Anda di halaman 1dari 7

5

Tugas Individu Komunikasi Keperawatan


27 November 2022
Literatur Review
5 Jurnal Tentang Komunikasi Terapeutik
Rika Santi La Sahirun *
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Maluku husada, Email: rikasantilasahirun@gmail.com

ABSTRAK

Jurnal 1 : Kepuasan Pasien Terhadap Penerapan Komunikasi Terapeutik Perawat Di Ruang


Rawat Inap Rumah Sakit Santa Elisabeth Lela (Gabriel Mane, Sania Natalia Dhana, Sisilia
Imelda Welem: 2020), Jurnal Keperawatan Florence Nightingale (JKFN). Tujuan : Mengetahui
kepuasan pasien terhadap penerapan komunikasi terapeutik perawat di ruang rawat inap rumah
sakit santa elisabeth lela. Komunikasi terapeutik yang baik memerlukan keterampilan
perawat dalam berkomunikasi dan melakukan asuhan keperawatan melalui 4 tahap yaitu
prainteraksi, orentasi, kerja dan terminasi. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif
dengan pendekatan deskriptif, yaitu dengan mengumpulkan data. Adapun sampel yang
digunakan adalah sampling tunggal dengan menggunakan teknik sampling aksidental. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa 12 dari 23 pasien puas (52%) terhadap penerapan
komunikasi terapeutik pada tahap prainteraksi dan orientasi, 15 orang (65%) merasa sangat
puas pada tahap kerja atau interaksi dan 12 orang (52%) merasa puas pada tahap terminasi.
Kepuasan pasien terhadap penerapan komunikasi terpeutik oleh Perawat di ruang rawat inap
Rumah Sakit Santa Elisabeth Lela adalah 79,47% kategori Puas.

Jurnal 2 : Hubungan komunikasi terapeutik dan pola makan dengan kejadian gastritis di
puskesmas ujung karang bengkulu tengah. (Fatsiwi Nunik Andari, Yuni Yulianda: 2021) Jurnal
Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu. Tujuan : Mengetahui hubungan komunikasi terapeutik
dan pola makan dengan kejadian gastritis di Puskesmas Ujung Karang Bengkulu Tengah.
Gastritis adalah salah satu penyakit yang perlu diwaspadai. Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif dengan menggunakan desain case control. Jumlah sampel yang diambil dengan tehnik
random sampling adalah 140 pasien, dimana 70 diantaranya merupakan kelompok kasus dan 70 lainnya
merupakan kelompok kontrol. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 60,7% responden merasa
komunikasi terapeutik yang diterima sudah baik dan 39,3% responden masih kurang. Berdasarkan
frekuensi makan pasien, 62,1% memiliki frekuensi makan yang teratur sedangkan 37,9% memiliki
frekuensi makan yang tidak teratur. Berdasarkan jenis makanan yang dikonsumsi, 41,4 % responden
mengkonsumsi makanan yang berisiko terhadap terjadinya gastritis, sedangkan 58,6 % responden
mengkonsumsi jenis makanan yang tidak berisiko.

Jurnal 3 : Komunikasi terapeutik perawat pada tingkat kepuasan pasien: studi kasus di Rumah
Sakit Ulin Banjarmasin. (Muhammad Ra’uf: 2021) Jurnal Terapung : Ilmu – Ilmu Sosial.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Komunikasi Terapeutik Dengan
Tingkat Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Ulin Banjarmasin. Ketidakpuasan pasien terhadap
pelayanan kesehatan salah satunya dipengaruhi oleh faktor komunikasi terapeutik perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan. Desain penelitian adalah penelitian korelasional
dengan pendekatan cross sectional. Populasinya semua pasien di Rumah Sakit Ulin
Banjarmasin.sejumlah 60 pasien. Tehnik sampling menggunakan simple ramdom sampling
dengan sampel sebagian respondenberjumlah 52 responden.

Jurnal 4 : Studi Kualitatif Komunikasi Terapeutik Tenaga Kesehatan Terhadap ODGJ dalam
Masa Pandemi Covid-19 di Griya PMI Peduli Surakarta. (Patricia Ferginia Tri Krisvenda :
5

2021) Komunikasi Terapeutik Pada Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Tujuan : Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan komunikasi terapeutik oleh tenaga kesehatan untuk
mengobati dan menyembuhkan ODGJ di Griya PMI Peduli Surakarta pada masa pandemi
Covid-19 serta kendala dan solusi yang diterapkan. Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif dengan menggunakan observasi dan wawancara mendalam untuk mengumpulkan
data. Hasil dari penelitian ini adalah komunikasi terapeutik yang terjadi di Griya PMI Peduli
antara tenaga kesehatan dengan ODGJ yang terdiri dari tahap pra interaksi, orientasi, kerja dan
terminasi pada masa pandemi Covid 19, yang semuanya diterapkan dengan protokol kesehatan.

