Anda di halaman 1dari 3

Nama : Fariansyah Mulky Drajat

Kelas : 1 G
Tugas Komunikasi Dasar Keperawatan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES KOMUNIKASI,


ADAPTASI DAN CULTURE SHOCKMAHASISWA LUAR DAERAH
Oleh :Loura
Syafira1Qoni’ah Nur Wijayanti, S.Ikom., M.Ikom2Program Studi Ilmu Komunikasi –
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu BudayaUniversitas Trunojoyo MaduraAlamat: JL. Raya
Telang, Kec Kamal, Kab. Bangkalan, Jawa Timur (69162)Korespondensi
Penulis: lourasyafira19@gmail.com

Seiring dengan perkembangan zaman, mobilitas sudah semakin pesat, individu


berpindah tempat dan juga berpergian dari satu tempat ke tempat yang lain dengan
berbagai macam alasan seperti bekerja, berwisata ataupun untuk menempuh
pendidikan. Ketika individu memutuskan untuk berpindah tempat, mereka harus
beradaptasidengan budaya dan lingkungan yang baru . Adaptasi juga disebut sebagai
proses jangka panjang untuk melakukan penyesuaian sampai akhirnya merasa
nyaman di lingkungan yang baru. Budaya juga dapat mempengaruhi cara atau
perilaku seseorang dalam berkomunikasi.Perbedaan budaya sering kali dapat
menjadikan komunikasi tidak efektif. Ini terjadi karena perbedaan dalam perilaku
komunikasi yang pada akhirnya sering menimbulkan perbedaan persepsi. Kemudian
culture shock juga dapat terjadi ketika individu berada dilingkungan yang baru,
culture shock adalah suatu permasalahan yang melibatkan perasaan, pola fikir serta
tingkah laku pada saat menghadapi perbedaan terhadap budaya di lingkungan baru.
Banyak sekali faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses komunikasi, adaptasi
dan juga culture shock yang akan dialami oleh mahasiswa luar daerah yang sedang
merantau untuk tujuan menempuh pendidikan, hal ini menyebabkan mahasiswa
harus bisa menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan budaya ataupun kebiasaan di
lingkungan yang baru agar merasa lebih nyaman dan memudahkan proses
komunikasi agar berjalan dengan lancar meskipun berasal dari berbagai macam latar
belakang yang berbeda.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENERAPAN


KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DI RSUD DR. SOERATNO
GEMOLONG
Tunjung Sri Yulianti1 , Fitria Purnamawati 2
¹Akademi Keperawatan Panti Kosala Surakarta
²RSUD Dr. Soeratno Gemolong
¹tejeyulianti@gmail.com, ²fpurnamawati@gmail.com

Komplain pasien terhadap pelayanan petugas kesehatan semakin meningkat. Salah


satunya menyangkut komunikasi perawat yang kurang sesuai sehingga menimbulkan
ketidakjelasan atau kesalahpahaman. Perawat adalah orang yang seharusnya
memahami masalah pasien secara komprehensif. Oleh karena itu komunikasi
terapeutik merupakan alat yang ampuh dan keterampilan yang penting yang dapat
berkontribusi besar dalam meningkatkan pelayanan kepada pasien. Namun dalam
pelaksanaannya banyak hal yang mempengaruhi penerapan komunikasi terapeutik.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan
penerapan komunikasi terapeutik perawat di RSUD Dr. Soeratno Gemolong. Subyek
penelitian : perawat RSUD Dr. Soeratno Gemolong. Metode : analitik dengan desain
korelasi. Uji statistik dengan Kendall’s Tau. Hasil Penelitian menunjukkan tidak
terdapat hubungan jenis kelamin dengan penerapan komunikasi terapeutik perawat
p = 0.416, tidak terdapat hubungan tingkat pengetahuan dengan penerapan
komunikasi terapeutik perawat p = 0.925 dan terdapat hubungan persepsi dengan
penerapan komunikasi terapeutik perawat. p = 0.014. Jenis kelamin dan tingkat
pengetahuan tidak berhubungan dengan penerapan komunikasi terapeutik
sedangkan persepsi berhubungan dengan penerapan komunikasi terapeutik.

