0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
7 tayangan43 halaman
Komunikasi merupakan proses pertukaran informasi antara dua pihak atau lebih. Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan perawat untuk membantu penyembuhan pasien dengan menciptakan suasana saling menerima dan memberikan dukungan. Prinsip komunikasi terapeutik meliputi kejujuran, empati, dan menciptakan lingkungan yang aman bagi pasien.
Komunikasi merupakan proses pertukaran informasi antara dua pihak atau lebih. Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan perawat untuk membantu penyembuhan pasien dengan menciptakan suasana saling menerima dan memberikan dukungan. Prinsip komunikasi terapeutik meliputi kejujuran, empati, dan menciptakan lingkungan yang aman bagi pasien.
Komunikasi merupakan proses pertukaran informasi antara dua pihak atau lebih. Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan perawat untuk membantu penyembuhan pasien dengan menciptakan suasana saling menerima dan memberikan dukungan. Prinsip komunikasi terapeutik meliputi kejujuran, empati, dan menciptakan lingkungan yang aman bagi pasien.
KONSEP KOMUNIKASI SECARA UMUM Defenisi Komunikasi berasal dari bahasa Inggris yaitu “communication” yang artinya pemberitahuan dan/atau pertukaran ide, dengan pembicara mengharapkan pertimbangan atau jawaban dari pendengarnya (Suryani, 2005). Komunikasi merupakan proses pertukaran informasi atau proses yang menimbulkan dan meneruskan makna atau arti (Taylor dkk,1993). Komunikasi merupakan kegiatan mengajukan pengertian yang diinginkan dari pengirim informasi kepada penerima informasi dan menimbulkan tingkah laku yang diinginkan dari penerima informasi (Yuwono,1985). Komunikasi merupakan proses pertukaran informasi, makna dan pemahaman dari pengirim pesan ke penerima (Burgess,1988). Kesimpulan dari beberapa defenisi diatas adalah suatu proses pertukaran ide, perasaan, dan pikiran antara dua orang atau lebih yang bertujuan untuk terjadinya perubahan sikap dan tingkah. Komponen dalam komunikasi Menurut Potter dan Perry (1993) komunikasi mempunyai 6 komponen yaitu : 1. Komunikator, adalah penyampai informasi atau sumber informasi. 2. Komunikan, adalah penerima informasi atau memberi respon terhadap stimulus yang disampaikan oleh komunikator. 3. Pesan, adalah gagasan atau pendapat, fakta, informasi atau stimulus yang disampaikan. 4. Media komunikasi, adalah saluran yang dipakai untuk menyampaikan pesan. 5. Kegiatan “encoding” adalah perumusan pesan oleh komuniaktor sebelum disampaikan kepada komunikan. 6. Kegiatan “decoding” adalah penafsiran pesan oleh komunikan pada saat menerima pesan. Tingkat Hubungan Komunikasi Dibagi atas tiga (Potter dan Perry, 1993) : 1. Komunikasi Intrapersonal Komunikasi Intrapersonal ini terjadi dalam individu itu sendiri. Komunikasi ini akan membantu agar seseorang atau individu tetap sadar akan kejadian disekitarnya. Bila anda melamun/berkhayal maka anda sedang melakukan komunikasi intrapersonal. 2. Komunikasi Interpersonal Komunikasi interpersonal adalah interaksi antara dua orang atau kelompok kecil. Komunikasi ini inti dari praktik keperawatan karena dapat terjadi antara perawat dan klien serta keluarga, perawat dengan perawat, dan perawat dengan tim kesehatan lain. 3. Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah interaksi yang terjadi dalam kelompok yang besar. Ceramah yang diberikan pada mahasiswa, kampanye, merupakan contoh komunikasi massa. Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi 1. Perkembangan Agar dapat berkomunikasi efektif dengan seseorang, perawat harus mengerti pengaruh dari perkembangan usia baik dari sisi bahasa maupun proses pikir dari orang tersebut. 2. Persepsi Adalah pandangan pribadi seseorang terhadap suatu kejadian atau peristiwa. 3. Nilai Adalah standar yang mempengaruhi perilaku, sehingga penting bagi perawat untuk menyadari nilai seseorang. Misalnya seorang klien memandang abortus bukan merupakan perbuatan dosa sementara perawat memandang bahwa abortus merupakan tindakan dosa. 4. Latar Belakang Sosial Budaya Bahasa dan gaya komunikasi akan sangat dipengaruhi oleh faktor budaya. Budaya juga akan membatasi cara bertindak dan berkomunikasi. Misal : gaya bicara dan intonasi suatu daerah yang berbeda-beda. 5. Emosi Emosi merupakan perasaan subjektif terhadap suatu kejadian. Emosi seperti marah, sedih,senang akan dapat mempengaruhi perawat dalam berkomunikasi dengan orang lain. 6. Jenis Kelamin Setiap jenis kelamin mempunyai gaya komunikasi yang berbeda-beda, (Tanned,1990) menyebut bahwa wanita dan laki-laki mempunyai perbedaan gaya komunikasi. 