Anda di halaman 1dari 28

1

SISTEM SENSORIS
DAN PENGECAPAN
2
TELINGA
3
Telinga luar

Aurikel

Meatus
akustikus
eksternal
4
Telinga tengah

Maleus

Inkus

Stapes
5
Telinga dalam

Labiring tulang
• Rongga di dalam tulang
temporal

Labirin bermembran
• Berisi endolimfe &
terletak di dalam labirin
tulang
6
Fisiologi Pendengaran
7
Fisiologi Keseimbangan

 Kanalis semi-sirkularis & vestibula (utrikel &


sakula) berhubungan dengan
keseimbangan.
 Perubahan posisi apa pun pada kepala
menyebabkan gerakan di perilimfe &
endolimfe, yg membelokkan sel rambut &
menstimulasi reseptor sensorik di utrikel,
sakula, & ampula.
 Impuls saraf yg dihasilkan, dihantarkan o/
saraf vestibularis, bekerja sama dengan
saraf koklear u/ membentuk saraf
vestibulokoklear cabang vestibular
melalui nukleus vestibular terlebih dahulu,
kemudian ke serebelum
8

 Serebelum juga menerima impuls saraf


dari mata & proprioseptor (reseptor
sensori) di otot rangka & sendi.
 Impuls dari 3 sumber ini berkoordinasi &
impuls saraf eferen dihantar ke
serebrum & ke otot rangka.
 Hal ini menyebabkan kesadaran posisi
tubuh, yg mempertahankan posisi
tegak lurus, & menjaga mata pada titik
yg sama, bebas dari gerakan kepala
9
MATA
10
Lapisan luar (fibrosa)

Sklera

Kornea
11
Lapisan tengah (vaskular / traktus
uveal)

Koroid

Badan siliaris

Iris
12
13
Lensa

 badan bikonveks sirkular yg sangat


elastis, yg berada di belakang iris
 terdiri atas serat yg dibungkus di dalam
kapsul & melekat pada badan siliaris o/
ligamen suspensori
 Ketebalannya dikendalikan o/ otot siliaris
melalui ligamen suspensorik.
 Saat otot siliaris berkontraksi, otot
bergerak ke depan, melepaskan
tarikannya pada lensa, & lensa
meningkatkan ketebalannya.
 Semakin dekat dengan objek yg
dipandang, semakin tebal lensa u/
memungkinkan pemfokusan
14
Retina

 lapisan terdalam dinding mata


 memiliki struktur yang sangat
halus & beradaptasi baik
terhadap stimulasi sinar cahaya.
 terdiri atas beberapa lapisan
badan sel saraf & aksonnya, yg
berada pada lapisan sel
epitelium berpigmen yg
melekatkan retina pada koroid.
 Lapisan yg peka cahaya terdiri
atas sel reseptor sensori, y/
batang & kerucut
15
16
Interior mata

 Bagian anterior mata, yakni


ruang di antara kornea &
lensa, dibagi menjadi bilik
anterior & posterior o/ iris.
 Kedua bilik mengandung
suatu cairan aqueous bening
yang disekresikan ke bilik
posterior o/ kelenjar siliaris.
 Cairan ini beredar di depan
lensa, melalui pupil ke bilik
anterior & kembali ke sirkulasi
vena melalui sinus vena
sklera (kanal Schlemm)
disudut antara iris & kornea
17

 Cairan ini terus diproduksi &


dialirkan, tetapi tekanan
intraokular tetap konstan
antara 1,3 & 2,6 kPa (10-20
mmHg).
 Peningkatan pada tekanan
ini menyebabkan glaukoma.
 Cairan aqueous membawa
nutrien & menyingkirkan zat
sisa dari struktur bening di
depan mata yang tidak
memiliki suplai darah, y/
kornea, lensa, & kapsul lensa
18
Saraf Optik
19
Fisiologi Penglihatan

 Saat sinar cahaya melintas dari


satu media kepadatan ke media
dengan kepadatan berbeda, sinar
ini dibelokkan, misalnya di mata,
lensa bikonveks (dwicembung)
membelokkan & menfokuskan sinar
cahaya.
 Prinsip ini digunakan u/
memfokuskan cahaya di retina.
 Sebelum mencapai retina, sinar
cahaya berhasil melewati
konjungtiva, kornea, cairan
aqueous, & badan vitreus.
 Semua subtansi ini lebih padat
daripada udara & kecuali lensa,
subtansi ini memiliki daya pembias
yang konstan, serupa dengan air
20
Ukuran Pupil

 Ukuran pupil memengaruhi akomodasi dengan


mengendalikan jumlah cahaya yg masuk ke
mata.
 Pada cahaya yg terang, pupil berkonstriksi.
 Pada cahaya yg redup, pupil berdilatasi
 Jika pupil berdilatasi pada cahaya yg terang,
terlalu banyak cahaya yg masuk ke mata &
akan merusak retina yg peka terhadap
cahaya.
 Pada cahaya redup, jika pupil berkonstriksi,
cahaya yg tidak cukup masuk ke mata u/
mengaktifkan pigmen fotosintesis di sel batang
& kerucut yang menstimulasi ujung saraf retina
21
Fungsi Retina

 Bagian mata yang


fotosensitif (peka cahaya)
 Sel saraf peka cahaya : sel
batang & kerucut.
 Sinar cahaya menyebabkan
perubahan kimiawi dalam
pigmen peka cahaya di sel
ini & perubahan ini
menyebabkan bangkitnya
impuls saraf yg dikonduksi ke
lobus oksipital melalui saraf
optik
22
Otot Ekstra-okular Mata
23
24
Organ Aksesoris Mata

Alis mata

Kelopak Aparatus
mata lakrimalis

Tepi kelopak
Konjungtiva
mata
25
PENCIUMAN (Saraf Olfaktorius)

 Saraf ini :: saraf sensorik penciuman.


 Saraf ini berasal dari ujung saraf olfaktorius
khusus (kemoreseptor) di membran
mukosa atap rongga nasal yg berada di
atas konka nasal superior.
 Pada tiap sisi septum nasal, serat saraf
melalui lamina kribriformis tulang etmoid
ke bulbus olfaktorius di mana saraf ini
saling berhubungan dengan bersinaps.
 Dari bulbus, berkas serat saraf membentuk
traktus olfaktorius, yg melewati area
olfaktorius di lobus temporal pada tiap
hemisfer, di mana impuls diinterpretasikan
& bau dipersepsikan
26
PENGECAPAN

 Indera pengecapan atau gustasi


berhubungan erat dengan
indera penciuman & seperti
penciuman, juga melibatkan
stimulasi kemoreseptor o/ zat
kimia yang terlarut
 Kuncup pengecapan (papila)
berisi reseptor sensorik
(kemoreseptor) yg ditemukan
pada papila lidah & tersebar luas
di epitel lidah, palatum molle,
faring, & epiglotis. Kuncup
pengecapan terdiri atas ujung
saraf sensorik kecil dari
glosofaringeal, fasial, & vagus (N.
VII, IX, & X).
27

 Sebagian sel memiliki mikrovili


yang seperti rambut pada
tepi bebasnya.
 Impuls saraf dibangkitkan &
dikonduksi di sepanjang saraf
glosofariengeal, fasial, &
vagus sebelum bersinaps di
medula serta talamus.
 Saraf-saraf ini bermuara di
area pengecapan di lobus
parietal di mana
pengecapan dipersepsikan
28

Terimakasih
atas
perhatiannya

Anda mungkin juga menyukai