Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TENTANG SANITASI PERALATAN KEPERAWATAN

Disusun oleh kelompok 4

1. Sania Junianti
2. Elya Septiana Azizah
3. Kalila Zaynah
4. Striawan
5. Esa Putra

SMK YARSI MATARAM

2020
KATA PENGANTARA
Puji syukur atas khadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya sehingga kita dapat
menyelesaikan tugas makalah ‘’SANITASI PERALATAN KEPERAWATAN” Dalam kesempata ini
penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada Bapak LALU RUSMIKA APRIWIJAYA,S. Kep,
selaku guru mata pelajaran Ilmu Kesehatan Masyarakat

Dalam menyusun makalah ini kami menyadari keterbatasan kemampuan dalam pengetahuan
sehingga penulis yakin makalah ini masih jauh dari kemampuan, namun penulis telah berusaha
semaksimal mungkin dengan memamfaatkan kemampuan dari berbagai sumber

Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Untuk itu penulis
mengharapkan keritik dan saran.

Mataram, 09 januari 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada dasarnya semua makhluk hidup yang bernyawa mempunyai kebutuhan baik secara
lahir maupun batin. Sandang, papan adalah kebutuhan utama yang dibutuhkan manusia
termasuk pangan. Pangan atau makanan merupakan kebutuhan yang paling utama
dibutuhkan manusia untuk memprtahankan kehidupan.

Manusia sehat membutuhkan makanan atau tambahan energi dan nutrisi agar terhindar
dari pnyakit. Sedangkan untuk orang sakit membutuhkan makanan untuk menambah
nutrisi agar antibody dalam tubuhnya semakin kuat membunuh bibit-bibit penyakit.
Makanan sehat menjadi salah satu faktor utama manusia dapat hidup baik dan terjaga
kesehatannya. Makanan sehat tidak harus mahal tetapi bersih dan bergizi.

Termasuk dilingkungan rumah sakit makanan sehat menjadi faktor yang sangat lah
penting baik untuk orang yang sehat maupun untuk orang yang sedang sakit tempat
pengolahan dan tata ruang menjadi faktor utama kebersihan dari makanan sehat yang
ada di lingkungan rumah sakit. Namun terkadang banyak orang yang mengabaikan
pengertian makanan sehat itu. Banyak makanan mahal yang menjadi pilihan padahal
harga dari makanan tidak menentukan berbagai peroses, kebersihan tempat serta
penentuan bahan makanan yang sesuai dengan standar hygiene dan sanitasi.

B. PERMASALAHAN

Permasalahan dalam makalah ini adalah makanan kesehatan untuk orang sehat dan orang
sakit khusus pasien, tempat pengolahan makanan yang baik untuk pasien dan non pasien
(pengunjung rumah sakit yang tidak sakit)! Bagaimana dampak apabila tempat pengolahan
makanan untuk orang sehat dan orang sakit tidak memenuhi standar hygiene dan sanitasi?

c. tujuan

1. Mengetahui tempat pengolahan makanan untuk pasien dan non pasien

2. Mengetahui dampak yang ditimbulkan apabila tempat penglahan makanan pasien dan
non pasien berada dalam satu lingkungan yang sama

3. Mengetahui syarat yang harus dipenuhi rumah sakit untuk tempat pengolahan makanan
pasien dan non pasien
BAB II

TINJAUAN MATERI
A. Sanitasi Peralatan Medis
Sanitasi memegang peranan penting dalam dunia kesehatan karna merupakan usaha
atau tindakan yang diterapkan untuk mencegah terjadinya perpindahan penyakit
dalam ruang lingkup kesehatan.Dengan menerapkan sanitasi yang tepat dan baik,
keamanan dari peralatan rumah sakit akan aman saat digunakan. Penggunaan alat –
alat keperawatan dan medis yang kotor dan mengandung mikroba dan jumlah yang
cukup tinggi merupakan salah satu sumber kontaminasi utama dalam dunia
kesehatan. Perlakuan sanitasi terhadap alat-alat kesehatanntersebut harus efektif
sehimgga bebas dari mikroorganisme yang dapat membahayakan kesehatan. Agar
kesehatan pasien dan orang di sekitarnya aman , diperlukan alat-alat yang
aman,bersih,bebas kontaminasi,serta kondisi baik. Berikut beberapa persyaratan
kesehatan lingkungan rumah sakit .

