Anda di halaman 1dari 12

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 02.04.

02
RUMAH SAKIT TK. IV dr. BRATANATA

PANDUAN
PEMBUANGAN LIMBAH CAIRAN TUBUH
INFEKSIUS DAN PEMBUANGAN DARAH SERTA
KOMPONEN DARAH

RUMAH SAKIT TK. IV Dr. BRATANATA JAMBI


TAHUN 2018

1
2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Masalah pengelolaan lingkungan sangat penting oleh karena dampak


negative yang ditimbulkannya. Begitu juga dengan kegiatan pelayanan yang
dilakukan oleh rumah sakit, selain berdampak positif juga mempunyai dampak
negative dengan adanya limbah yang dihasilkan, sehingga sangat penting cara
pengelolaannya.
Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan, dapat menjadi tempat
penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan
gangguan kesehatan, maka perlu diadakan penyelenggaraan pengelolaan
kebersihan lingkungan yang baik.
Sumber limbah rumah sakit antara lain berasal dari pelayanan medis
(rawat inap ,rawat jalan /poliklinik ,rawat intensif,rawat darurat ,haemodialisa,
kamar jenazah dan kamar operasi) ,penunjang medis,dan dari perkantoran serta
fasilitas sosial dan lain-lain
Mengacu pada keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 86
tahun 2002 Tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup dan Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1204 tahun 2004 tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit,dan atas dasar pemikiran dan latar belakang
diatas, maka dipandang perlu penyusunan suatu pedoman dan penatalaksanaan
pengelolaan limbah di Rumah Sakit TK IV dr.BRATANATA

B. TUJUAN
Tujuan Umum
1. Tercapainya kondisi lingkungan rumah sakit yang memenuhi syarat kesehatan
sehingga terhindar dari kontaminasi penyakit atau infeksi nasokomial dan
mempercepat proses penyembuhan serta pencegahan pencemaran
lingkungan.
2. Meningkatkan kebersihan, kenyamanan dan kesehatan di lingkungan Rumah
Sakit Tk. IV Dr. BRATANATA.

1
Tujuan Khusus
1. Menciptakan kondisi lingkungan yang aman, nyaman dan selamat bagi
pegawai, pasien, maupun pengunjung Rumah Sakit serta masyarakat di
sekitar Rumah Sakit.
2. Mencegah terjadinya infeksi nasokomia

C. PENGERTIAN
 Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan
rumah sakit dalam bentuk padat, cair dan benda tajam.
 Limbah padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit yang berbentuk
padat sebagai akibat kegiatan rumah sakit yang terjadi dan limbah medis
padat dan non medis.
 Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius,
limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi,limbah sitotoksis, limbah
kimiawi, limbah radioaktif , limbah kontainer bertekanan dan limbah dengan
kandungan logam berat yang tinggi.
 Limbah infeksius : Limbah yang terkontaminasi dengan darah,cairan tubuh
pasien, sekresi, eksresi yang dapat menularkan kepada orang lain membunuh
atau menghambat pertumbuhan sel hidup.
 Limbah non infeksius :Limbah yang tidak terkontaminasi darah dan cairan
tubuh
 Limbah benda tajam : Limbah yang memiliki permukaan tajam, masukkan ke
dalam wadah tahan tusuk dan air.
 Limbah cair adalah semua air buangan atau cairan tubuh pasien. Termasuk
tinja yang berasal dari rumah sakit yang kemungkinan mengandung
mikroorganisme bahan kimia beracun dan radio aktif yang berbahaya bagi
kesehatan.