7. Pengetahuan Seseorang yang tingkat pengetahuannya rendah akan sulit berespon terhadap pertanyaan yang mengandung bahasa verbal dengan tingkat pengetahuan yang lebih tinggi. Perawat perlu mengetahui tingkat pengetahuan klien sehingga perawat dapat berinteraksi dengan baik dan akhirnya dapat memberikan asuhan keperawatan yang tepat pada klien. 8. Peran dan Hubungan Gaya komunikasi sesuai dengan peran dan hubungan diantara orang yang berkomunikasi. Cara berkomunikasi seorang perawat dengan koleganya dengan cara berkomunikasi seorang perawat kepada klien akan berbeda tergantung perannya. Demikian juga antara guru dan murid. 9. Lingkungan Lingkungan interaksi akan mempengaruhi komunikasi yang efektif. Suasana yang bising tidak ada privacy yang tepat akan menimbulkan kerancuan, ketegangan, dan ketidaknyamanan. 10. Jarak Jarak dapat mempengaruhi komunikasi. Perawat perlu memperhitungkan jarak yang tepat pada saat melakukan hubungan dengan klien. Bentuk Komunikasi Komunikasi Verbal Komunikasi verbal mempunyai karakteristik jelas dan ringkas. Perbendaharaan kata mudah dimengerti, mempunyai arti denotatif dan konotatif, intonasi mampu mempengaruhi isi pesan, kecepatan bicara yang memiliki tempo dan jeda yang tepat, serta disertai unsur humor. Komunikasi Non Verbal Komunikasi non verbal mempunyai dampak yang lebih besar dari pada komunikasi verbal. Stuart dan Sundeen dalam Suryani (2006) mengatakan bahwa sekitar 70% pemahaman dapat ditimbulkan karena kata-kata, sekitar 30% karena bahasa paralinguistik dan 55% karena bahasa tubuh. Komunikasi non verbal dapat disampaikan melalui beberapa cara, yaitu penampilan fisik, sikap tubuh dan cara berjalan, ekspresi wajah dan sentuhan. KOMUNIKASI TERAPEUTIK Defenisi Terapeutik adalah segala sesuatu yang memfasilitasi proses penyembuhan. Komunikasi Terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan dan dilakukan untuk membantu penyembuhan/pemulihan pasien. Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi profesional bagi perawat. Tujuan Komunikasi Terapeutik 1. Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila pasien percaya pada hal yang diperlukan. 2. Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang efektif dan mempertahankan kekuatan egonya. 3. Memengaruhi orang lain, lingkungan fisik, dan dirinya sendiri. Manfaat Komunikasi Terapeutik 1. Mendorong dan menganjurkan kerja sama antara perawat dengan pasien melalui hubungan perawat-klien. 2. Mengidentifikasi, mengungkapkan perasaan, dan mengkaji masalah dan mengevaluasi tindakan yang dilakukan oleh perawat. Syarat-syarat Komunikasi Terapeutik 1. Semua komunikasi harus ditujukan untuk menjaga harga diri pemberi maupun penerima pasien. 2. Komunikasi yang menciptakan saling pengertian harus dilakukan terlebih dahulu sebelum memberikan sarana, informasi maupun masukan. Perbedaan Komunikasi Terapeutik dengan Komunikasi Sosial Komunikasi Terapeutik : 1. Terjadi antara perawat dengan pasien atau anggota tim kesehatan lainnya. 2. Komunikasi ini umumnya lebih akrab karena mempunyai tujuan, berfokus kepada pasien yang membutuhkan bantuan. 3. Perawat secara aktif mendengarkan dan memberi respon kepada pasien dengan cara menunjukkan sikap mau menerima dan mau memahami sehingga dapat mendorong pasien untuk berbicara secara terbuka tentang dirinya. Selain itu membantu pasien untuk melihat dan memperhatikan apa yang tidak disadari sebelumnya. Komunikasi Sosial : 1. Terjadi setiap hari antar-orang per orang baik dalam pergaulan maupun lingkungan kerja. 2. Komunikasi bersifat dangkal karena tidak mempunyai tujuan. 3. Lebih banyak terjadi dalam pekerjaan, aktivitas sosial, dll. 4. Pembicara tidak mempunyai fokus tertentu tetapi lebih mengarah kebersamaan dan rasa senang 5. Dapat direncanakan tetapi dapat juga tidak direncanakan. Prinsip-prinsip Komunikasi Terapeutik 1. Perawat harus mengenal dirinya sendiri yang berarti menghayati, memahami dirinya sendiri serta nilai yang dianut. 2. Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima, saling percaya dan saling menghargai. 3. Perawat harus menyadari pentingnya kebutuhan pasien baik fisik maupun mental. 4. Perawat harus menciptakan suasana yang memungkinkan pasien fisik maupun mental. 5. Perawat harus dapat menciptakan suasana yang memungkinkan pasien bebas berkembang tanpa rasa takut. 6. Perawat harus mampu menguasai perasaan sendiri secara bertahap untuk mengetahui dan mengatasi perasaan gembira, sedih, marah, keberhasilan maupun frustasi. 7. Mampu menentukan batas waktu yang sesuai dan dapat mempertahankan konsistensinya. 8. Memahami betul arti empati sebagai tindakan yang terapeutik dan sebaliknya simpati bukan tindakan yang terapeutik. 9. Kejujuran dan komunikasi terbuka merupakan dasar dari hubungan terapeutik. 10. Mampu berperan sebagai role model agar dapat menunjukkan dan meyakinkan orang lain tentang kesehatan, oleh karena itu perawat perlu mempertahankan suatu keadaan sehat fisik mental, spiritual, dan gaya hidup. 11. Disarankan untuk mengekspresikan perasaan bila dianggap mengganggu. 12. Altruisme untuk mendapatkan kepuasan dengan menolong orang lain secara manusiawi. 13. Berpegang pada etika dengan cara berusaha sedapat mungkin mengambil keputusan berdasarkan prinsip kesejahteraan manusia. 14. Bertanggung jawab dalam dua dimensi yaitu tanggung jawab terhadap diri sendiri atas tindakan yang dilakukan dan tanggung jawab terhadap orang lain. Sikap Komunikasi Terapeutik a. Berhadapan; Arti dari posisi ini adalah saya siap untuk anda b. Mempertahankan kontak mata; Kontak mata pada level yang sama berarti menghargai klien dan menyatakan keinginan untuk tetap berkomunikasi. c. Membungkuk kearah klien Posisi ini menunjukkan keinginan untuk menyatakan atau mendengarkan sesuatu. d. Memperlihatkan sikap terbuka; Tidak melipat kaki atau tangan menunjukkan keterbukaan untuk berkomunikasi dan siap membantu. e. Tetap rileks; Tetap dapat mengendalikan keseimbangan antara ketegangan dan relaksasi dalam memberikan respons kepada pasien, meskipun dalam situasi yang kurang menyenangkan. Tehnik-tehnik Komunikasi Terapeutik Menurut Wilson dan Kneist (1992) serta Stuart dan Sundeen (1998) antara lain : 1. Mendengarkan dengan penuh perhatian. dalam hal ini perawat berusaha mengertin klien dengan cara mendengarkan apa yang disampaikan klien. Satu-satunya orang yang dapat menceritakan kepada perawat tentang perasaan, pikiran dan persepsi klien adalah klien sendiri. Sikap yang dibutuhkan untuk menjadi pendengar yang baik adalah : pandangan saat berbicara, tidak menyilangkan kaki dan tangan, hindari tindakan yang tidak perlu, anggukan kepala jika klien membicarakan hal- hal yang penting atau memerlukan umpan balik, condongkan tubuh ke arah lawan bicara. Mendengarkan ada dua macam : a. Mendengar pasif Kegiatan mendengar dengan kegiatan non verbal untuk klien misalnya dengan kontak mata, menganggukkan kepala dan juga keikutsertaan secara verbal, misalnya “uuh huuhh”. “mmmhhuummm”, “yeah”, “saya dengar kamu” b. Mendengar aktif Kegiatan mendengar yang menyediakan pengetahuan bahwa kita tahu perasaan orang lain dan mengerti mengapa dia merasakan hal tersebut. 2. Menunjukkan penerimaan Menerima tidak berarti menyetujui. Menerima berarti bersedia untuk mendengarkan orang lain tanpa menunjukkan keraguan atau ketidaksetujuan. Perawat harus waspada terhadap ekspresi wajah dan gerakan tubuh yang menyatakan tidak setuju, seperti mengerutkan kening atau menggeleng yang menyatakan tidak percaya. Berikut ini adalah sikap perawat yang menyatakan penerimaan : Mendengarkan tanpa memutuskan pembicaraan, memberikan umpan balik verbal yang menyatakan pengertian, memastikan bahwa isyarat non verbal cocok dengan komunikasi verbal, menghindari perdebatan, ekspresi keraguan atau usaha untuk mengubah pikiran klien. 3. Menanyakan pertanyaan yang berkaitan Tujuan perawat bertanya adalah untuk mendapatkan informasi yang spesifik mengenai apa yang disampaikan oleh klien. Oleh karena itu, pertanyaan sebaiknya dikaitkan dengan topik yang dibicarakan dan gunakan kata-kata yang sesuai dengan konteks sosial budaya klien. Contoh: “Tadi anda katakan anda memiliki 3 orang saudara, siapa yang anda rasakan palin dekat dengan anda?”. 4. Pertanyaan terbuka (open-Ended Qustion) Pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban “Ya” dan “mungkin”, tetapi pertanyaan memerlukan jawaban yang luas, sehingga pasien dapat mengemukakan masalahnya, perasaannya dengan kata-kata sendiri, atau dapat memberikan informasi yang diperlukan. Contoh : Perawat : “coba Ibu ceritakan yang biasanya dilakukan bila ibu sakit perut?” atau “coba ibu ceritakan riwayat penyakit ibu?”