Anda di halaman 1dari 18

Peranan Psikologi Dalam Keperawatan

Ada satu pertanyaan yang harus dijawab sebelum mengetahui isi dari judul diatas.
Pertanyaan: Kenapa dalam ilmu keperawatan membutuhkan peranan psikologi? Jelaskan dan
berikan contoh kasus.
Jawab: Karena psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang kejiwaan manusia dan
profesi keperawatan juga berhubungan erat dengan manusia yang kondisi fisiknya sakit dan
otomatis secara psikis juga sakit.
Berikut peranan psikologi dalam keperawatan:
1. Terjalinnya hubungan interpersonal.
Hubungan interpersonal didukung oleh keterbukaan perawat. Perawat membuka diri tentang
pengalaman yang berguna untuk terapi klien. Tukar menukar pengalaman ini memberikan
keuntungan pada klien untuk mendukung kerjasama dan member dukungan. Melalui penelitiaan
ditemukan bahwa peningkatan keterbukaan antara perawat dan klien menurunkan tingkat
kecemasan perawat dan klien.(Johnson,dikutip oleh Stuart dan Sundeen,1987,hl.134).
Tujuan terjalinnya hubungan interpersonal antara lain:
a. Menyenangkan hati klien.
b. Mengetahui dan mengerti pembicaraan.
c. Memberikan rasa puas pada klien.
d. Memberikan rasa aman pada pembicara.
e. Menunjukkan rasa saling percaya.
f. Menghargai pembicaraan.
2. Komunikasi yang baik antara perawat dengan klien (empathy).
Rasakan apa yang dirasakan klien. Perawat yang merasakan apa yang dirasakan klien akan
mampu mengkomunikasikan dengan seluruh sikap tubuhnya kepada klien. Perawat
menyampaikan bahwa ia sungguh mengerti perasaan,tingkah dan pengalaman klien,dan
mengkomunikasikan pengertian itu kepada klien. Sehingga klien merasa bahwa ia dimengerti.
Melalui penelitian,Mansfield (dikutip oleh Stuart dan Sundeen 1987,hl.129) mengidentifikasi
perilaku verbal dan non verbal yang menunjukkan tingkat empati yang tinggi sebagai berikut:
a. Memperkenalkan diri dengan klien.
b. Kepala dan badan membungkuk kearah klien.
c. Respon verbal terhadap pendapat klien,khususnya pada kekuatan dan sumber daya klien.
d. Kontak mata dan respon pada tanda non verbal klien,misalnya nada suara,gelisah,ekspresi
wajah.
e. Tunjukkan perhatian,minat,kehangatan melalui ekspresi wajah.
f. Nada suara konsisten dengan ekspresi wajah dan respon verbal.
3. Adanya rasa saling percaya antara perawat dan klien.
Rasa saling percaya sangat dibutuhkan guna tercipta rasa percaya bahwa segala yang dilakukan
perawat adalah untuk kesembuhan,kenyamanan dan keamanan klien sehingga tidak terjadi salah
paham antara tugas-tugas perawat pada klien. Selain itu antara perawat dank lien dapat tercipta
kedekatan layaknya keluarga sendiri. Hal ini berguna agar tercipta rasa nyaman dan aman pada
klien.
4. Adanya motivasi yang muncul dari perawat untuk mempercepat kesembuhan klien.
Motivasi yang datang dari perawat untuk klien antara lain:
a. Menghindari sikap negatif.
Contoh : Menyatakan hal-hal yang dapat menimbulkan kekhawatiran dan keputusasaan.
Menyinggung pasien.
Berkata kasar.
Merasa jijik atau aneh.
b. Menghibur klien.
Contoh : Menjaga selera humor.
Mengajak klien untuk bersenda gurau.
c. Meyakinkan kesembuhan klien.
Contoh :- Berdoa untuk kesembuhan klien.
Menyapa dengan senyuman.
Contoh kasus: Apabila kita akan melakukan tugas kita sebagai perawat pada klien yang belum
kita kenal,tentunya kita harus memperkenalkan diri kita terlebih dahulu. Apabila nama telah
tercantum pada biodata klien maka lebih baiknya kita menyapa dengan memakai nama klien,hal
ini bisa membuat klien merasa dikenal secara pribadi.
Contoh : ya Ruslan.
selamat pagi bapak Rudi.
Dilanjutkan dengan menawarkan diri.
Contoh : apakah ada yang bisa saya bantu?
saya bisa menemani mu sampai anakmu datang.
kita bisa duduk disini,Anda tidak perlu bicara kecuali anda mau.
saya akan mendoakan anda.
Menanggapi keluhan klien.
Contoh : klien : Saya muntah tadi pagi.
Perawat : Apakah itu setelah sarapan pagi? atau
Kapan hal ini terjadi?
Menghibur klien.
Contoh : anda kelihatan segar hari ini.
nampaknya keadaan anda rileks.
segar sekali anda saat ini.
Memberi perhatian.
Contoh : ada apa?
apa yang terjadi?
bagaimana perasaanmu tentang hal ini?
Menanggapi keluhan.
Contoh : klien : Saya tidak bisa tidur.
Perawat : Kau kesulitan untuk tidur? Atau
Ada apa sehingga kau tidak bisa tidur?
PERAN ILMU PSIKOLOGI DIDUNIA KEPERAWATAN
A. Pengertian Psikologi
Psikologi berasal dari kata Psyche = Jiwa dan Logos = Ilmu. Psikologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang jiwa. Perbedaan Psikologi dengan Ilmu Jiwa yaitu, psikologi adalah istilah
untuk ilmu pengetahuan yang diperoleh secara sistematis dan menggunakan metode ilmiah;
sedangkan ilmu jiwa menurut norma-norma ilmiah modern yang merupakan istilah dalam bahasa
indonesia berisi segala pemikiran, tanggapan, khayalan, dan spekulasi mengenai ilmu jiwa pada
umumnya.
Berikut ini pengertian psikologi menurut para ahli:
1. S. Freud : Psikologi adalah ilmu tentang ketidaksadaran manusia.
2. Descartes dan Wundt (Davidoff, 1981) : Psikologi adalah ilmu tentang kesadaran
manusia.
3. Branca (1964) & Sartain DKK (1967) : Psikologi adalah ilmu tentang tingkah laku
(overt behavior & inner behavior).
4. Woodworth & Marquis (1975) : Psikologi adalah ilmu tentang aktivitas aktivitas
individu (motorik, kognitif dan emosional).
5. Morgan dkk (1984) : Psikologi adalah ilmu tentang tingkah laku manusia dan hewan.

