digunakan sebaiknya tertutup dan
anti-bocor. Sampah yang akan dimanfaatkan kembali harus melalu proses sterilisasi terlebih dahulu.
Daur ulang limbah medis tidak mungkin dilakukan oleh rumah sakit.
3. Pengumpulan, pengangkutan, dan penyimpanan. Pengumpulan sampah medis menggunakan troli
khusus dan bertutup serta penyimpanan sampah medis pada musim hujan paling lama 48 jam dan
musim kemarau paling lama 24 jam

Sampah non-medis
Sampah non-medis rumah sakit berasal dari zona risiko rendah. Pengelolaan dimulai dengan pemilahan
sampah, lalu di tampung di kantong plastic berwarna hitam. Pada pewadahan, tingkat kepadatan lalat ≤
2 ekor/block grill. Untuk TPS kepadatan lalat ≤ 20 ekor/block griil dan jika terlihat tikus di siang hari perlu
dilakukan pengendalian. Sebaiknya dilakukan pengendalian 1 bulan sekali.

MIFTA

Sampah non-medis di rumah sakit prinsip pengelolaannya dengan sampah dari rumah tangga, kantor
dan lain-lain yang terdiri dari pengaturan tentang pemisahan, pewadahan, pengangkutan, tempat
penampungan sementara, pengolahan, dan pembuangan akhir.

1. Pemilahan sampah non-medis untuk mendapatkan bahan yang dapat dimanfaatkan kembali.
2. Pewadahan yang baik terbuat dari bahan yang tidak mudah karat, kedap air seperti terbuat dari
fiberglass dan minimal satu buah wadah sampah disetiap kamar rumah sakit. Isi wadah paling banyak
2/3 dari volume yang tersedia dan diangkut sebelum 3 x 24 jam.
3. Pengangkutan sampah non –medis di lingkungan rumah sakit menggunakan troli yang tertutup.
Dari sumber sampah non-medis diangkut ke tempat penampungan sementara, di TPS dilakukan
pemilihan bahan yang masih dapat dimanfaatkan atau tidak dapat dimanfaatkan. Konstruksi TPS
harus kedap terhadap air, bertutup dan selalu tertutup, diletakkan pada lokasi yang mudah dijangkau
oleh kendaraan pengangkut, tetapi tetap memperhatikan nilai estetika. TPS dikosongkan dan
dibersihkan sekurang-kurangnya 1 X 24 jam.
4. Pengelolaan sampah tujuannya adalah mengurangi volume sampah yang dihasilkan sebelum dibuang
ke tempat pembuangan akhir. Metode pengolahan sampah non-medis dapat berupa pengurangan
atau pemusnahan dengan cara dibakar dengan menggunakan insinerator.

Anda mungkin juga menyukai