Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Komunikasi pada dasarnya adalah suatu proses untuk menyampaikan (ide, pesan,
gagasan) dari satu pihak ke pihak lain agar saling mempengaruhi di antara keduanya,
komunikasi dapat dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua pihak.
Komunikasi dapat di katakan terdiri dari suatu rangkaian yang saling berhubungan dengan
tujuan akhir yang mempengarui perilaku, sikap dan kepercayaan. Kegagalan dalan
berkomunikasi sering timbul karena hambatan dalam proses komunikasi. Dalam proses
komunikasi antar komunitas, maka fungsi komunikasi yang dilakukan antara dua komunitas
yang berbeda itu merupakan jembatan atas perbedaan di antara mereka. Fungsi menjembatani
itu dapat terkontrol melalui pesan-pesan yang mereka pertukarkan, keduanya saling
menjelaskan perbedaan tafsir atas sebuah pesan sehingga menghasilkan makna yang sama
(Alo Liliweri, 2003:42).

Dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan dengan lancar
dan berhasil dan begitu pula sebaliknya, kurang atau tidak adanya komunikasi organisasi
dapat macet atau tidak berjalan secara efektif. Komunikasi yang efektif adalah penting bagi
semua organisasi. Oleh karena itu, seorang pemimpin dalam suatu oganisasi perlu memahami
dan meningkatkan kemampuan komunikasinya. Karena komunitas underground memang
lekat dengan citra keras dan tidak mau tahu dengan keadaan sekitar. Dengan demikian
komukasi efektif sangat penting pada setiap tingkat di dalam setiap organisasi dan berfungsi
untuk mencapai sasaran secara efektif. Dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi
dapat berjalan lancar dan berhasil dan begitu pula sebaliknya, kurangnya atau tidak adanya
komunikasi dalam organisasi maupun komunitas dapat macet atau tidak berjalan organisasi
tersebut.

Cara seseorang membangun reaksi terhadap aspek organisasi menciptakan suatu iklim
komunikasi. Iklim komunikasi merupakan keadaan karakteristik yang terjadi dilingkungan
kerja yang dianggap mempengaruhi perilaku orang yang dalam organisasi tersebut. Iklim

1
komunikasi juga merupakan gabungan dari persepsi-persepsi suatu evaluasi secara makro
mengenai peristiwa komunikasi perilaku seseorang, harapan-harapan, konflik-konflik antar
personal dan kesempatan bagi pertumbuhan organisasi. Hal tersebut berlaku pada jenis
organisasi semacam apapun, termasuk komunitas yang juga merupakan lembaga baik formal
maupun non-formal sebagai wadah berkumpulnya individu-individu dengan kepentingan
tujuan yang sama selayaknya organisasi. Proses tak terhindarkan sebagai ciri dari komunikasi
ini pulalah yang terjadi dalam organisasi dan antar komunitas underground.

Proses komunikasi serta terciptanya iklim komunikasi organisasi yang baik memegang
peranan yang sangat penting dalam suatu komunitas. Proses-proses interaksi yang terlibat
dalam perkembangan iklim komunikasi organisasi juga memberi andil pada beberapa
pengaruh penting dalam restrukturisasi, reorganisasi, dan dalam menghidupkan kembali
unsur-unsur dasar organisasi. lklim komunikasi yang kuat dan positif seringkali
menghasilkan praktik-praktik pengelolaan dan pedoman organisasi yang lebih mendukung.

Dalam berkomunikasi banyak sekali hal-hal yang menghambat dalam melakukan


komunikasi, baik secara fisik maupun psikis. Oleh karena itu kita harus mengetahui
bagaimana cara komunikasi yang baik dalam keadaan apapun. Dalam makalah ini, kami
akan membahas tentang hambatan dalam berkomunikasi, serta beberapa cara berkomunikasi
melalui keterbatasan yang menghambat kita secara langsung dalam berkomunikasi.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja faktor – faktor yang behubungan dengan komunikasi ?