Jurnal 5 : Penerapan Komunikasi Terapeutik Perawat Di Ruang Rawat Inap. (Putri


Kristyaningsih: 2021) Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 10 No. 1. Tujuan : Penelitia bertujuan untuk
memberikan penjelasan terkait penerapan komunikasi terapeutik. Responden adalah perawat
ruang rawat inap, berjumlah 55 perawat. Setelah data terkumpul maka akan tabulasi. Penelitian
ini adalah penelitian deskriptif. Responden sejumlah 55 orang perawat, yang bekerja di ruang
rawat inap rumah sakit. Penelitian ini menggunakan Teknik purpossive sampling, dengan
menggunakan kriteria inklusi dna eksklusi. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan lembar kuesioner. Kuesioner penelitian disusun oleh peneliti, yang telah diujikan
validitas dan reliabilitas. Hasil : Dari hasil pengumpulan data didapatkan data bahwa 3 (5%)
yang menerapkan komunikasi terapeutik dengan kategori baik, sebagian besar responden
menerapkan komunikasi etrapeutik dengan kategori yang cukup, yaitu sejumlah 50 (91%)
responden. Jumlah responden yang menerapkan komunikasi terapeutik dengan kategori kurang,
yaitu sebanyak 2 (4%) responden
5

PENDAHULUAN Sakit St. Elisabeth Lela.


Komunikasi adalah bagian integral Jurnal 2 :
dalam kehidupan manusia dan mencirikan Seiring dengan semakin
keberadaan manusia sebagai makhluk berkembangnya zaman, berbagai
sosial. Setiap orang pasti membangun penyakit terus mengancam kesehatan
relasi dan komunikasi dengan sesama di manusia yang muncul dari gaya hidup
sekitarnya, termasuk para medis yang manusia itu sendiri dan penularan
menangani para pasien. Komunikasi dalam bakteri. Salah satu penyakit yang perlu
dunia medis disebut komunikasi terapeutik diwaspadai adalah gastritis (Shalahuddin
yaitu suatu proses komunikasi dengan dan Rosidin, 2018). Gastritis merupakan
tujuan untuk membina hubungan perawat peradangan pada mukosa lambung yang
dan pasien guna memperoleh kesembuhan. disebabkan oleh suatu iritasi atau infeksi.
Komunikasi terapeutik merupakan Gastritis juga merupakan tanda pertama
cara komunikasi perawat yang bisa terjadinya infeksi sistemik lambung
meningkatkan kualitas kesehatan pasien. (Smeltzer & Bare, 2013).
Komunikasi teraputik ini penting untuk Berdasarkan studi pendahuluan
diterapkan selama pemberian pelayanan yang sudah dilakukan peneliti
Kesehatan. Perawat sebagai salah satu sebelumnya menunjukkan bahwa angka
tenaga kesehatan diharapkan untuk kejadian gastritis di Puskesmas Ujung
memiliki kemampuan komunikasi Karang Bengkulu Tengah dalam
terapeutik ini. beberapa tahun ini mengalami
peningkatan jumlah kasus.
Jurnal 1 : Berdasarkan kondisi di atas maka
Kemampuan berkomunikasi perawat peneliti tertarik untuk melakukan
yang baik berdampak langsung pada penelitian tentang “Hubungan
kepuasan pasien, yaitu perasaan yang timbul komunikasi terapeutik perawat dan pola
sebagai akibat dari kinerja layanan makan dengan kejadian gastritis pada
kesehatan yang diperoleh setelah pasien di Puskesmas Ujung Karang
dibandingkan dengan apa yang Bengkulu Tengah.
diharapkannya. Dan salah satu upaya
peningkatan mutu pelayanan kesehatan Jurnal 3 :
secara menyeluruh adalah komunikasi Kepuasan pasien dipengaruhi oleh
terapeutik yang baik (Machfoed, 2009). beberapa faktor, seperti kesesuaian
Berdasarkan pengalaman peneliti dan antara harapan dan kenyataan, tingkat
pengalaman beberapa keluarga yang pernah pelayanan dirumah sakit, biaya, promosi
dirawat di ruang Magdalena Rumah Sakit atau iklan yang sesuai dengan kenyataan,
St. Elisabeth Lela, beberapa perawat belum dan komunikasi terapeutik yang baik.
menerapkan komunikasi terapeutik secara Komunikasi terapeutik adalah
baik serta belum maksimal dalam melayani komunikasi yang direncanakan secara
pasien. Misalnya, jika pasien memanggil sadar, bertujuan dan kegiatannya
untuk mengganti infus yang habis, perawat dipusatkan untuk kesembuhan pasien
tidak langsung menggantinya sehingga infus (Purwanto, 1994 dalam Mundakir,
menjadi blong, informasi yang diberikan 2006). Perawat penting menggunakan
tidak jelas sehingga pasien merasa bingung komunikasi terapeutik berguna dalam
dan akibatnya pasien tidak mendapat pelaksanaan keperawatan, sehingga
pelayanan yang baik. Oleh itu peneliti coba dapat mengetahui apa yang sedang
meneliti penerapan komunikasi terapeutik dirasakan dan yang dibutuhkan oleh
para perawat di Ruang Magdalen Rumah pasien.
5

