Anda di halaman 1dari 8

TUGAS INDIVIDU

KOMUNIKASI TERAPEUTIK

“Contoh Dimensi Tindakan Respon dari Aplikasi Komunikasi Interpersonal dan


Aplikasi Komunikasi Publik”

(Dosen MK : Ns. Ellen Lombonaung, S. Kep., M. Kes)

DISUSUN OLEH :

NAMA : RIKA SANTI LA SAHIRUN

KELAS : PROGSUS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MALUKU HUSADA

AMBON

2022
APLIKASI DARI DIMENSI TINDAKAN RESPON
KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMUNIKASI PUBLIK

A. DIMENSI RESPON
Dimensi Respon yg hrs dimiliki perawat:
1. Kesejatian
Adalah pengiriman pesan pada orang lain tentang gambaran diri kita yang sebenarnya
Kesejatian dipengaruhi oleh:
a. Kepercayaan Diri
b. Persepsi terhadap orang lain
c. Lingkungan

Contoh: Disebuah bangsal RS Ada seorang klien yang menyukai anda sebagai
perawat, dia menanyakan nomor telpon anda, sering memandang anda dengan mesra
dan berusaha membuat kontak badan yang sering. Dia bahkan mengundang anda
untuk makan malam....
Bagaimana Anda Menunjukkan Kesejatian Tanpa Meninggalkan
Keprofesionalan Seorang Perawat?
Anda bisa saja berespon:
a. Pikiran Anda : “Saya harus memberikan pelayanan yang profesional”
b. Perasaan Anda : “cakep juga neh orang, sebenarnya saya juga suka, tapi....”
c. “Saya senang menerima undangan anda setelah anda pulang dari RS, Saya akan
memberikan pelayanan yang baik untuk semua pasien disini karena saya pikir
saya tidak adil kalau saya menunjukkan sikap yang berlebihan pada anda.
Dapatkah anda mengerti posisi saya?” (respon kesejatian tanpa meninggalkan
profesionalisme perawat)

2. Empati
Empati adalah kemampuan menempatkan diri kita pada orang lain dan bahwa kita
telah memahami bagaimana perasaan orang lain tersebut dan apa yang menyebabkan
reaksi mereka tanpa emosi kita terlarut dalam emosi orang lain
Beberapa Aspek Empati
a. Aspek Mental
Aspek mental berarti memahami orang secara emosional dan intelektual.
Kemampuan melihat dunia orang lain dengan menggunakan paradigma orang lain
tersebut
b. Verbal
Kemampuan mengungkapkan secara verbal pemahaman terhadap perasaan dan
alasan reaksi emosi klien. Aspek verbal memerlukan keakuratan (ketepatan),
kejelasan dan kealamiahan (naturalness).
c. Aspek non verbal
Aspek non verbal yang diperlukan adalah kemampuan menunjukkan empati
dengan kehangatan dan kesejatian.
1) Kehangatan
Kehangatan sangat diperlukan dalam menyampaikan empati untuk
menyampaikan kehangatan bisa secara verbal maupun non verbal.
2) Kondisi muka
- Dahi : dahi tampak rileks, tidak ada kerutan
- Mata : kontak mata yang nyaman, gerakan mata natural
- Mulut : mulut tampak rileks, tidak cemberut, tidak menggigit bibir,
tersenyum, rahang rileks.
- Ekspresi : tampak rileks, tidak ada ketakutan, kekhawatiran menunjukkan
perhatian dan ketertarikan.
3) Kondisi postur/sikap tubuh
- Tubuh : berhadapan, bahu paralel dengan lawan bicara
- Kepala : duduk atau berdiri dengan tinggi yang sama, menganggukan
kepala jika perlu
- Bahu : mudah digerakkan tidak tegang
- Lengan : mudah digerakkan, memegang kursi atau tembok
- Tangan : tidak memegang atau menggengam diantara keduanya, tidak
mengetuk – ngetuk pena atau bermain dengan objek
- Dada : nafas biasa, tidak tampak menelan
- Kaki : tampak nyaman, tidak menendang
- Telapak kaki : tidak mengetuk

Hal – hal yang dapat merusak kehangatan


- Melihat sekeliling pada saat berkomunikasi dengan orang lain
- Mengetuk – ngetuk dengan jari
- Mundur tiba – tiba
- Tidak tersenyum

Hambatan untuk dapat menunjukkan kehangatan antara lain :


- Terburu – buru
- Emosi berlebihan
- Shock/terkejut
- Penilaian tentang orang lain sehingga membuat kita menjadi mengalihkan
perhatian pada masalah kita sendiri.

