Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Komunikasi Dalam Keperawatan II
Dosen Pengampu : Irna Kartina S.Kep.,Ns.
Disusun Oleh :
Danar Fauzan Adi Prayitno (ST192006)
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2019/2020 A. Definisi Komunikasi Pengertian komunikasi adalah Jalannya proses dimana seseorang maupun sekelompok orang menciptakan serta menggunakan sejumlah informasi agar saling terhubung dengan lingkungan sekitar. Secara umum komunikasi dapat dilakukan secara verbal serta dapat dipahami oleh kedua belah pihak berkaitan. Komunikasi juga diartikan bagian yang penting dalam kehidupan dan menyatu dengan kehidupan kita. Setiap saat, manusia selalu berkomunikasi dan menggunakannya dalam berinteraksi dengan manusia lain. Kata-kata yang diucapkan seseorang adalah komunikasi, diamnya seseorang adalah komunikasi, tertawanya seseorang adalah komunikasi, dan menangisnya seseorang adalah komunikasi. Dengan berkomunikasi, kehidupan kita akan interaktif dan menjadi lebih dinamis. Untuk komunikasi keperawatan itu sendiri memiliki beberapa tujuan agar sebagai perawat mencapai tujuan dari tindakan asuhan keperawatan, dibagi menjadi beberapa : a. Menyampaikan ide, informasi atau berita b. Mempengaruhi orang lain c. Mengubah perilaku orang lain d. Memberikan pendidikan e. Memahami ide orang lain Faktor yang mempengaruhi komunikasi, yaitu : a. Komunikator adalah seseorang yang mengirimkan pesan. Seorang komunikator harus menunjukkan penampilan yang baik, sopan dan menarik, serta berwibawa dan tidak sombong. b. Pesan/informasi Pesan yang bersifat informatif dan persuasif akan mudah diterima dan dipahami daripada pesan yang bersifat memaksa. Pesan yang mudah diterima adalah pesan yang sesuai dengan kebutuhan komunikan (relevan), jelas (clearly), sederhana atau tidak bertele-tele, dan mudah dimengerti (simple). c. Komunikan adalah seseorang yang menerima pesan dari komunikator. Seorang komunikan harus mempunyai penampilan atau sikap yang baik, sopan, serta tidak sombong. d. Umpan balik Komunikasi efektif jika komunikan memberi umpan balik yang sesuai dengan pesan yang disampaikan. Umpan balik ini penting bagi komunikator karena sebagai salah satu tolok ukur keberhasilan komunikasi. Atmosfer Untuk mencapai komunikasi yang efektif diperlukan lingkungan yang kondusif (condisive) dan nyaman (comfortable). e. Dalam dimensi fisik lingkungan nyaman, yaitu lingkungan yang tenang, sejuk, dan bersih sehingga kondusif dalam mencapai komunikasi yang efektif. f. Dalam dimensi sosial-psikologis, komunikasi yang kondusif adalah komunikasi yang dilakukan dengan penuh persahabatan, akrab, dan santai. Sementara itu, dalam dimensi temporal (waktu), komunikasi yang dilakukan dengan waktu yang cukup dan tidak tergesa-gesa memungkinkan tercapainya tujuan komunikasi yang efektif. B. Meningkatkan Kesadaran Diri (Improve Self-Awareness) Kesadaran diri adalah pondasi dari kompetensi interpersonal. Kesadaran diri adalah langkah pertama dalam membangun hubungan positif dan dalam menyelesaikan konflik secara positif. Orang yang sadar diri mengerti bagaimana mereka mirip, dan berbeda dari orang lain. Mereka menggunakan wawasan ini untuk membantu mereka melakukan hal- hal seperti memulai hubungan dengan berbagai orang; Tentukan berapa banyak yang harus mereka ungkapkan tentang diri mereka sendiri di berbagai titik dalam suatu hubungan; Dan tentukan jumlah dukungan emosional yang sesuai yang harus mereka tawarkan kepada orang lain. Orang-orang sadar diri juga menggunakan pengetahuan mereka tentang diri mereka dan orang lain untuk menentukan kapan dan bagaimana menyatakan ketidaksenangan mereka dengan tindakan orang lain, dan untuk mengelola dan menyelesaikan konflik interpersonal. Jika Anda mengerti diri Anda, Anda bisa lebih memahami orang lain. Literatur tinjauan menunjukkan bahwa kesadaran diri adalah proses yang berkelanjutan dan membutuhkan upaya sadar. Ini penting bagi perawat untuk mengenal diri mereka dengan baik dan pada akhirnya membantu mereka membangun lingkungan terapeutik yang peduli dan menyembuhkan. Kesadaran diri dianggap sebagai alat terapeutik untuk hubungan klien perawat. Jika perawat lebih sadar diri, maka lingkungan terapeutik akan dapat dicapai. Beberapa strategi praktis untuk meningkatkan kesadaran diri diuraikan di bawah ini : a. Mintalah umpan balik Umpan balik didapatkan melalui evaluasi gaya kepemimpinan, kekuatan, dan kelemahan. b. Berlatih interaksi tatap muka bila memungkinkan Interaksi tatap muka biasanya membantu meminimalkan perasaan negatif dan mengubahnya menjadi hubungan yang lebih positif. c. Pada saat new normal bisa kita sesuaikan media dan cara nya, asalakan kita mempertahankan esensi tatap muka yang kita sajikan, yaitu mimic wajah, antusiasme serta nada bicara. d. Keluar dari zona nyaman kita, memulaik melihat setiap sesuatu dengan sudut pandang yang berbeda. e. Kita harus berinteraksi dengan memanggil nama pasien, mendengarkan dengan penuh apresiasi pada setiap percakapan. Praktik ini, bila dilakukan secara rutin, akan mempertajam kesadaran sosial dan meningkatkan visibilitas dalam hubungan interpersonal. f. Kesadaran diri juga termasuk refleksi tentang bagaimana sikap kita dan keyakinan kita yang bisa mempengaruhi orang lain Selanjutnya adalah bagaimana sebenarnya self awareness mempunyai pengaruh untuk komunikasi keperawatan, menurut saya : Self awarness memegang peranan penting dalam proses terwujudnya asuhan keperawatan yang terapeutik. Semakin tinggi self awarness seorang perawat, maka akan semakin mudah terwujudlah komunikasi terapeutik terhadap klien. Ketika self awarness seorang perawat cukup baik, maka saat hubungan antara perawat dan klien terjadi, maka perawat tersebut akan dengan mudah menjalin hubungan yang terapeutik dengan klien. Jadi dapat disimpulkan, bahwa dengan adanya self awarness yang baik akan menjadikan seorang perawat mampu mengenali dirinya sendiri serta orang lain, mampu mengendalikan dirinya untuk bersikap serta menjalin hubungan yang sesuai dengan tujuannya.
Manajemen konflik dalam 4 langkah: Metode, strategi, teknik-teknik penting, dan pendekatan operasional untuk mengelola dan menyelesaikan situasi konflik