Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa atas segala
berkah dan anugerah yang telah diberikan sehingga penyusun dapat
menyelesaikan Buku Panduan Pengelolaan Limbah Infeksius dan Cairan Tubuh di
Rumah Sakit Sumber Waras Cirebon.
Buku panduan ini merupakan panduan kerja bagi semua pihak yang
memberikan pelayanan kepada pasien di Rumah Sakit Sumber Waras Cirebon.
Dalam Panduan ini diuraikan tentang pengertian dan tatalaksana Pengelolaan
Limbah Infeksius dan Cairan Tubuh di Rumah Sakit Sumber Waras Cirebon.
Tidak lupa penyusun menyampaikan Terima kasih yang sedalam-
dalamnya kepada semua pihak atas segala bantuan dalam menyelesaikan Panduan
Pengelolaan Limbah Infeksius dan Cairan Tubuh di Rumah Sakit Sumber Waras
Cirebon.

Cirebon, 17 Januari 2017


Tim Manajemen Fasilitas dan Keselamatan
Ketua,

Kelly Anggoro
NIK : 1003048106
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
BAB I DEFINISI............................................................................................ 1
BAB II RUANG LINGKUP ......................................................................... 3
BAB III TATA LAKSANA........................................................................... 4
III.1 Panduan Identifikasi B3 ........................................................................ 4
III.2 Panduan Pengadaan B3 ......................................................................... 5
III.3 Panduan Penyimpanan dan Pengemasan B3 ......................................... 6
III.4 Panduan Penggunaan B3........................................................................ 10
III.5 Panduan Penanganan B3……………………………………………… 11
III.6 Panduan Penangan Tumpahan B3.......................................................... 12
III.7 Panduan Pemasangan Symbol dan Label B3…………………………. 15
III.8 Panduan Pembuangan Limbah B3 ........................................................ 28
III.9 Panduan Penanganan Limbah B3 29
BAB IV DOKUMENTASI 30
BAB V PENUTUP 31
BAB I
DEFINISI

1.1 Pendahuluan

Rumah sakit bersih adalah tempat pelayanan kesehatan yang dirancang,


dioperasikan, dan dipelihara dengan sangat memperhatikan aspek kebersihan
bangunan dan halaman baik fisik, sampah, limbah cair, air cair dan
serangga/binatang penggangu. Namun menciptakan kebersihan di rumah sakit
merupakan upay yang cukup sulit dan bersifat kompleks berhubungan dengn
berbagai aspek antara lain budaya/kebiasaan, perilaku masyarakat, kondisi
lingkungan, sosial dan teknologi.
Limbah medis sangat penting untuk dikelola secara benar, hal ini
mengingat limbah medis termasuk kedalam kategori limbah berbahaya dan
beracun. Sebagian limbah medis termasuk kedalam kategori limbah
berbahaya dan sebagian lagi termasuk kategori infeksius. Limbah medis
berbahaya yang berupa limbah kimiawi, limbah farmasi, logam berat, limbah
genotoxic dan wadah bertekanan masih banyak yang belum dikelola dengan
baik. Sedangkan limbah infeksius merupakan limbah yang bisa menjadi
sumber penyebaran penyakit baik kepada petugas, pasien, pengunjung
ataupun masyarakat sekitar lingkungan rumah sakit. Limbah infeksius
biasanya berupa jaringan tubuh pasien, jarum suntik, darah, perban, baiakn
kultur, bahan atau perlengkapan yang besentuhan dengan penyakit menular
atau media lainnya yang diperkirakan tercemari oleh penyakit pasien.
Pengelolaan lingkungan yang tidak tepat akan beresiko terhadap penularan
penyakit. Beberapa penyakit resiko yang mungkin ditimbulkan akibat
keberadaan rumah sakit antara lain : penyakit menular (hepatitis, diare,
campak, AIDS, influenza), bahaya radiasi (kanker, kelainan organ genetik)
dan resiko bahaya kimia.

1.2 Tujuan Pengelolaan Sampah Infeksius dan Cairan Tubuh


a. Tujuan Umum
Sebagai pedoman bagi petugas Kesehatan Rumah Sakit Sumber
Waras untuk mengelola limbah infeksius dan cairan tubuh.
b. Tujuan Khusus
1. Agar pengelolaaan sampah infeksius dan cairan tubuh lebih efektif dan sesuai dengan
kriteria yang ditetapkan RS.
2. Menghindari terjadinya kejadian yang tidak diharapkan yang disebabkan kesalahan
dalam pengelolaan sampah di RS.

1.3 Prinsip
1. Setiap pegawai RS Sumber Waras harus dapat membedakan pengelolaan sampah
infeksius dan cairan tubuh sesuai dengan yang sudah ditetapkan.
2. Pengelolaan sampah di RS Sumber Waras disesuaikan dengan jenis sampah yang sudah
ditetapkan disetiap ruangan di RS Sumber Waras.