3. Respek/Hormat
a. Perilaku yang menunjukkan kepedulian/perhatian, rasa suka dan menghargai klien
b. Perawat menghargai klien seorang yang bernilai dan menerima klien tanpa syarat

Perilaku respek ditunjukkan dengan :


1) Melihat ke arah klien
2) Memberikan perhatian yang tidak terbagi
3) Memelihara kontak mata
4) Senyum pada saat yang tidak tepat
5) Bergerak ke arah klien
6) Menentukan sapaan yang disukai
7) Jabat tangan atau sentuhan yang lembut

4. Konkret
Perawat menggunakan terminologi yang spesifik dan bukan abstrak. Manfaat dari
konkret adalah dapat mempertahankan respon perawat terhadap perasaan klien,
penjelasan dengan akurat tentang masalah dan mendorong klien memikirkan masalah
yang spesifik.

Contoh:
Klien : “Aku tidak akan punya masalah jika orang-orang tidak mengganguku.
Mereka membuat aku marah
Perawat : “ Siapa yang membuat kamu marah?”
Klien : “Keluargaku. Orang berfikir berada dalam keluarga besar adalah
berkah. Itu adalah kutukan.”
Perawat : “Apakah kamu dapat memberi saya contoh dari seseorang yang
membuat kamu marah dirumah?”

B. DIMENSI TINDAKAN
1. Konfrontasi
Adalah proses interpersonal yang digunakan oleh perawat untuk memfasilitasi,
memodifikasi dan perluasan dari gambaran diri orang lain
Tujuannya: Agar orang lain sadar adanya ketidaksesuaian pada dirinya dalam hal
perasaan, tingkah laku dan kepercayaan

Konfrontasi tepat dilakukan bila:


a. Tingkah lakunya tidak produktif
b. Tingkah lakunya merusak
c. Ketika mereka melanggar hak kita/hak orang lain

Faktor yg harus diperhatikan sebelum melakukan konfrontasi:


a. Tingkat hubungan saling percaya
b. Waktu
c. Tingkat stress klien
d. Kekuatan mekanisme pertahanan diri klien
e. Tingkat kemarahan klien
f. Tingkat toleransi klien untuk mendengar persepsi orang lain

Kategori konfrontasi:
a. Ketidaksesuaian antara ekspresi klien terhadap dirinya (konsep diri) dan apa yang
dia inginkan (ideal diri)
b. Ketidaksesuaian antara ekspresi verbal dengan perilaku
c. Ketidaksesuaian antara ekspresi pengalaman klien tentang dirinya dan
pengalaman perawat tentang klien

Cara melakukan konfrontasi:


a. Clarify : membuat sesuatu lebih jelas untuk dimengerti
b. Articulate: Dengan mengekspresikan opini diri sendiri dengan kata-kat yang jelas
c. Request : Permintaaan
d. Encourage : memberikan support, harapan, kepercayaan

Kasus: Rumah kost anda sangat berantakan. Teman sekamar anda meletakkan baju
sembarangan, buku-buku berserakan di lantai, meskipun teman anda biasanya
membersihkan kamar setiap 2 minggu sekali, dia tetap saja kembali pada
kebiasaannya itu. Anda sangat merasa tidak nyaman dan bahkan ragu-ragu untuk
mengundang teman andadatang ketempat kost anda.

Bagaimana Anda Seharusnya Melakukan Konfrontasi Terhadap Teman Anda ?