2. Apa saja hambatan dalam proses komunikasi ?

3. Bagaimana upaya mengatasi hambatan dalam proses komunikasi ?

2
C. Tujuan

1. Mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan komunikasi

2. Mengetahui hambatan dalam proses komunikasi

3. Mengetahui upaya mengatasi hambatan dalam proses komunikasi

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Faktor-Faktor Dalam Komunikasi

Faktor-faktor yang berhubungan dengan proses komunikasi

1. Faktor sumber pesan :

a.bahasa yang digunakan

b. faktor tekhnis adalah cara kita memperoleh informasi dari berbagai sumber. contoh:
internet, birokrasi.

c. ketersediaan dan keterjangkauan sumber adalah memanfaatkan fasilitas yang ada. misal:
surat kabar, televisi, internet dan buku

2. Faktor komunikator :

a. penampilan dan sikap

b. penguasaan masalah

c. penguasaan bahasa

d. kesempatan adalah adanya waktu dan tempat serta suasana psikologis yang
memungkinkan terlaksananya komunikasi secara dinamis. e. saluran. Yang dimaksud
adalah alat indera sebagai komunikator dalam mendapatkan dan menyampaikan pesan.
misal : pasien tuna rungu, kita menggunakan bahasa isyarat.

3. Faktor pesan

a. teknik penyampaian pesan yang digunakan yaitu faktor bahasa dan faktor tekhnis

b. bentuk pesan disampaikan dapat bersifat informatif, persuasif dan koersif (memaksa
dengan menggunakan sanksi-sanksi, misal: perintah, instruksi)

c. pesan sesuai kebutuhan

d. jelas

4
e. simple adalah isi pesan tidak terlalu banyak dan berbelit-belit.

4. Faktor media adalah memanfaatkan panca indera kita

5. Faktor umpan balik adalah apabila kita berbicara, kemudian lawan bicara kita merespon
berarti dengan menerima informasi kita dengan baik.

6.Faktor komunikan

a. Penampilan dan sikap adalah kita sebagai komunikator akan merasa senang bila si
komunikan bersikap terbuka.

b. Pengetahuan

c. Saluran Panca indera

7. Faktor efek adalah hasil akhir apakah komunikasi itu berhasil atau tidak

Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi dalam pelayanan keperawatan


1. Persepsi

Persepsi adalah cara seseorang menyerap tentang sesuatu yang terjadi di sekelilingnya,dan
dipengaruhi oleh faktor personal dan situasional. Nilai adalah keyakinan yang dianut
seseorang dipengaruhi oleh pikiran dan tingkah lakunya

1. Emosi

Emosi adalah subjektif seseorang dalam merasakan situasi yang terjadi di sekelilingnya
dan dipengaruhi oleh bagaimana kemampuan atau seseorang dalam berhubungan dengan
orang lain. Latar belakang sosial budaya faktor ini memang sedikit pengaruhnya. Tetapi
paling tidak ini menjadi pegangan bagi perawat dalam tutur kata, dan bersikap.

2. Perkembangan
Perkembangan manusia mempengaruhi bentuk komunikasi dalam dua aspek, yaitu tingkat
perkembangan tubuh mempengaruhi kemampuan untuk menggunakan teknik komunikasi
tertentu dan untuk mempersepsikan pesan yang disampaikan. Agar dapat berkomunikasi
efektif seorang perawat harus mengerti pengaruh perkembangan usia baik dari sisi
bahasa, maupun proses berpikir orang tersebut. Adalah sangat berbeda cara
berkomunikasi anak usia remaja dengan anak usia balita.

5
3. Peran dan Hubungan

Pengetahuan Peran dan hubungan dalam komunikasi akan sangat baik bila mengenal
dengan siapa ia berbicara Kondisi lingkungan adalah berkaitan dengan lingkungan sosial
tempat. Komunikasi berlangsung dan dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial. misal:
ruangan ramai, penyampaian kita kurang jelas, penggunaan bahasa kita berbeda antara
pasien yang usianya muda dan lanjut.

4. Gender

Laki-laki dan perempuan menunjukan gaya komunikasi yang berbeda dan memiliki
interpretasi yang berbeda terhadap suatu percakapan. Tannen (1990) menyatakan bahwa
kaum perempuan menggunakan teknik komunikasi untuk mencari konfirmasi,
meminimalkan perbedaan, dan meningkatkan keintiman, sementara kaum laki-laki lebih
menunjukan indepedensi dan status dalam kelompoknya.

5. Nilai

Nilai adalah standar yang mempengaruhi perilaku sehingga penting bagi perawat untuk
menyadari nilai seseorang. Perawat perlu berusaha mengklarifikasi nilai sehingga dapat
membuat keputusan dan interaksi yang tepat dengan klien. Dalam hubungan
profesionalnya diharapkan perawat tidak terpengaruh oleh nilai pribadinya.

