Anda di halaman 1dari 6

TUJUAN

Prosedur ini bertujuan sebagai acuan Petugas sanitasi di UPTD Puskesmas Ngasem dalam
melaksanakan penanganan dan pengolahan limbah medis dan non medis.
2.

RUANG LINGKUP
Pemilahan sampah medis dan non medis kemudian di lakukan penanganan sampah sesuai
dengan jenisnya.

3.

KRITERIA PENCAPAIAN
Penanganan dan pengolahan sampah limbah tercapai 100% sesui dengan prosedur
pengolahan limbah medis dan non medis.

4.

DEFINISI
Pembuangan limbah medis dan non medis adalah upaya pembuangan sampah bekas kegiatan
yang berupa cairan dan padat.

5.

URAIAN UMUM
Pengolahan limbah medis Puskesmas dilakukan dengan cara.
5.1 Limbah cair diolah di IPAL
5.2 Limbah padat medis di kirim ke RSUD kab. Kediri.
5.3 Limbah domestic diangkut oleh petugas DKLH.
6. PERALATAN
6.1. ALAT : IPAL
6.2. BAHAN : savety box
7.

ALUR PROSES
No.
1
2
3
4
5
6

ALUR PROSES
Petugas melakukan pemilihan sampah/limbah cair,padat
medis dan non medis.
air limbah dari sumber/ penghasil limbah di buatkan saluran
pembuangan.
Pembuangan air limbah limbah akhir berupa instalasi
pengolahan air limbah
Sampah medis berupa jarum suntik di masukan ke dalalm
safety box.
Setiap 3 bulan sekali petugas mengirim sampah medis ke
RSUD kab. Kediri.
Untuk sampah non medis setiap harinya petugas kebersihan
mengambil sampah dari ruang pelayanan kemudian di
kumpulkan di tempat pengumpulan sampah sementara.
Setiap 2 hari sekali petugas kebersihan mengambil sampah

PETUGAS
SANITARIAN
SANITARIAN
SANITARIAN
SANITARIAN
SANITARIAN
SANITARIAN

SANITARIAN

dari tempat pengumpulan sampah sementara untuk di buang


ke TPA

Rumah sakit sebagai tempat pelayanan kesehatan diantaranya melaksanakan kegiatan dalam katagori
diagnosa dan pengobatan, perawatan, bahkan tindakan rehabilitasi. Rumah sakit dari aspek kesehatan
lingkungan dapat berpotensi, antara lain :
1.

Dapat menjadi media pemaparan atau penularan bagi para pasien, petugas maupun pengunjung
oleh agent (komponen penyebab) penyakit yang terdapat di dalam lingkungan rumah sakit
(Darpito, 2003).

2. Sebagai penghasil sampah dan limbah yang berdampak bagi kesehatan masyarakat dan
lingkungan sekitar.
Sebagaimana rekan-rekan Sanitarian ketahui, dasar pelaksanaan penyehatan lingkungan rumah sakit
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
1204/MENKES/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
Ruang lingkup kesehatan lingkungan sesuai Permenkes 1204 tahun 2004 antara lain :
1.

Penyehatan ruang bangunan dan halaman rumah sakit.

2. Hygiene sanitasi makanan dan minuman.


3. Penyehatan air.
4. Pengelolaan limbah.
5.

Penyehatan tempat pencucian linen (laundry).

6. Pengendalian serangga, tikus, dan binatang pengganggu.


7.

Dekontaminasi melalui sterilisasi dan disinfeksi.

8. Pengamanan dampak radiasi.


Upaya kesehatan lingkungan rumah sakit bertujuan untuk mewujudkan lingkungan rumah sakit baik in
door ataupun out door yang aman, nyaman, dan sehat bagi para pasien, pekerja, pengunjung dan
masyarakat di sekitar rumah sakit, kejadian pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan yang
ditimbulkan oleh rumah sakit dapat ditekan sekecil mungkin atau bila mungkin dihilangkan.

Pengelolaan limbah dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan yang dilakukan terhadap limbah mulai
dari tahap pengumpulan di tempat sumber, pengangkutan, penyimpanan serta tahap pengolahan akhir
yang berarti pembuangan atau pemusnahan.
Tindakan pertama yang harus dilakukan sebelum melakukan pengelolaan limbah dari tindakan preventif
dalam bentuk pengurangan volume atau bahaya dari limbah yang dikeluarkan ke lingkungan. Atau
minimasi limbah. Beberapa usaha minimasi meliputi beberapa tindakan seperti usaha reduksi pada
sumbernya, pemanfaatan limbah,daur ulang, pengolahan limbah, serta pembuangan limbah sisa
pengolahan.
Sedangkan tata lakana penanganan limbah medis sesuai permenkes meliputi kegiatan Minimisasi dan
Pemilahan Limbah dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
Usaha Minimisasi Limbah
1.

Menyeleksi bahan-bahan yang kurang menghasilkan limbah sebelum membelinya.

2. Menggunakan sedikit mungkin bahan-bahan kimia.


3. Mengutamakan metode pembersihan secara fisik daripada secara kimiawi.
4. Mencegah bahan-bahan yang dapat menjadi limbah seperti dalam kegiatan petugas kesehatan
dan kebersihan.
5.