Jurnal 4 : 8-14 Juni 2018 yang berjumlah 23


Penggunaan komunikasi terapeutik orang. Instrumen yang digunakan
yang tepat dalam perawatan ODGJ ini adalah kuiesioner dengan teknik
menjadi hal yang penting karena kesehatan sampling yaitu suatu proses dalam
jiwa masih menjadi persoalan yang serius di menyeleksi porsi dari populasi yang
Indonesia. Berdasarkan data Riset ada untuk mewakili populasi (Alimul,
Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan 2007). Penelitian ini menggunakan
(Riskesdas Kemenkes) tahun 2018, incidental sampling dimana
Indonesia mempunyai prevalensi gangguan mengambil jumlah responden dari
jiwa sebesar 7% (Hasil Utama Riskesdas pasien yang di rawat saat itu di Ruang
2018). Artinya setiap 1.000 rumah tangga di Rawat Inap Rumah Sakit Santa
Indonesia terdapat tujuh rumah tangga yang Elisabeth Lela.
mempunyai anggota keluarga penderita
ODGJ, sehingga diperkirakan jumlah ODGJ Jurnal 2 :
di Indonesia sekitar 450 ribu banyaknya. Penelitian ini menggunakan
Pandemic Covid-19 saat ini tidak desain case control dengan tehnik
menghalangi Griya PMI Peduli untuk tetap pengambilan sampel menggunakan
menerima dan merawat para ODGJ. Masih random sampling, sehingga jumlah
banyak ODGJ yang masuk ke griya ini dari sampel yang digunakan pada
tahun 2020 – maret 2021. Walaupun begitu, penelitian ini adalah 70 pasien untuk
tetap tidak dapat dipungkiri kehadiran sampel kasus dan 70 pasien untuk
pandemic Covid-19 membawa perubahan sampel kontrol sehingga total sampel
atau adaptasi dari banyak hal termasuk pada penelitian ini adalah sebanyak
dalam perawatan yang biasa dilakukan 140 orang responden.
tenaga kesehatan. Hal ini dikuatkan dengan
adanya urgensi penanganan pandemic yang Jurnal 3 :
telah mampu mempengaruhi komunikasi Penelitian ini termasuk dalam
keperawatan kesehatan di tingkat klinis, penelitian kuantitatif dengan
kelembangaan, dan pemerintah (White, et rancangan penelitian koralesional
al., 2020, p. 218). menggunakan Cross sectional.
Dari uraian paparan diatas, peneliti Pendekatan cross sectional yaitu
tertarik untuk meneliti mengenai bagaimana merupakan penelitian sectional silang
tenaga kesehatan Griya PMI Peduli dengan variabel sebab atau resiko dan
Surakarta menerapakan komunikasi akibat atau kasus yang terjadi pada
terapeutik dalam merawat ODGJ di masa objek penelitian yang diukur dan
pandemic Covid-19 yang mengharuskan dikumpulkan secara simultan sesaat
adanya protocol kesehatan dan apa aja atau satu kali saja dalam satu kali
hambatan yang didapatkan selama waktu (dalam waktu yang bersamaan)
perawatan berlangsung beserta solusi (Setiadi, 2007).
mengatasinya.
Jurnal 4 :
Peneliti menggunakan desain
BAHAN DAN METODE kualiltatif. Pengambilan sampel untuk
tenaga kesehatan berdasarkan atas dua
Jurnal 1 : perimbangan khusus yakni tenaga
Dalam Metode penelitian ini adalah kesehatan yang turut terlibat dalam
kuantitatif – deskriptif yaitu penelitian merawat ODGJ dan memiliki
yang dilakukan dengan memaparkan pengalaman lebih dari 1,5 tahun
peristiwa-peristiwa penting yang terjadi bekerja di Griya PMI Peduli Surakarta.
pada masa kini, Sampel yang diambil Sementara untuk ODGJ kriterianya
adalah pasien yang dirawat sejak tanggal
5