B. Ciri-ciri psikologi
1. Mempunyai objek tertentu
a. Obyek material = Manusia
b. Obyek formal = Jiwa/psikis
2. Metode pendekatan/penelitian tertentu
3. Sistematika yang teratur
4. Mempunyai sejarah atau riwayat tertentu.

C. Tugas psikologi sebagai ilmu :


1. Mengadakan deskripsi (menggambarkan secara jelas masalah yang dipersoalkan)
2. Menerangkan (menjelaskan keadaan yang mendasari terjadinya peristiwa tersebut)
3. Menyusun teori (mencari dan merumuskan hukum/ketentuan hubungan keadaan satu
dengan keadaan lainnya).
4. Prediksi (meramalkan gejala atau peristiwa yang akan terjadi)
5. Pengendalian (mengatur peristiwa atau gejala)

D. PERAN DAN FUNGSI PERAWAT


1. Peran Perawat :
a) Peran sebagai pemberi Asuhan Keperawatan.
Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat dengan
memeprhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian
pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat
ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan
yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi
tingkat perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatan ini dilakukan dari yang
sederhana sampai dengan kompleks.
b) 10 Faktor Asuhan dalam Keperawatan :
1) Menunjukkan system nilai kemanusian dan altruisme.
2) Memberi harapan dengan :
- mengembangkan sikap dalam membina hubungan dengan klien
- memfasilitasi untuk optimis
- percaya dan penuh harapan
3) Menunjukkan sensivitas antara satu dengan yang lain.
4) Mengembangkan hubungan saling percaya : komunikasi efektif, empati,
dan hangat.
5) Ekspresi perasaan positif dan negative melalui tukar pendapat tentang
perasaan.
6) Menggunakan proses pemecahan masalah yang kreatif
7) Meningkatkan hubungan interpersonal dan proses belajar mengajar
8) Memberi support, perlindungan, koreksi mental, sosiokultural dan
lingkungan Spiritual
9) Membantu dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia
10) Melibatkan eksistensi fenomena aspek spiritual.
c) Kekuatan dalam Asuhan :
1) Aspek Transformasi Perawat membantu klien untuk mengontrol
perasaannya dan berpartisipasi aktif dalam asuhan.
2) Integrasi asuhan mengintegrasikan individu ke dalam sosialnya.
3) Aspek Pembelaan
4) Membantu Aspek penyembuhan klien memilih support social,
emosional, spiritual.
5) Aspek Partisipasi.
6) Pemecahan masalah dengan metoda ilmiah.

