Anda di halaman 1dari 14

KOMUNIKASI TERAPIUTIK PADA ORANG DEWASA

DISUSUN OLEH KELOMPOK VI :


Arsanti Muhammad
Lisa Nuryana
Mirna B.Taher
Novita Ningsih
Zulfikar Noho

Kelas : KEPERAWATAN B SEMESTER ( I )


Latar Belakang

Dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluaga,


atau komunitas, perawat sangat memerlukan keterampilan dan
tanggung jawab atas tindakan yang dilakukannya dalam praktik
keperawatan, dimana inti dari tangung jawab tersebut adalah berarti
keadaan yang dapat dipercaya dan dipercaya

Komunikasi merupakan suatu proses pembentukan, penyampaian,


pennerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi didalam diri seorang
dan atau diantara dua atau lebih dengan tujuan tertentu. Komunikasi
terapeutik merupakan komunikasi yang dilakukan atau diranang untuk
terapi. Seorang perawat dapat membantu klien mengatasi masalah
yang dihadapinya melalui terapi komunikasi
KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN
DEWASA
Dari segi psikologis, Orang dewasa dalam situasi
komunikasi mempunyai sikap-sikap tertentu yaitu :
1. Komunikasi adalah sutu pengetahuan yang
diinginkan oleh orang dewasa itu sendiri, maka
orang dewasa tidak diajari tetapi dimotivasikan untuk
mencari pengetahuan yang lebih muktahir.
2. Komunikasi adalah suatu proses emosional dan
intelektual sekaligus, manusia punya perasaan dan
pikiran.
3. Komunikasi adalah hasil kerjasama antara
manusia yang saling memberi dan menerima, akan
belajar banyak, karena pertukaran pengalaman,
saling mengungkapkan reaksi dan tanggapannya
mengenai suatu masalah.
Komunikasi pada dewasa awal mengalami
puncaknya pada kematangan fisik, mental
dan kemampuan social mencapai optimal.
Peran dan tanggung jawab serta tuntutan
social telah membentuk orang dewasa.
melakukan komunikasi dengan orang lain,
baik pada setting professional ketika mereka
bekerja atau pada saat mereka berada di
lingkungan keluarga dan masyarakat umum.
TUJUAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Tujuan Umum
Dalam komunikasi terapeutik ini Effendy (2002) berpendapat bahwa
komunikasi terapeutik bertujuan untuk :
a. Realisasii diri, maksudnya yaitu melalui komunikasi terapeutik
diharapkan terjadi perubahan pada diri klien.
b. Kemmpuan membina hubungan interpersonal yang tidak superfisial dan
saling bergantung dengan orang orang lain. Melalui komunikasi terapeutik ,
klien diharapkan mau menerima dan diterima oleh orang lain.
c. Peningkatan fungsi dan untuk meuaskan kebutuhan serta mencapai
kebutuhan yang realistis. Terkadang klien mendapatkan ideal diri atau tujuan
yang terlalu tinggi tanpa mengukur kemampuannya.
d. Rasa identitas personal yang jelas dan peningkatan integritas diri
identitas personal disini termasuk status, peran, jenis dan jenis kelamin.
e. Membantu pasien untuk memperjelas da mengurangi beban perasaan
dan pikiran serta dapat mengambil tindkan untuk mengubah situasi yang ada
bila pasien percaya pada hal yang diperlukan
f. Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang
efektif dan mempertahankan kekuatan egonya.
g. Mempengaruhi orag lain, lingkunan fisik dn dirinya sendiri.
Tujuan Khusus

Komunikasi terapeutik dilakukan oleh


tenaga medis kepada pasien untuk
membantu permasalahan yang dihadapi
pasien. Oleh karena itu tenaga medis
harus menguasai kecerdasan linguisti agar
pasien merasa nyaman terhadap apa yang
dilakukan oleh tenaga medis
MANFAAT KOMUNIKASI TRAUPETIK PADA
ORANG DEWASA

• Manfaat komunikasi terapeutik ( christina,


ddk. 2003) adalah :
• 1. Mendorong dan menganjurkan kerja
sama antarperawat dengan pasien melalui
hubungan perawat dan klien.
• 2. Mengidentifikasi, mengungkapkan
perasaan, dan mengkaji masalah serta
mengevaluasi tindakan yang dilakukan oleh
perawat.
SYARAT-SYARAT KOMUNIKASI TERAPEOTIK

Syarat-syarat Komunikasi Terapeutik Stuart dan


Sundeen (dalam Christina, dkk 2003)
mengatakan ada 2 persyaratan dasar untuk
komunikasi terapeutik efektif : 1. Semua
komunikasi harus ditujukan untuk menjaga
harga diri pemberi maupun penerima pesan. 2.
Komunikasi yang diciptakan saling pengertian
harus dilakukan terlebih dahulu sebelum
memberikan sarana, informasi maupun
masukan.
BENTUK KOMUNIKASI TERAUPETIK