1.4 Pengertian
Limbah (menurut PP NO 12, 1995) adalah bahan sisa suatu kegiatan dan atau proses
produksi. Sedangkan limbah rumah sakit menurut Permenkes RI nomor:
1204/MENKES/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair,
dan gas.
Limbah rumah sakit bisa mengandung bermacam-macam mikroorganisme bergantung
pada jenis rumah sakit, tingkat pengolahan yang dilakukan sebelum dibuang.
Limbah / sampah infeksius adalah limbah atau sampah yang terkontaminasi dengan
darah, cairan tubuh pasien, ekskresi, sekresi yang dapat menularkan kepada orang lain.
Penanganan Cairan tubuh adalah Suatu proses atau cara membersihkan tumpahan
yang berasal dari cairan tubuh pasien (darah, cairan perut,cairan pleura, feces, sputum atau
dahak) di lantai atau di tempat-tempat lain sehingga lingkungan tersebut menjadi bersih dan
aman untuk digunakan.
BAB II
RUANG LINGKUP

2.1 Pengertian

1. Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit
dalam bentuk padat, cair dan gas.
2. Limbah padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit yang berbentuk padat
sebagai akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri dari limbah medis padat dan non medis.
3. Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius, limbah
patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sintotoksis, limbah kimiawi,
limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan dan limbah dengan kandungan logam
berat yang tinggi.
4. Limbah padat non medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit
diluar medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman dan halaman yang dapat
dimanfaatkan kembali apabila ada teknologinya.
5. Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dair kegiatan rumah
sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun dan
radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan.
6. Limbah infeksius adalah limbah yang terkontaminasi dengan darah, cairan tubuh pasien,
ekskresi, sekresi yang dapat menularkan kepada orang lain membunuh atau menghambat
pertumbuhan sel hidup.

2.2 Pengelolaan Limbah


Pengelolaan limbah dapat dilakukan mulai dari sebagai berikut :
A. Identifikasi Limbah
1. Padat
2. Cair
3. Tajam
4. Infeksius
5. Non infeksius
B. Pemisahan
1. Pemisahan dimulai dari awal penghasil limbah
2. Pisahkan limbah sesuai dengan jenis limbah
3. Tempatkan limbah sesuai dengan jenisnya
4. Limbah cair segera dibuang ke wastafel
C. Labeling
1. Limbah padat infeksius :
a. Plastik kantong kuning
b. Kantong warna lain tapi diikat tali warna kuning
2. Limbah padat non infeksius
Plastik kantong warna hitam
3. Limbah benda tajam
Wadah tahan tusuk dan air
D. Packing
1. Tempatkan dalam wadah limbah tertututp
2. Tutup mudah dibuka, sebaiknya bisa dengan menggunakan kaki
3. Kontainer dalam keadaan bersih
4. Kontainer terbuat dari bahan yang kuat, ringan dan tidak berkarat
5. Tempatkan setiap kontainer limbah pada jarak 10-20 meter
6. Ikat limbah jika sudah terisi ¾ penuh
7. Kontainer limbah harus dicuci setiap hari