Clarify : “Kamu telah meletakkan baju di atas tempat tidur dan semua buku-bukumu
berserakan di lantai..”
Articulate : Saya merasa tidak nyaman dikarenakan kamu membuat kamar kita jadi
berantakan tidak karuan
Request : Saya lebih suka kamu menyimpan barang pribadimu ditempatmu atau
dilemari
Encourage : Dengan jalan seperti tu terdapat ruangan yang luas untuk kita dikamar ini
dan saya akan merasa bebas mengundang teman tanpa merasa khawatir karena kamar
kita yang berantakan

2. Kesegeraan
Kesegeraaan mempunyai konotasi sebagai sensitivitas perawat pada perasaan klien
dan kesediaan untuk mengatasi perasaan daripada mengacuhkannya.
Berespon dengan kesegeraan berarti berespon pada saat itu dan ditempat itu
- Pasien : “Staf disini tidak peduli pada kliennya, mereka menanganai kita seperti
anak-anak bukan orang dewasa”
- Perawat: Saya heran mengapa anda merasa bahwa kami tidak memperdulikan
anda?

3. Membuka Diri
Membuat orang lain tahu tentang pikiran, perasaan dan pengalaman pribadi kita.
Membuka diri dapat dilakukan dengan:
a. Mendengar
b. Empati
c. Membuka diri
d. mengecek
Kasus: Seorang ibu berkata : “minggu lalu saya merasa sangat takut ketika suami
saya plg dari RS, dia mulai batuk dan wajahnya memerah. Kemudian dia mengalami
nyeri dada. Saya pikir dia akan meninggal. Untunglah saya melihat nitrogliserin
didalam lemari, saya segera memberikan kepadanya dan kemudian berangsur-angsur
tenang. Nyerinya hilang, untunglah...

Contoh membuka diri


a. Mendengar : Anda mendengar pesan dari seorang ibu sehubungan dengan
pengalamannya
b. Empati : “Saya dapat menduga betapa takutnya andakarena serangan jantung
tersebut, betapa senangnya anda ketika nitrogliserin itu bekerja
c. Membuka diri : “Ayah saya mengalami nyeri yang sangat hebat juga, saya juga
mengaalami kecemasan yang sangat menakutkan, saat itu saya merasa putus asa
dan tadkpunya harapan.
d. Mengecek : Apakah kamu merasakan hal yg sama minggu lalu
e. Emosional Katarsis : Jika klien sulit mengungkapkan perasaannya, perawat perlu
mengekspresikan perasaannya jika berada pada situasi klien.
Contoh :
Perawat: Apa yang dulu kamu rasakan ketika kamu dimarahin bosmu didepan
banyak orang
Klien; Ya ..aku mengerti dia mengoreksi aku, dia tipe pemarah....
Perawat: Sepertinya kamu bertahan terhadap perilakunya..
Klien : uh...sebel, Saya kira...(diam)
Perawat : hal itu membuatku marah jika terjadi padaku”
Klien: ya saya juga....seharusnya dia tidak membuat hal ini terjadi, aku dia tahu
apa yang aku rasakan
f. Bermain Peran : Membangkitkan situasi tertentu untuk meningkatkan
penghayatan klien kedalam hubungan antara manusia dan memperdalam
kemampuannya untuk melihat situasi dari sudut pandang lain; juga
memperkenankan klien untuk mencobakan situasi yang baru dalam lingkungan
yang aman.
Tahapan Bermain peran :
1) Mendefinisikan masalah
2) Menciptakan kesiapan untuk bermain peran
3) Menciptakan situasi
4) Membuat karakter
5) Penjelasan dan pemanasan
6) Pelaksana memerankan satu peran
7) Berhenti
8) Anallisis dan diskusi
9) evaluasi
Contoh Kegiatan Komunikasi Publik
1. Seminar
Pada umumnya merupakan sebuah bentuk pengajaran akademis baik dari sebuah
universitas maupun diberikan oleh suatu organisasi komersial atau profesional.
2. Persentasi
Adalah suatu kegiatan kegiatan pengajuan suatu topik,pendapat,atau informasi kepada
orang lain.
3. Kampanye
Adalah sebuah tindakan doktrin bertujuan mendapatkan pencapaian dukungan,usaha
kampanye bisa dilakukan oleh perorangan atau sekelompok orang yang terorganisir
untuk melakukan pencapaian suatu proses pengambilan keputusan didalam suatu
kelompok, kampanye bisa juga dilakukan guna mempengaruhi, menghambat,
membelokan pencapaian.
4. Sosialisasi
Adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari
suatu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat.
5. Rapat
Adalah pertemuan atau perkumpulannya minimal 2 orang atau lebih untuk memutuskan
suatu tujuan.
6. Pengajian
Merupakan pendidikan nonformal yang khusus dalam bidang agama.