D. Pemilahan dan Pewadahan


1) Pemilahan limbah dilakukan mulai dari sumber yang menghasilkan limbah.
2) Limbah padat dan infeksius dimasukan kedalam kantong plastik warna
kuning
3) Limbah padat non infeksius dimasukan kedalam kantong plastik warna
hitam

2
4) Limbah benda tajam harus dikumpulkan dalam satu wadah tanpa
memperhatikan terkontaminasi atau tidaknya. Wadah tersebut harus anti
bocor, anti tusuk.
5) Pewadahan limbah menggunakan wadah:

E. Pengumpulan, pengangkutan, dan penyimpanan Limbah Medis Padat di


Lingkungan Rumah Sakit.
1) Pengumpulan limbah padat dari setiap ruangan penghasil limbah
menggunakan troli khusus yang tertutup.
F. Pengumpulan, pengemasan, dan pengangkutan ke luar Rumah Sakit
1) Pengelola harus mengumpulkan dan mengemas pada tempat yang kuat
2) Pengangkutan limbah ke luar rumah sakit menggunakan kendaraan
khusus
3) Pengambilan sampah dari tiap unit di ambil pada waktu tertentu yaitu pagi
hari pukul 06.00 wib dan sore hari pukul 18.00 wib
4) Jika kantong limbah sudah berisi ¾ wadah sudah penuh di angkut ke
tempat pembungan.
5) Wadah tempat limbah dicuci / disinfeksi setelah dipakai.

3
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup pengelolaan limbah Infectius dan cairan tubuh .


 Ruang IGD
 Ruang Perawatan
 Ruang Laboratorium
 Ruang OK (Kamar Operasi)
 Ruang Poliklinik
Lingkup pedoman pengelolaan limbah padat dan cair RS TK.IV dr. BRATANATA
meliputi tehnologi,pemeliharaan,pengawasan dan tatalaksana pengolahan limbah
padat dan cair. Limbah yang termasuk adalah limbah infeksius, limbah non
infeksius,limbah benda tajam dan limbah cair ( komponen darah dan cairan tubuh).

4
BAB III
KEBIJAKAN

A. Pengelolaan limbah

1. Identifikasi limbah
Dilakasanakan oleh petugas cleaning service dan petugas pelayanan
kesehatan di setiap ruangan
2. Pemisahan
 Pemisahan dimulai dari awal penghasil limbah di unit masing masing
 Pemisahan limbah berdasarkan pembagian limbah infeksius (warna
kuning),limbah non infeksius(warna hitam) dan limbah benda tajam
(safety box)
 Menempatkan limbah sesuai dengan jenis nya
 Limbah cair segera dibuang ke wastapel di spoelhoek
3. Packing
 Tempatkan dalam wadah limbah tertutup
 Tutup mudah di buka,sebaiknya bisa dengan menggunakan kaki
 Kontainer dalam keadaan bersih
 Kontainer terbuat dari bahan yang kuat,ringan dan tidak berkarat
 Tempatkan setiap kontainer limbah pada jarak 10-20 cm
 Ikat limbah jika sudah terisi ¾ penuh
 Kontainer limbah harus di cuci setiap hari

B. Pengumpulan, pengangkutan, dan penyimpanan Limbah Medis Padat di


Lingkungan Rumah Sakit.

Pengumpulan limbah padat dari setiap ruangan penghasil limbah


menggunakan troli khusus yang tertutup.

C. Pengumpulan, pengemasan, dan pengangkutan ke luar Rumah Sakit


1. Pengelola harus mengumpulkan dan mengemas pada tempat yang kuat
2. Pengangkutan limbah ke luar rumah sakit menggunakan kendaraan khusus

5
3. Pengambilan sampah dari tiap unit di ambil pada waktu tertentu yaitu pagi hari
pukul 06.00 wib dan sore hari pukul 18.00 wib
4. Jika kantong limbah sudah berisi ¾ wadah sudah penuh di angkut ke tempat
pembungan.
5. Wadah tempat limbah dicuci / disinfeksi setelah dipakai.

D. Tempat penampungan sementara


Rumah sakit tidak memiliki incinerator, maka limbah medis padatnya harus
dimusnahkan melalui kerjasama dengan Rumah Sakit ST. Theresia yang
mempunyai incinerator untuk dilakukan pemusnahan selambat-lambatnya 24 jam
apabila disimpan pada suhu ruang

E. Transportasi
1. Kantong limbah medis padat sebelum dimasukkan ke kendaraan pengangkut
harus diletakkan dalam container yang kuat dan tertutup.
2. Kantong limbah medis padat harus aman dari jangkauan manusia maupun
binatang.
3. Petugas yang menangani limbah harus menggunakan alat pelindung diri yang
lengkap terdiri dari topi, masker, pelindung mata, pakaian panjang, apron
untuk industry, sepatu boots, sarung tangan khusus.