1. Penyehatan Ruang Bangunan dan Halaman Rumah Sakit


Ruang bagunan dan halaman rumah sakit adalah semua ruang/unit dan
halaman yang ada di dalam batas pagar rumah sakit (bangunan fisik dan
kelengkapannya ) yang di pergunakan untuk berbagai keperluan dan kegiatan
rumah sakit.
2. Penyehatan Higiene dan Sanitasi Makanan Minuman
Makanan dan minuman di rumah sakit adalah semua makanan dan minuman
yang di sajikan dan dapur rumah sakit untuk pasien serta karyawan; makanan
dam minuman yang dijual di dalam lingkungan rumah sakit atau dibawa dari
luar rumah sakit .
3. Penyehatan Air
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung di minum.
4. Pengelolaan Sampah
a. Limbah rumah sakit adalah limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah
sakit dalam bentuk padat,cair,dan gas.
b. Limbah padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit yang
berbentuk padat sebagai akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri atas
limbah medis padat dan nonmedis .
c. Limbah infeksius adalah limbah padat yang terdiri atas limbah
patologi,limbah benda tajam, limbah farmasi,limbah sitotoksis,limbah
kimiawi,limbah radioaktif, limbah container bertekenen, dan limbah
dengan kandungan logam berat yang tinggi.
d. Limbah non-infeksius adalah limbah padat yang di hasilkan dari kegiatan di
rumah sakit di luar medis yang berasal dari dapur, perkantoran,taman, dan
halaman yang dapat dimanfaatkan kembali apabila dan teknologinya .
e. Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari
kegiatan rumah sakit yang memungkinkan mengandung mikroorganisme ,
bahan kimia beracun, dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan.
f. Limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas yang berasal dari
kegiatan pembakaran di rumah sakit seperti
incinerator,dapur,perlengkapan generator , anastesi, dan pembuatan obat
citotoksik(Kepmenkes 1204/Menkes/SK/2004 tentang persyaratan
kesehatan lingkungan rumah sakit).
g. Limbah infeksius adalah limbah yang terkontaminasi organisme patogen
yang tidak secara rutin ada di lingkungan dan organisme tersebut dalam
jumlah dan virulensi yang cukup untuk menularkan penyakit pada manusia
rentan .
h. Limbah sangat infeksius adalah limbah berasal dari pembiakan dan stok
bahan sangat infeksius , otopsi,organ binatang percobaan dan bahan lain
yang telah diinokunasi , terinfeksi atau kontak dengan bahan yang sangat
infeksius.
i. Limbah sitotoksis adalah limbah dari bahan yang terkontaminasi dari
persiapandan pemberian obat sitotoksis untuk kemoterapi kankeryang
mempunyai kemampuan untuk membunuh atau menghambat
pertumbuhan sel hidup.
j. Minimalisasi limbah adalah upaya yang di lakukan rumah sakit untuk
mengurangi jumlah limbah yang di hasilkan dengan cara mengurangi bahan
(Reduce), menggunakan kembali limbah (reuce) , dan daur ulang limbah
(recycle).
5. Pengelolaan Tempat Pencucian Linen (laundry)
