ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2020/2021
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Komunikasi merupakan hal terpenting dalam kehidupan. Komunikasi dibuat untuk
menyebarluaskan pesan kepada publik, mempengaruhi khalayak dan menggambarkan
kebudayaan pada masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan berinteraksi yang bersifat
antarpribadi, dipenuhi melalui kegiatan komunikasi interpersonal atau antarpribadi.
Sedangkan kebutuhan untuk berkomunikasi secara publik dengan orang banyak, dipenuhi
melalui aktivitas komunikasi massa.
komunikasi adalah suatu proses pengiriman pesan berupa lambang atau simbol yang
memiliki arti dari komunikator kepada komunikan dengan tujuan tertentu. Proses komunikasi
merupakan hal terpenting dalam komunikasi. Proses tersebut dapat menghasilkan dampak
atau efek positif dan negatif. Seorang komunikator dapat dikatakan sebagai komunikator
yang baik apabila komunikan dapat mengerti tentang informasi atau pesan yang disampaikan
komunikator dan memberikan feedback yang sesuai dengan harapan si komunikator. Proses
komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif, yaitu komunikasi yang
sesuai dengan tujuannya. Namun tidak semua proses komunikasi berjalan sesuai yang
diharapkan. Ada banyak faktor yang mempengaruhi komunikasi, jika dilihat dari unsur-unsur
komunikasi yang meliputi komunikator, pesan, dan komunikan.
Agar dapat berkomunikasi efektif dengan seseorang, perawat harus mengerti pengaruh
perkembangan usia baik dari sisi bahasa maupun proses berpikir orang tersebut. Cara
berkomunikasi anak usia remaja berbeda dengan anak usia balita. Jika berkomunikasi dengan
remaja, mungkin kita harus sedikit banyak mempelajari bahasa “gaul” sehingga remaja akan
merasa kita dapat mengerti mereka dan komunikasi dapat berjalan lancar.
B. Persepsi
Persepsi ini sendiri merupakan pandangan pribadi seseorang mengenai suatu kejadian
atau peristiwa. Persepsi dibentuk oleh pengharapan atau pengalaman. Perbedaan persepsi
dapat mengakibatkan terhambatnya komunikasi.
C. Nilai
Nilai merupakan standar yang mempengaruhi perilaku sehingga penting bagi perawat
untuk menyadari nilai seseorang. Perawat perlu berusaha untuk mengetahui dan
mengklarifikasi nilai sehingga dapat membuat keputusan dan interaksi yang tepat dengan
klien. Dalam hubungan profesional, perawat tidak diharapkan untuk terpengaruh akan nilai
pribadinya.
D. Latar belakang sosial budaya
Bahasa dan gaya komunikasi akan sangat dipengaruhi oleh faktor budaya. Budaya
juga akan membatasi cara bertindak dan berkomunikasi. Apalagi di Indonesia sendiri terdiri
dari beragam bahasa, gaya berkomunikasi, dan kebudayaan.
E. Emosi
Emosi merupakan perasaan subjektif terhadap suatu kejadian. Emosi seperti marah,
senang, atau sedih dapat mempengaruhi perawat dalam berkomunikasi dengan klien. Perawat
perlu mengkaji emosi klien dengan tepat. Selain itu, perawat juga perlu mengevaluasi emosi
yang ada pada dirinya agar dalam melakukan asuhan keperawatan tidak terpengaruh oleh
emosi bawah sadarrnya.
F. Jenis kelamin
Setiap jenis kelamin mempunyai gaya komunikasi yang berbeda. Tanned (1990)
menyebutkan bahwa wanita dan laki-laki mempunyai pebedaan gaya komunikasi. Dari usia
tiga tahun, wanita bermain dengan teman baiknya atau dalam grup kecil menggunakan
bahasa untuk mencari kejelasan dan meminimalkan perbedaan, serta membangun dan
mendukung keintiman. Laki-laki di lain pihak dalam grup yang lebih besai, dan jika ingin
berteman mereka melakukannya dengan bermain.
G. Pengetahuan
Gaya komunikasi sesuai dengan peran dan hubungan antarorang yang berkomunikasi.
Cara komunikasi seorang perawat dengan koleganya dibandingkan dengan cara perawat
berkomunikasi dengan kliennya akan berbeda, tergantung perannya. Demikian juga dengan
orangtua dan anaknya.
I. Lingkungan
Lingkungan interaksi juga akan berpengaruh pada komunikasi yang efektif. Suasana
yang bising dan tidaka adanya privasi akan menimbulkan kerancuan, ketegangan, dan
ketidaknyamanan. Begitu pula dengan lingkungan fisik. Tingkah laku manusia berbeda dari
satu tempat dengan tempat yang lainnya. Misalnya komunikasi antara karyawan dengan
sesamanya akan berbeda dengan komunikasi dengan atasannya. Lingkungan sosial, tingkah
laku, dan cara berkomunikasi akan mempengaruhi suasan sosial. Misalnya, seseorang yang
berpenampilan lembut namun mengeluarkan perkataan kasar karena cara bergaulnya.
J. Jarak
Jarak tertentu akan memberikan kita rasa nyaman, aman dan terkontrol. Hal ini juga
yang akan dialami oleh klien pada saat pertama kali berinteraksi dengan perawat. Untuk itu,
bidan perlu memperhitungkan jarak yang tepat pada saat melakukan hubungan dengan klien
pertama kalinya.
K. Citra diri