Memonitor alur penggunaan bahan kimia dari bahan baku sampai menjadi limbah bahan
berbahaya dan beracun.

6. Memesan bahan-bahan sesuai kebutuhan.


7.

Menggunakan bahan yang diproduksi lebih awal untuk menghindari kadaluarsa.

8. Menghabiskan bahan dari setiap kemasan.


9. Mengecek tanggal kadaluarsa bahan pada saat diantar oleh distributor.
Pemilahan Limbah

Dilakukan pemilihan jenis limbah medis mulai dari sumber yang terdiri dari limbah infeksius,
limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, sitotoksis, limbah kimiawi, limbah
radioaktif, limbah kontainer bertekanan dan dengan kandungan logam berat yang tinggi.

Pemisahan limbah berbahaya dari semua limbah pada tempat penghasil limbah adalah kunci
pembuangan yang baik.

Tempat Penampungan Sementara

Bagi rumah sakit yang mempunyai insinerator di lingkungannya harus membakar limbahnya
selambat-lambatnya 24 jam.

Bagi rumah sakit yang tidak mempunyai insinerator, maka limbah medis harus dimusnahkan
melalui kerjasama dengan rumah sakit lain atau pihak lain yang mempunyai insinerator untuk
dilakukan pemusnahan selambat-lambatnya 24 jam apabila disimpan pada suhu ruang.

Transportasi

Kantong limbah medis sebelum dimasukkan ke kendaraan pengangkut harus diletakkan dalam
kontainer yang kuat dan tertutu p.

Pengangkutan limbah keluar rumah sakit menggunakan kenderaan khusus.

Kantong limbah medis harus aman dari jangkauan manusia maupun binatang.

Petugas yang menangani limbah, harus menggunakan alat pelindung diri yang terdiri: Topi/helm,
Masker, Pelindung mata, Pakaian panjang (coverall), Apron untuk industri, Pelindung
kaki/sepatu boot dan sarung tangan khusus (disposable gloves atau heavy duty gloves).

Pengumpulan Limbah Medis

Pengumpulan limbah medis dari setiap ruangan penghasil limbah menggunakan troli khusus
yang tertutup.

Penyimpanan limbah medis harus sesuai iklim tropis yaitu pada musim hujan paling lama 48 jam
dan musim kemarau paling lama 24 jam.

Persyaratan
Pewadahan
Syarat tempat pewadahan limbah medis, antara lain :

Limbah

Medis

Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air, dan mempunyai permukaan
yang halus pada bagian dalamnya, misalnya fiberglass.

Di setiap sumber penghasil limbah medis harus tersedia tempat pewadahan yang terpisah dengan
limbah non-medis.

Kantong plastik di angkat setiap hari atau kurang sehari apabila 2/3 bagian telah terisi limbah.

Untuk benda-benda tajam hendaknya di tampung pada tempat khusus (safety box) seperti botol
atau karton yang aman.

Sayarat benda tajam harus ditampung pada tempat khusus (safety box) seperti botol, jeregen atau
karton yang aman.

Tempat pewadahan limbah medis infeksius dan sitotoksik yang tidak langsung kontak dengan
limbah harus segera dibersihkan dengan larutan desinfektan apabila akan dipergunakan kembali,
sedangkan untuk kantong plastik yang telah di pakai dan kontak langsung dengan limbah
tersebut tidak boleh digunakan lagi.

Label dan Wadah Limbah Medis


Standar lain yang harus dipenuhi dalam pewadahan limbah medis ini menyangkut penggunaan label yang
sesuai dengan kategori limbah. Detail warna dan lambah label pada wadah limbah medis sebagai berikut :
Standar pewadahan dan penggunaan kode dan label limbah medis ini berfungsi untuk memilah-milah
limbah diseluruh rumah sakit sehingga limbah dapat dipisah-pisahkan di tempat sumbernya :
Beberapa ketentuan juga memuat hal berikut ini
1. Bangsal harus memiliki minimal dua macam tempat limbah, satu untuk limbah medis (warna
kuning) dan satunya lagi untuk non-medis (warna hitam).
2. Semua limbah dari kamar operasi dianggap sebagai limbah medis.
3. Semua limbah dari kantor, biasanya berupa alat-alat tulis, dianggap sebagai limbah non-medis.

4. Semua limbah yang keluar dari unit patologi harus dianggap sebagai limbah medis dan perlu
dinyatakan aman sebelum dibuang.
Sedangkan persyaratan yang ditetapkan sebagai tempat pewadahan limbah non-medis sebagai berikut :
Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air, dan mempunyai permukaan
yang halus pada bagian dalamnya, misalnya fiberglass.

Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup tanpa mengotori tangan.

Terdapat minimal 1 (satu) buah untuk setiap kamar atau sesuai dengan kebutuhan.

Limbah tidak boleh dibiarkan dalam wadahnya melebihi 3 x 24 jam atau apabila 2/3 bagian
kantong sudah terisi oleh limbah, maka harus diangkut supaya tidak menjadi perindukan vektor
penyakit atau binatang pengganggu.

Anda mungkin juga menyukai