Anda di halaman 1dari 3

NAMA : ZULFIKAR NOHO

NIM : 19144010100
KELAS : KEPERAWATAN II B
1. Asidosis respiratorik
Asidosis respiratorik juga akan meningkatkan kadar asam di dalam
tubuh, namun dengan mekanisme yang berbeda. Kondisi ini
disebabkan oleh gangguan pada sistem pernapasan yang
meningkatkan kadar karbon dioksida di dalam darah.
Berikut ini adalah beberapa gangguan pada sistem pernapasan
yang dapat memicu asidosis respiratorik:
 Gangguan pada saluran pernapasan, seperti asma dan PPOK
(penyakit paru obstruksi kronis)
 Gangguan pada jaringan paru, seperti fibrosis pulmoner
 Gangguan pada tulang dada yang bisa mempengaruhi
pernapasan, seperti skoliosis dan kifosis
 Gangguan pada sistem saraf yang mempengaruhi proses
pernapasan, seperti myasthenia gravis, GBS (Guillain-Barre
Syndrome), dan ALS (amyotrophic lateral sclerosis)
 Penggunaan obat-obatan yang yang dapat mempengaruhi
sistem pernapasan, seperti penggunaan opioid atau kombinasi
obat golongan benzodiazepine dengan alkohol
 Kondisi lain yang bisa mempengaruhi pernapasan, seperti
obesitas dan sleep apnea
2. Asidosis metabolik
Asidosis metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan yang
ditandai dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah. Bila
peningkatan kesamaan melampaui sistem penyangga pH, darah
akan benar-benar menjadi asam. Seiring dengan menurunnya pH
darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat sebagai
usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah
dengan menurunkan jumlah karbon dioksida. Pada akhirnya, ginjal
juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara
mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih.
Tetapi kedua mekanisme tersebut bisa terlampaui jika tubuh terus-
menerus menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi
asidosis berat dan berakhir dengan keadaan koma.
3. Alkalosis Respiratorik
Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi
basa karena pernafasan yang cepat dan dalam, sehingga
menyebabkan kadar karbondioksida dalam darah menjadi
rendah.Pernafasan yang cepat dan dalam disebut hiperventilasi,
yang menyebabkan terlalu banyaknya jumlah karbondioksida yang
dikeluarkan dari aliran darah. Alkalosis respiratorik dapat membuat
penderita merasa cemas dan dapat menyebabkan rasa gatal
disekitar bibir dan wajah. Jika keadaannya makin memburuk, bisa
terjadi kejang otot dan penurunan kesadaran.
4. Alkalosis Metabolik
Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam
keadaan basa karena tingginya kadar bikarbonat.7 Alkalosis
metabolik terjadi jika tubuh kehilangan terlalu banyak asam.
Sebagai contoh adalah kehilangan sejumlah asam lambung selama
periode muntah yang berkepanjangan atau bila asam lambung
disedot dengan selang lambung. Pada kasus yang jarang, alkalosis
metabolik terjadi pada seseorang yang mengkonsumsi terlalu
banyak basa dari bahan-bahan seperti soda bikarbonat. Selain itu,
alkalosis metabolik dapat terjadi bila kehilangan natrium atau
kalium dalam jumlah yang banyak mempengaruhi kemampuan
ginjal dalam mengendalikan keseimbangan asam basa darah.
Penyebab utama akalosis metabolic :
 Penggunaan diuretik (tiazid, furosemid, asam etakrinat)
 Kehilangan asam karena muntah atau pengosongan lambung
 Kelenjar adrenal yang terlalu aktif (sindroma Cushing atau
akibat penggunaan kortikosteroid).

5. Ginjal menjaga keseimbangan PH darah, dengan cara mengatur


berapa banyak HCO3- (bicarbonate) yang disekresikan atau
diserap kembali. Penyerapan dari HCO3- (bicarbonate) ini, akan
seimbang dengan sekresi terhadap ion H+ (hydrogen). Perubahan
yang terjadi terhadap penyeimbangan asam-basa didarah oleh
ginjal ini, akan berlangsung dalam hitungan jam hingga beberapa
hari. Penurunan terhadap volume cairan ditubuh seperti dehidrasi
akan meningkatkan penyerapan HCO3- (bicarbonate) didarah oleh
ginjal, sementara peningkatan hormon”Parathyroid” sebagai respon
terhadap kenaikan asam didarah akan menurunkan penyerapan
HCO3- (bicarbonate).
Peningkatan tekanan parsial CO2 (PCO2) diparu-paru akan
memicu penyerapan HCO3- (bicarbonate) oleh ginjal, sementara
penurunan level Cl- (Klorida) seperti akibat dehidrasi, akan
meningkatkan penyerapan Na+ (natrium) dan produksi HCO3-
(bicarbonate) di ginjal.
Semua unsur asam didarah akan aktif disekresikan diginjal
bersama dengan HPO4 (phosphate), Creatine (kreatin), Uric Acid
(asam urat), dan ammonia (urea) untuk dibuang melalui urin.
Sistem kompensator Ammonia (Urea) memiliki peran yang sangat
penting di ginjal. Karena unsur kompensator kimiawi lain diatas,
selalu disekresikan dengan konsentrasi yang tetap dan dapat
berkurang akibat konsentrasi kadar asam didarah, sedangkan ginjal
dapat meregulasi produksi ammonia (urea) sebagai respon
terhadap perubahan konsentrasi asam didarah. PH darah di arteri
adalah penentu utama dari sekresi unsur asam diginjal, namun
kadar K+ (potassium), Cl- (klorida), dan level hormon aldosterone
juga dapat mempengaruhi pengaturan sekresi diginjal ini.

Anda mungkin juga menyukai