Laundry rumah sakit adalah tempat pencucian linen yang dilengkapai dengan
disinfektan, mesin uap (steam boiler), pengering meja, dan meja strika.
6. Pengendalian Serangga, Tikus, dan Binatang Pngganggu Lainnya
Pengendalian serangga, tikus, dan bianatang pengganggu lainnya merupakan
upaya untuk mengurangi populasi serangga dan bianatang pengganggu lainnya
sehingga kebradannya tidak menjadi vaktor menularnya penyakit.
7. Melalui Disinfeksi dan Sterilisasi
Dekontaminasi adalah upaya mengurangi dan atau menghilangkan kontanitasi
oleh mikroorganismepada orang, peralatan, bahan,dan ruang melalui disinfeksi
dan sterilisasi secara fisik dan kimiawi. Disinfeksi adalah untuk mengurangi/
menghilangkan jumlah mikroorganisme patogen penyebab penyakit (tidak
termasuk spora) dengan cara fisik dan kimiawi. Sterilisasi adalah upaya untuk
menghilnagkan semua mikroorganisme secara fisik dan kimiawi.
8. Upaya Promosi Kesehatan dari Aspek Kesehatan Lingkungan
Promosi higiene dan sanitasi adalah penyampaian pesan tentang higiene dan
sanitasi rumah sakit kepada pasien, keluarga pasien keluarga pasien,
pengunjung,karyawan (terutama karyawan baru), serta masyarakat sekitar
agar mengetahui, memahami, menyadari, dan mau membiasakan diri
berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta dapat memamfaatkan fasilitas
sanitasi rumah sakit dengan benar. Promosi kesehatan lingkungan adalah
penyampaian pesan yang berkaitan dengan PHBS yang sasarannya ditunjukan
kepada karyawan.
B. Sanitasi Peralatan Keperawatan
Menurut Kapmenkes No. 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Pesyaratan Kesehatan
Lingkunan Rumah Sakit, penataan ruang bangunan dan penggunaannya harus sesuai
dengan fungsi serta memenuni persyaratan kesehatan yaitu dengan
mengelompokkan ruangan berdasarkan tingkat resiko terjadinya penularan penyakit
sebagai berikut.
1. Zona dengan Resiko Rendah
Zona dengan resiko rendah meliputi ruang administrasi, ruang komputer, ruang
pertemuan, ruang perpustakaan, ruang resepsionsi, serta ruang pendidikan dan
latihan.
a. Permukaan dinding harus rata dan berwarna terang.
b. Lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, mudah dibersihkan, kedap air,
berwarna terang, dan pertemuan antara lantai dengan dinding harus
berbentuk konus.
c. Langit-langit harus terbuat dari bahan multipleks atau bahan yang kuat,
warna terang, mudah dibersihkan, kerangka harus kuat, dan tinggi minimal
2,7 meterdari langit.
d. Lebar pintu minimal 1,2 meter dari tinggi minimal 2,1 meter; ambang bawah
jendela minimal 1 meter dari lantai.
e. Ventilasi alamiah harus dapat menjamin aliran udara di dalam kamar atau
ruang dengan baik. Jika ventilasi alamiah tidak menjamin adanya pergantian
udara dengan baik, harus dilengkapi dengan penghawaan mekanis
(exhauster)
f. Semua stop kontak dan saklar dipasang pada ketinggian 1,4 meter dari lantai.

