Pengertian
Northouse : Komunikasi terapiutik adalah kemampuan atau ketrampilan perawat untuk membantu klien
beradaptasi terhadap stres, mengatasi gangguan psikologis, dan belajar bagaimana berhu
bungan dengan orang lain.
Stuart G.W : Komunikasi Terapiutik merupakan hubungan interpersonal antara perawat dengan klien,
dalam hubungan ini, perawat dan klien memperoleh pengalaman belajar bersama dalam
rangka memperbaiki pengalaman emosional klien.
Abdul Muhith : Komunikasi Terapiutik merupakan hubungan perawat dengan klien yang dirancang untuk
memfasilitasi tujuan theraphy dalam pencapaian tingkat kesembuhan yang optimal dan
efektif. Harapannya dengan adanya kegiatan komunikasi terapiutik, lama hari rawat klien
menjadi lebih pendek dan dipersingkat.
Terjadinya Komunikasi Terapiutk, apabila didahului dengan hubungan saling percaya antara
perawat dengan klien.
Dalam kontek Pelayanan keperawatan, klien harus percaya bahwa perawat mampu memberi-
memberikan pelayanan keperawatan dalam mengatasi keluhannya. Perawat harus benar
benar dipercaya,dan diandalkan atas kemampuan yang dimiliki dari aspek kapasitas dan
kapabilitasnya.
Perawat harus mampu memberikan jaminan atas kualitas pelayanan keperawatan, aga kliem
tidak ragu, cemas, pesimis dalam menjalani proses pelayanan keperawatan.
TUJUAN KOMUNIKASI TERAPIUTIK
3. Warmth (kehangatan). Merupakan kesan verbal dan non verbal yang ditunjukan
oleh seseorang dalam memberikan dukungan sosial pada orang yang sedang
berduka atau kehilangan, untuk mempertahankan dan menguatkan pertahanan
egonya.
KARAAKTERISTIK PERAWAT YANG MEMFASILITSI TUMBUHNYA
HUBUNGAN TERAPIUTIK. ( SURYANI 2006)
1. Kejujuran : Seorang perawat yang baik adalah yang selalu berkata jujur pada
kliennya.Sikap yang tidak jujur dari perawat bisa menyebabkan klien menarik
diri, merasa dibohongi, membenci perawat atau juga bisa berpura pura patuh.
Sebagai contoh: perawat harus menerangkan dengan jujur tentang
perkembangan penyakitnya, prosedur pemeriksaan sebelum dilakukan tindakan.
terhadap klien . Sikap yang negatif terhadap klien seperti meremehkan, berbicara
sambil melakukan tindakan lain atau menilai sikap klien dapaat merusak hubungan
terapiutik perawat-klien. Rusaknya hubungan terapiutik bisa menghambat tujuan
yang ingin dicapai.
8. Tidak Mudah Terpengaruh Oleh Masa lalu klien ataupun dari perawat
sendiri. Seseorang yang selalu menyesali tentang apa yang telah terjadi pada
masa lalu tidak akan mampu berbuat yang terbaik dihari ini. Seorang perawat harus
mampu membimbing klien untuk melupakan kejadian yang menyakitkan dimasa lalu
dan menguatkan nya agar dalam menghadapi masalah yang dihadapi saat ini.
TERIMA KASIH
TEKNIK KOMUNIKASI TERAPIUTIK
1. Mendengarkan dengan penuh Perhatian.
a. Berusaha mendengarkan klien menyampaikan pesan no-verbal bahwa
perawat perhatian terhadap kebutuhan dan masalah klien.
b. Mendengarkan dengan penuh perhatian, merupakan upaya untuk mengerti
seluruh pesan verbal dan non-verbal yang sedang dikomunikasikan.
c. Ketrampilan mendengarkan penuh perhatian adalah dengan pandang klien
ketika sedang bicara.
d. Pertahankan kontak yangmemancarkan keinginan untuk mendengarkan.
e. Sikap tubuh yang menunjukan perhatian dengan tidak menyilangkan kaki atau
tangan.
f. Hindarkan gerakan yang tidak perlu
g. Anggukan kepala jika klien membicarakan hal penting atau memerlukan
umpan balik.
h. Condongkan tubuh kearah lawan bicara, bila perlu duduk atau minimal sejajar
dengan klien.
i. Meninggalkan emosi dan perasaan perasaan kita dengan cara menyisihkan
perhatian,ketakutan atau masalah yang sedang kita hadapi.
j. Mendengarkan dan memperhatikan intonasi kata yang diucapkan untuk menggambarkan
sesuatu yang berlebihan.
k. Memerhatikan dan mendengarkan apa yang tidak terucap oleh klien yang
menggambarkan sesuatu yang sulit dan menyakitkan klien.
