6 years ago
Advertisements
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam ilmu kesehatan, komunikasi tidak bisa dipisahkan dengan peranan perawat
sebagai petugas kesehatan. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa lepas dari
kegiatan komunikasi.Sehingga sekarang ilmu komunikasi berkembang pesat. Salah satu
kajian ilmu komunikasi ialah komunikasi kesehatan yang merupakan hubungan timbal
balik antara tingkah laku manusia masa lalu dan masa sekarang dengan derajat
kesehatan dan penyakit, tanpa mengutamakan perhatian pada penggunaan praktis dari
pengetahuan tersebut atau partisipasi profesional dalam program-program yang
bertujuan memperbaiki derajat kesehatan melaui pemahaman yang lebih besar tentang
hubungan timbal balik melalui perubahan tingkah laku sehat ke arah yang diyakini akan
meningkatkan kesehatan yang lebih baik. Kenyataaanya memang komunikasi secara
mutlak merupakan bagian integral dari kehidupan kita, tidak terkecuali perawat, yang
tugas sehari-harinya selalu berhubungan dengan orang lain. Entah itu pasien, sesama
teman, dengan atasan, dokter dan sebagainya. Maka komunikasi sangatlah penting
sebagai sarana yang sangat efektif dalam memudahkan perawat melaksanakan peran dan
fungsinya dengan baik. Komunikasi merupakan alat untuk membina hubungan
terapeutik karena komunikasi mencakup pencapaian informasi, pertukaran pikiran dan
perasaan. Proses komunikasi terapeutik sering kali meliputi kemampuan dan komitmen
yang tulus pada pihak perawat untuk membantuk klien mencapai keberhasilan
keperawatan bersama. Komunikasi yang berlangsung di tatanan kelompok ataupun
komunitas biasanya lebih efektif dalam mengkomunikasikan tentang kesehatan oleh
petugas kesehatan seperti perawat salah satunya.
1. Tujuan Penulisan
Makalah ini dibuat agar mahasiswa mengetahui dan memahami komunikasi terapeutik
serta penerapan komunikasi terapeutik pada klien dan keluarga ditatanan komunitas
dalam program pengefektivan kebersihan diri dan lingkungan dalam masyarakat.
1. Sistematika penulisan
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan
5.2 Saran
BAB II
KONSEP KOMUNIKASI
1. A. PENGERTIAN KOMUNIKASI
Komunikasi dalah elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan seseorang
untuk menetapkan,mempertahankan,dan meningkatkan kontak dengan orang lain.
Karena komunikasi dilakukan oleh seseorang setiap hari, orang sering sekali salah
berfikir bahwa komunikasi adalah sesuatu yang mudah.Namun sebenarnya komunikasi
adalah proses kompleks yang melibatkan tingkah laku dan hubungan serta
memungkinkan individu berasosiasi dengan orang lain dan dengan lingkungan
sekitarnya. Hal itu merupakan peristiwa yang terus berlangsung secara dinamis.
1. 1. TINGKATAN KOMUNIKASI
Komuniaksi terjadi pada suatu tingkat sosial ,diaman orang orang yang terlibat
didalamnya terlibat dalam kontak intreapersonal dan interpersonal. Proses ini sangat
dinamis dimana makna pesan dinegosiasikan oleh orang tersebut. Ketika komunikasi
berlangsung , orang tersebut mungkin sadar dan mungkin juga tidak sadar akan setiap
elemen komunikasi. Pada percakapan sehari-hari, peserta tidak akan peduli untuk
menganalisis makna setiap kata atau isyarat. Misalnya seseorang mungkin menjadi lebih
hidup, menggunakan tangannya untuk mengekspresikan idenya tanpa berpikir secara
sadar. “saya akan melambaikan tangan untuk menekankan hal ini.” Namun seorang
pearawat harus belajar untuk menyadari setian elemen dari proses komunikasi.
1. 3. REFEREN
Referen atau stimulus memotivasi seseorang untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Referen dapat berupa objek, pengalaman , emosi, ide atau tindakan. Individu yang sadar
memperhitungkan referen dalam interpesonal aksi intrapersonal dapat dengan hati-hati
mengembangkan dan mengatur pesan.
1. 4. PENGIRIM
Yang disebut encorder, adalah orang yang memprakarsai pesan atau komunikasi
interpersonal. Pengirim menempatkan referen pada suatu bentuk yang dapat
ditransmisikan dan melaksanakan tanggung jawab untuk ketepatan isi dan nada
emosional pada pesan tersebut. Peran pengirim dapat diputar seterusnya antara peserta
pada waktu informasi ditransmisikan.
1. 5. PESAN
Pesan adalah informasi yang dikirimkan atau diekspresikan oleh pengirim. Pesan yang
paling efektif harus jelas dan terorganisasi serta diekspresikan dengan cara yang dikenal
baik oleh orang yang menerimanya. Misalnya jargon profesional (terminologi teknis
yang digunakan oleh pemberi perawatan kesehatan) harus disiapkan untuk interkasi
antara profesional dan bukan antara perawat dan klien . pesan mungkin terdiri dari
simbol bahasa verbal dan nonverbal (misalnya,kata-kata yang diucapkan,ekspresi
wajah,atau gerakan tubuh). Sayangnya tidak semua simbol memiliki makna yang
universal. Oleh karena itu kesulitan dalam komunikasi mungkin terjadi pada pesan
tersebut jika pengirim tidak waspada terhadap faktor ini dan tidak mencoba untuk
menjelaskan.