2.3 Cara untuk menanggulangi limbah medis maupun limbah benda tajam
1. Penanganan sampah medis cair yang terkontaminasi (darah, feses, urin dan
cairan tubuh lainnya)
a. Gunakan sarung tangan tebal ketika menangani dan membawa limbah tersebut
b. Hati-hati pada waktu menuangkan sampah tersebut pada bak yang mengallir atau
dalam toilet bilas. Sampah cair dapat pula dibuang kedalam kakus. Hindari
percikannya
c. Cuci toilet dan bak secara hati-hati dan siram dengan air untuk membersikan sisa-
sisa sampah. Hindari percikannya
d. Dekontaminasi wadah spesimen dengan larutan klorn 0,5˚ % atau disenfeksi lokal
lainnya yang adekuat, dengan merendam selama 10 menit sebelum dicuci
e. Cuci tangan sesudah menangani sampah cair dan lakukan dekontaminasi kemudian
cuci sarung tangan.
2. Penanganan sampah medis padat (misalnya pembalut yang sudah digunakan
dan benda-benda lainnya yang telah terkontaminasi dengan darah atau materi
organik lainnya)
a. Gunakan sarung tangan tebal ketika menangani dan membawa smpah
tersebut
b. Buang sampah padat tersebut ke dalam wadah yang dapat dicuci dan tidak korosif
(plastik atau metal yang berlapis seng) dengan tutup yang rapat
c. Kumpulkan tempat sampah tersebut ditempat yang sama dan bawa sampah-sampah
yang dapat dibakar ke tempat pembakaran. Jika tempat pembakaran tidak tersedia
maka bisa dilakukan penguburan saja
d. Melakukan pembakaran atau penguburan harus segera dilakukan sebelum tersebar
ke lingkungan sekitar. Pembakaran adalah metode terbaik untuk membunuh
mikroorganisme
e. Cuci tangan setelah menangani sampah tersebut dan dekontaminasi serta cuci
sarung tangan yang tadi dipakai saat membersihkan sampah tersebut
3. Penanganan sampah medis berupa benda tajam (jarum, silet, mata pisau dan
lain-lain)
a. Gunakan sarung tangan tebal
b. Buang seluruh benda-benda yang tajam pada tempat samaph yang tahan pecah.
Tempat sampah yang tahan pecah dan tusukan dapat dengan mudah dibuat
menggunakan karton tebal,ember tertutup atau botol plastikksi yang tebal. Botol
bekas cairan infus juga dapat digunakan untuk sampah - sampah yang tajam tapi
dengan resiko pecah
c. Letakkan tempat sampah tersebut dekat dengan daerah yang memerlukan sehingga
sampah-sampah tajam tersebut tidak perlu dibawak terlalu jauh sebelum dibuang
d. Cegah kecelakaan yang diakibatkan oleh jarum suntik, jangan menekuk atau
mematahkan jarum sebelum dibuang. Jarum tidak secara rutin ditutup, tetapi jika
dibutuhkan dapat diusahakan dengan metode satu tangan
1) Letakkan tutup pada permukaan yang datar dan keras kemudian pindahkan ke
tangan
2) Kemudian dengan satu tangan pegang alat suntik dan gunakan jarumnya untuk
menyedok tutup tersebut
3) Jika tutup sudah menutup jarum suntik, gunakan tangan yang lain untuk
merapatkan tutup tersebut
e. Jika wadah untuk sampah benda tajam telah ¾ penuh tutup atau sumbat dengan
kuat
f. Buang wadah yang sudah ¾ penuh tersebut dengan cara menguburnya. Jarum dan
benda-benda tajam lainnya yang tidak apat dihancurkan dengam membakarnya dan
kemudian hari dapat menyebabkan luka dan mengakibatkan infeksi serius
g. Cuci tangan sesudah mengelola wadah sampah benda tajam tersebut kemudian
dekontaminasi dan cuci tangan

4. Pengelolaan limbah padat infeksius


a. Sediakan tong-tong sampah yang didalamnya sudah terlapisi kantong plastik
kuning tebal dan tertutup
b. Tong sampah dan kantong pelastik diberi tulisan “ limbah infeksius”
c. Tong-tong sampah disediakan pada setiap ruangan laboratorium
d. Tong-tong sampah yang sudah terisi dipindahkan ke pintu keluar laboratorium dan
plastiknya diikat dengan tali berwarna kuning untuk diambil oleh petugas
pengelolaaan limbah rumah sakit
e. Pengambilan limbah dilakukan 2 kali sehari yaitu jam 06.00 dan 15.00 WIB oleh
petugas pengelolaan limbah rumah sakit untuk dibawa ketempat penyimpanan
sementara limbah infeksius.

5. Prosedur pengelolaan limbah cair dan padat infeksius laboratorium


sisa sampel dibuang kedalam saluran pembuangan yang menuju ke pengelolaan
limbah cair rumah sakit, wadah sampel dimasukkan ke dalam tong sampah limbah
padat infeksius
A. Bekas media pertumbuhan kuman
1. Masukkan plate atau tabung bekas media biakan kuman ke dalam autoclave
untuk dilakukan sterilisasi selama 20 menit pada suhu 120˚C.
2. Kemudian keluarkan plate dan tabung-tabung media tersebut dan buang bekas
media pada saluran pembuangan yang menuju ke pengelolaan limbah cair
rumah sakit.
3. Cuci plate dan tabung-tabung yang sudah bersih dari media dengan detergen dan
bilas dengan air mengalir
4. Keringkan plate dan tabung-tabung tersebut dalam inkubator pada suhu 120˚C
selama 2 jam
B. Bahan kimia bekas analisis
Buang bahan kimia bekas analisa sampel ke dalam saluran pembuangan menuju ke
pengelolaan limbah rumah sakit tabung-tabung reaksi bekas proses analisis dicuci
dengan detergen dan dibilas dengan air mengalir kemudian dikeringkan di
inkubator selama 2 jam pada suhu 120˚C.
C. Prosedur pengelolaaan limbah berbahaya dan beracun
1. Masukkan bahan-bahan kimia yang sudah kadaluarsa sesuai dengan sifat dan
bentuk bahan tersebut ke dalam tong-tong sampah yang didalamnya sudah
terlapisi dengan kantong-kantong plastik tebal dan ditulisi “LIMBAH
BERBAHAYA DAN BERACUN”
2. Tong sampah ditempatkan pada tempat yang aman
3. Petugas laboratorium memberitahu kepada petugas pengelolaan limbah rumah
sakit jika tong sampah sudah berisi penuh limbah
Petugas pengelolaan limbah rumah sakit datang untuk mengambil sampah limbah
berbahaya dan beracun tersebut dengan berita acara yang ditanda tangani oleh petugas
laboratorium, petugas pengambil dan petugas pengelolaan limbah
BAB III
TATA LAKSANA

