DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
KELAS A
Puji syukur Kami panjatkan kepada Tuhan yang maha kuasa ,atas
penyertaannya sehinga makalah kami yang berjudul “AKIBAT LIMBAH
INFEKSIUS” dapat menyelesaiakan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan Tuhan Yang Maha
Esa senantiasa melimpahkan rahmat-Nya bagi kita semua. AMIN
penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG...................................................................................
B. RUMUS MASALAH.....................................................................................
C. TUJUAN........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN..............................................................................................
B. SARAN..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sampah dan limbah rumah sakit adalah semua sampah dan limbah yang
dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit dan kegiatan penunjang lainnya. Apabila
dibanding dengan kegiatan instansi lain, maka dapat dikatakan bahwa jenis sampah
dan limbah rumah sakit dapat dikategorikan kompleks. Secara umum sampah dan
limbah rumah sakit dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu sampah atau limbah
klinis dan non klinis baik padat maupun cair.
Limbah klinis adalah yang berasal dari pelayanan medis, perawatan, gigi,
veterinari, farmasi atau sejenis, pengobatan, perawatan, penelitian atau pendidikan
yang menggunakan bahanbahan beracun, infeksius berbahaya atau bisa
membahayakan kecuali jika dilakukan pengamanan tertentu.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dari limbah infeksius?
2. Apa saja jenis-jenis limbah infeksius?
3. Bagaimana cara pengelolahan pada limbah infeksius?
4. Apa dampak dari pembuangan sembarangan pada limbah infeksius?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu limbah infeksius
2. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis limbah infeksius.
3. Untuk mengetahui bagaimana cara pengolahan pada limbah infeksius
4. Untuk mengetahui apa dampak dari pembuangan limbah infeksius sembarangan
BAB II
PEMBAHASAN
4. Bangunan Penyimpanann
Kemudian peneliti melakukan observasi untuk melihat bentuk fisik
bangunan penyimpanan limbah infeksius, untuk bangunan gudang TPS
lebih tinggi dari lantai diluar, gudang TPS limbah infeksius jugaterbuatdari
batu yang kuat dengan dinding yang tinggi, memiliki atap yang kokoh, lantai
bangunan yang rata/ datar (tidak bergelombang), dan adanya tanjakan di area
pintu masuk agar memudahkan petugas kebersihan untuk mengeluar masukan
limbah, terdapat juga keterangan namadi depan TPS agar dapat diketahui,
untuk penerangan gudang TPS limbah dipasang 2 buah lampu TL dengan luas
bangunan TPS berukuran10 X 8 X 8 meter.
5. Pembakaran
Setelah dilakukan observasi kelapangan mengenai pembakaran limbah
infeksius maka diperoleh hasil data yaitu, pembakaran dilakukan pada
pagi hari pada pukul 07.00 setelah semua limbah infeksius yang akan di
bakar petugas operator incinerator melakukan penimbangan untuk
mengetahui berat limbah yang akan dibakar, untuk kapasitas ruang bakar
incinerator sebanyak 100 kg/sekali pembakaran. Standar temperature
pembakaran maksimal 1000°C berdasarkan Kepmenkes RI No.
1204/Menkes/SK/X/2004 namun rumah sakit XYZ hanya sampai dengan 300
- 400°C karena incinerator yang sudah lama, oleh karena itu ada beberapa
jenis limbah infeksius yang tidak maksimal hancurnya.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasilpengamatan dilapangan didapatkan beberapa kesimpulan
dari rumusan masalah yang diambil, yaitu bagaimana efektifitas pengelolaan limabh
padat infeksius di rumah sakit XYZ kota Balik papan menurutPP 101 Tahun 2014 dan
Kepmenkes RI No. 1204/Menkes/SK/X/2004.
Prosedur pengelolaan limbah padat infeksius berdasarkan Kepmenkes RI
No.1204/Menkes/SK/X/2014 diperoleh 89% kondisi sesuai dengan aturan dan 11%
kondisi yang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku.Kondisi yang tidak sesuai yaitu
dimana terdapat kondisi gudang TPS limbah infeksius digabung dengan limbah B3
lainnya (electronicwaste) yang seharusnya limbah infeksius disimpan terpisah dari
jenis limbah B3 lainnya. Prosedur pembakaran limbah padat infeksius berdasarkan
PP101 Tahun 2014 dan Kepmenkes RI No. 1204/Menkes/SK/X/2014 diperoleh
80% kondisi sesuai dengan aturan dan 20% kondisi tidak sesuai dengan
aturan yang berlau. Kondisi tidak sesuai yaitu dimana terdapat temperatur
pembakaran limbah infeksius di incinerator yang pembakarannya kurang maksimal
pemanasan yang saharusnya mencapai 1000°C tetapi karena kondisi alat incinerator
yang sudah lama, maka suhu pembakaran hanya sampai dengan 300 - 400°C,
sehingga proses pembakaran tidak dapat menghancurkan maksimal limbah infeksius
(botol – botol kaca) yang akan menimbulkan infeksius baru pada makhluk hidup yang
terpapar langsung limbah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA