Anda di halaman 1dari 31

KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN

PENYAKIT GAGAL GINJAL


PADA PASIEN DEWASA

KELOMPOK 4

A HASRIANI YUSUF
ALBAR AMAL
EKA HASRIANI R
ELIS
FADLIAH ISNAINI

STIKES PANRITA HUSADA BULUKUMBA


PRODI SI KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2018/2019
BAB I
PEMBAHASAN

A. Komunikasi Terapeutik Pada Pasien Dewasa


Komunikasi ialah Suatu proses dalam mana seseorang atau beberapa orang,

kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan

informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain.

Komunikasi merupakan alat yang efektif untuk mempengaruhi tingkah laku

manusia, sehingga komunikasi dikembangkan dan dipelihara secara terus

menerus. Komunikasi bertujuan untuk memudahkan, melancarkan,

melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu dalam rangka mencapai tujuan

optimal, baik komunikasi dalam lingkup pekerjaan maupun hubungan antar

manusia.

Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan dan

dilakukan untuk membantu penyembuahan/pemulihan pasien. Komunikasi

terapeutik merupakan komunikasi profesional bagi perawat. Proses dimana

perawat yang menggunakan pendekatan terencana mempelajari klien.

Komunikasi terapeutik termasuk komunikasi interpersonal dengan titik tolak

saling memberikan pengertian antar perawat dengan pasien. Berfungsi

mendorong dan menganjurkan kerjasama antara perawat dan pasien melalui

hubungan perawat dan pasien. Mengidentifikasi, mengungkapkan perasaan dan

mengkaji masalah dan evaluasi tindakan yang dilakukan oleh perawat.


Dewasa adalah periode perkembangan yang bermula pada akhir usia

belasan tahun atau awal usia duapuluhan tahun dan yang berakhir pada usia

tigapuluhan tahun. Ini adalah masa pembentukan kemandirian pribadi dan

ekonomi, masa perkembangan karier, dan bagi banyak orang, masa pemilihan

pasangan, belajar hidup dengan seseorang secara akrab, memulai keluarga, dan

mengasuh anak anak.Dewasa terbagi atas 3 golonyan yaitu:

1. Dewasa Dini ( 18 tahun - 40 tahun )

Pada periode dewasa awal, penampilan dan kesehatan fisik

mencapai puncaknya dan periode yang sama penurun penampilan,

kekuatan dan kesehatan fisik pun mulai menurun. penampilan, kekuatan

dan kesehatan fisik dicapai pada periode permulaan dewasa awal dan

menurun pada akhir dewasa awal. dan puncak efisiensi fisik biasanya

dicapai pada usia pertengahan duapuluhan dan sesudah mana menjadi

penurunan lambat laun hingga awal usia 40-an. Kekhasan tingkah laku

kognitif, orang dewasa yang matang perkembangan kognitifnya lebih

sistematis dalam memecahkan masalah.

2. Dewasa Madya ( 40 tahun - 60 tahun )

Pada usia setengah baya kemampuan kognitif yang menurun adalah

kemampuan mengingat, berpikir, mekanisme yang memerlukan

kecepatan dan keakuratan input melalui panca indra agar dapat

mengamati gerak, perbedaan, perbandingan dan pengelompokan atau

pengkategorian. Tentu saja tidak semua orang dewasa pertengahan makin

meningkat kemampuan kognitif pemecahan masalah.


Kondisi yang merumitkan penyesuaian diri terhadap perubahan pola

keluarga pada usia madya adalah perubahan fisik, hilangnya peran

sebagai orangtua, kurangnya persiapan, perasaan kegagalan, merasa tidak

berguna lagi, kekecewaan terhadap perkawinan dan merawat anggota

keluarga berusia lanjut.

3. Dewasa Akhir ( 60 - meninggal )

Perubahan fisik bukan lagi pertumbuhan tetapi pergantian dan

perbaikan sel – sel tubuh. Pertumbuhan dan reproduksi sel – sel menurun,

oleh karena itu peristiwa penurunan pertumbuhan dan reproduksi sel – sel

menyebabkan terjadi banyak kegagalan pergantian sel – sel yang rusak,

lamanya penyembuhan apabila lansia menderita sakit. Orang yang sudah

tua menjadi pelupa, reaksi terhadap rangsangan yang semakin lamban.

1. Tujuan Komunikasi Terapeutik

Dengan memiliki keterampilan berkomunikasi terapeutik, perawat akan

lebih mudah menjalin hubungan saling percaya dengan klien, sehingga akan

lebih efektif dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan yang telah

diterapkan, memberikan kepuasan profesional dalam pelayanan

keperawatan dan akan meningkatkan profesi.

Tujuan komunikasi terapeutik adalah :

a. Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan

dan fikiran serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi

yang ada bila pasien percaya pada hal yang diperlukan.


b. Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang

efektif dan mempertahankan kekuatan egonya.

c. Memengaruhi orang lain, lingkungan fisik, dan dirinya sendiri.