b. Peran Sebagai Advokat ( Pembela) Klien


Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam
meninterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain
khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan
kepada pasiennya, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien
yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang
penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk
menerima ganti rugi akibat kelalaian.

c. Peran Sebagai Edukator


Peran ini dilakukan untuk :
a) Meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan dan kemampuan klien mengatasi
kesehatanya
b) Perawat memberi informasi dan meningkatkan perubahan perilaku klien

d. Peran Sebagai Koordinator


Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi
pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian pelayanan kesehatan dapat
terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien.
Tujuan Perawat sebagi coordinator adalah :
a) Untuk memenuhi asuhan kesehatan secara efektif, efisien dan menguntungkan
klien.
b) Pengaturan waktu dan seluruh aktifitas atau penanganan pada klien.
c) Menggunakan keterampilan perawat untuk :
- Merencanakan
- Mengorganisasikan
- Mengarahkan
- Mengontrol

e. Peran Sebagai Kolaborator


Perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang
terdiri dari dokter fisioterapis, ahli gizi, dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi
pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam
penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.

f. Peran Sebagai Konsultan


Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan
keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien
terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.

g. Peran Sebagai Pembaharu


Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan,
kerja sama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian
pelayanan keperawatan. Peran perawat sebagai pembaharu dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya :
Kemajuan teknologi
Perubahan Lisensi-regulasi
Meningkatnya peluang pendidikan lanjutan
Meningkatnya berbagai tipe petugas asuhan kesehatan.
Selain peran perawat menurut konsorsium ilmu kesehatan, terdapat pembagian
peran perawat menurut hasil lokakarya keperawatan tahun 1983 yang membagi menjadi 4
peran diantaranya peran perawat sebagai pelaksana pelayanan keperawatan, peran
perawat sebagai pengelola pelayanan dan institusi keperawatan, peran perawat sebagai
pendidik dalam keperawatan serta peran perawat sebagai peneliti dan pengembang
pelayanan keperawatan .

2. Fungsi Perawat :
1. Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat
dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam
melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti
pemenuhan kebutuhan fisiologis (pemenuhan kebutuhan oksigenasi, pemenuhan
kebutuhan cairan dan elektrolit, pemenhuan kebutuhan nutrisi, pemenuhan kebutuhan
aktivitas, dan lain-lain), pemenuhan kebutuhan keamanan dan kenyamanan, pemenuhan
kebutuhan cinta mencintai, pemenuhan kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri.

2. Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau
instruksi dari perawat lain. Sehingga sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan.
Hal ini biasanya dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum, atau dari
perawat primer ke perawat pelaksana.

3. Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan di
antara tam satu dengan lainya fungsa ini dapat terjadi apa bila bentuk pelayanan
membutuhkan kerjasama tim dalam pemberian pelayanan seperti dalam memberikan
asuhan keperawatan pada penderaita yang mempunyai penyskit kompleks keadaan ini
tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun lainya,
seperti dokter dalam memberikan tanda pengobatan bekerjasama dengan perawat dalam
pemantauan reaksi obat yang telah diberikan.
CLIENT ADVOCATE
Sebagai penghubung antara klien dengan tim kesehatan lain
Membela kepentingan klien dan membantu klien
Menjadi nara sumber dan fasilitator
Melindungi dan memfasilitasi keluarga dan masyarakat dalam pelayanan kes.
Melindungi hak-hak klien Hak-hak klien
Hak atas informasi
Mendapatkan pelayanan yg manusiawi, adil dan jujur serta bermutu sesuai dgn
standar
Hak atas persetujuan dan atau penolakan
Hak atas keselamatan dan keamanan
Hak atas rahasia medik dll

CONSELOR
Mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan sehat
sakitnya
Membimbing klien, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan
Membantu meningkatkan kemampuan adaptasi

EDUCATOR
Mendidik klien , keluarga dan masyarakat menuju hidup sehat, mandiri

COLLABORATOR
Bekerjasama dgn tim kesehatan lain dan keluarga dalam menentukan
pelaksanaan asuhan guna memenuhi kebutuhan klien