adalah ODGJ yang lancar dalam Bengkulu Tengah sudah mampu


berkomunikasi, tidak kambuh dan menerapkan teknik komunikasi
berkondisi baik dalam satu bulan, terapeutik yang baik. Dibuktikan dengan
berkelakuan baik dan minimal sudah 1,5 Hasil penelitian didapatkan bahwa dari
tahun dirawat di griya. Metode yang 140 responden, 60,7% responden menilai
digunakan peneliti dalam pengumpulan komunikasi terapeutik yang mereka
data adalah observasi dan wawancara terima sudah baik, sedangkan 39,3%
mendalam. responden menilai bahwa komunikasi
Adapun untuk teknis analisis terapeutik yang diterima
datanya menggunakan teknik analisis dari
Miles dan Huberman yang terdiri dari tiga Jurnal 3 :
tahap yakni reduksi data, penyajian data 1. Komunikasi Terapeutik
dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan
Untuk uji validitas data menggunakan pelaksanaan komunikasi terapeutik
teknik triangulasi sumber dan triangulasi perawat ruang rawat inap di Rumah
teknik. Sakit Ulin Banjarmasin sebagian
besar adalah kurang baik sebanyak
Jurnal 5 : 24 orang (46,1%). Menurut peneliti
Pengambilan responden dengan kurangnya komunikasi terapeutik
menggunakan Teknik purposive perawat dikarenakan banyaknya
sampling, dengan menggunakan kriteria pasien perhari mencapai 60 (29.8)
inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi tidak sebanding dengan jumlah
terdiri dari dari : 1) perawat yang tidak perawat yang dinas per shift
cuti, 2) minimal telah bekerja sebagai sejumlah 14 (35.9), sehingga kinerja
perawat selama 1 tahun di ruang perawat tidak maksimal.
perawatan inap. Penelitian ini 2. Kepuasan Pasien
menggunakan lembar kuesioner untuk Hasil penelitian menunjukkan
mengumpulkan data. sebagian besar pasien merasa kurang
puas terhadap pelayanan yang
HASIL diberikan di ruang rawat inap di
Rumah Sakit Ulin Banjarmasin
Jurnal 1 : sebanyak 27 orang (51,9%%).
Dari ketiga tahap komunikasi Menurut peneliti ketidakpuasan
terapeutik perawat di Rumah Sakit Santa responden dikarenakan pelayanan
Elisabeth Lela didapatkan persentase yang keperawatan yang diberikan belum
paling besar diantara ketiga tahap tersebut memuaskan.
yaitu pada komunikasi terapeutik tahap
3. Hubungan Komunikasi Terapeutik
Interaksi/kerja (62,5%). Artinya tahap
Dengan Tingkat Kepuasan Pasien di
interaksi yang paling berpengaruh terhadap
Rumah Sakit Ulin Banjarmasin.
kepuasan pasien di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Lela. Dilihat dari kepuasan pasien Berdasarkan penelitian dari 52
berdasarkan penerapan komunikasi responden yang diteliti, hasil analisa
terapeutik di ruang rawat inap Rumah Sakit menunjukkan hahwa responden
Santa Elisabeth Lela adalah 79,47% mengatakan komunikasi terapeutik
kategori Puas. perawat kurang dengan responden
mengatakan kepuasan rendah
Jurnal 2 : sebanyak 21 responden (40,3%)
Berdasarkan hasil penelitian ini,
terlihat bahwa sebagaian besar perawat yang Jurnal 4 :
bertugas di Puskesmas Ujung Karang Hambatan yang muncul selama
5