6. Latar Belakang Sosial Budaya

Bahasa dan gaya komunikasi akan sangat dipengaruhi oleh faktor budaya. Budaya juga
akan membatasi cara bertindak dan komunikasi.

7. Lingkungan

Lingkungan interaksi akan mempengaruhi komunikasi efektif. Suasana yang bising, tidak
ada privacy yang tepat akan menimbulkan kerancuan, ketegangan dan ketidaknyamanan.
Untuk itu perawat perlu menyiapkan lingkungan yang tepat dan nyaman sebelum
memulai interaksi dengan pasien. Menurut Ann Mariner (1986) lingkungan adalah
seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia dan pengaruhinya perkembangan dan
perilaku orang atau kelompok.

6
8. Jarak

Jarak dapat mempengaruhi komunikasi. Jarak tertentu menyediakan rasa aman dan
kontrol. Untuk itu perawat perlu memperhitungkan jarak yang tetap pada saat melakukan
hubungan dengan klien.

9. Masa Bekerja

Masa bekerja merupakan waktu dimana seseorang mulai bekerja di tempat kerja. Makin
lama seseorang bekerja semakin banyak pengalaman yang dimilikinya sehingga akan
semakin baik komunikasinya (Kariyoso, 1994).

10. Pengetahuan

Tingkat pengetahuan akan mempengaruhi komunikasi yang dilakukan. Seseorang dengan


tingkat pengetahuan rendah akan sulit merespon pertanyaan yang mengandung bahasa
verbal dengan tingkat pengetahuan yang lebih tinggi. Hal tersebut berlaku juga dalam
penerapan komunikasi terapeutik di rumah sakit. Hubungan terapeutik akan terjalin
dengan baik jika didukung oleh pengetahuan perawat tentang komunikasi terapeutik baik
tujuan, manfaat dan proses yang akan dilakukan. Perawat juga perlu mengetahui tingkat
pengetahuan klien sehingga perawat dapat berinteraksi dengan baik dan akhirnya dapat
memberikan asuhan keperawatan yang tepat pada klien secara profesional

B. Hambatan Komunikasi

Tidaklah mudah untuk melakukan komunikasi secara efektif. Bahkan bebrapa ahli
komunikasi menyatakan bahwa tidak mungkinlah seseorang melakukan komunikasi yang
sebenar-benarnya efektif. Ada banyak hambatan yang dapat merusak komunikasi. Berikut ini
adalah beberapa hal yang merupakan hambatan komunikasi yang harus menjadi perhatian
bagi komunikator jika ingin komunikasinya sukses (Effendy, 2003 : 45).

1. Hambatan Psikologis
Hambatan dalam komunikasi yang termasuk dalam komunikasi jenis ini ialah
Gangguan, kepentingan (interest), prasangka (prejudice), stereotip (stereotype), dan motivasi
(motivation). Disebut sebagai hambatan psikologis karena hambatan-hambatan tersebut
merupakan unsur-unsur dari kegiatan psikis manusia.

7
a. Gangguan

Ada dua jenis gangguan terhadap jalannya komunikasi yang menurut sifatnya
dapat diklasifikasikan sebagai gangguan mekanik dan gangguan semantik. Gangguan
mekanik adalah gangguan yang disebabkan saluran komunikasi atau kegaduhan yang
bersifat fisik. Sebagai contoh ialah gangguan suara ganda (interfensi) pada pesawat,
radio, gambar meliuk-meliuk atau berubah-ubah pada layar televisi, huruf tidak jelas,
jalur huruf yang hilang atau terbalik atau halaman yang sobek pada surat kabar.
Sedangkan gangguan sematik adalah jenis gangguan yang bersangkutan dengan pesan
komunikasi yang pengertiannya menjadi rusak. Gangguan sematik ini tersaring ke
dalam pesan melalui penggunaan bahasa. Lebih anyak kekacauan mengenai pengertian
suatu istilah atau konsep yang terdapat pada komunikator, maka akan leih banyak
gangguan sematik dalam pesannya. Gangguan semantic terjadi dalam sebuah
kepentingan.

b. Kepentingan

Interest atau kepentingan akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi atau
menghayati pesan. Orang akan hanya memperhatikan perangsang yang ada
hubungannya dengan kepentingan. Kepentingan bukan hanya mempengaruhi perhatian
kita saja tetapi juga menentukan daya tanggap. Perasaan, pikiran dan tingkah laku kita
akan merupakan sikap reaktif terhadap segala perangsang yang tidak bersesuai atau
bertentangan dengan suatu kepentingan (Effendy, 2003 : 47).

c. Prasangka
Prejudice atau prasangka merupakan salah satu rintangan atau hambatan terberat
bagi suatu kegiatan komunikasi oleh karena orang yang mempunyai prasangka belum
apa-apa sudah bersikap curiga dan menentang komunikator yang hendak melancarkan
komunikasi. Dalam prasangka, emosi memaksa kita untuk menarik kesimpulan atas
dasar syakwasangka tanpa menggunakan pikiran yang rasional. Prasangka bukan saja
dapat terjadi terhadap suatu ras, seperti sering kita dengar, melainkan juga terhadap
agama, pendirian politik, pendek kata suatu perangsang dalam pengalaman pernah
memberi kesan yang tidak enak.

8
d. Stereotip

Prasangka sosial bergandengan dengan stereotip yang merupakan gambaran atau


tanggapan tertentu mengenai sifat-sifat dan watak pribadi orang atau golongan lain yang
bercorak negatif. Stereotip mengenai orang lain atau itu sudah terbentuk pada orang yang
berprasangka, meski sesungguhnya orang yang berprasangka itu belum bergaul dengan
orang yang diprasangkainya.

e. Motivasi terpendam

Motivation atau motivasi akan mendorong seseorang berbuat sesuatu yang sesuai
benar dengan keinginannya, kebutuhan dan kekurangannya. Keinginan, kebutuhan dan
kekurangan seseorang berbeda dengan orang lain, dari waktu ke waktu dan dari tempat
ke tempat, sehingga karena motivasinya itu berbeda intensitasnya. Semakin sesuai
komunikasi dengan motivasi seseorang semakin besar kemungkinan komunikasi itu
dapat diterima dengan baik oleh pihak yang bersangkutan. Sebaliknya, komunikan akan
mengabaikan suatu komunikasi yang tidak sesuai dengan motivasinya.

2. Hambatan Kultural atau Budaya


Komunikasi yang kita lakukan dengan orang yang memiliki kebudayaan dan latar
belakang yang berbeda mengandung arti bahwa kita harus memahami perbedaan dalam hal
nilai-nilai, kepercayaan, dan sikap yang dipegang oleh orang lain. Hambatan kultural atau
budaya mencakup bahasa, kepercayan dan keyakinan. Hambatan bahasa terjadi ketika orang
yang berkomunikasi tidak menggunakan bahasa yang sama, atau tidak memiliki tingkat
kemampuan berbahasa yang sama. Hambatan juga dapat terjadi ketika kita menggunakan
tingkat berbahasa yang tidak sesuai atau ketika kita menggunakan jargon atau bahasa “slang”
atau “prokem” atau “alay” yang tidak dipahami oleh satu atau lebih orang yang diajak
berkomunikasi.
Hal lain yang turut memberikan kontribusi terjadinya hambatan bahasa adalah situasi
dimana percakapan terjadi dan bidang pengalaman ataupun kerangka referensi yang dimiliki
oleh peserta komunikasi mengenai hal yang menjadi topik pembicaraan.

9
3. Hambatan lingkungan

Tidak semua hambatan komunikasi disebabkan oleh manusia sebagai peserta


komunikasi. Terdapat beberapa faktor lingkungan yang turut mempengaruhi proses
komunikasi yang efektif. Pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat mengalami
rintangan yang dipicu oleh faktor lingkungan yaitu latar belakang fisik atau situasi dimana
komunikasi terjadi. Hambatan lingkungan ini mencakup tingkat aktifitas, tingkat
kenyamanan, gangguan, serta waktu

C. Upaya Mengatasi Hambatan Komunikasi

Komunikasi yang efektif tergantung pada kualitas dari proses komunikasi baik pada
tingkat individu maupun pada tingkat organisasi. Komunikasi yang efektif terjadi apabila
perilaku komunikan (sasaran) sebagai reaksi dari kehendak pesan sesuai yang diinginkan oleh
komunikator. Banyaknya hambatan dari proses penyampaian atau penerimaan pesan akan
menimbulkan perilaku yang tidak diinginkan oleh kehendak pesan artinya komunikasi tidak
efektif. Oleh karena itu, bila komunikasi efektif harus berusaha mengatasi hambatan dalam
berkomunikasi.