COORDINATOR
Memanfaatkan semua sumber2 dan potensi yg ada utk : - mengkoordinasi
seluruh yankep - mengatur tenaga kep yg akan bertugas - mengembangkan sistem
yankep

CHANGE AGENT
Mengadakan inovasi dalam cara berfikir, bersikap dan bertingkah laku
Meningkatkan keterampilan klien dan keluarga agar menjadi sehat
CONSULTANT
-Menjadi sumber informasi yg berkaitan dengan kondisi klien

C.FUNGSI PERAWAT
Dalam menjalankan perannya perawat akan melaksanakan berbagai fungsi
diantaranya :
Fungsi independen
Fungsi dependen
Fungsi interdependen

1. Fungsi independen
Fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain. Mandiri Perawat
dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri
dalam melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia.
Kebutuhan Dasar Manusia
Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan keamanan dan kenyamanan
Kebutuhan mencintai dan dicintai
Kebutuhan harga diri
Aktualisasi diri
2. Fungsi dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan
atau instruksi dari perawat lain.
Pelimpahan tugas diberikan. Biasa dilakukan oleh perawat spesialis
kepada perawat umum atau dari perawat primer ke perawat pelaksana.
3. Fungsi interdependen
Dilakukan dalam kelompok tim yang saling ketergantungan diantara
tim satu dengan tim lainnya.
Fungsi ini terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerjasama
tim dalam pemberian pelayanan seperti dalam memberikan asuhan
keperawatan pada penderita yang mempunyai penyakit kompleks.
3. TANGGUNG JAWAB PERAWAT
Pemberi asuhan keperawatan
Meningkatkan Pengetahuan
Meningkatkan diri sebagai profesi

B. Peran Psikologi dalam Dunia Keperawatan (Kesehatan)


Berikut peranan psikologi dalam keperawatan:
1. Terjalinnya hubungan interpersonal.
Hubungan interpersonal didukung oleh keterbukaan perawat. Perawat membuka
diri tentang pengalaman yang berguna untuk terapi klien. Tukar menukar pengalaman ini
memberikan keuntungan pada klien untuk mendukung kerjasama dan memberi
dukungan. Melalui penelitiaan ditemukan bahwa peningkatan keterbukaan antara perawat
dan klien menurunkan tingkat kecemasan perawat dan klien. Tujuan terjalinnya hubungan
interpersonal antara lain:
Menyenangkan hati klien.
Mengetahui dan mengerti pembicaraan.
Memberikan rasa puas pada klien.
Memberikan rasa aman pada pembicara.
Menunjukkan rasa saling percaya.
Menghargai pembicaraan.

2. Komunikasi yang baik antara perawat dengan klien (empati).


Rasakan apa yang dirasakan klien. Perawat yang merasakan apa yang dirasakan
klien akan mampu mengkomunikasikan dengan seluruh sikap tubuhnya kepada klien.
Perawat menyampaikan bahwa ia sungguh mengerti perasaan, tingkah dan pengalaman
klien, dan mengkomunikasikan pengertian itu kepada klien. Sehingga klien merasa
bahwa ia dimengerti. Melalui penelitian, Mansfield mengidentifikasi perilaku verbal dan
non verbal yang menunjukkan tingkat empati yang tinggi sebagai berikut:
a. Memperkenalkan diri dengan klien.
b.Kepala dan badan membungkuk kearah klien.
c. Respon verbal terhadap pendapat klien, khususnya pada kekuatan dan sumber
daya klien.
d. Kontak mata dan respon pada tanda non verbal klien, misalnya nada
suara,gelisah, ekspresi wajah.
e. Tunjukkan perhatian, minat, kehangatan melalui ekspresi wajah.
f. Nada suara konsisten dengan ekspresi wajah dan respon verbal.

3. Adanya rasa saling percaya antara perawat dan klien.


Rasa saling percaya sangat dibutuhkan guna tercipta rasa percaya bahwa
segala yang dilakukan perawat adalah untuk kesembuhan, kenyamanan dan keamanan
klien sehingga tidak terjadi salah paham antara tugas-tugas perawat pada klien. Selain
itu antara perawat dan klien dapat tercipta kedekatan layaknya keluarga sendiri. Hal
ini berguna agar tercipta rasa nyaman dan aman pada klien.