2. Zona Dengan Resiko Sedang


Zona resiko sedang meliputi ruang rawat inap bukan penyakit menular, rawat
jalan, ruang ganti pakaian, dan ruang tunggu pasien. Persyaratan bangunan pada
zona dengan resiko sedang sama dengan persyaratan pada zona resiko rendah.

3. Zona dengan Dengan Resiko Tinggi


Zona resiko tinggi meliputi ruang rawat isolasi, ruang perawatan intensif,
laboraturium, ruang pengindaraan medis (medical imagine) ruang bedah mayat
(autopsy) dan ruang jenazah.
a. Dinding permukaan harus rata dan berwarna terang. Dinding ruang
laboraturium terbuat dari porselen atau keramik setinggi 1,5 meter dari
lantai dan sisanya di cat warna terang. Dinding ruang pengindaraan medis
harus berwarna gelap, dengan ketentuan dinding disesuaikan dengan
pancaran sinar yang dihasilkan dari peralatan yang dipasang dari ruang
tersebut, tembok pembatas antara ruang sinar X dengan kamar gelap
dilengkapi dengan transfer cassette.
b. Lantai tersebut dari bahan yang kuat, mudah dibersihkan, kedap air,
berwarna terang, dan pertemuan antara lantai dengan dinding harus
berbentuk konus.
c. Langit-langit harus terbuat dari bahan multipleks atau bahan yang kuat,
warna terang, mudah dibersihkan, kerangka harus kuat, dan tinggi minimal
2,7 meter dari lantai.
d. Lebar pintu minimal 1,2 meter dan tinggi minimal 2,1 meter, ambang bawah
jendelaminimal 1 meter dari lantai.
e. Semua stop kontak dan sakelar dipasang pada ketinggian minimal 1,4 meter
dari lantai.
4. Zona dengan Resiko Sangat Tinggi
Zona dengan resiko sangat tinggi meliputi ruang operasi, ruang bedah mulut,
ruang perawatan gigi, ruang rawat gawat darurat, ruang bersalin, dan ruang
patologi.
a. Dinding tersebut dari bahan porselen atau vynil setinggi langit-langit atau
dicat dengan cat tembok yang tidak luntur dan aman, berwarna terang.
b. Langit-langit terbuat dari bahan yang kuat dan aman, tinggi minimal 2,7
meter dari langit.
c. Lebar pintu minimal 1,2 meter dan tinggi minimal 2,1 meter; semua pintu
kamar harus selalu dalam keadaan tertutup.
d. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, mudah dibersihkan, dan
berwarna terang.
e. Harus disediakan gelagar (gantungan) lampu bedah dengan profil baja
double INP 20 yang dipasang sebelum pemasangan langit langit.
f. Tersedia rak dan lemari untuk penyimpanan reagenensia siap pakai.
g. Ventilasi atau pengwaan sebaiknya digunakan AC tersendiri yang dilengakapi
filter bakteri, untuk setiap ruangan operasi yang terpisah dengan ruangan
lainnya. Pemasangan AC minimal 2 meter dari lantai dan aliran udara bersih
yang masuk kedalam kamar operasi berasal dari atas ke bawah. Khusus untuk
ruangan bedah ortopedi atau transplantasi organ harus menggunakan
pengaturan udara UCA (Ultra Clean Air) System.
h. Tidak dibenarkan terdapat hubungan langsung dengan udara luar sehingga
harus dibuat ruangan antara.
i. Hubungan dengan ruang Scrub-up untuk melihat ke dalam ruang operasi
perlu dipasang jendela kaca mati, hubungan ke ruang steril dari bagian
cleaning cukup dengan sebuah loket yang dapat dibuka dan ditutup.
j. Pemasangan gas medis secara sentral diusahakan melalui bawah lantai atau
diatas langit-langit.
k. Dilengkapi dengan sarana pengumpulan limbah medis.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Sanitasi memegang peranan penting dalam dunia kesehatan karena sanitasi
merupakan usaha atau tindakan yang diterapkan untuk mencegah terjadinya
perpindahan penyakit dalam ruang lingkup kesehatan.
2. Perlakuan sanitasi terhadap alat alat kesehatan tersebut harus efektif sehingga
bebas dari mikroorganisme yang dapat membahayakan kesehatan.
3. Dasar hokum kesehatan lingkungan rumah sakit dengan Peraturan Nomor
986/Menkes/Per/IX/92.Sebagaimana diketahui bahwa keputusan tersebut telah
diperbaharui dengan Kapmenkes Nomor 1024/Menkes/SK/IX/2004 Tentang
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2009 Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta.

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Pengantar konsep dasar keperawatan.Edisi Kedua. Jakarta:
Salemba Medika.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2001. Peran Pelayanan Kesehatan Swasta dalam Menghadapi Masa
Kerisis. Jakarta: Suara Pembaruan Daily.

Perry, Potter. 2009. Fundamental Keperawatan. Buku 1. Edisi Ketujuh. Jakarta: Salemba
Medika.

Potte, Patricia A. dan Anne Griffin Perry. 2005 Buku Ajar Fundamentai Keperawatan. Edisi
Keempat. Volume 1. Jakarta: EGC.

Satrianegara, M. Fais. 2009. Buku Ajar Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan Serta
Kebidanan. Jakarta: Selemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai