NPM : 1406599292
Data Publikasi :
Pendahuluan
Demi mencapai tujuan peningkatan kualitas tersebut, maka seorang petugas medis
harus memiliki kemampuan komunikasi interpersonal yang mempuni, baik secara verbal
maupun non verbal. Hal ini tentu harus disesuaikan dengan beberapa faktor budaya yang
melatarbelakangi pasien tersebut Seorang petugas medis harus mampu menata komunikasi
interpersonal sehingga seorang pasien bisa merasa nyaman, aman dan tenang, baik dalam
kondisi baik maupun kondisi buruk.
Isi
Secara umum komunikasi kesehatan dapat dibedakan menjadi dua bentuk yaitu :
1. Komunikasi Verbal
Komunikasi secara verbal memerlukan fungsi fisiologis dan mekanisme kognitif yang
akan menghasikan bicara (Nurjannah I, 2001). Mekanisme kognitif ini diperlukan untuk
menerima dan menginterpretasikan pesan komunikasi verbal, yang dalam bentuk kata.
Setiap kata melambangkan sebuah simbol yang memiliki sebuah arti. Terdapat beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam komunikasi verbal yaitu, jelas dan ringkas,
perbendaharaan kata, arti denotatif dan konotatif, selaan dan kesempatan bicara, waktu
relevansi, dan humor
2. Komunikasi Nonverbal
Selain kepada pasien, komunikasi interpersonal yang baik juga harus diterapkan
petugas medis kepada keluarga pasien. Komunikasi yang diharapkan adalah komunikasi
yang efektif yakni komunikasi yang bersifat dua arah, diawali dengan perencanaan dan
pemikiran yang tepat sehingga tidak terjadi ketidakpastian informasi. Komunikasi yang
dilakukan juga harus flexible, yang disesuaikan dengan kondis keluarga pasien
Hal yang tidak kalah penting dalam komunikasi interpersonal dalam pelayanan
kesehatan adalah empati. Empati diartikan sebagai sikap memahami kondisi yang dialami
pasien, mulai dari sakitnya hingga pemikiran-pemikiran lain diluar itu. dengan berempati,
maka petugas medis akan bisa menempatkan diri dalam posisi yang tepat ketika
berkomunikasi dengan pasien.
Terdapat beberapa teknik komunikasi yang perlu diperhatikan oleh seorang petugas
medis/konselor agar komunikasi interpersonal dapat berlangsung dengan baik, yaitu,
mendengarkan dengan penuh perhatian, menunjukkan penerimaan, menanyakan
pertanyaan yang berkaitan dengan pertanyaan terbuka, mengulang ucapan pasien dengan
menggunakan kata-kata sendiri, klarifikasi, memfokuskan, menyampaikan hasil observasi,
menawarkan informasi, diam, meringkas, memberikan penguatan, menawarkan diri,
memeberi kesempatan kepada pasien untuk memulai pembicaraan, menganjurkan untuk
meneruskan pembicaraan, menempatkan kejadian secara teratur, menganjurkan pasien
untuk menguraikan persepsinya dan melakukan refleksi.
Terdapat lima hal yang harus diperhatikan dalam penyampaian berita buruk :
Sebisa mungkin informasikan kondisi pasien kepada sesama rekan kolega yang
memang dianggap boleh tahu dan tidak akan membocorkan informasi tersebut (jika bersifat
privat). Hal ini dapat menyebar rasa simpati dan menjadi jalan diskusi sesama rekan kolega.
Kesimpulan
Dalam tahapan konseling, seorang konselor harus memiliki personal selling yang
baik. Personal seling tersebut akan mempengaruhi keyakinan, perilaku, dan sikap pasien.
Keberhasilan komunikasi konselor dapat dilihat dari perubahan sikap pasien yang menjadi
patuh akan saran – saran yang diberikan kepadanya.
Breaking Bad News juga membutuhkan teknik komunikasi yang baik. Terdapat lima
hal yang harus diperhatikan yaitu, Persiapan penyampai berita, persiapan fisik, berbicara
kepada pasien dan merepon kekhawatirannya, mengatur follow up dan speed back.
Komunikasi interpersonal yang baik dan efektif diharapkan dapat meningkatkan
pelayanan kesehatan yang dilakukan kepada pasien serta dapat meningkatkan
perkembangan kesehatan pasien