F. Pengolahan, Pemusnahan, dan Pembuangan akhir Limbah Infeksius.


1. Limbah yang sangat infeksius seperti biakan dan persediaan agen infeksius
dari laboratorium harus di sterilisasi dengan pengolahan panas dan bahasah
seperti dalam autoclave sedini mungkin. Untuk limbah infeksius yang lain
cukup dengan cara desinfeksi.
2. Benda tajam harus dapat diolah dengan incinerator bila memungkinkan, dan
dapat diolah bersama dengan limbah infeksius lainnya. Kapsulisasi juga cocok
dengan benda tajam.
3. Setelah incenerasi atau desinfeksi, residunya dapat dibuang ke tempat
pembuangan B3 atau dibuang ke landfill jika residunya sudah.

6
BAB IV
TATA LAKSANA

A. PROSES PENGELOLAAN LIMBAH


Proses pengelolaan limbah dimulai dari identifikasi, pemisahan, labeling,
pengangkutan , penyimpanan hingga pembuangan /pemusnahan
1. Identifikasi jenis limbah:
Secara umum limbah medis dibagi menjadi padat,cair,dan gas,sedangkan
kategori limbah medis padat terdiri dari benda tajam ,limbah infeksius,limbah
patologi,limbah sitotoksik, limbah tabung bertekanan,limbah genotoksik,limbah
farmasi,limbah dengan kandungan logam berat,limbah kimia dan limbah
radioaktif
2. Pemisahan limbah
Pemisahan limbah dimulai pada awal limbah dihasilkan dengan memisahkan
limbah sesuai dengan jenis nya
Tempatkan limbah sesuai dengan jenis nya,antara lain:
 Limbah infeksius : Limbah yang terkontaminasi darah dan cairan tubuh
masukkan kedalam kantong plastik berwarna kuning.
Contoh :sampel laboratorium ,limbah patalogis (jaringan,organ,bagian
dari tubuh ,otopsi, cairan tubuh, produk darah yang terdiri dari
serum ,plasma ,trombosit dan lain lain),diapers dianggap limbah infeksius
bila bekas pakai pasien infeksi saluran cerna ,menstruasi dan pasien
dengan infeksi yang di transmisikan leawat darah atau cairan tubuh
lainnya.
 Limbah non infeksius :Limbah yang tidak terkontaminasi darah dan cairan
tubuh,masukan ke dalam kantong plastik hitam
Contoh: sampah rumah tangga,sisa makanan,sampah kantor.
 Limbah benda tajam : Limbah yang memiliki permukaan tajam, masukkan
ke dalam wadah tahan tusuk dan air.
Contoh : jarum,spuit,ujung infus,benda yang berpermukaan tajam.
 Limbah cair segera dibuang ke tempar pembuangan /pojok limbah cair
(spoelhoek)

1
3. Wadah tempat penampungan sementara limbah infeksius berlambang
biohazard.Wadah limbah diruangan:
 Harus tertutup
 Mudah dibuka dengan menggunakan pedal kaki
 Bersih dan dicuci setiap hari
 Terbuat dari bahan yang kuat ,ringan dan tidak berkarat
 Jarak antar wadah limbah 10-20 meter,diletakkan di ruang tindakan dan
tidak boleh di bawah tempat tidur pasien
 Ikat kantong plastik limbah jika sudah terisi ¾ penuh
4. Pengangkutan
 Pengangkutan limbah harus menggunakan troli khusus yang kuat,tertutup
dan mudah dibersihkan,tidak boleh tercecer,petugas menggunakan APD
ketika mengangkut limbah
 Lift pengangkut limbah berbeda dengan lift pasien,bila tidak
memungkinkan atur waktu pengangkutan limbah
5. Tempat penampungan limbah sementara
 Tempat Penampungan sementara (TPS) limbah sebelum dibawa ke
tempat penampungan akhir pembuangan.
 Tempatkan limbah dalam kantong plastik dan ikat dengan kuat
 Beri label pada kantong plastik limbah
 Setiap hari limbah diangkat dari TPS minimal 2 kali sehari
 Mengangkut limbah harus menggunakan kereta dorong khusus
 Kereta dorong harus kuat,mudah di bersihkan,tertutup limbah tidak boleh
ada yang tercecer
 Gunakan APD ketika menangani limbah
 TPS harus di area terbuka,terjangkau oleh kendaraan ,aman dan selalu
di jaga kebersihannya dan kondisi kering.