proses komunikasi terapeutik dilakukan di Berdasarkan hasil penelitian ini


masa pandemic Covid-19 ini beragam dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
antara satu tenaga kesehatan dengan tenaga yang signifikan antara komunikasi
kesehatan lainnya. Beragam hambatan yang
terapeutik, pola makan (frekuensi makan
bermunculan ini adalah protokol jaga jarak,
penggunaan masker, hambatan psikologis dan jenis makanan yang dikonsumsi)
dan hambatan fisik gangguan dengan kejadian gastritis di Puskesmas
pendengaran.Untuk mengatasi hambatan Ujung Karang Bengkulu Tengah. Derajat
yang tersebut dan memastikan komunikasi hubungan untuk variabel komunikasi
berjalan lancar, terdapat teknik komunikasi terapeutik tergolong sedang, sedangkan
yang diterapkan oleh tenaga kesehatan. untuk pola makan tergolong lemah.
Jurnal 5 :
Jurnal 4 :
1. Sebanyak 69% responden adalah
Komunikasi terapeutik yang
perempuan. Sebagian besar responden
terjalin ini melibatkan empat fase atau
(60%) memiliki kualifikasi Pendidikan
tahapan yang seluruhnya menerapkan
perawat diploma tiga. Sebagian besar
protokol kesehatan yakni fase pra
responden memiliki rentang usia antara
interaksi, fase orientasi, fase kerja dan
21-40 tahun. Responden sebagain besar
fase terminasi.
(36%) telah bekerja sebagai perawat
selama lebih dari 14 tahun. Jurnal 5 :
2. Diketahui bahwa penerapan komunikasi Dari hasil penelitian diektahui
terapeutik perawat di ruang rawat inap jumlah perawat yang menerapkan
Sebagian besar dalam kategori cukup, komunikasi terapeutik dengan kategori
yaitu 91%. baik sejumlah 3 perawat, kategori
3. Responden yang menerapkan cukup 50 perawat, dan kategori kurang 2
komunikasi terapeutik dengan kategori perawat. Hal ini menunjukkan bahwa
baik mempunyai karakteristik penerapan komunikasi terapeutik oleh
(Sebagian besar) berjenis kelamin perawat belum maksimal.
perempuan, memiliki pendidikan
sarjana keperawatan, usia pada rentang DAFTAR PUSTAKA
51-60 tahun, dan telah bekerja selama
minimal 14 tahun. Mane, Gabriel, Dkk. 2020. Kepuasan
Pasien Terhadap Penerapan Komunikasi
Terapeutik Perawat Di Ruang Rawat
KESIMPULAN
Inap Rumah Sakit Santa Elisabeth Lela,
https://ejournal.stikstellamarismks.ac.id/i
Jurnal 1 :
ndex.php/JKFN/article/view/52, diakses
Kepuasan pasien terhadap penerapan tanggal 16 November 2022 pukul 17.40
komunikasi terpeutik oleh Perawat di ruang WIT.
rawat inap Rumah Sakit Santa Elisabeth
Lela adalah 79,47% kategori Puas. Oleh Andari, Nunik, Fatsiwi, Dkk. 2021.
sebab itu, penting bagi perawat untuk Hubungan komunikasi terapeutik dan
pola makan dengan kejadian gastritis di
meningkatkan kemampuan komunikasinya
puskesmas ujung karang bengkulu
agar dapat tercapai kepuasan pasien tengah,
http://jurnal.umb.ac.id/index.php/kepera
Jurnal 2 :
5

watan/article/view/1465, diakses tanggal 16


November 2022 pukul 17.30 WIT.

Rauf, Muhammad. 2021. Komunikasi


terapeutik perawat pada tingkat kepuasan
pasien: studi kasus di Rumah Sakit Ulin
Banjarmasin,
https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/terapu
ng/article/view/6014, diakses tanggal 16
November 2022 pukul 17.20 WIT.

Ferginia, Patricia, Dkk. 2021. Komunikasi


Terapeutik Pada Orang Dengan Gangguan
Jiwa (ODGJ),
https://www.jurnalkommas.com/docs/Jurnal
%20D0217067.pdf, diakses tanggal 16
November 2022 pukul 17.10 WIT.

Kristyaningsih, Putri. 2021 Penerapan


Komunikasi Terapeutik Perawat Di Ruang
Rawat Inap,
https://ejurnaladhkdr.com/index.php/jik/arti
cle/view/377, diakses tanggal 16 November
2022 pukul 17.00 WIT.

Anda mungkin juga menyukai