1. 6. SALURAN
1. 7. PENERIMA
Penerima yang juga disebut deoder, adalah orang yang menerima pesan yang
dikirimkan. Supaya komunikasi dapat berjalan efektif , penerima harus merasa atau
mewaspadai pesan tersebut. Pesan dari pengirim kemudian bertindak sebagai salah satu
penerima referen dan mengharuskan penerima secara tepat membaca sandi dan
merespons pesan pengirim.
1. 8. RESPONS
Komunikasi adalah proses yang terus menerus. Penerima membalas mengirimkan pesan
kepada pengirim. Respons ini membantu untuk mengungkapkan apakah makna dari
pesan tersebut tersampaikan. Respons verbal dan nonverbal dari penerima mengirimkan
respons kepada pengirim menunjukkan pemahaman penerima tentang pesan tersebut.
Demi keefektifan , keduanya harus peka dan terbuka atas pesan satu sama lain. Dalam
hubungan sosial , kedua belah pihak yang terlibat mengambil tanggung jawab yang
sama untuk mencari keterbukaan dan kejelasan, mengingat perawat memiliki tanggung
jawab yang besar dalam hubungan pearwat dan klien.
1. 9. BENTUK KOMUNIKASI
1. a. KOMUNIKASI VERBAL
Meliputi kata-kata yang diucapkan maupun yang ditulis. Kata-kata adalah media atau
simbol yang digunakan untuk mengekspresikan ide atau perasaan., menimbulkan
respons emosional, atau menggambarkan objek atau observasi, kenangan atau
kesimpulan. Kata-kata juga digunakan untuk menyampaikan makna yang tersembunyi ,
menguji minat orang lain atau tingkat kepedulian atau untuk mengekspresikan
kecemasan atau rasa takut. Bahasa akan menjadi efektif hanya jika setiap orang yang
berkomunikasi memahami pesan tersebut dengan jelas.
1. b. KOMUNIKASI NON-VERBAL
Tindakan sering kali dapat mengatakan lebih banyak daripada kata-kata. Komunikasi
non verbal adalah transmisi pesan tanpa menggunakan kata-kata.dan merupakan salah
satu cara yang terkuat bagi seseorang untuk mengirimkan pesan kepada oranglain. Kita
secara terus menerus berkomunikasi secara non verbal dalam pertemuan dimana kita
saling bertemu.gerakan tubuh memberikan makna yang jelas daripada kata-kata.
Komunikasi non verbal lebih kuat daripada komunikasi verbal. Perawat harus waspada
akan adanya komunikasi non verbal yang mengkuti pesan verbal yang disampaikan pada
klien. Klien mungkin merasakan adanya rsa ketidakpercayaan atau kecemasan ketika
muncul ketidaktepatan antara pesan verbal dan non verbal perawat. Ungkapan seperti,
“Selamat pagi, apa kabar?” dapat memberikan eberapa makna bagi klien jika nada
bicara dan eksprsi wajah perawat tidak sesuai dengan kata-kata yang diucapkannya.
Pesan verbal harus menguatkan atau diikuti oleh isyarat non-verbal yang tepat misalnya
ketika perawat bertemu dengan klien, pertahankan kontak mata dan bicara dengan suara
yang tenang dan memberikan rasa aman kepada klien.
Selama pengkajian, perawat harus mengamati pesan verbal dan non-verbal klien. Klien
yang mengatakan bahwa mereka merasa baik-baik saja namun menyeringai pada waktu
bergerak mengomunikasikan dua pesan yang berbeda. Menjadi pengamat tingkah laku
non-verbal membutuhkan waktu. Perawat yang merasakan pesan non-verbal memiliki
kemampuan yang lebih baik untuk memahami klien, mendeteksi peubahan kondisi dan
menentukan kebutuhan asuhan keperawatan.
Persepsi, nilai, latar belakang budaya, pengetahuan, peran dan lokasi interaksi
mempengaruhi isi pesan dan cara bagaimana pesan itu disampaikan.komunikasi
interpersonal dibuat dengan lebih kompleks karena setiap orang dipengaruhi secara
berbeda oleh variabel interpersonal. Variabel interpersonal membuat setiap komunikasi
interpersonal menjadi unik. Setiap orang membuat asosiasi berbeda dan
menginterpretasikan pesan secara berbeda. Pemahanman faktor ini membantu seorang
perawat untuk mengetahui alasan klien memiliki kesulitan berkomunikasi dan strategi
yang dibutuhkan untuk membantu.
1. a. PERKEMBANGAN
Sebagian besar anak-anak lahir dengan mekanisme fisik dan kapasitas untuk
mengembangkan kemampuan berbicara dan berbahasa. Anak dengan kegagalan
perkembangan seperti paralisis cerebral, autisme dan sindrom Down akan memiliki
tingkat kapasitas yang berbeda untuk mengembangkan kemampuan bicara dan bahasa.
Tingkat perkembangan berbicara bervariasi dan secara langsung berhubungan dengan
perkembangan neurologi dan intelektual (Whaley dan Wong, 1995). Lingkungan
seorang anak harus juga menawarkan stimulasi untuk perkembangan normal.
Lingkungan yang disediakan oleh orang tua memberikan pengaruh terhadap kemampuan
untuk berkomunikasi. Perawat menggunakan teknik khusus untuk berkomunikasi
dengan anak-anak dari berbagai tingkat perkembangan yang berbeda. Untuk dapat
berkomunikasi secara efektif dengan anak-anak, perawat harus memahami pengaruh
perkembangan bahasa dan proses berfikir. Keduanya akan mempengaruhi cara anak
berkomunikasi dan cara bagaimana perawat dapat berinteraksi secara sukses dengan
mereka.
1. b. PERSEPSI
1. c. NILAI
Nilai adalah standar yang mempengaruhi tingkah laku. Nilai tersebut adalah apa yang
dianggap penting dalam hidup oleh seseorang dan pengaruh dari ekspresi pemikiran dan
ide. Nilai juga mempengaruhi interpretasi pesan. Karena nilai adalah panduan umum
tingkah laku, sangat penting bagi seorang perawat untuk mengembangkan kepekaan
dalam nilai tersebut. Beberapa nilai mungkin diketahui dengan mudah dan tanpa konflik
(misalnya, kerahasiaan atau perawatan kulit bagi pasien yang tidak dapat melakukan
mobilisasi) sedangkan yang lain mungkin mengarah pada konflik tingkat tinggi dan
menjadi sulit untuk diartikulasikan (mis, nilai tentang kematian dan hak untuk mati).
Memahami dan menjelaskan nilai penting dalam membuat keputusan klinis interaksi.
Perawat sebaiknya tidak membiarkan nilai pribadi mempengaruhi hubungan profesional.
Gerakan tubuh yang menghakimi akan menghancurkan kepercayaan dan mengganggu
komunikasi yang efektif.
1. d. EMOSI
Emosi adalah perasaan subjektif seseorang mengenai peristiwa tertentu. Cara seorang
bersosialisasi atau berkomunikasi dengan orang lain dipengaruhi oleh emosi. Klien yang
marah mungkin melakukan reaksi yang berbeda atas perintah perawat dibandingkan
mereka yang ketakutan. Emosi mempengaruhi kemampuan untuk menerima pesan
dengan sukses. Emosi juga dapat menyebabkan seseorang salah menginterpretasikan
sesuatu atau tidak mendengar pesan. Jika klien melontarkan rasa marahnya, seorang
perawat tidak boleh menganggapnya serius. Perawat dapat mengkaji emosi klien dengan
mengamati interaksi mereka dengan keluarga, dokter, atau perawat lainnya.
Ketika seorang perawat mengasuh klien, mereka harus mewaspadai emosi emosi mereka
sendiri. Sangat sulit untuk menghindari emosi. Klien sangat peka dan dapat merasakan
rasa marah, frustasi atau sedih. Umumnya tidak tepat untuk mendiskusikan emosi
pribadi dengan klien. Sistem pendukung sosial darin sejawat akan membantu perawat
mengekspresikan emosinya. Pemanfaatan program asisten karyawan, pertemuan dengan
teman sebaya, dan penggunaan tim interdisiplin seperti pekerja sosial dan perawatan
pastoral membuat perawat dapat mengekspresikan emosinya dan perasaan pada tempat
dan waktu yang tepat. Hasil dari intervensi ini harus difokuskan untuk mendapatkan
solusi untuk mencapai atau mengidentifikasikan masalah dan apa yang menjadi
perhatian perawat.
Budaya adalah jumlah total dari mempelajari cara berbuat, berpikir dan merasakan.
Budaya merupakan bentuk kondisi yang menunjukan dirinya melalui tingkah laku.
Bahasa, pembawaan, nilai, dan gerakan tubuh merefleksikan asal budaya. Budaya
mempengaruhi cara klien dan perawat melakukan hubungan satu sama lain dalam
berbagai situasi. Perawat belajar untuk mengetahui makna budaya dalam proses
komunikasi. Pengaruh kebudayaan menetapkan batas bagaimana seseorang bertindak
dan berkomunikasi.
Budaya juga mempengaruhi metoda komunikasi tentang gejala atau perasaan menderita
pada orang lain. Perbedaan muncul dalam penyingkapan diri atau ketika keinginan untuk
menunjukkan emosi dan informasi psikologis pada orang lain. Misalnya orang Amerika
dan Eropa lebih terbuka dan ingin mendiskusikan masalah keluarga yang pribadi
sedangkan orang Amerika Latin, Afrika dan Asia enggan untuk mengemukakan
informasi pribadi atau keluarga pada orang asing seperti perawat atau dokter. Pada
beberapa kelompok etnik, atau kelompok rasial, diam, rasa malu hanya terjadi jika ada
orang asing atau profesional dari budaya yang lebih dominanm kadang hal itu terjadi
karena rasa ketidakpercayaanhistoris yang berdasarkan pada diskriminasi. Pada kondisi
lain dapat dipengaruhi oleh kesetiaan pada keluarga dan persetujuan tidak akan
membagi masalah pada orang yang bukan amggota keluarga.
Perbedaan bahasa juga dapat merintangi komunikasi dan hubungan. Ketika perawat
melakukan perawatan pada klien yang berbicara dalam bahasa yang berbeda, mungkin
diperlukan seorang penarjemah. Perawat dapat mempelajari kata kunci seperti air, sakit,
atau kamar mandi untuk meyakinkan bahwa kebutuhan dasar pasien dikaji dan
dipahami.