Memperbaiki komunikasi dalam organisasi berkaitan dengan melakukan proses yang akurat
mulai dari penyandian, penyampaian pesan, penguraian, dan umpan balik pada tingkat
organisasi, mencuiptakan dan memonitor saluran komunikasi yang tepat. Adapun beberapa
cara dalam mengatasi masalah komunikasi diantaranya:

a. Meningkatkan umpan balik, kesalahpahaman dapat dikurangi apabila proses


umpan balik dapat dilakukan dengan baik. Mekanisme umpan balik dalam
organisasi sama pentingnya dengan komunikasi antar pribadi.

b. Empati, pada dasarnya merupakan komunikasi yang dilakukan beroreantasi pada


penerima, komunikator harus menempatkan diri sebagai penerima sehingga proses
penyandian, penggunaan bahasa, disesuaikan dengan kondisi penerima.

c. Pengulangan, hal ini dapat membantu pendengaran atau penerima untuk


menginterpretasikan pesan yang tidak jelas atau sulit untuk dapat memahami pada
saat pertama kali didengar.

10
d. Menggunakan bahasa yang sederhana agar penerima pesan dapat memahami isi
pesan yang disampaikan.

e. Penentuan waktu yang efektif, agar pesan yang disampaikan tersusun dengan baik
ringkas dan mudah dipahami.

f. Mendengarkan secara selektif, komunikasi adalah masalah memahami dan


dipahami. Untuk mendorong seseorang mengemukakan keinginannya,
perasaannya, dan emosinya adalah mendengarkan secara seksama.
g. Mengatur arus informasi, maksudnya komunikasi diatur mutunya, jumlahnya dan
cara penyampaiannya dimana informasi yang disampaikan harus sitematis,
ringkas, dan memiliki bobot tingkat kepentingan yang cukup

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hambatan dalam berkomunikasi dapat terjadi kepada siapapun, dan memiliki


beberapa jenis yaitu, hambatan gangguan, kepentingan , motivasi terpendam dan prasangka.
Yang pada masing masing memiliki faktor yang menyebabkan terjadinya hambatan tersebut.
Masing-masing hambatan memiliki cara penyelesaian masing-masing dengan
mengetahui faktor penyebab dari hambatan tersebut. Oleh karena itu, kita sebagai mahasiswa
harus bisa melakukan komunikasi yang baik. Baik itu dalam segala aspek atau segala keadaan
tidak hanya pada antar pribadi. Yang berarti hambatan komunikasi merupakan hal yang perlu
diperhatikan setiap orang.
Hambatan dapat diartikan sebagai halangan atau rintangan yang dialami (Badudu-
Zain, 1994:489), Dalam konteks komunikasi dikenal pula gangguan (mekanik maupun
semantik), Gangguan ini masih termasuk ke dalam hambatan komunikasi (Effendy, 1993:45),
Efektivitas komunikasi salah satunya akan sangat tergantung kepada seberapa besar
hambatan komunikasi yang terjadi.
Didalam setiap kegiatan komunikasi, sudah dapat dipastikan akan menghadapai
berbagai hambatan. Hambatan dalam kegiatan komunikasi yang manapun tentu akan
mempengaruhi efektivitas proses komunikasi tersebut. Karena pada pada komunikasi massa
jenis hambatannya relatif lebih kompleks sejalan dengan kompleksitas komponen komunikasi
massa. Dan perlu diketahui juga, bahwa komunikan harus bersifat heterogen.
Oleh karena itu, komunikator perlu memahami setiap hambatan komunikasi, agar ia
dapat mengantisipasi hambatan tersebut.

B. SARAN

Untuk melakukan suatu komunikasi yang verbal,hendak nya kita perlu memperhatikan
bagaimana jalan komunikasi yang akan kita lalui atau hambatan hambatan yang ada.jadi
seorang komunikator harus paham betul terhadap hambatan hambatan tersebut untuk menuju
komunikasi yang sukses.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Onong, Uchjana. 1993. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi.Bandung:PT. Citra


Aditya Bakti, hal.30
2. Komala, Lukiati. 2009. Ilmu Komunikasi: Perspektif, Proses, dan Konteks.Bandung:
Widya Padjadjaran, hal.7
3. Ibid., Hal.28
4. Effendi, Onong Uchjana. 1993. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi.
Bandung:PT. Citra Aditya Bakti, hal.55
5. Ardianto, Elvinaro, dan Komala, Lukiati. 2005. Komunikasi Massa., Bandung
Simbiosa Rekatama media
6. Vivian, John,1991. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Kencana Predana Media
Group, Edisi Delapan

13

Anda mungkin juga menyukai