2. Teknik–teknik Komunikasi Terapeutik Pasien Dewasa

a. Mendengarkan Dengan Penuh Perhatian

b. Menunjukkan Penerimaan

c. Menanyakan Pertanyaan Yang Berkaitan

d. Pertanyaan Terbuka

e. Mengulang Ucapan Klien

f. Mengklarifikasikan

g. Memfokuskan

h. Menyatakan Hasil Observasi

i. Menawarkan Informasi

j. Diam atau Memelihara Ketenangan

k. Meringkas

l. Memberikan Penghargaan

m. Menawarkan Diri

n. Mengajukan Untuk Meneruskan Pembicaraan

o. Menempatkan Kejadian Secara Berurutan

p. Memberikan Nasehat

q. Memberikan Kesempatan

r. Refleksi

s. Humor
3. Materi Komunikasi Pada pasien Dewasa

a. Pekerjaan dan tugas: pembagian tugas,

b. deskripsi kerja dan transaksi kerja

c. Kegiatan kerumahtanggaan: pembagian tugas dalam keluarga,

pendidikan terhadap anak

d. Kegiatan profesional: pembagian kerja

e. Kegiatan sosial: hubungan sosial, peran dan tugas sosial

4. Suasana Komunikasi pada Pasien Dewasa

A. Suasana hormat menghormati

Orang dewasa akan mampu berkomunikasi dengan baik apabila

pendapat pribadinya dihormati, ia lebih senang kalau ia boleh turut

berfikir dan mengemukakan pikirannya.

B. Suasana saling menghargai

Segala pendapat, perasaan, pikiran, gagasan, sistem nilai yang dan

mengesampingkan harga kendala dalam jalannya dianut perlu dihargai.

Meremehkan diri mereka akan dapat menjadi komunikasi.

C. Suasana saling percaya

Saling mempercayai bahwa apa yang disampaikan itu benar adanya

akan dapat membawa hasil yang diharapkan.

D. Suasana saling terbuka

Terbuka untuk mengungkapkan diri dan terbuka untuk

mendengarkan orang lain. Hanya dalam suasana keterbukaan segala

alternatif dapat tergali.


5. Bentuk Komunikasi Terapeutik Pasien Dewasa

a. Komunikasi verbal

Komunikasi verbal mempunyai karakteristik jelas dan ringkas.

Pembendaharaan kata mudah dimengerti, mempunyai arti denotatif dan

konotatif, intonasi mempengaruhi isi pesan, kecepatan bicara yang

memiliki tempo dan jeda yang tepat. Syarat komunikasi verbal:

1) Jelas dan ringkas

Komunikasi berlangsung efektif, sederhana, pendek dan

langsung. Makin sedikit kata-kata yang digunakan, makin kecil

terjadi kerancuan. Ulang bagian yang penting dari pesan yang

disampaikan. Penerima pesan perlu mengetahui apa, mengapa,

bagaimana, kapan, siapa, dan di mana. Ringkas dengan menggunakan

kata-kata yang mengekspresikan ide secara sederhana.

2) Pembendaharaan Kata

Penggunaan kata-kata yang mudah dimengerti oleh pasien.

Komunikasi tidak akan berhasil jika pengirim pesan tidak mampu

menerjemahkan kata dan ucapan.

3) Arti denotatif dan konotatif

Perawat harus mampu memilih kata-kata yang tidak banyak

disalahtafsirkan, terutama sangat penting ketika menjelaskan tujuan

terapi, terapi dan kondisi klien. Arti denotatif memberikan pengertian

yang sama terhadap kata yang digunakan, sedangkan ati konotatif


merupakan perasaan, pikiran, atau ide yang terdapat dalam suatu

kata.

4) Intonasi Nada

Suara pembicaraan mempunyai dampak yang besar terhadap

arti pesan yang dikirimkan karena emosi seseorang dapat secara

langsung mempengaruhi nada suaranya.

b. Komunikasi non Verbal

Komunikasi non verbal berdampak yang lebih besar dari pada

komunikasi verbal. Stuart dan Sundeen dalam suryani, (2006)

meengatakan bahwa sekitar 7 % pemahaman dapat ditimbulkan karena

kata-kata, sekitar 30% karena bahasa paralinguistik dan 55% karena

bahasa tubuh. Komunikasi non verbal dapat disampaikan melalui

beberapa cara yaitu :

1) Penampilan fisik

Penampilan fisik perawat mempengaruhi persepsi klien

terhadap pelayanan keperawatanyang diterima. Adapun contohnya

adalah cara berpakaian, dan berhias menunjukan kepribadiannya.

2) Sikap Tubuh dan Cara Berjalan

Perawat dapat menyimpulkan informasi yang bermanfaat

dengan mengamati sikap tubuh dan langkah klien.langkah dapat

dipengaruhi olehfaktor fisik, seperti rasa sakit, obat dan fraktur.


3) Ekpresi wajah

Hasil penelitian menunjukan enam keadaan emosi utama

yang tampak melalui ekspresi wajah, terkejut, takut,marah, jijik

bahagia dan sedih. Ekspresi wajah sering digunakan sebagai dasar

peenting dalam menentukan pendapat interpersonal.

4) Sentuhan Kasih sayang,

Dukungan emosional, dan perhatian diberikan melalui

sentuhan. Sentuhan merupakan bagian penting dalam hubungan

perawat-klien, namun harus memperhatikan norma sosial.

5) Metakomunikasi

Komunikasi tidak hanya tergantung pada pesan tetapi juga

pada hubungan antara pembicara dengan lawan bicaranya.

Metakomunikasi adalah suatu komentar terhadap isi pembicaraan

dan sifat hubungan antara yang berbicara, yaitu pesan di dalam

pesan yang menyampaikan sikap dan perasaan pengirim terhadap

pendengar. Contoh: tersenyum ketika sedang marah.

6. Faktor Pendukung dan Penghambat Komunikasi Pasien Dewasa

a. Faktor Pendukung

1) Memiliki Kesadaran yang Tinggi

2) Mampu Melaksanakan Klarifikasi Nilai

3) Mampu Mengeksplorasikan Perasaan

4) Mampu Untuk Menjadi Model Peran

5) Motifasi Altruistic
6) Rasa Tanggung Jawab dan Etik

b. Faktor Penghambat

1) Perkembangan

2) Persepsi

3) Nilai

4) Latar Belakang Sosial Budaya

5) Emosi

6) Jenis Kelamin

7) Pengetahuan

8) Lingkungan

9) Kondisi Fisik

7. Model Komunikasi Pasien Dewasa

Model konsep komunikasi yang tepat dan dapat diterapkan pada

klien dewasa adalah model komunikasi interaksi King dan model

komunikasi kesehatan.

Model King memberikan penekanan pada proses komunikasi antara

perawat - klien. King menggunakan sistem perspektif untuk menggambarkan

bagaimana profesional kesehatan (perawat) untuk memberi bantuan kepada

klien. Pada dasarnya model ini meyakinkan bahwa interaksi perawat - klien

secara simultan membuat keputusan tentang keadaan mereka dan tentang

orang lain dan berdasarkan persepsi mereka terhadap situasi.


Komunikasi kesehatan adalah komunikasi yang difokuskan pada

transaksi antara professional kesehatan - klien. 3 (tiga) faktor utama dalam

proses komunikasi kesehatan yaitu Relationship, Transaksi, dan konteks

Kedua model tadi cocok diterapkan pada klien dewasa karena pada

kedua model komunikasi ini menunjukkan hubungan relationship yang

rnemperhatikan karakteristik dari klien dan melibatkan pengirim dan

penerirna, serta adanya umpan balik untuk mengevaluasi tujuan komunikasi.

B. Penyakit Gagal Ginjal

Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip

kacang. Dalam manusia dewasa, ukuran ginjal sekitar 11 sentimeter

panjangnya. Ginjal menerima darah dari sepasang arteri renalis, dan darah

keluar lewat vena renalis. Setiap ginjal berhubungan dengan ureter, tabung yang

membawa urin keluar ke kandung kemih.

Sebagai bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran

(terutama urea) dari darah dan membuangnya bersama dengan air dalam

bentuk urin. Cabang dari kedokteran yang mempelajari ginjal dan penyakitnya

disebut nefrologi(https://id.wikipedia.org/wiki/Ginjal).
Penyakit gagal ginjal adalah kondisi yang terjadi ketika ginjal Anda

kehilangan kemampuan untuk menyaring zat sisa dari darah dengan

baik(https://hellosehat.com/penyakit/penyakit-gagal-ginjal/).

C. Macam-macam Penyakit Gagal Ginjal

1. Gagal Ginjal Akut

Gagal ginjal akut merupakan istilah untuk kondisi di mana ginjal

seseorang mengalami kerusakan secara mendadak, sehingga tidak bisa

berfungsi. Biasanya, gagal ginjal akut terjadi sebagai komplikasi dari

penyakit serius lainnya. Penyakit ginjal seperti ini umumnya diidap oleh

lansia atau pasien perawatan intensif di rumah sakit.

Gagal ginjal akut bisa menimbulkan cidera permanen (ginjal

berhenti berfungsi) atau berakibat fatal apabila tidak ditangani dengan tepat.

