Anda di halaman 1dari 6

Analisis Jurnal dengan Metode PICO

1. Analisis Jurnal
Judul Penelitian
- Hambatan dan Strategi komunikasi efektif dalam perawatan kanker : Penelitian
Fenomenologi
- KOMUNIKASI KANKER: SUATU TELAAH SISTEMATIK Communication for
Cancer: A Systematic Review
- Pengaruh Komunikasi Hubungan Dokter-Pasien dan Aspek Pelayanan Kesehatan Pasien
Kanker Terhadap Kualitas Hidup Pasien Kanker Di Malang
Peneliti

 Minanton, Minanton
Rochmawati, Erna
 Sarwoprasodjo, Sarwititi
Harliani, Muchlisah
Seminar, Annisa Utami
 Indria, Dewi Martha
Alatas, Faradila
Sulistyowati, Erna
Indria, Dewi Martha
Alatas, Faradila
Sulistyowati, Erna

Ringkasan Jurnal
 Komunikasi terapeutik merupakan pondasi untuk mempromosikan kualitas perawatan
kanker. Hambatan berkomunikasi seperti bersikap mengabaikan, tingkat pendidikan
dan kondisi psikologis pasien kanker perlu dimanaje dengan baik dengan
mengimplementasikan tindakan seperti berikut yaitu mempersiapkan diri, mevalidasi
pemahaman pasien, dan penyampaian informasi secara terstruktur.
 Berbagai penelitian komunikasi kanker di Indonesia sudah mencakup seluruh
komponen pengendalian kanker, dari pencegahan, deteksi dini, pengobatan dan
paliatif, dengan jumlah terbesar pada komunikasi deteksi dini. Hasil penelitian ini
sudah memberikan deskripsi elemen-elemen komunikasi kanker dan hubungan
keterdedahan media komunikasi, penggunaan kombinasi media komunikasi dengan
perubahan perilaku (peningkatan pengetahuan, sikap, perasaan nyaman, pengelolaan
kecemasan). Penelitian belum cukup mendalam secara substantif dan metodologis
mengungkap tingkat dan faktor efektivitas komunikasi kesehatan menurut kerangka
Schiavo (2007).
Hasil penelitian sudah mengindikasikan bahwa komunikasi kanker efektif
(memberikan dukungan informasional ataupun dukungan psikologis) sehingga pasien
dan keluarganya dapat mengambil keputusan terkait perlakuan terhadap pasien,
namun beberapa kajian yang ada belum sistematis mengungkapkan seberapa efektif
dan apa faktor-faktor efektivitas komunikasi, karena penelitian tidak menggunakan
penelitian eksperimen dan korelasi yang ketat (rigor)
 Komunikasi dokter dan pasien kanker menunjukkan pengaruh yang tidak bermakna
terhadap kualitas hidup pasien dan ditunjukkan dengan korelasi yang lemah. Aspek
pelayanan pasien kanker menunjukkan pengaruh yang tidak bermakna terhadap
kualitas hidup pasien dan di tunjukkan dengan korelasi yang lemah.
Tujuan Penelitian
 Tujuan penelitian ini adalah untuk melaporkan hasil temuan tentang perspektif
perawat, pasien dan keluarga terkait hambatan dan strategi komunikasi dalam
perawatan kanker.
 Kajian ini bermaksud untuk menggambarkan kondisi mutakhir penelitian-penelitian
tentang komunikasi kanker sebagai acuan untuk dapat merekomendasikan penelitian
mengenai komunikasi kanker di masa datang
 Tujuan penelitian ini dapat meningkatkan kualitas hidup pasien kanker adalah
dengan menggunakan pelayanan kesehatan pada pasien kanker yaitu perawatan
paliatif
Jurnal Hambatan&management

Metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif dengan pendekatan penelitian fenomenologi
yang dilakukan di RS. PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Respoden penelitian ini adalah 16
orang (4 perawat, 7 pasien dan 5 anggota keluarga) yang dipilih melalui purposive sampling dan
dilakukan wawancara semi terstruktur. Semua hasil wawancara di transkrip dan dianalisis
menggunakan metode Collaizzi. mengidentifikasi dua tema yaitu hambatan berkomunikasi
efektif dan manajemen berkomunikasi.