4. Adanya motivasi yang muncul dari perawat untuk mempercepat kesembuhan klien.
Motivasi yang datang dari perawat untuk klien antara lain:
a. Menghindari sikap negatif.
Contoh :
Menyatakan hal-hal yang dapat menimbulkan kekhawatiran dan keputusasaan.
Menyinggung pasien.
Berkata kasar.
Merasa jijik atau aneh.

b. Menghibur klien.
Contoh :
Menjaga selera humor.
Mengajak klien untuk bersenda gurau.

c. Meyakinkan kesembuhan klien.


Contoh :
Berdoa untuk kesembuhan klien.
Menyapa dengan senyuman.

Psikologi Keperawatan dikembangkan untuk memahami pengaruh


psikologis terhadap bagaimana seseorang menjaga dirinya agar tetap sehat, dan
mengapa mereka menjadi sakit dan untuk menjelaskan apa yang mereka lakukan
saat mereka jatuh sakit. Selain mempelajari hal-hal tersebut di atas, psikologi
keperawatan mempromosikan intervensi untuk membantu orang agar tetap sehat
dan juga mengatasi kesakitan yang dideritanya. Psikologi keperawatan tidak
mendefinisikan sehat sebagai tidak sakit. Sehat dilihat sebagai pencapaian yang
melibatkan keseimbangan antara kesejahteraan fisik, mental dan sosial. Psikologi
keperawatan mempelajari seluruh aspek kesehatan dan sakit sepanjang rentang
hidup.
Psikologi keperawatan berfokus pada pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan, seperti bagaimana mendorong anak mengembangkan kebiasaan hidup
sehat, bagaimana meningkatkan aktivitas fisik, dan bagaimana merancang suatu
kampanye yang dapat mendorong orang lain memperbaiki pola makannya.
Psikologi keperawatan juga mempelajari aspek-aspek psikologis dari pencegahan
dan perawatan sakit. Seorang psikolog kesehatan misalnya, membantu mereka
yang bekerja di lingkungan yang memiliki tingkat stress yang tinggi untuk
mengelola stress dengan efektif, sehingga tekanan yang dialami di lingkungan
kerja tidak mempengaruhi kesehatan mereka. Seorang psikolog kesehatan juga
dapat bekerja dengan mereka yang sedang menderita suatu penyakit agar dapat
menyesuaikan mental dan fisik mereka dengan penyakit tersebut atau untuk
mematuhi treatment yang dirancang oleh dokter yang merawatnya.
Psikologi keperawatan juga berfokus pada etiologi dan kaitannya dengan
kesehatan, sakit dan disfungsi. Etiologi merujuk pada asal dan penyebab sakit,
dan psikolog kesehatan secara khusus tertarik pada faktor-faktor perilaku dan
sosial yang menyumbang kesehatan dan sakit dan disfungsi. Faktor-faktor
tersebut meliputi kebiasaaan yang merusak atau menunjang kesehatan seperti
konsumsi alkohol, merokok, olahraga, mengenakan sabuk pengaman, dan cara-
cara berkawan dengan stress. Peranan Psikologi dalam dunia keperawatan
sangat besar. Hal tersebut disebabkan karena peran psokologis seseorang selalu
menyertai diri, sejak mulai merasakan sakit kemudian masuk rumah sakit hingga
keluar dari rumah sakit dan sembuh. Psikologi keperawatan menganalisa dan
berusaha meningkatkan system perawatan kesehatan dan merumuskannya dalam
kebijakan kesehatan.Selain itu, dengan ilmu psikologi kita dapat lebih memahami
kepribadian dan tingkah laku pasien sehingga kita dapat menyelesaikan masalah
tersebut dengan sudut pandang yang berbeda.
PSIKOLOGI DALAM KEPERAWATAN
Faktor yang perlu diperhatikan dalam perawatan, yaitu:

1. Perawat dan pasien adalah pribadi-pribadi (pasien mempunyai keperibadian yang


merupakan suatu kesatuan yang berintegrasi, bereaksi dengan penyakit, jiwa, dan
emosinya serta memiliki penilaian, cita-cita, angan-angan, keinginan dan kebutuhan

2. pengalaman azas-azas psikologi perlu dalam hubungan perawatan (memiliki kesanggupan


melihat dari mata orang lain misalnya dapat memahami perasaan pasien yang takut dioperasi,
pasien yang menuntut dan menolak perhatian, pasien kritis, pasien manja dll)