Tetapi, jika diobati tepat waktu dan kondisi kesehatan pasien secara umum

baik, maka ia memiliki kemungkinan pulih sepenuhnya

a. Gejala Gagal Ginjal Akut

1) Berkurangnya produksi urine

2) Linglung atau kebingungan

3) Mual dan muntah

4) Sesak Napas

5) Penumpukan cairan dalam tubuh atau edema

6) Kelelahan

7) Dehidrasi
8) Sakit di bagian dada

9) Nyeri punggung

10) Sakit perut

11) Tingginya tekanan darah atau hipertensi

Pada fase awal, gagal ginjal akut tidak menunjukkan gejala apa

pun dan hanya bisa dideteksi melalui uji laboratorium. Tapi, penyakit

ini bisa memburuk dengan sangat cepat, dan tiba-tiba pengidapnya

mengalami beberapa gejala di atas.

b. Penyebab Gagal Ginjal Akut

Mayoritas gagal ginjal akut terjadi karena berkurangnya aliran darah

ke ginjal. Berikut beberapa hal yang bisa menurunkan aliran darah ke

ginjal:

1) Volume darah yang rendah.

2) Jumlah darah yang dipompa jantung di bawah normal.

3) Gangguan pada pembuluh darah.

4) Pengaruh beberapa obat-obatan tertentu yang bisa mengganggu

suplai darah ke ginjal atau bahkan mengganggu ginjal. Contohnya

obat anti inflmasi non-steroid (OAINS), obat untuk hipertensi, dan

antibiotik tertentu.

5) Cairan pewarna, yang digunakan pada uji pencitraan tubuh dan

sinar X.
Masalah pembuangan urine. Jika tubuh tidak dapat membuang

urine, racun dapat menumpukdan memenuhi ginjal Anda. Beberapa

jenis kanker juga dapat menghambat saluran urine. Di antaranya

adalah kanker prostat (paling umum terjadi pada pria), kolon, serviks,

dan kandung kemih.

Kondisi lainnya yang dapat mengganggu urinasi (pembuangan

urine) dan berpotensi menyebabkan Anda memiliki penyakit gagal

ginjal, antara lain, batu ginjal, pembesaran prostat, gumpalan darah

pada saluran urine, kerusakan pada saraf yang mengontrol kandung

kemih(https://hellosehat.com/penyakit/penyakit-gagal-ginjal/).

c. Faktor Resiko Gagal Ginjal Akut

Ada beberapa hal yang meningkatkan risiko terkena gagal ginjal

akut, yaitu:

1) Memiliki risiko tinggi menderita sumbatan saluran urine

2) Mengidap diabetes

3) Mengidap penyakit hati

4) Pembuluh darah pada lengan dan kaki tersumbat

5) Terkena infeksi parah

6) Mengalami dehidrasi

7) Berusia 65 tahun atau lebih

8) Sedang dalam perawatan intensif di rumah sakit


d. Diagnosis Gagal Ginjal Akut

Ada beberapa tes yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis kondisi

ini. Beberapa tes tersebut antara lain:

1) Urinalisis. Sampel urin dapat diperiksa untuk melihat adanya

kelainan, termasuk protein atau gula abnormal yang tumpah pada

urine. Dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan urine

sedimen, yang akan mengukur jumlah sel darah merah dan darah

putih, melihat bakteri dan silinder sel apabila berjumlah banyak.

2) Pengukuran volume urin. Pengukuran pengeluaran urine adalah tes

paling sederhana untuk mendiagnosis gagal ginjal. Sebagai contoh,

urine yang sedikit dapat mengindikasi adanya penyakit ginjal

karena hambatan urine, yang dapat disebabkan oleh beberapa

penyakit atau cedera.

3) Tes darah. Sampel darah dapat diambil untuk mengukur substansi

yang tersaring oleh ginjal Anda, seperti nitrogen urea darah (BUN)

dan kreatinin (Cr). Kenaikan pesat dari kadar keduanya dapat

mengindikasikan gagal ginjal akut.

4) Tes pencitraan. Tes untuk melihat gambaran dalam tubuh manusia,

seperti ultrasound, MRI, dan CT scan mampu memberikan gambar

dari ginjal itu sendiri, juga saluran urinenya. Hal ini dapat

menunjukkan halangan atau ketidaknormalan di dalam ginjal Anda.

5) Sampel jaringan ginjal. Sampel jaringan diperiksa untuk memeriksa

endapan yang tidak normal, luka, atau organisme menular. Biopsi


ginjal digunakan untuk mengambil contoh jaringan. Biopsi adalah

prosedur sederhana yang dilakukan saat Anda sadar. Anestesi lokal

diberikan untuk menghilangkan rasa tidak nyaman. Sampel diambil

dengan jarum biopsi yang dimasukkan melalui kulit dan ke dalam

ginjal. Peralatan rontgen atau ultrasound digunakan untuk

menemukan lokasi ginjal dan menbantu dokter melihat jarum

(https://hellosehat.com/penyakit/penyakit-gagal-ginjal/).

e. Pengobatan dan Pencegahan Gagal Ginjal Akut

1) Pengobatan Gagal Ginjal

Umumnya pengidap gagal ginjal akut menjalani perawatan

di rumah sakit. Atau jika gejalanya sudah membaik, diperbolehlah

rawat jalan dengan beberapa ketentuan berikut ini:

a) Menganjurkan pasien untuk berkonsultasi dengan dokter ahli

urologi dan ahli ginjal

b) Mengobati infeksi yang menjadi penyebab gagal ginjal akut

c) Memperbanyak konsumsi air mineral untuk menghindari

dehidrasi

d) Melakukan tes darah untuk memonitor tingkat kreatinin dan

garam

e) Menghentikan pengobatan apa pun yang berisiko

menyebabkan gagal ginjal akut

Pengidap gagal ginjal sebaiknya menjalani perawatan di rumah

sakit apabila:
a) Adanya risiko penyumbatan urine.

b) Penyakit yang menyebabkan gagal ginjal akut membutuhkan

pengobatan segera.

c) Kondisi pasien semakin parah.

d) Pasien terkena komplikasi gagal ginjal akut.

Bagi orang yang mengalami gagal ginjal akut yang cukup

parah, mungkin diperlukan prosedur dialisis atau cuci darah,

karena ginjal sudah bisa menjalankan fungsinya seperti normal.

Gagal ginjal akut bisa memicu beberapa komplikasi serius sebagai

berikut:

a) Keasaman darah meningkat.

b) Kerusakan ginjal permanen.

c) Kematian.

d) Penimbunan cairan pada paru-paru (edema paru).

e) Nyeri di bagian dada.

2) Pencegahan Gagal Ginjal

a) Ikuti instruksi pada label ketika mengonsumsi obat bebas.

Contohnya ibuprofen dan aspirin.

b) Berkonsultasilah dengan dokter untuk menangani gangguan

ginjal. Ikuti rekomendasi dokter untuk menjaga tubuh dari

serangan penyakit yang bisa memicu gagal ginjal akut.

c) Menjalani gaya hidup sehat. Melakukan latihan secara rutin,

menjaga pola makanan yang sehat, dan menghindari minuman


beralkohol akan membantu menurunkan risiko mengalami

gagal ginjal akut(https://www.halodoc.com/kesehatan/gagal-

ginjal).

2. Gagal Ginjal Kronis

Gagal ginjal kronis adalah penurunan fungsi ginjal di bawah batas

normal. Bila Anda menderita gagal ginjal kronis, itu artinya ginjal Anda

tidak dapat menyaring kotoran, tidak mampu mengontrol jumlah air dalam

tubuh, juga kadar garam dan kalsium dalam darah. Zat-zat sisa metabolisme

yang tidak berguna akan tetap tinggal dan mengendap di dalam tubuh

sehingga lambat laun dapat membahayakan kondisi pasien.

Gagal ginjal kronis biasanya terjadi tiba-tiba dan pertumbuhannya

secara bertahap. Penyakit ini berlangsung lambat dan biasanya tidak muncul

hingga pasien menunjukkan gejala parah dan membahayakan kesehatannya

(https://hellosehat.com/penyakit/gagal-ginjal-kronis/).

Dalam kondisi gagal ginjal kronis, cairan dan elektrolit, serta limbah

dapat menumpuk dalam tubuh. Gejala dapat terasa lebih jelas saat fungsi

ginjal sudah semakin menurun. Pada tahap akhir, kondisi penderita dapat

berbahaya jika tidak ditangani dengan terapi pengganti ginjal, salah

satunya cuci darah(https://www.alodokter.com/gagal-ginjal-kronis).

a. Gejala Gagal Ginjal Kronis

Gejala gagal ginjal kronis seringkali muncul ketika sudah masuk

tahap lanjut. Gejala tersebut meliputi:


1) Kemunculan darah dalam urine.

2) Pembengkakan pada tungkai.

3) Tekanan darah tinggi yang tidak terkendali.

b. Penyebab Gagal Ginjal Kronis

Penyakit ginjal kronis terjadi ketika suatu penyakit atau kondisi

merusak fungsi ginjal, menyebabkan ginjal rusak selama beberapa bulan

atau tahun. Penyakit dan kondisi yang menyebabkan penyakit gagal

ginjal kronis meliputi:

1) Diabetes tipe 1 atau tipe 2

2) Tekanan darah tinggi (hipertensi)

3) Glomerulonefritis, peradangan pada ginjal

4) Gangguan ginjal polikistik

5) Obstruksi saluran kemih berkepanjangan

6) Refluks Vesicoureteral, suatu kondisi yang menyebabkan urin

kembali ke ginjal

7) Infeksi ginjal berulang, juga disebut pielonefritis

8) Penggunaan obat-obatan tertentu dalam jangka panjang,

seperti ibuprofen dan aspirin

c. Faktor Resiko Gagal Ginjal Kronis

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda mengalami

gagal ginjal kronis adalah:


1) Usia. Seiring bertambahnya usia risiko terkena penyakit ini juga

meningkat.

2) Etnisitas. Orang Afrika, Amerika, dan suku asli Amerika memiliki

risiko lebih tinggi dibandingkan dengan ras lainnya.

3) Jenis kelamin. Umumnya pria lebih berisiko daripada wanita.

4) Riwayat kesehatan keluarga. Riwayat keluarga merupakan salah

satu faktor yang menyebabkan diabetes dan tekanan darah tinggi,

pemicu utama gagal ginjal kronis.

5) Makanan yang mengandung banyak protein dan lemak.

Mengonsumsi makanan yang tidak begitu banyak mengandung

protein dan lemak dapat membantu Anda mengurangi risiko terkena

gagal ginjal.

6) Penggunaan jenis obat tertentu. Hentikan penggunaan obat-obatan

yang dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal, misalnya analgesik

serta beberapa jenis antibiotik NSAIDS.

d. Diagnosis Gagal Ginjal Kronis

Diagnosis ditetapkan setelah mengetahui gejala, riwayat penyakit

penderita dan keluarga, serta melakukan pemeriksaan fisik. Untuk

memastikan kondisi ginjal penderita, dokter perlu melakukan beberapa

tes untuk menilai fungsi ginjal dan mendeteksi kerusakan ginjal. Tes

tersebut meliputi:

1) Tes darah. Tes ini untuk mengetahui kerja ginjal dengan melihat

kadar limbah dalam darah, seperti kreatinin dan ureum.


2) Tes urine. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kondisi

tidak normal yang mengindikasikan kerusakan ginjal. Dalam tes ini,

kadar albumin dan kreatinin dalam urine diperiksa, begitu juga

keberadaan protein atau darah dalam urine.

3) Pemindaian. Pemindaian ini bertujuan melihat struktur dan ukuran

ginjal, dan dapat dilakukan dengan USG, MRI, dan CT scan.

4) Biopsi ginjal. Biopsi dilakukan dengan mengambil sampel kecil

dari jaringan ginjal, yang selanjutnya dianalisis di laboratorium

untuk menentukan penyebab kerusakan ginjal.

Setelah hasil tes menunjukkan indikasi gagal ginjal, dokter perlu

mengetahui fungsi ginjal yang masih tersisa dan stadium gagal ginjal

yang dialami penderita melalui pemeriksaan laju filtrasi glomerulus

atau LFG.

Pemeriksaan LFG atau GFR mengukur penyaringan limbah dalam

darah oleh ginjal berdasarkan kadar kreatinin dalam darah, usia ukuran

tubuh, dan jenis kelamin. Tes LFG ini dibutuhkan guna menentukan

langkah pengobatan yang sesuai. Berdasarkan pemeriksaan LFG, maka

stadium gagal ginjal dapat terbagi menjadi:

a) Stadium 1, nilai LFG di atas 90.

b) Stadium 2, nilai LFG 60 hingga 89.

c) Stadium 3, nilai LFG 30 hingga 59.

d) Stadium 4, nilai LFG 15 hingga 29.


e) Stadium 5, nilai LFG di bawah 15.

Pada orang dewasa, nilai LFG normal berada di atas 90, meski

seiring penambahan usia, nilai tesebut dapat berkurang walaupun tanpa

penyakit ginjal. Nilai rata-rata LFG berdasarkan usia adalah:

a) Usia 20-29, nilai LFG rata-rata 116.

b) Usia 30-39, nilai LFG rata-rata 107

c) USia 40-49, nilai LFG rata-rata 99

d) Usia 50-59, nilai LFG rata-rata 85.

e) Usia diatas 70 tahun, nilai LFG rata-rata 75.

Selain nilai rata-rata LFG, tes untuk melihat kadar albumin

dalam darah maupun urine juga akan dilakukan guna menentukan

tingkat keparahan penyakit GGK. Seseorang dinyatakan mengalami

gagal ginjal kronis jika selama 3 bulan, nillai rata-rata LFG di bawah

60 dengan ditandai kadar protein (albumin) yang tinggi dalam urine.

Hasil LFG dari waktu ke waktu dapat naik atau turun.

Perubahan nilai LFG yang begitu besar dapat membuat stadium

penderita bertambah atau menurun. Namun yang terpenting, nilai rata-

rata LFG tidak menunjukkan hasil yang semakin menurun

(https://www.alodokter.com/gagal-ginjal-kronis/diagnosis).

e. Pengobatan dan Pencegahan Gagal Ginjal Kronis

Untuk mengobati dan menghambat perkembangan penyakit ginjal

kronis, pasien perlu menjalani sejumlah diet, pengobatan, mengontrol


olahraga dan aktivitas yang dapat memperparah penyakit ini, dialisis

atau transplantasi ginjal juga dapat dilakukan atas saran dokter.

Beberapa pilihan pengobatan untuk penyakit gagal ginjal kronis adalah:

1) Hindari makanan banyak mengandung kalium, fosfor, garam atau

protein tinggi.

2) Sangat penting untuk menjaga tekanan darah dan memeriksanya

secara berkala.

3) Dokter akan melakukan transfusi darah apabila pasien mengalami

anemia.

4) Obat yang bersifat diuretik dapat mencegah terjadinya penumpukan

cairan dalam tubuh.

5) Hentikan penggunaan obat-obatan tertentu yang dapat memicu

kerusakan pada ginjal.

6) Menjalani pengobatan untuk hipertensi, diabetes, gagal jantung

kongestif serta infeksi.

7) Beberapa pasien perlu menjalani dialisis ginjal bia pengobatan tidak

berhasil. Dialisis membantu membersihkan ginjal dari zat-zat sisa

metabolisme dalam darah ketika ginjal tak mampu menjalankan

tugasnya. Dialisis ginjal ini dapat bersifat sementara ataupun

permanen.

Untuk mencegah penyakit ini, jalani pola hidup sehat dengan

menghindari kondisi yang dapat memicu gagal ginjal kronis. Beberapa


perubahan gaya hidup dan pengobatan rumahan yang mungkin dapat

membantu Anda mengatasi gagal ginjal kronis adalah:

1) Ikuti petunjuk diet yang disarankan oleh ahli kesehatan Anda,

termasuk menyeleksi cairan yang masuk ke dalam tubuh.

2) Gunakan obat sesuai dengan arahan dokter. Jangan melewatkan

pengobatan atau penggunaan dosisi obat.

3) Catat berat bedan harian Anda. Catat jumlah cairan yang Anda

minum dan jumlah urin yang Anda keluarkan apabila dokter

memintanya.

4) Perhatikan asupan makanan. Konsumsi makanan bernutrisi

seimbang, hindari garam berlebih, serta makanan berlemak.

5) Olahraga secara teratur namun hindari aktivitas berat.

6) Hubungi dokter segera jika Anda mengalami demam, menggigil,

sakit kepala, otot terasa sakit, napas pendek, mual, muntah dan dada

terasa sakit(https://hellosehat.com/penyakit/gagal-ginjal-kronis/).
BAB II
DIAGNOSA DAN DIALOG

Ibu : Elis

Ria : Andi Hasriani Yusuf

P1 : Eka Hasriani

P2 : Fadliah Isnaini

Dokter : Albar Amal

Suatu hari terdapat sebuah keluarga yang memiliki satu anak perempuan

yang mengalami gangguan penyakit di bagian pertengahan antara Dada dan

Perutnya sehingga membuatnya sakit. Setelah beberapa hari mengalami gejala yang

berulang orang tuanya membawanya ke Klinik Dokter untuk diperiksa.

P1 : Assalamu alaikum

Ibu : Waalaikum salam

P1 : Selamat siang Ibu, perkenalkan nama saya Eka Hasriani R

Ibu : Siang Sus..

P1 : Alhamdulillah, maaf ini ada keperluan apa Ibu datang kemari?

Ibu : Iya Sus, begini anak saya mengalami keluhan sakit Sus Pada perutnya ?

P1 : Iya, keluhan seperti apa Dek, apa yang adek rasakan?

Ria : Begini Sus, saya mengalami sakit di bagian antara Dada dan Perut saya
P1 : Memangnya Makanan apa Saja yang sering di Komsumsi Selama ini ?

Ria : Saya ini pecinta Junk Food, contohnya KFC dan lainnya lalu saya juga

sering minum minuman yang bersoda.

P1 : Kapan Mulai terjadinya gejala itu ?

Ria : Sudah lama sus.Saya kira hanya penyakit datang bulan, karena

penyakitnya kadang muncul kadang tidak. Tapi Sudah 5 Hari Sus, Sakitnya

tidak berhenti..

P1 : Lalu, apa adek sudah mengomsumsi Obat selama adek rasakan sakit ?

Ria : Iya sus

P1 : Obat jenis apa dek ?

Ria : Biasanya saya mengomsumsi Aspirin dan Ibuprofen Sus, untuk

peredahnya..

Ibu : Dia juga semakin malas makan Sus, sering muntah, tidurnya juga saya

lihat kurang Sus. Anak saya juga sering mengalami Hipertensi Sus.

P1 : Apa Ria sering Buang Air Kecil pada Malam Hari ?

Ria : Iya Sus, beberapa hari ini dan sangat sering

P1 : Baik dek coba kita periksa ginjal adek mungkin ada masalah pada

ginjalnya, karena dari situasi yang ada.

Ria : Jadi bagaimana sekarang Sus ?


P1 : Pertama kita akan melakukan pemeriksaan Dasar untukmu, dan teman

saya yang akan melakukannya

(P2 Datang)

P1 : Maaf dok, ada pasien yang akan dilakukan pemeriksaan pada bagian

perutnya

Ria : Baiklah, mohon bantuannya Sus.

P1 : Baik..

Setelah itu Ria dibawa ke dalam Ruangan Internal untuk dilakukan

pemeriksaan awal. (Untuk perawat ke dua ini memiliki sifat yang tidak terapeutik,

dan juga dalam pemeriksaannya perawat ini sedikit mengkasari pasien)

P2 : Siang..

P2 : Kalau begitu silakakan duduk dulu untuk diukur Denyut Nadi, Jantung

dan Tekanan Darahnya

Ria : Baik.

P2 : Setelah itu silahkan melakukan pernafasan normal, sambil memasukkan

Termometer ini di Ketiak.

Ria : Baik.

P2 : Baik silahkan berbaring di Tempat tidur untuk dilakukan pemeriksaan

Fisiknya

Ria : Baik.
Dokter: Permisi

Ibu : Iya Dok

Dokter: Bagaimana hasil pemeriksaanya?

P2 : Ini Dok hasil sementaranya.

Dokter: Hmm, kalau begitu setelah pemeriksaannya selesai, suruh orang tuanya

untuk ke ruangan saya sebentar.

P2 : Baik..

(Pemeriksaan Fisik untuk bagian Toraks dan Abdomen)

P2 : Boleh saya mengambil Sampel Urinenya untuk di teliti ?

Ria : Baik Sus.

P2 : Baik silahkan memanggil Orang tua anda untuk menunggu hasil

pemeriksaanya

Ria : Baik.

Setelah menunggu beberapa selang waktu, perawat keluar dari ruangan dan

memanggil keluarga Ria untuk masuk ke ruangan untuk dijelaskan hasilnya oleh

Dokter. P2 memberikan hasil Laboraturium ke Dokter dengan catatan hasil

pemeriksaannya.

Dokter: Baik begini Bu, anak anda sedang mengalami penyakit Gagal ginjal

Ibu : Iyakah Dok?


Dokter: Iya Bu, dilihat dari hasil Pemeriksaannya anak anda juga sedang

mengalami Hipertensi.

Ibu : Jadi kalau begitu bagaimana kondisi anak saya Dok ?

Dokter: Masih mengalami Gagal Ginjal Akut Bu, jadi masih bisa untuk di obati

secepatnya

Ibu : Apa penyebab dari penyakit ini Dok ?

Dokter: Begini Bu dimulai dari Komsumsinya, Junk Food terlebih lagi KFC yang

dimana bahan dasarnya Daging dan Garam apabila di omsumsi terus akan

membuat ginjal menahan aliran darah yang berguna untuk jantung sama

halnya dengan Minumam bersoda yang dimana bisa menhasilkan Urine

yang mengandung Protein dimana salah satu penyebab kerusakan fungsi

ginjal.

Dokter: Lalu Ria juga mengomsumsi Aspirin dan Ibuprofen yang dimana untuk

menghilangkan rasa nyeri untuk Wanita yang Haid. Tapi itu juga dapat

menimbulkan Pusing, Mual, Tekanan darah Tinggi, dan biasanya Gagal

Ginjal. Itu juga yang menyebabkan susah Tidur.

Ria : Tapi biasanya Efeknya lansung terasa Dok ?

Dokter: Iya, tapi apabila dikomsumsi secara terus menerus bisa berakibat juga

Ibu : Biasanya apa resiko dari penyakit ini Dok ?

Dokter: Umumnya Hipertensi, Alergi, Infeksi ginjal, Kurangnya nafsu makan,

Seringnya buang air kecil biasanya juga ada gejala Diabetes.


Ibu : Untuk penanggulanganya ?

Dokter: Hindari Makanan yang berat, dan mengandung Garam, sebisanya banyak

mengomsumsi Sayuran, Buah termasuk Pisang untuk membantu

menurungkan Hipertensi dan untuk pengganti Natrium pada Garam.

Kurangi penggunaan Obat-obatan seperti yang tadi.

Ibu : Untuk perawatan rumahnya Dok ?

Dokter: Memperhatikan Asupan makanannya, Olahraga dengan cukup, dan

melakukan program Diet sederhana, sisanya nanti akan diberikan Obat

Khusus.

Dokter: Intinya mengatur Pola Hidup saja Ria

Ria : Ok Dok.

Ibu : Kalau untuk penyakit ini Dok, apa mungkin akan timbul kembali Dok

setelah pengobatan ?

Dokter: Untuk saat ini apaila Ria melakukan kegiatan rutin yang saya jelaskan

sebelumnya mungkin kurang kesempatan untuk kejadian yang sama.

Karena ini hanya sebatas penyakit Akut yang tiba tiba.

Ibu : Kalau begitu kami Permisi Dok, Terima kasih atas bantuannya
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Ginjal

https://www.halodoc.com/kesehatan/gagal-ginjal

https://hellosehat.com/penyakit/penyakit-gagal-ginjal/

https://www.alodokter.com/gagal-ginjal-kronis

https://www.alodokter.com/gagal-ginjal-kronis/diagnosis

https://hellosehat.com/penyakit/gagal-ginjal-kronis/

https://www.scribd.com/presentation/363253766/Komunikasi-Terapeutik-

Pada-Pasien-Dewasa

https://dokumen.tips/documents/komunikasi-terapeutik-dengan-klien-

dewasa.html

Anda mungkin juga menyukai