Panduan pengelolaan sampah infeksius, dan cairan tubuh ini mempunyai ruang lingkup yang
luas karena berhubungan dengan pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit.
Pelaksanaan pengelolaaan sampah infeksius, dan cairan tubuh di RSD Idaman Kota
banjarbaru adalah seluruh tenaga kesehatan (medis, perawat, farmasi, bidan dan tenaga
kesehatan lainnya), seluruh pegawai yang bekerja di rumah sakit serta pengunjung.
Tata Laksana pengelolaan sampah infeksius, dan cairan tubuh adalah
sebagai berikut:

1. Pengelolaan Limbah
Pengelolaan limbah dapat dilakukan mulai dari sebagai berikut :
a. Identifikasi limbah
Dilaksanakan oleh petugas cleaning service disetiap ruang perawatan
b. Pemisahan
RS Sumber Waras telah melakukan
1. Pemisahan dimulai dari awal penghasil limbah / sampah di unit masing – masing.
2. Pemisahan limbah berdasarkan pembagian limbah infeksius (warna kuning), limbah
non infeksisus (warna hitam) dan limbah benda tajam (kardus tahan tusukan).
3. Menempatkan limbah sesuai dengan jenisnya
4. Limbah cair segera dibuang ke wastapel di spoelhok.
c. Labeling
1. Limbah padat infeksius
Plastik kantong kuning
2. Limbah padat non infeksius
Plastik kantong warna hitam
3. Limbah benda tajam
Wadah tahan tusuk (kardus) dan air
4. Penyimpanan
5. Pengangkutan

2. Kantong pembuangan diberi label biohazard atau sesuai jenis limbah.


3. Packing
- Tempatkan dalam wadah limbah tertutup
- Tutup mudah dibuka, sebaiknya bisa dengan menggunakan kaki
- Kontainer dalam keadaan bersih
- Kontainer terbuat dari bahan yang kuat, ringan dan tidak berkarat.
- Tempatkan setiap container limbah pada jarak 10 – 20 m
- Ikat limbah jika sudah terisi ¾ penuh.
- Kontainer limbah harus dicuci setiap hari.

4. Cara untuk menanggulangi sampah medis maupun sampah benda tajam antara
Lain :
a. Penanganan sampah medis cair yang terkontaminasi (darah, feses, urin dan cairan
tubuh lainnya) dilarikan ke IPAL RSD Idaman Kota Banjarbaru.
b. Penanganan sampah medis padat (misalnya pembalut yang sudah digunakan dan
benda-benda lainnya yang telah terkontaminasi dengan darah atau materi organik
lainnya)
c. Penanganan sampah medis berupa benda tajam (jarum, silet, mata pisau dan lain-
lainnya).
BAB IV
DOKUMENTASI

Panduan pengelolaan sampah infeksius, cairan tubuh dan benda tajam ini dilakukan dan
berkaitan dengan segala aktifitas pelayanan kesehatan di RS. Pelaksanaan panduan ini harus
dilakukan oleh seluruh petugas medis dan non medis dalam memilah sampah medis, non medis
dan sampah terinfeksi. Selain itu, petugas cleaning service yang bekerja harus melakukan
panduan ini dalam pengelolaan sampah/limbah rumah sakit.
Dokumen yang berkaitan dengan pengelolaan sampah infeksius, cairan tubuh dan benda tajam
adalah sebagai berikut :
1. Dokumen regulasi
a. Kebijakan rumah sakit tentang pengelolaaan sampah infeksius, cairan tubuh dan benda
tajam
b. Panduan pengelolaan sampah infeksius, cairan tubuh dan benda tajam
2. SPO Pengelolaan sampah infeksius, cairan tubuh dan benda tajam.
BAB V
PENUTUP

Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit (PPIRS) merupakan suatu kegiatan yang
sangat penting dan salah satu faktor pendukung untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan erat
kaitannya dengan citra rumah sakit khususnya RS Sumber Waras Cirebon

Salah satu upaya untuk menekan kejadian infeksi nosokomial adalah dengan
melaksanakan Pengelolaan sampah infeksius dan cairan tubuh yang baik. Sehinggga resiko
terhadap hal yang dapat memberatkan kepada pasien dan Rumah Sakit dapat diturunkan
secara signifikan.

Anda mungkin juga menyukai