1. f. JENDER
Perbedaan janis kelamin mempengaruhi proses komunikasi. Pria dan wanita memiliki
gaya komunikasi yang berbeda dan satu sama lain aling mempengaruhi proses
komunikasi secara unik. Tannen (1990) mendiskusikan gaya komunikasi yang berbeda
bagi prai dan wanita. Sejak usia 3 tahun, anak perempuan bermain dengan teman
baiknya atau dalam kelompok bermain kecil dan menggunakan bahasa untuk mencari
konfirmasi, meminimalkan perbedaan, dan menetapkan atau menguatkan keintiman.
Sebaliknya anak laki-laki, menggunakan bahasa untuk menetapkan kebebasab dan
menegosiasikan aktivitas status dalam kelompok yang besar, meskipun ketika mereka
ingin berteman, mereka umumnya melakukannya dengan adu otot. Ketika dewasa, pria
dan wanita memiliki kesan yang sama sekali berbeda mengenai perbincangan yang
sama. Tannen (1990) menyatakan bahwa friksi antar kedua jenis kelamin bangkit karena
pria dan wanita tumbuh dalam budaya yang secara esensial berbeda, maka akibatnya
percakapan diantara mereka mengalami lintas kultural. Pendekatan ini berbeda dari teori
perbedaan dominasi bahwa justru menekankan pada pola wanita predominan untuk
mencari hubungan dan persahabatan dengan yang lain dan pola predominan pria untuk
menyelesaikan tugas dan mencari kebebasan serta status. Meskipun pendekatan seperti
ini tidak menjelaskan seluruh masalah yang muncul dalam hubungan antara pria dan
wanita, namun dapat menjelaskan ketidakpuasan tanpa menyalahkan dan tanpa
menghancurkan hubungan.
Tentu saja perawat perlu mewaspadai perbedaan ini ketika bekerja dengan klien atau
dengan anggota tim kesehatan lainnya yang berlawan jenis. Aktif menyimak dan
mencari kejelasan akan membantu mencegah salah persepsi dan salah paham (Ebersole
dan Hess, 1994).
1. g. PENGETAHUAN
Komunikasi dapat menjadi sulit ketika orang yang berkomunikasi memiliki tingkat
pengetahuan yang berbeda. Pesan akan menjadi tidak jelas ketika kata-kata dan
ungkapan yang digunakan tidak dikenal oleh pendengar. “insisi hampir sembuh tanpa
ada cairan abnormal” sama artinya dengan “insisi bersih dan akan segera sembuh”.
Dalam hal ini perkataan yang kedua akan lebih dipahami oleh pasien.
Individu berkomunikasi dalam tatanan yang tepat menurut hubungan dan peran
mereka.Pelajar menggunakan cara bicara yang berbeda ketika mereka bicara dengan
teman atau dengan instruktur,dokter atau rohaniawan.Kata-kata,ekspresi wajah,nada
suara,dan gerakan tubuh bergantung pada bagaimana orang tersebut menerima
komunikasi.
Seseorang akan merasa lebih nyaman ketika menunjukan ide untuk individu yang dapat
mengembangkan hubungan yang positif dan memuaskan.Ketika hubungan antara
perawat dan klien berkembang,perawat dan klien akan memiliki rasa percaya diri dalam
menghubungkan ide dengan perasaan.Komunikasi akan menjadi lebih efektif ketika
masing-masing pihak tetap waspada tentang peran mereka dalam suatu
hubungan.Perawat harus menghindari penggunaan terminologi seperti,‘’sayang’’ atau
‘’manis’’ ketika memanggil klien manapun.Ungkapan seperti ini dapat diinterpretasikan
tidak tepat dan ofensif oleh pasien.
1. i. LINGKUNGAN
Orang cenderung dapat berkomunikasi dengan lebih baik dalam lingkungan yang
nyaman.Ruangan yang hangat,bebas dari kebisingan dan gangguan adalah yang
terbaik.Kebisingan dan kurangnya kebebasan seseorang dapat mengakibatkan
kebingungan,ketegangan atau ketidak nyamanan.Misalnya,klien yang takut pada
diagnosa kanker akan keberatan untuk mendiskusikan penyakitnya dalam
ruangantunggu yang sibuk dan penuh sesak.Gangguan lingkungan dapat mengganggu
pesan yang dikirimkan antara dua orang.
Dalam lingkungan perawatan kesehatan sekarang ini,seringkali tidak ada waktu untuk
dihabiskan bersama klien.Dalam pengaturan keperawatan akut,perawat harus
mempelajari bagaimana menggunakan waktu dengan klien secara bijak karena waktu
rawat inap dirumah sakit yang pendek.
Usaha perawat untuk memberikan informasi tidak boleh dihalangi oleh distraksi
lingkungan.Komunikasi harus tepat dan relevan,berdasarkan pada rencana pasien untuk
perawatan.Proses komunikasi ini terus berlanjut ketika pasien memasuki fase pasca
rawat inap.Klien kerap kali dipindahkan ke lingkungan yang bervariasi.Komunikasi
harus terus berlanjut pada lingkungan yang bervariasi ini,seperti unit perawat yang
terlatih di rumah.Metode yang kreatif seperti interaksi telepon atau referensi fax
komputer umumnya muncul sebagai fasilitator proses komunikasi dalam lingkungan
perawatan kesehatan yang terus berubah dewasa ini.
Teritorial menetapkan makna dari hak seseorang pada suatu area dan
sekitarnya.Teritorial sangat penting karena membuat seseorang memiliki
identitas,keamanan dan kontrol.Dengan kata lain,seseorang merasa terancam ketika
orang lain memasuki teritorialnya karena hal tersebut mengganggu homeostatis
psikologis,menimbulkan kecemasan,dan menyebabkan munculnya perasaan kehilangan
kontrol.Dalam teks klasik,Hall (1969) mengemukan istilah proksemik yang artinya
penggunaan ruang dalam hubungan inerpersonal atau jarak antar komunikator.Dalam
interaksi sosial,orang secara sadar mempertahankan jarak antar-mereka sendiri.Ruang
pribadi adalah ‘’gelembung’’yang tidak tampak dan dapat berpindah,mengikuti orang
tersebut.Teritorial dapat dipisahkan dan menjadi tampak bagi orang lain,seperti halaman
yang berpagar,handuk dipantai,atau tempat tidur dirumah sakit.
1. 1. Sikap Berkomunikasi
2. Gerakan Tubuh :
— Sikap tubuh
— Ekspresi wajah
— Tersenyum
— Kontak mata
— Sedikit membungkuk
1. Sentuhan:
— Bersalaman
— Menepuk bahu
— Mengangkat jempol
— Tepuk tangan
— Korban aniaya
— Larangan budaya
— Curiga
1. Jarak:
— Pribadi : 50 – 120 cm
— Diam:
— Mendengar aktif
— Kontak mata
1. 1. Fact Finding
Mencarikan dan mengumpulkan fakta dan data sebelum seseorang melakukan kegiatan
komunikasi. Untuk berbicara di depan suatu masyarakat perlu dicari fakta dan data
tentang masyarakat tersebut, keinginannya, komposisinya dan sebagainya.
1. 2. Planning
Berdasarkan fakta dan data itu dibuatkan rencana tentang apa yang akan dikemukakan
dan bagaimana mengemukakannya. Bagi suatu masyarakat yang agraris tentu saja
pengemukaan komunikasi haruslah menggunakan cara yang sesuai dengan ciri-ciri
agraris.
1. 3. Communicating
1. 4. Evaluation
Penilaian dan analisis kembali diperlukan untuk melihat bagaimana hasil komunikasi
tersebut. Ini kemudian menjadi bahan bagi perencanaan melakukan komunikasi
selanjutnya.
1. B. Komunikasi terapeutik
1. 1. Interaksi Sosial
Usaha pertama dalam berkomunikasi dengan klien umumnya meliputi interaksi social
yang singkat. Pesan yang disampaikan bersifat dangkal dimana baik perawat ataupun
klien tidak mendiskusikan masalah atau pandangan pribadi secara mendalam. Interaksi
superficial membuat mereka yang ikut serta merasa aman karena diskusi tidak memiliki
keinginan tersembunyi untuk pemaparan pribadi. Perawat sering kali menggukan
interaksi social superficial pada awa pembicaraan dengan klien untuk memberikan dasar
bagi hubungan yang lebih dekat. Misalnya perawat menyapa klien ‘Selamat pagi Ny.C
senang bertemu dengan anda hari ini”.
Menyimak adalah salah satu tehnik komunikasi terapeutik yang paling efektif.
Menyimak merupakan metoda non verbal untuk menunjukan minat pada
kebutuhan,pandangan dan masalah klien. Menyimak adalah proses aktif dan penuh
pelajaran sedangkan mendengarka adalah proses neurologis yang pasif untuk menerima
informasi.
1. 3. Menunjukan penerimaan
Penunjukan penerimaan artinya bukan menghakimi orang lain dan menunjukan kegiatan
pewawancara untuk menyimak kepercayaan,penghargaan dan latihan klien. Hal ini
kadang sulit karena perawat menghadapi klien dengan latarbelakang yang bervariasi.
Penerimaan tidak sama dengan persetujuan. Penerimaan dalah keinginan untuk
mendegar seseorang tanpa menunjukan keraguan atau ketidaksetujuan.
Bertanya adalah metode langsung dari komunikasi . tujuan perawat adalah untuk
memperoleh infrmasi spesifik mengenai klie. Pertanyaaan digunakan selama
percakapan, unutk menetapkan nada interaksi verbal da mengontrol tujuannya.
Pertanyaan yang paling efektif jika berkaitan dengan topic atau subjek yang didskusikan
dan menggunakan kata-kata dan pola-pola dalam konteks sosiokultural klien yang
normal.
1. 5. Parafrase
Parafrase adalah mengulang pesan klien dengan kata-kata perawat sendiri. Melalui
paraphrase perawat mengirim respons yang membuat klien tahu apakah pesan mereka di
pahami dan mengacu pada komunikasi lebih lanjut. Ilustrasi :
Klien : saya sudah muak dokter saya tidak mau mengatakan kepada saya apa yang
terjadi. Dia tampaknya tidak peduli apa yang saya fikirkan
Perawat : anda frustasi kaena anda dan dokter anda tidak membicarakan diagnose?
1. 6. Menjelaskan
Menjelaskan dalam hal ini mungkin didefinisikan sebagai tindakan yang menyatakan
ulang sebuah pertanyaan yang sudah diutarakan atau dikirimkan oleh pengirim pesan.
Tanpa penjelasan,informasi penting dapat menjadi hilang. Informasi sangat penting
untuk rencana perawatan klien dan dapat menjadi tidak lengkap kecuali jika data yang
membinggungkan atau kontradiksi dapat dijelaskan. Dengan menjelaskan pesan secara
lebih spesifik kemungkinan untuk dipahami menjad lebih besar.
1. 7. Fokus
Focus dapat didefiniskan sebagai memusatkan informasi pada elemen atau konsep kunci
dari pesan yang dikirimkan. Pemfokuskan akan menghilang ketidak jelasan dalam
komunikasi dengan membatasi area diskusi.