Pada penelitian ini intervensi yang diberikan adalah memanajemen berkomunikasi yang
dilakukan oleh perawat, pasien dan keluarga untuk memudahkan berkomunikasi satu sama laing
supaya interaksi dan pertukaran informasi berjalan efektif. Tema ini terdiri dari mempersiapkan
diri, validasi pengetahuan pasien dan struktur penyampaian informasi dan Hambatan komunikasi
dikontruksi oleh sikap mengabaikan, tingkat pendidikan dan kondisi psikologis.

Pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan penelitian fenomenologi
dalam hambatan komunikasi dan managemen komunikasi. Intervensi yang diberikan adalah
management berkomunikasi yang dilakukan oleh perawat, pasien dan keluarga dengan
mempersiapkan diri, validasi pengetahuan pasien dan struktur penyampaian informasi dan
Hambatan komunikasi dikontruksi oleh sikap mengabaikan, tingkat pendidikan dan kondisi
psikologis.

Hasil penelitian ini mengidentifikasi dua tema yaitu hambatan berkomunikasi efektif dan
manajemen berkomunikasi. Hambatan komunikasi dikontruksi oleh sikap mengabaikan, tingkat
pendidikan dan kondisi psikologis. Manajemen berkomunikasi terdiri dari persiapan diri, validasi
pengetahuan pasien, dan struktur penyampaian informasi.

Penyampaian informasi pada pasien/keluarga sebaiknya terlebih dahulu diawali dengan


mengecek pemahaman pasien terhadap kondisi dan penyakitnya. Hal ini penting untuk
mendapatkan persepsi pasien tentang harapan dan pengetahuan terkait penyakitnya. Persepsi
pasien bervariasi mulai dengan kemoterapi itu mengerikan, dekat dengan kematian, ingin
sembuh, tidak mau dioperasi, tidak ingin minum obat sampai sudah berpasrah. Validasi persepsi
dimaksudkan untuk menemukan kekeliruan pemahaman dan informasi pasien mengenai
penyakitnya. Kesalahpaham mengenai penyakit dan pengobatan perlu dikoreksi perawat supaya
pasien memiliki pemahaman yang tepat(Abbaszadeh et al., 2014; Bumb et al., 2017; Warnock,
2014).

Outcome

Komunikasi yang efektif dianggap sebagai kunci untuk pelayanan kanker yang baik. Pertukaran
informasi, pemikiran dan perasaan antara perawatpasien harus dipahami dan sesuai dengan
kebutuhan pasien. Pemberian informasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan pasien dianggap
sebagai komunikasi yang buruk. Komunikasi yang buruk berdampak negatif terhadap status
kesehatan pasien(Prip et al., 2019; Weert et al., 2013).

Meskipun bukti menunjukkan komunikasi adalah faktor utama dalam pelayanan pasien kanker,
komunikasi diakui sebagai hal menantang dan kompleks. Kekompleksitas itu meliputi aspek
perawatan kanker yang diliputi ketidakpastian dan ketidakberdayaan; kebutuhan informasi
penderita kanker berubah seiring perjalanan penyakitnya; perawatan kanker tidak hanya terpusat
pada penderita tetapi juga keluarga terdekatnya(Chan et al., 2018; Khoshnazar et al., 2016).

Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu komunikasi terapeutik merupakan pondasi untuk
mempromosikan kualitas perawatan kanker. Hambatan berkomunikasi perlu dimanaje dengan
baik dengan mengimplementasikan tindakan untuk menjaga interaksi dan pertukaran informasi
seperti mempersiapkan diri, mevalidasi pemahaman pasien, dan penyampaian informasi secara
terstruktur.

jurnal komunikasi kanker

Metode yang digunakan untuk artikel ini adalah telaah sistematis (systematic review). Telaah
sistematis bertujuan untuk mengurangi bias hasil-hasil penelitian dengan cara mengidentifikasi,
menilai, mensintesa seluruh penelitian pada suatu topik tertentu (Uman, 2011). Telaah sistematis
meliputi komponen meta analisis menggunakan teknik statistik untuk mensintesa data dari
beberapa penelitian ke dalam suatu perkiraan kuantitatif (Petticrew and Roberts, 2006) ataupun
analisis yang lebih kualitatif.

pada penilitian ini intervensi yang digunakan komunikasi pencegahan kanker didominasi pesan
pengetahuan dengan komunikator peneliti, remaja putri, tenaga kesehatan dan kader. Penelitian-
penelitian ini membuktikan bahwa penggunaan ceramah dan leaflet mampu meningkatkan
pengetahuan responden (Martiningsih, 2013; Pondaag, Wungouw and Onibala, 2013), begitu
pula dengan metode peer group education (Ervyna, Utami and Surasta, 2015). Apabila dilihat
dari tujuannya, komunikasi pencegahan kanker bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
kesadaran mengenai penyakit kanker. Sasaran dari komunikasi pencegahan kanker adalah
masyarakat umum, bukan pasien sehingga memerlukan saluran dan format komunikasi yang
beragam dan tepat sasaran.

Pada penelitian ini menggunakan metode telaah sistem (systematic review) telaah sistematis
bertujuan untuk mengurangi bias hasil-hasil penelitian dengan cara mengidentifikasi, menilai,
mensintesa seluruh penelitian pada suatu topik tertentu (Uman, 2011). intervensi yang digunakan
komunikasi pencegahan kanker didominasi pesan pengetahuan dengan komunikator peneliti,
remaja putri, tenaga kesehatan dan kader. Penelitian-penelitian ini membuktikan bahwa
penggunaan ceramah dan leaflet mampu meningkatkan pengetahuan responden (Martiningsih,
2013; Pondaag, Wungouw and Onibala, 2013),

Serupa dengan komunikasi pengobatan, komunikasi perawatan paliatif didominasi oleh pesan
dukungan psikologis, pengelolaan kecemasan, dan peningkatan kualitas hidup (Gambar 5).
Penyampaian pesan ini dapat dilakukan oleh keluarga pasien, suami pasien, LSM, dan juga
peneliti. Komunikator keluarga pasien (Susilawati and Misgiyanto, 2014; Aziza, 2016) dan
suami pasien (Rosanti, 2016; Nurhidayati and Rahayu, 2018),

Outcome
Hasil telaah sistematis menunjukkan bahwa setiap komponen memiliki karakteristik komunikasi
yang khas. Dari sisi pesan, banyak penelitian yang tidak menjelaskan bagaimana pengemasan
pesan sengaja disusun agar sesuai dengan sasaran. Misalnya, pesan yang disusun untuk
menjelaskan pengetahuan deteksi dini dan pencegahan kanker kepada remaja putri, kader
kesehatan, ataupun suami akan sangat berbeda, bahkan untuk remaja putri di perkotaan dan di
pedesaan juga perlu dibedakan kemasan pesannya. Saluran yang digunakan sudah beragam dari
interpersonal, kelompok, maupun media massa untuk mencapai sasaran yang luas, namun pada
komunikasi pencegahan kanker hasil telaah menunjukkan belum ada penelitian yang fokus pada
saluran media massa. Format komunikasi yang membantu dalam pengemasan pesan
pengetahuan, baik untuk deteksi dini dan pencegahan kanker, sudah sangat bervariasi namun
belum dapat disimpulkan metode mana yang paling efektif.

Anda mungkin juga menyukai