Mengungkap Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Kesehatan


Interpersonal

Berbicara dengan teman, keluarga, atau teman sebaya tentang masalah kesehatan,
antara lain, dapat meningkatkan pengetahuan tentang norma-norma sosial dan
perasaan efikasi diri dalam menerapkan gaya hidup yang lebih sehat. Kita sering
melihat komunikasi kesehatan interpersonal sebagai faktor mediasi penting dalam
dampak kampanye kesehatan terhadap perilaku kesehatan. Namun, sejauh ini belum
ada penelitian yang dilakukan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi apakah
dan bagaimana masyarakat membicarakan masalah kesehatan tanpa terlebih dahulu
terpapar pada kampanye kesehatan. Dalam studi eksplorasi ini, kami mewawancarai
12 peserta tentang perilaku komunikasi mereka mengenai enam tema kesehatan
yang berbeda, seperti merokok dan berolahraga. Hasilnya menunjukkan bahwa
setidaknya ada empat jenis komunikasi kesehatan interpersonal yang dapat
dibedakan, masing-masing dipengaruhi oleh faktor yang berbeda, seperti lawan
bicara dan tujuan percakapan. Penelitian di masa depan harus mempertimbangkan
keragaman komunikasi kesehatan antarpribadi ini, dan fokus pada perancangan
kampanye kesehatan yang bertujuan untuk memicu dialog dalam populasi target.

KOMUNIKASI KESEHATAN (Komunikasi Antara Dokter Dan Pasien)


Arianto
Dosen Tetap Ilmu Komunikasi Fisip Universitas Tadulako-Palu

Komunikasi kesehatan antara dokter dan pasien adalah proses komunikasi yang
melibatkan pesan kesehatan, unsur-unsur atau peserta komunikasi. Komunikasi yang
dibangun dengan baik antara dokter dan pasien merupakan salah satu kunci
keberhasilan dokter dalam memberikan upaya pelayanan medis. Sebaliknya,
ketidakberhasilan dokter terhadap masalah medis jika dikomunikasikan dengan baik
tidak akan menimbulkan perselisihan. Komunikasi dokter dan pasien sebagai bentuk
perilaku yang terjadi dalam berkomunikasi yaitu bagaimana pelaku (dokter dan
pasien) mengelolah dan mentransformasikan dan pertukaran suatu pesan. Dalam
proses pertukaran pesan komunikasi antara dokter dan pasien merupakan salah satu
faktor penentu keberhasilan proses komunikasi itu sendiri. Kemampuan seorang
dokter untuk memiliki keterampilanberkomunikasi dengan baik terhadap pasiennya
untuk mencapai sejumlah tujuan yang berbeda.Ada 3 (tiga) tujuan yang berbeda
komunikasi antara dokter dan pasien, yaitu : (1) menciptakan hubungan
interpersonal yang baik (creating a good interpersonal relationship), (2) pertukaran
informasi (exchange of information), dan (3) pengambilan keputusan medis (medical
decision making).

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI PADA


SAAT HANDOVER DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Andi Maya Kesrianti , Noer Bahry noor, Alimin Maidin
Bagian MARS, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin

Komunikasi adalah bagian dari strategi koordinasi yang berlaku dalam pengaturan
pelayanan di rumah sakit khususnya pada unit keperawatan. Komunikasi terhadap
berbagai informasi mengenai perkembangan pasien antar profesi kesehatan di
rumah sakit merupakan komponen yang fundamental dalam perawatan pasien
(Suhriana, 2012). Komunikasi yang efektif dalam lingkungan perawatan kesehatan
membutuhkan pengetahuan,keterampilan dan empati. Ini mencakup mengetahui
kapan harus berbicara, apa yang harus dikatakan dan bagaimana mengatakannya
serta memiliki kepercayaan diri dan kemampuan untuk memeriksa bahwa pesan
telah diterima dengan benar. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi komunikasi,
diantaranya menurut Amirah (2013), adalah persepsi, nilai, emosi, latar belakang,
peran, pengetahuan dan hubungan. Selanjutnya, Yudianto (2005), menyatakan
bahwa beberapa faktor yang mempunyai hubungan dengan komunikasi saat
perawat melaksanakan handover lah karakteristik jenis kelamin, pengetahuan, sikap,
ketersediaan protap, pimpinan ada dan teman sejawat. Keterampilan komunikasi
perlu dipelajari, dipraktekkan dan disempurnakan oleh semua perawat sehingga
mereka dapat berkomunikasi dengan jelas, singkat dan tepat dalam lingkungan yang
serba cepat dan menegangkan meskipun digunakan setiap hari dalam situasi klinis
(Fitria, 2013).

Anda mungkin juga menyukai