1. 8. Menetapkan observasi
Ketika berkomunikasi orang sering kali tidak sadar bagaimana pesan mereka terima.
Respon dari orang lain memberitahu mereka apakah mereka mengkomunikasikan pesan
yang dikehendaki. Salah satu supaya perawat dapat memberikan respon adalah bersama
dengan klien berbagi observasi tentang tingkah laku merka selam berkomunikasi.
1. 9. Memberikan informasi
Dalam interaksi dengan klien perawat seringkali memberikan informasi yang member
klien data tambahan atau masukan.perawat harus menghindari memberikan nasihat pada
klien ketika memberikan informs sehingga tidak mempengaruhi proses pengambilan
keputusan klien. Perawat menyediakan informasi yang akan mambantu klien mencapai
keputusan yang menurut mereka dapat mengoptimalkan tingkat kesehatan mereka.
Kegunaan ketengan dapat menjadi efektif namun dapat menjadi sulit karena
jeda dalam percakapan yang berlangsung selama beberapa detik atau menit dapat
menybabkan kejanggalan. Penggunaan ketengan membtuhkan keterampilan dan waktu.
Ketenagan secara khusus bergua ketika klien berhadapan dengan keputusan sulit dimana
mereka tidak yakin bagaimana membaginya dengan perawat.
1. 11. Penyimpulan
Penyimpulan adalah pengulangan ringkas ide – ide utama yang telah didiskusikan.
Penyimpulan kan membatu perawatmengulang aspek-aspek kunci interaksi. Dengan
penyimpulan klien akan mampu mengurangi informasi dan menambahkan atau
mengoreksi.
Penentraman yang tulus dan dapat dipercaya sangat penting dan dapat membantu
menetapkan harga diri da harapan klien. Bradley dan edinberg (1990) telah
mengidentifikasi 6 konsep dasar dimana penemtrman secra verbal dapat diberikan klien
dapat diyakinkan bahwa :
Defentif adalah respons untuk mengkritik , untuk menunjukan bahwa klien tidak
memiliki hak untuk memberikan opini. Ketika perawat menjadi defentif apa yang
menjadi kekhawatiran klien sering kali terabaikan.
Jika perawat menginginka informasi tambahan, terdapat cara cara lain yang lebih efektif
untuk menetapkan pertanyaan. Misalnya, daripada betanya “kenapa anda tidak
melakukan latihan ?” perawat dapat mengatakan , “Anda tidak melakukan latihan anda.
Apakah ada masalah ?
Hubungan klien – perawat adalah suatu proses dinamis yang meliputi usaha kolaborasi
perawat-klien untuk mengatasi masalh dan untuk meningkatkan kesehatan dan
kemampuan adaptasi hubungan yang membantu ini adalah terapeutik yang
meningkatakan iklim psikologis yang membawa perubahan dan pertumbuhan klien yang
positif . penciptaan lingkungan yang terapeutik bergantung pada kemampuan perawat
untuk menyediakan kenyamanan fisik dan psikososial pada klien .
1) Fase preinteraksi
Tahap ini adalah masa persiapan sebelum memulai berhubungan dengan klien. Tugas
perawat pada fase ini yaitu :
b) Menganalisa kekuatan dan kelemahan diri, dengan analisa diri ia akan terlatih
untuk memaksimalkan dirinya agar bernilai tera[eutik bagi klien, jika merasa tidak siap
maka perlu belajar kembali, diskusi teman kelompok;
2) Fase orientasi
Fase ini dimulai pada saat bertemu pertama kali dengan klien. Pada saat pertama kali
bertemu dengan klien fase ini digunakan perawat untuk berkenalan dengan klien dan
merupakan langkah awal dalam membina hubungan saling percaya. Tugas utama
perawat pada tahap ini adalah memberikan situasi lingkungan yang peka dan
menunjukkan penerimaan, serta membantu klien dalam mengekspresikan perasaan dan
pikirannya. Tugas-tugas perawat pada tahap ini antara lain :
Selanjutnya setiap awal pertemuan lanjutan dengan klien lakukan orientasi. Tujuan
orientasi adalah memvalidasi keakuratan data, rencana yang telah dibuat dengan
keadaan klien saat ini dan mengevaluasi tindakan pertemuan sebelumnya.
3) Fase kerja
Tahap ini merupakan inti dari keseluruhan proses komunikasi teraeutik.Tahap ini
perawat bersama klien mengatasi masalah yang dihadapi klien.Perawat dan klien
mengeksplorasi stressor dan mendorong perkembangan kesadaran diri dengan
menghubungkan persepsi, perasaan dan perilaku klien.Tahap ini berkaitan dengan
pelaksanaan rencana asuhan yang telah ditetapkan.Tekhnik komunikasi terapeutik yang
sering digunakan perawat antara lain mengeksplorasi, mendengarkan dengan aktif,
refleksi, berbagai persepsi, memfokuskan dan menyimpulkan.
4) Fase terminasi
Fase ini merupakan fase yang sulit dan penting, karena hubungan saling percaya sudah
terbina dan berada pada tingkat optimal. Perawat dan klien keduanya merasa kehilangan.