2. Menunjukan penerimaan.
Penerimaan adalah mendukung dan menerima informasi dengan tingkah laku yang
menunjukan ketertarikan dan tidak menilai.
Semua perilaku dan keluhan yang disampaikan oleh klien, merupakan masukan yang
berharga bagi perawat, walaupun kadang apa yang disampaikan tidak sesuai dengan
penyakit yang diderita atau tanda dan gejala masalah yang dihadapi klien. Perawat tdk perlu
menampakan penolakan atau keraguan terhadap apa yang disampaikan klien. Semua ide dan
perasaan ditampung, selanjutnya perlu verifikasi dan validasi.Sehingga didapati kesimpulan
dalam menegakan diagnosis keperawatan. Unsur yang harus dihindari adalah ; mengubah
pikiran klien,menilai, berdebat apalagi mengkritik. Sikap Perawat yang menunjukan
penerimaan adalah : Mendengarkan tanpa memutuskan pembicaraan, Membeirikan umpan
baik,Menghindarkan debat, mengespresikan keraguan, Menghindar kan mengubah pikiran
klien.
3. Menanyakan Dengan Pertanyaan Terbkuka
9. Diam
2. Komunikasi Sosial
a) Terjadi setiap hari antar orang perorang baik dalam pergaulan
maupun lingkungan kerja
b) Komunikasi bersifat dangkal karena tidak mempunyai tujuan
c) Lebih banyak terjadi dalam pekerjaan, aktifitas social dll
d) Dapat direncanakan tapi dapat juga tidak direncanakan
Faktor Faktor Penghambat Dalam Proses Komunikasi
Terapeutik
Suryani (2005) bahwa terdapat lima jenis hambatan dalam komunikasi terapeutik, yaitu:
1. Resisten
Upaya klien untuk tetap tidak menyadari atau mengakui penyebab kecemasan dalam
dirinya dalam rangka melawan atau menyangkal ungkapan perasaan . Beberapa Resisten
menurut Stuart G.W.(1998) :
Supresi : Klien mencoba untuk menekan perasaannya terhadap masalah yang
dihadapi . Hal ini bisa terjadi karena klien belum pecaya perawat.
Pesiminis terhadap masa datang.
Adanya hambatan intelaktual yang dapat diidentifikasi dari ucapan atau perilaku “
Pikiran saya kosong” saya tidak tau harus bagaimana. Klien pelupa, diam seribu
bahasa,mengantuk terus,tidak perhatian.
Berperilaku tidak wajar ; Membuang makanan didepan perawat Dll.
Menolak untuk berubah
Berbicara hakl hal yang bersifat dangkal.
2. Transferens
Merupakan respon tak sadar berupa perasaan atau perilaku terhadap perawat yang
sebetulnya berawal dan berhubungan dengan orang tertentu yang bermakna baginya pada
waktu dia masih kecil. Trasnferens bisa membuat klien sangaat bergantung pada perawat,
atau bisa juga membuat klien sangat benci pada perawat.
3. Kontertransferens.
Biasanya timbul dalam bentuk respons emosional. Hambatan terapeutik ini berasal
darai perawat yang dibangkitkan atau dipancing oleh sikap klien. Menurut Thomas
M.D (1991) Perawat harus menganalisis diri jika beberapa hal berikut terjadi pada saat
merawat klien : Benci dan Marah berlebihan, Tidak mampu berempati ,Cemas dan
merasa bersalah yang muncul berulang ulang, Berdebat dengan klien atau memaksa
klien sebelum klien siap.
5. Pemberian Hadiah.
Pemberian hadiah terhadap perawat tidak dibenarkan ,bila hadiah tersebut dikaitkan
dengan upaya pelayanan keperawatan.
MEMAHAMI DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN
DALAM KOMUNIKASI TERAPIUTIK
MENGETAHUI DIRI SENDIRI MELALUI KESADARAN DIRI
Sebelum menilai orang lain, akan lebih baik jika kita menengok diri kita
sendiri, seperti apa diri kita ?, baik sebagai perawat maupun sebagai diri
sendiri.
Sebelum berhubungan dengan orang lain, perawat perlu analis diri sendiri,
sehingga bisa beradaptasi dengan lingkungan.
Komponen Fisik: Memandang diri kita dari aspek gambaran diri kita yang
sebenarnya, potensi fisik,dan sensasi tubuh.
4. Unknown Area( wilayah tidak dikenal), Menurut Cangara.H (2004) Wilayah tidak
dikenal ini merupakan wilayah yang sangat kritis dalam berkomunikasi. Hal ini
dikarenakan, selain kita tidak mengenal diri kita sendiri, orang lain pun juga tidak
mengenal kita.
Pada orang dengan gangguan jiwa sering kali dia tidak tahu dan tidak menyadari
bertindak seperti apa dan orang lain pun tidak tahu apa kemauannya dia.
Sikap perawat adalah mencoba untuk mengetahui mengetahui jalan,bentuk dan isi
pikiran dar orang tersebut, sehingga perawat berusaha untuk mengembalikan
keadaan kondisi yang realistis tanpa menentang keyakinan atau perasaannya.
1 2
DIKETAHUI OLEH DIRI HANYA DIKETAHUI OLEH
SENDIRI DAN ORANG LAIN ORANG LAIN
3 4
HANYA DIKETAHUI OLEH DIRI TIDAK DIKETAHUI OLEH SIAPA
SENDIRI PUN
Ada tiga Prinsip yang dapat diambil dari Johari Window, Yaitu :
1) Perubahan satu kuadran akan mempengaruhi kuadran yang lain.
2) Jika kuadran 1 yang paling kecil, berarti komunikasinya buruk atau kesadaran
dirinya kurang.
3) Kuadran 1 paling besar pada individu yang mempunyai kesadaran yang tinggi.
Konsep ini menekankan kesadaran diri untuk menanggulangi agar seseorang tidak
jatuh pada kondisi frustrasi melalui pengukuran potensi yang dimiliki dengan
keinginan yang diharapkan.
Kesadaran diri seseorang yang mampu menyeimbangkan antara keinginan daran
harapan, yang harus diukur dengan kemampuan yang ada dan dituangkan dalam
keinginan yang realitis.
Konsep Weaver, mendifinisikan kesadaran diri terdiri dari empat Fase :
1. Self Awareness : Proses penyadaran diri tentang siapa aku, dimana aku berada,
dan bagaimana orang memandang diriku.
Aspirasi (ideal)
Wilayah Frustrasi
B
Kenyataan (realita)
Dari gambar diatas dijelaskan bahwa : Bila gari B (kenyataan)bergerak mendekati gari
A, maka selisih antara kedua garis itu adalah wilayah kefrustrasian. Dengan demikian,
jika garis B mendekati A , berati daerah luang kefrustrasian makin mengecil. Sebaliknya
bila garis A dan B cenderung berjauhan,maka tingkat kefrustrasian cenderung makin
besar, sebab aspirasi tidak ditunjang dengan kenyataan yang ada.
KALau kita berkeinginan untuk maju, maka akeinginan itu perlu diungkapkan atau
dikomunikasikan,secara terang terangan atau terselubung, agar orang lain mengetahui.
Dalam konsep Weaver, Seseorang dianjrkan mengembangkan diri, dalam menentukan
harapannya sesuai harapannya sesuai kemampuan yang dimilikinya derngan
menentukan keinginan yang realistis sesuai kemampuan yang dimiliki dan diungkapkan
melalui komunikasi yang asertif agar apa yang diinginkan , orang lain tahu dan
memfasilitasi keinginan tersebut.
TAHAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK
1. TAHAP PRA INTERAKSI.
Tahap ini disebut tahap apersepsi. Dimana perawat menggali kemampuan yang
dimiliki sebelum kontak/berhubungan dengan klien, termasuk kondisi
kecemasan yang dimenyelumuti diri perawat.
Pada tahap Pra Interaksi ada dua unsur yang perlu disiapkan yaitu; UNSUR
DIRI SENDIRI DAN UNSUR KLIEN.
Hal yang perlu dipelajari dari diri sendiri antara lain :
a. Pengetahuan yang dimiliki terkait dengan penyakit dan masalah
klien.ini menjadai bekal perawat dalam berinteraksi dengan klien. Bila
belum menguasai perawat perlu belajar ,diskusi dengan teman sejawat ,
atau dengan yang lain, sehingga ketika perawat hadir secara fisik
dihadapan klien, perawat sudah siap berinteraksi. Penguasaan materi yang
akan diskusikan adalah mutlak harus dikuasai.
Lama pertemuan perlu juga dipertimbangkan, agar klien tidak jenuh dalam
diskusi, biasanya lama diskusi 20 – 30 menit, kecuali dengan tindakan
keperawatan..
Hal Hal yang Perlu Dipelajari Dari Unsur Klien.