Terdapat ciri komunikasi publik menurut Ilmu Komunikasi: Sebuah Pengantar (2020)
karya Bonaraja Purba, dkk, di antaranya:
a.Biasanya berupa aktivitas seperti kuliah umum, rapat akbar, khotbah, atau ceramah.
b. Komunikator dan komunikannya bisa diidentifikasi atau dibedakan.
c.Interaksi antara komunikator dan komunikan terbatas karena umpan baliknya yang
terbatas. Komunikator biasanya tidak bisa mengidentifikasi satu per satunya.
d. Pesan yang disampaikan universal dan diperuntukkan untuk semuanya.
e.Komunikannya berjumlah cukup banyak dan asalnya datang dari beragam lokasi.
f. Komunikator bisa mengendalikan pesan yang dibuat dan disebarkan dalam proses
penyampaian informasi.

Contoh komunikasi Publik

Seperti contoh, beberapa bulan yang lalu di IMTelkom diadakan kuliah umum untuk
jurusan Ilmu komunikasi yang bertemakan “Kewiraan dan Ketahanan Nasional” dengan
pembicara utamanya bapak Brigjen TNI Puguh Santoso. Sebelum bapak Puguh membagikan
ilmunya, terlebih dahulu ketua prodi Ilmu komunikasi memberikan sambutannya dan terima
kasih atas kedatangan para pembicara tersebut, serta tidak lupa untuk memperkenalkan para
pembicara serta menerangkan latar belakang pendidikannya. Selanjutnya bapak Asep
Suryana sebagai rektor di IMTelkom memberikan sedikit sambutannya.
Sekarang tibalah Bapak Brigjen TNI Puguh Santoso mengambil alih kemudi, sebelum
beliau menerangkan tentang Kewiraan dan Ketahanan Nasional beliau meminta kami (para
pendengar) untuk berdiri dan menyanyikan lagu kebangsaan kita “Indonesia Raya” untuk
membangkitkan semangat bela yang ada dalam diri kami masing – masing.
Dalam komunikasi publik daya tarik fisik pembicara dan latar belakang
pendidikannya sering merupakan faktor penting dalam menentukan efektifitas pesan, selain
keahlian dan kejujuran pembicara. Oleh karna itu sebelum bapak Puguh berbicara latar
belakang pendidikan beliau terlebih dahulu sudah diberitahukan, dalam menjelaskan
Ketahanan Nasional beliau sangatlah bersemangat dan dengan tegas serta suara lantang khas
TNI ia membuat kami seolah – olah sedang berada dalam peperangan untuk membela tanah
air tercinta ini, oleh sebab itu kami yang mengikuti pembicaraan beliau sejak awal tidak
pernah merasa bosan saat beliau berbicara, berbeda dengan teman kami yang sibuk sendiri
rasanya baru sebentar saja mereka langsung ingin pulang, tetapi hal lain terjadi saat barisan
depan memberi respon bertepuk tanggan semua yang ada disana ikut bertepuk tangan meski
belum tentu mereka mendengarkan.
Walaupun dalam komunikasi publik cenderung bersifat pasif tetapi kami (pendengar)
masih bisa memberikan respon terutama yang bersifat non verbal, seperti yang sudah
dijelaskan diatas. Komunikasi publik sering bertujuan untuk memberikan penerangan,
menghibur, memberikan penghormatan atau membujuk.

Anda mungkin juga menyukai