6. Pengelolaan limbah
 Limbah infeksius dimusnahkan di insenerator
 Limbah non infeksius dibawa ke tempat pembuangan akhir (TPA).
 Limbah benda tajam dimusnah kan dengan dengan insenerator,limbah
cair dibuang ke spoelhoek

2
 Limbah feces,urin,darah dibuang ke tempat pembuangan/pojok limbah
(spoelhoek)
7. Penanganan limbah benda tajam/pecahan kaca
 Jangan menekuk atau memetahkan benda tajam.
 Jangan meletakkan limbah benda tajam sembarang tempat
 Segera buang limbah benda tajam ke wadah yang tersedia tahan tusuk
dan tahan air dan tidak bisa di buka lagi
 Selalu buang sendiri oleh si pemakai
 Tidak menyarungkan kembali jarum suntik habis pakai (recapping)
 Wadah benda tajam diletakkan dekat lokasi tindakan
 Bila menangani limbah pecahan kaca gunakan sarung tangan rumah
tangga
 Wadah penampung limbah benda tajam
 Tahan bocor dan tahan tusukan
 Harus memepunyai pegangan yang dapat di jinjing dengan satu
tangan
 Mempunyai penutup yang tidak dapat dibuka lagi
 Bentuknya dirancang agar dapat digunakan dengan satu tangan
 Ditutup dan diganti setelah ¾ bagian terisi dengan limbah
 Ditangani bersama limbah medis
8. Pembuangan benda tajam
 Wadah benda tajam merupakan limbah medis dan harus dimasukkan ke
dalam kantong medis sebelum insenerasi
 Idealnya semua benda tajam dapat di insersi dan di kapurisasi bersama
limbah lain
 Apapun metode yang digunakan haruslah tidak memberikan
kemungkinan perlukaan

Debu sisa pembakaran dari hasil incenerator dapat menimbulkan resiko,debu


hasil pembakaran incenerator dapat terdir dari logam berat dan bahan toksik lain
sehingga menimbulkan situasi yang menyebabkan sintesa DIOXIN dan FURAN
akibat dari incenerator sering bersuhu area 200-450 ⁰ C.Selain itu sisa pembakaran
jarum dan gelas yang sudah terdesinfeksi tidak bisa hancur menjadi debu dapat
masih menimbulkan resiko pajanan fisik.

3
Metoda penanganan autoclave dan disinfeksi dengan uap panas juga dapat
menimbulkan produk hazard yang perlu penanganan lebih baik. Pada prinsip
nya,untuk menghindari pajanan fisik maka perlu perawatan dan operasional
incenerator yang baik

BAB V
DOKUMENTASI

Panduan pengelolaan sampah infeksius,cairan tubuh dan benda tajam ini dilakukan
dan berkaitan dengan segala aktifitas pelayanan kesehatan di RS.Pelaksanaan panduan
ini harus dilakukan oleh seluruh petugas medis dan non medis dalam memilah sampah
medis dan sampah terinfeksi.Selain itu,petugas cleaning service yang bekerja harus
melakukan panduan ini dalam pengelolaan limbah rumah sakit

Dokumen yang berkaitan dengan pengelolaan sampah infeksius ,cairan tubuh dan benda
tajam adalah sebagai berikut:
1. Dokumen regulasi
a.kebijakan rumah sakit tentang pengelolaan sampah infeksius,cairan tubuh dan
benda tajam
b. Panduan pengelolaan sampah infeksius,cairan tubuh dan benda tajam

2. SPO pengelolaan sampah infeksius,cairan tubuh dan benda tajam

Anda mungkin juga menyukai