3. kesanggupan menilai tingkah laku (melalui pengamatan, tanda atau petunjuk, misalnya
seseorang yang baru kedukaan, ramai dalam berbicara kemungkinan sedang terjadi
kecamasan/anxietas)

4. mencegah kecamasan; (perawat harus peka, misalnya pasien harus diperhatikan,


diberitahu, menggunakan bahasa yang mudah dimengerti )

5. sanggup mengenal tanda-tanda penyesuaian yang menyimpang (perawat yang paling lama
kontak dengan pasien, maka harus dapat mengenal perubahan positif maupun negatif)

6. pengetahuan tentang sumber-sumber bantuan (dimana harus mencari berbagai hal untuk
memenuhi kebutuhan pasien)
7. mengetahui latar belakang pasien secara menyeluruh (misal pasien ibu, bapak, seorang
yang mandiri)

Pendekatan Terhadap Pasien


dalam pengabdiannya seorang perawat tidak dapat memilih pasien, kecuali pasien yang
dihadapi menderita penyakit berbeda-beda dengan latar belakang yang berbeda pula,
bagaimana perawat dapat mengenal
telah dipahami cara mengenal adalah dengan melihat dan mengamati tingkahlaku yang
merupakan gejala yang ruwet dan majemuk
setiap tingkahlaku merupakan kelakuan yang berkembang, berasal dari masa lampau
a. perumusan keperibadian
adalah seluruh pribadi itu, yakni bgm seseorang merasakan berbuat, baik disadari maupun
tidak seperti pada interaksi dengan lingkungan
selalu berada dalam suatu proses sedang menjadi sesuatu yang lain sambil mempertahankan
kelangsungan (kontinyuitas) yang menyebakan mudah dikenal dalam berbagai situasi dari
lahir sampai mati
suatu penampilan, manifestasi ke luar maupun ke dalam, merupakan fungsi atau ekspresi
dalam perawatan, sesungguhnya kita berhadapan dengan tubuh/fisik tetapi tidak dapat
dipisahkan dari aspek kejiwaan pasien tersebut
menurut g.w. allport keperibadian adalah suatu organisasi yang dinamis dari sistem-sistem
psikofisis di dalam individu yang menentukan penyesuaian khas terhadap lingkungan

b. motivasi
selain mengenal keperibadian melalui tingkah laku, juga banyak hal yang ingin diketahui
melalui keperibadian. sumber dan sebab dari tingkah laku tersebut adalah :
1. teori, pendapat atau pandangan tingkah laku selalu diperbaharui, sulit untuk mengukur
keperibadian seseorang, karena manusia yang kita hadapi terlalu majemuk dan sering
ditemukan unsur2 yang tidak terduga
2. manusia mewarisi, memiliki perlengkapan biologis bagi kelancaran pertahanan hidupnya
3. motif yang mendasari tingkahlaku, diarahkan untuk mencapai suatu tujuan. penyebab
tingkah laku motif atau dorongan atau kebutuhan. ada dua motif yang menggerakan
seseorang yaitu motif biologis dan sosial
c. kecemasan
kecemasan atau anxietas adalah rasa khwatir, takut yang tidak jelas penyebabya, sangat
berpebgaruh terhadap perkembangan kedwasaan seseorang, karena merupakan kekuatan
besar dalam menggerakan tingkahlaku normal maupun menyimpang
d. macam-macam keperibadian orang
dari perumusan dapat disimpulkan bahwa keperibadian berubah, berkembang sesuai dengan
perubahan lungkungan. dalam usaha mengerti keperibadian seseorang akan dipermudah
dengan meneliti latang belakang keluarga, pendidikan, kebudayaan dan status sosek.
menurut prof. g. heymans ciri-ciri keperibadian berdasarkan :
1. emosional; tipe emosional (mudah tergoyah oleh perasaan), tipe tidak emosional (hanya
sedikit oleh perasaan)
2. aktivitas; pembagian menurut aktivitas atau mudah/sulitnya tergerak untuk bertindak. tipe
aktif (membutuhkan motif lemah untuk bertindak) tipe tidak aktif (motif kuat sekalipun
belum dapat menggerakannya untuk mbertidak dengan ciri.