Terminasi dapat terjadi pada saat perawat mengakhiri tugas pada unit tertentu atau saat
klien akan pulang. Perawat dan klien bersama-sama meninjau kembali proses
keperawatan yang telah dilalui dan pencapaian tujuan. Untuk melalui fase ini dengan
sukses dan bernilai terapeutik, perawat menggunakan konsep kehilangan. Terminasi
merupakan akhir dari pertemuan perawat, yang dibagi dua yaitu:
1. Terminasi sementara, berarti masih ada pertemuan lanjutan.
2. Terminasi akhir, terjadi jika perawat telah menyelesaikan proses keperawatan secara
menyeluruh.
1. Mengevaluasi pencapaian tujuan interaksi yang telah dilakukan, evaluasi ini disebut evaluasi
objektif. Brammer & Mc Donald (1996) menyatakan bahwa meminta klien menyimpulkan
tentang apa yang telah didiskusikan atau respon objektif setelah tindakan dilakukan sangat
berguna pada tahap terminasi
2. Melakukan evaluasi subjektif, dilakukan dengan menanyakan perasaan
3. klien setalah berinteraksi atau setelah melakukan tindakan tertentu;
Menyepakati tindak lanjut terhadap interaksi yang telah dilakukan. Hal ini sering disebut
pekerjaan rumah (planning klien). Tindak lanjut yang diberikan harus relevan dengan
interaksi yang baru dilakukan atau yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya. Dengan
tindak lanjut klien tidak akan pernah kosong menerima proses keperawatan dalam 24 jam;
4. Membuat kontrak untuk pertemuan berikutnya, kontrak yang perlu disepakati adalah topik,
waktu dan tempat pertemuan. Perbedaan antara terminasi sementara dan terminasi akhir,
adalah bahwa pada terminasi akhir yaitu mencakup keseluruhan hasil yang telah dicapai
selama interaksi.
1. Semua komunikasi harus ditujukan untuk menjaga harga diri pemberi maupun penerima
pesan.
2. Komunikasi yang menciptakan saling pengertian harus dilakukan lebih dahulu sebelum
memberikan saran, informasi maupun masukan.
Dalam hal kemajuan hubungan perawat-klien terdiri dari tiga jenisà utama : resistens,
transferens, dan kontertransferens (Hamid, 1998). Ini timbul dari berbagai alasan dan
mungkin terjadi dalam bentuk yang berbeda, tetapi semuanya menghambat komunikasi
terapeutik. Perawat harus segera mengatasinya. Oleh karena itu hambatan ini
menimbulkan perasaan tegang baik bagi perawat maupun bagi klien.
1. a. Resisten.
Resisten adalah upaya klien untuk tetap tidak menyadari aspek penyebab ansietas yang
dialaminya. Resisten merupakan keengganan alamiah atau penghindaran verbalisasi
yang dipelajari atau mengalami peristiwa yang menimbulkan masalah aspek diri
seseorang. Resisten sering merupakan akibat dari ketidaksediaan klien untuk berubah
ketika kebutuhan untuk berubah telah dirasakan. Perilaku resistens biasanya
diperlihatkan oleh klien selama fase kerja, karena fase ini sangat banyak berisi proses
penyelesaian masalah.
1. b. .Transferens.
Transferens adalah respon tidak sadar dimana klien mengalami perasaan dan sikap
terhadap perawat yang pada dasarnya terkait dengan tokoh dalam kehidupannya di masa
lalu. Sifat yang paling menonjol adalah ketidaktepatan respon klien dalam intensitas dan
penggunaan mekanisme pertahanan pengisaran (displacement) yang maladaptif. Ada
dua jenis utama reaksi bermusuhan dan tergantung.
1. c. .Kontertransferens.
Yaitu kebuntuan terapeutik yang dibuat oleh perawat bukan oleh klien.
Konterrtransferens merujuk pada respon emosional spesifik oleh perawat terhadap klien
yang tidak tepat dalam isi maupun konteks hubungan terapeutik atau ketidaktepatan
dalam intensitas emosi. Reaksi ini biasanya berbentuk salah satu dari tiga jenis reaksi
sangat mencintai, reaksi sangat bermusuhan atau membenci dan reaksi sangat cemas
sering kali digunakan sebagai respon terhadap resisten klien.
a) Brainstorming/curah pendapat
b) Program Komunitas
d) Ceramah
Tujuan:
1. D. KOMUNIKASI MASSA
Komunikasi massa sebagian merupakan keterampilan, sebagian seni, dan sebagian lagi
ilmu pengetahuan. Dikatakan suatu keterampilan karena komunikasi ini melibatkan
teknik dasar tertentu yang dapat di pelajari, misalnya, memfokuskan kamera televisi,
mengoprasikan tape recorder , atau melakukan pencatatan pada suatu wawancara.
Dalam pengertian sebagai seni, komunikasi ini menciptakan tantangan, missal, menulis
skrip untuk program televise, mengembangkan suatu tata ruang yang estetis untuk
majalah dan atau mengusulkan suatu lead yang menarik perhatian untuk isi berita.
Komunikasi merupakan suatu ilmu pengetahuan dalam arti bahwa ada prinsip tertentu
yang terlibat, yang memungkinkan komunikasi berlangsung, dan dapat di verifikasi serta
digunakan untuk mengupayakan sesuatu menjadi lebih baik.