1. Komunikasi verbal
• Komunikasi verbal mempunyai karakteristik jelas dan ringkas. Pembendaharaan kata
mudah dimengerti, mempunyai arti denotatif dan konotatif, intonasi mempengaruhi isi
pesan, kecepatan bicara yang memiliki tempo dan jeda yang tepat.
• a. Jelas dan ringkas Komunikasi berlangsung efektif, sederhana, pendek dan langsung.
Makin sedikit kata-kata yang digunakan, makin kecil terjadi kerancuan. Ulang bagian
yang penting dari pesan yang disampaikan. Penerima pesan perlu mengetahui apa,
mengapa, bagaimana, kapan, siapa, dan di mana. Ringkas dengan menggunakan kata-
kata yang mengekspresikan ide secara sederhana.
• b. Pembendaharaan Kata Penggunaan kata-kata yang mudah dimengerti oleh pasien.
Komunikasi tidak akan berhasil jika pengirim pesan tidak mampu menerjemahkan kata
dan ucapan.
• c. Arti denotatif dan konotatif Perawat harus mampu memilih kata-kata yang tidak
banyak disalahtafsirkan, terutama sangat penting ketika menjelaskan tujuan terapi,
terapi dan kondisi klien. Arti denotatif memberikan pengertian yang sama terhadap
kata yang digunakan, sedangkan ati konotatif merupakan perasaan, pikiran, atau ide
yang terdapat dalam suatu kata.
• d. Intonasi Nada suara pembicaraan mempunyai dampak yang besar terhadap arti
pesan yang dikirimkan karena emosi seseorang dapat secara langsung mempengaruhi
nada suaranya.
2. Komunikasi non Verbal

Komunikasi non verbal berdampak yang lebih besar dari pada komunikasi
verbal. Stuart dan Sundeen dalam suryani, (2006) meengatakan bahwa
sekitar 7 % pemahaman dapat ditimbulkan karena kata-kata, sekitar 30%
karena bahasa paralinguistik dan 55% karena bahasa tubuh. Komunikasi non
verbal dapat disampaikan melalui beberapa cara yaitu :
a. Penampilan fisik Penampilan fisik perawat mempengaruhi persepsi klien
terhadap pelayanan keperawatanyang diterima. Adapun contohnya adalah
cara berpakaian, dan berhias menunjukan kepribadiannya.
b. Sikap Tubuh dan Cara Berjalan Perawat dapat menyimpulkan informasi
yang bermanfaat dengan mengamati sikap tubuh dan langkah klien.langkah
dapat dipengaruhi olehfaktor fisik, seperti rasa sakit, obat dan fraktur
c. Ekpresi wajah Hasil penelitian menunjukan enam keadaan emosi utama
yang tampak melalui ekspresi wajah, terkejut, takut,marah, jijik bahagia dan
sedih. Ekspresi wajah sering digunakan sebagai dasar peenting dalam
menentukan pendapat interpersonal..
d. Sentuhan Kasih sayang, dukungan emosional, dan perhatian diberikan
melalui sentuhan. Sentuhan merupakan bagian penting dalam hubungan
perawat-klien, namun harus memperhatikan norma sosial
MODEL MODEL KOMUNIKASI TERAUPETIK

Model konsep komunikasi yang tepat untuk setiap pasien


dewasa
a. Orang dewasa memiliki pengetahuan, sikap dan
keterampilan yang menetap dalam dirinya yang sukar
untuk dirubah dalam waktu singkat sehingga perlu model
komunikasi yang tepat agar tujuan dapat tercapai.
b. Model konsep komunikasi yang sesuai untuk klien
dewasa adalah model interaksi king dan model
komunikasi kesehatan yang menekankan hubungan
relationship yang saling member dan menerima serta
adanya feedback untuk mengevaluasi apakah imformasi
yang disampaikan sesuai dengan yang ingin dicapai
– Model lnteraksi King
– Model Komunikasi Kesehatan
– Model Shanon & Weaver
– Model Komunikasi Leary
– Model lnteraksi King
– Model Komunikasi Kesehatan
Kesimpulan

Komunikasi terapeutik pada pasien dewasa adalah komunikasi yang dilakukan antara
perawat dan pasien (dewasa) yang direncanakan secara sadar. Bertujuan untuk
mendukung kesembuhan pasien. Komunikasi terapeutik juga berguna untuk
membangun kerjasama antara perawat dan pasien sehingga mendukung suksesnya
proses tindakan keperawatan. Komunikasi kepada pasien penting dilakukan untuk
memberikan pengertian kepada pasien agar pasien tidak salah paham terhadap
tindakan yang dilakukan oleh perawat dan juga dapat mengurangi beban perasaan
dan pikiran, mengurangi keraguan dan menimbulkan rasa nyamanan.

Faktor yang dapat mempengaruhi dalam melakukan komunikasi terapeutik


diantaranya sikap, waktu, tempat dan situasi. Sebagai contoh jika seseorang
mengucapkan kata “sayang” tapi dengan kepala menunduk dan dengan nada yang
datar maka itu diartikan sebagai ungkapan penyesalan. Seseorang meludah didepan
orang dapat diartikan sebagai ungkapan rasa benci atau tidak suka terhadap orang itu
dan persepsi itu muncul walaupun si pelaku tidak bermaksud seperti itu. Faktor yang
dapat menghambat suksenya suatu komunikasi terapeutik diantaranya, pemahaman
yang beda, salah penafsiran, kepentingan yang berbeda, mengalihkan pembicaraan,
terlalu banyak bicara, memperlihatkan sikap jemu, bosan dan pesimis.

Anda mungkin juga menyukai