3. akibat perasaan; tipe fungsi primer (tanggapan dan perasaan hanya bekerja bila berada
pada pusat kesadaran, pemikiran. sifat-sifat; banyak bergerak,kurang tekun, tidak tabah,
suasana hati berubah-ubah, daya ingat kurang, boros, tidak cermat, tidak berprinsip, pendapat
bertentangan dengan perbuatan)), tipe sekunder (tanggapan dan perasaan masih tetap
bertahan, mempengaruhi kerja psikis walaupun sudah tenggelam dalam bawah sadar. sifat-
sifat; tenang, tekun, suasana hati tetap, bijaksana, ingatan baik, tidak boros, suka memabantu,
menaruh kasihan, dapat dipercaya, berpendirian tetap, berkeyakinan, konsekuen,
konservatif). perlu diingat bahwa pembagian tipe ini tidak 100% tetapi perbedaannya pada
derajat mana lebih menonjol.
menurut c.g. yung menggolongkan menurut hub. dengan dunia luar :
1. tipe ekstrovert; tindakan lebih dipengaruhi oleh dunia luar, sifat-sifat (terbuka, lincah
dalam pergaulan, riang, ramah, mudah berhubungan dengan orang lain)
2. tipe intovert; lebih tertutup dan mendalami dirinya sendiri, tidak terpengaruh pujian,
mempunyai ide-ide sendiri dan azas-azas yang dipertahankan, sukar bergaul dan sulit
dimengerti orang lain
3. tipe ambivalen; memiliki sifat dari kedua tipe dasar sehingga sulit dimasukan ke dalam
salah satu tipe.
dasar-dasar hubungan sosial dalam perawatan
a. sifat yang mendasari dedikasi seorang perawat
1. minat terhadap orang lain
2. derajat sensivitas
3. menghargai hubungan-hubungan
4. sikap terhdap mereka yang berkedudukan lebih tinggi
b. pentingnya hubungan-hubungan antar pribadi
karena tidak satupun orang sama keperibadiannya dan selalu ditemukan perbedaan, namun
ada beberapa persamaan tertentu :
1. hubungan pekerjaan
2. sikap individu dan tingkahlaku
3. dasar-dasar perbedaan keperibadian
c. hubungan pribadi dalam perawatan
1. hubungan timbal balik antar individu
2. hubungan dengan pasien
3. perawatan individu secara keseluruhan
4. mengerti pasien
5. memperoleh kepercayaan diri
6. hubungan dengan keluarga pasien
7. kerjasama yang baik dengan temat sejawat
8. menghdapi dokter yg bertanggung jawab dalam proses penembuhan
memahami keperibadiaan sendiri
telah diketahui bagaimana majemuknya hubungan perawat dengan semua yang dijumpainya,
hubungan timbal balik anatara sikap perawat dan pasine akan membantu proses
penyembuhan atau sebaliknya. salah satu keberhasilan adalah dengan memahami
keperibadiaan sendiri.
a. pemahaman tentang diri sendiri dan interaksi sosial
dalam hubungan pribadi dan sosial, maka setiap orang menyatakan, mengekspresikan dirinya
dalam kegiatan sehari-hari. memahami diri sendiri jauh lebih sulit dari memahami orang lain,
diperlukan sikap obyektif terhadap diri sendiri. beberapa sikap umum :
1. pemeliharaan diri
2. persamaan harga diri
3. k3yakinan akan diri sendiri dan tuntutan akan haknya
b. ciri-ciri keperibadian seorang perawat :
1. keadaan fisik dan kesehatan
2. penampilan yang menarik
3. kejujuran
4. keriangan
5. berjiwa sportif
6. rendahhati
7. murah hati
8. keramahan, simpati dan kerjasama
9. dapat dipercaya
10. loyalitas
11. pandai bergaul
12. pandai menimbang perasaan
13. rasa humor
14. sikap sopan santun
merawat pasien yang berbeda usia
setiap perawat harus merawat pasien yang menjadi tanggung jawabnya dan tidak bisa
memilih pasien (bayi, anak, remaja, dewasa, lansia)
a. sikap perawat dalam merawat pasien anak
secara rinci sikap-sikap terhadap pasien anak adalah :
1. hubungan perawat dengan bayi yang baru lahir
2. sikap perawat terhadap pasien anak pra sekolah ( 3 - 6 tahun )
3. sikap terhadap anak masa sekolah ( 6 - 12 tahun )
4. sikap terhadap anak cacat jasmani
5. hubungan perawat dengan pasein remaja
b. hubungan dengan pasien dewasa
1. orang dewasa muda 18- 30 tahun
2. orang dewasa yang berumur 30 - 65 yahun
3. hubungan dengan pasien yang berusia lanjut

Anda mungkin juga menyukai