Sikap yang cenderung defensif dan menarik diri(isolasi sosial),
menjadikan klien menutup diri sehingga perawat kekurngan informasi
dan kesulitan dalam rangka menjalankan tindakan keperawatan, karena
klien tidak kooperatif. Hal ini karena dipicu adanya kekecewaan
penyakitnya yang diderita, putus asa, kehilangan gairah hidup.
Teknik komunikasi terhadap pasien seperti ini adalah dengan
menggunakan teknik komunikasi “ Presenting Reality” yaitu
menghadirkann kondisi realita yang telah dilakukan klien. Contoh : Saya
lihat anda tanpak gelisa, Apa yang membuat anda tanpak tidak tenang ?.
a. Adat Istiadat.
Kebiasaan yang dibawah dari rumah, terkadang mempengaruhi proses
hubungan klien dengan perawat. Namun demikina perlu diakomudir
tanpa mengurangi prinsi pelayanan , Termasuk bahasa yang terkadang
terjadi kesalahan persepsi sehingga mengganngu proses komunikasi.
b. Tingkat Pengetahuan.
Pengetahuan tentang penyakit yang diderita akan sangat membantu
klien dalam penerimaan dirinya.Klien akan lebih koperatif dan asertif
serta berperilaku yang konstruktif dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan.
2. Tahap Perkenalan.
Kegiatan yang dilakukan pada Tahap ini adalah :
a. Perawat memperkenalkan diri kepada klien dan keluarga, bahwa saat ini
yang menjadi perawat adalah dirinya.dalam arti perawat telah siap sedia
untuk memberikan pelayanan kepada klien. Tujuan memperkenalkan diri
adalah untuk menghindari kecurigaan klien dan keluarga terhadap
petugas yang merawat,memecahkan kebuntuan hubungan yang
terapiutik, serta membangun hubungan saling percaya.
b. Perawat bersikap terbuka terhadap klien, untuk mendorong klien
membuka diri.
c. Tahap ini, tidak hanya perawat dan klien mengetahui identitas saja, tapi
lebih dari itu, klien menerima perawat tanpa syarat dan mempercayakan
sepenuhnya kepada perawat dalam upaya penyembuhan penyakit atau
mengurangi keluhan yang dirasakan.
d. Tugas perawat pada tahap ini adalah membina hubungan saling percaya
dengan menunjukan penerimaan dan komunikasi terbuka.
e. Untuk mempertahankan hubungan saling percaya, maka perawat harus
terbuka, jujur,ihlas, menerima klien apa adanya, menempati janji dan
menghargai klien.
f. Perawat membuat suasana tidak terlalu formal, sehingga suasana tidak
terkesan tegang dan tidak bersifat interogasi. Lingkungan yang kondusif
membantu klien utk berpikir jernih, terbuka dan objektif.
3. Tahap Orientasi
Yang dilakukan oleh perawat pada tahap ini adalah :
a. Perawat menggali keluhan keluhan yang dirasakan oleh klien dan validasi
dengan tanda dan gejala yang lain untuk memperkuat perumusan
diagnosis keperawatan.
b. Memvalidasi keakuratan data dan rencana yang telah dibuat dengan
keadaan klien saat ini, serta mengevaluasi tindakan yang lalu.
c. Perawat dengan cermat dan teliti mengamati keluahan pasien, dan
menyimak data melalui studi dokumentasi yang telah ada, observasi,
wawancara maupun dari pemeriksaan fisik.
d. Setelah diperoleh data yang lengkap, perawat menyusun rencana
tindakan keperawatan serta implementasi yang akan dikerjakan pada
fase/tahap kerja.
e. Perawat diharapkan meampu menstimulasi klien dan keluarga untuk
mengungkapkan keluhan yang dirasakan secara lengkap dan sistimatis
serta objektif.
f. Pada tahap ini perawat dituntut mempnyai kepekaan dan tingkat analisi
tinggi terhadap perubahan yaang terjadi dan respon verbal maupun non
verbal.
g. Teknik komunikasi yang sering digunakan pada tahap ini adalah adalah
Validasi,Konfrontasi dan presenting reality.
h. Perawat membuat kesimpulan untuk menjembatani pada tahap kerja
i. Perawat membuat kontrak kerja dengan klien, isinya meliputi : 1. Waktu
dan tempat. Diputuskan bersama dan mendapat persetujuan bersama.
Maksud dari kontrak kerja ini adalah untuk menggambarkan konsistensi
dari perawat dalam melaksanakan perawatan. Dan saling mengingatkan
apabila salah satu pihak lupa.