Berbeda dari komunikasi interpersonal yang berlangsung dua arah, komunikasi massa
berlangsung satu arah, yang berarti tidak ada arus balik dari komunikan kepada
komunikator. Situasi ini dapat diasumsikan bahwa setelah pesan sampai kepada massa,
persepsi atau penerimaan massa terhadap informasi yang disebarkan sangat bergantung
pada massa dan komunikator tidak dapat memantau atau mengontrol penerimaan massa
terhadap informasi tersebut. Situasi ini tentulah tidak menguntungkan karena
memungkinkan kesalah persepsi yang besifat missal dan meluas. Contohnya, iklan atau
propaganda tentang HIV/AIDS yang ditayangkan televisi: “Gunakan kondom untuk
menghindari HIV/AIDS.” Pernyataan ini dapat menimbulkan persepsi bahwa seks bebas
diperkenanka selama HIV/AIDS dapat dicegah.
Pada masa ini, sering kali kita melihat acara Talk Show atau wawancara yang disiarkan melalui
televisi. Apakah komunikasi yang terjadi merupakan komunikasi massa ?
Televisi atau radio sering menayangkan komunikasi antara pendengar/pemirsa dan penyiar
melalui fasilitas telepon. Apakah komunikasi diatas berlangsung searah? Atau merupakan
suatu komunikasi massa?
Media massa sebagai saluran komunikasi merupakan lembaga bagi suatu intitusi atau
organisasi. Oleh karena itu, komunikatornya merupakan suatu lembaga (institutionalized
communicator atau organized communication). Komunikator pada komunikasi massa
misalnya wartawa surat kabar atau penyiar televisi, karena media yang digunakan adalah
suatu lembaga. Dalam menyebarkan pesan , komunikator bertindak atas nama lembaga,
sehingga informasi yang disampaikan harus selaras dengan kebijakan surat kabar atau
stasiun televisi yang diwakilinya. Komunikator pada komunikasi massa ini tidak
memiliki kebebasan individu untuk mengeluarkan pendapat (freedom of expression atau
freedom of opinion), hanya memiliki kebebasan yang dibatasi (restricted freedom).
Konsekuensi yang timbul dari komunikator adalah lembaga ini bahwa perannya dalam
proses komunikasi didukung orang-orang lain. Pemunculannya pada media komunikasi
tidak sendirian, tetapi bersama orang lain yang berperan mengatur teknik penyampaian,
perbaikan isi informasi, atau penambahan dan perluasan isi informasi sehingga
informasi menjadi lebih menarik dan sesuai dengan visi dan kebijakan lembaga
penyedia informasi. Seorang wartawan ketika menyampaikan informasi dalam Koran,
memerlukan tim editor agar tulisannya menjadi lebih baik, memerlukan penata letak
dalam penulisan dikoran atau majalah, dan mungkin juga memerlukan tambahan
informasi dari wartawan lain agar berita yang disampaikannya menjadi lebih
komprehensip, luas, dan mendalam.
Pesan hyang disebarkan melalui media massa bersifat umum (publik) karena ditujukan
pada khalayak umum dan menyangkut kepentingan umum. Dengan demikian, majalah
organisasi, film documenter, dan televise kabel tidak dapat di katakana sebagai
komunikasi massa. Media massa tidak akan menyiarkan suatu pesan yang tidak
menyangkut kepentingan umum, misalnya, berita pernikahan artis, undangan seminar
khusus alumni sekolah, dan sebagainya. Pemberitaan dengan tema-tema ini dalam
bidang jurnalistik disebut human interest, kisah yang oleh media massa dianggap
menarik untuk diketahui masyarakat.
Mengamati/mengawasi lingkungan;
Mengorelasi unsur-unsur masyarakat dalam menanggapi lingkungan;
Menyebarkan warisan sosial.
BAB III
Penerapan komunikasi terapeutik pada klien dan keluarga ditatanan
komunitas dalam mencegah penyakit Demam Berdarah Dengue
Fase-fase
Komunikasi Topik Peran Tujuan
Terapeutik
BAB IV
PEMBAHASAN
Program kebersihan diri dan lingkunngan akan lebih efektif apabila dapat secara tepat
mengkomunikasikannya kepada seluruh komunitas. Jika ingin program kebersihan diri dan
lingkunganberhasil meningkatkan kesehatan warga , maka harus meningkatkan pengetahuan
kesehatan danmengetahui dampak yang buruk dari reaksi tidak menjaga kebersihan diri dan
lingkungan antara lain.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Sesuai hasil dari perumusan masalah dan tujuan penulisan yang berdasarkan
pembahasan, didapat kesimpulan dari penulisan ini yaitu,komunikasi merupakan proses
belajar seumur hidup bagi perawat. Perawat mempunyai peran penting dalam menjaga
kesehatan dan kebahagian khususnya dalam memberikan komunikasi dalam
mengefektifkan keluarga berencana. Komunitas adalah suatu kumpulan orang yang
berbagi beberapa atribut kehidupan mereka. Keperawatan kesehatan komunitas adalah
praktik keperawatan dalam komunitas, dengan fokus primer pada pelayanan kesehatan
individu, keluarga, dan kelompok dalam komunitas. Tujuannya adalah untuk menjaga,
melindungi, memajukan, atau memelihara kesehatan.
B. Saran
Daftar Pustaka
Suryani. (2006). Komunikasi Terapeutik; Teori dan Praktek. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Tamsuri,Anas.2005.Buku Saku Komunikasi Dalam Keperawatan.Jakarta : EGC
http://entegila.wordpress.com/2012/06/05/penyakit-penyakit-yang-paling-sering-muncul-
akibat-kurangnya-menjaga-kebersihan-dan-
kesehatan/
Advertisements
Categories: Uncategorized
Leave a Comment
Wulan Maulina