Anda di halaman 1dari 95

CARING

PRACTICE
Oleh :
Hj. ELMIYASNA K., SKp. MM
KOMUNIKASI CARING
DALAM KEPERAWATAN

1. Komunikasi dan Keperawatan


2. Perawat yang Memilki Keterampilan
Interpersonal dan Intrapersonal
3. Keterampilan Konseling dalam Keperawatan
4. Belajar untuk Care dan Berkomunikasi
1. KOMUNIKASI & KEPERAWATAN

● Komunikasi : upaya menyampaikan pesan,


pendapat, perasaan, atau memberikan berita
/informasi kepada orang lain(Mahyuliansyah,
2007)

● Berita atau informasi itu dapat berupa


perintah,saran, pendapat, baik dlm bentuk
ucapan langsung maupun dlm bentuk tulisan,
gambar, kode atau lainnya , mis:
pengumuman, edaran
• Komunikasi dalam bidang keperawatan
merupakan proses untuk menciptakan
hubungan antara tenaga kesehatan & pasien
untuk mengenal kebutuhan pasien dan
menentukan rencana tindakan serta kerjasama
dalam memenuhi kebutuhan tsb.

• Unsur-unsur Komunikasi (minimal)


* Komunikator
* Komunikan
* Pesan
Komunikator (Pengirim Pesan)
adalah manusia berakal budi yang
berinisiatif menyampaikan pesan untuk
mewujudkan motif komunikasinya.

Komunikator dari jumlahnya :


* satu orang;
* banyak orang(> satu orang);
* massa.
Komunikan (penerima pesan)

adalah manusia yg berakal budi, kepada


siapa pesan komunikator ditujukan.

Peran komunikator dan komunikan


bersifat dinamis, saling bergantian
Pesan
Pesan bersifat abstrak dan dapat bersifat
konkret berupa suara, mimik, gerak-gerik,
bhs lisan & bhs tulisan

Pesan bersifat verbal (verbal


communication)
* oral (komunikasi lisan)
* written (komunikasi tulisan)

Pesan bersifat non verbal (non verbal


communication) : gestural communication
JENIS KOMUNIKASI
A. Komunikasi Verbal
 Paling lazim digunakan dlm pelayanan
keperawatan di RS dengan tatap muka
 Biasanya lebih akurat & tepat waktu
 Kata- kata adalah alat atau simbol yang
dipakai untuk mengekspresikan ide atau
perasaan, membangkitkan respon
emosional, atau menguraikan obyek,
observasi dan ingatan.
 Sering juga untuk menyampaikan arti
yang tersembunyi, dan menguji minat
seseorang.

 Keuntungan komunikasi verbal dalam


tatap muka yaitu memungkinkan tiap
individu untuk berespon secara
langsung.
Komunikasi verbal yang efektif
1. Jelas dan ringkas
 Sederhana, pendek dan langsung.
 Berbicara secara lambat
 Mengucapkannya dengan jelas
Penggunaan contoh bisa membuat
penjelasan lebih mudah untuk dipahami
 Ulang bagian yang penting dari pesan
yang disampaikan.
2. Perbendaharaan kata
 Harus mampu menerjemahkan kata
dan ucapan
 Ucapkan pesan dengan istilah yang
dimengerti klien
3. Arti denotatif dan konotatif
 Arti Denotif memberikan pengertian yg
sama terhadap kata yg digunakan
 Arti konotatif merupakan pikiran, perasaan
atau ide yang terdapat dalam suatu kata.
* Kata serius dipahami klien sbg
suatu kondisi mendekati kematian
* Perawat akan menggunakan kata
kritis untuk menjelaskan keadaan
yang mendekati kematian.
 Ketika berkomunikasi dengan klien,
perawat harus hati-hati memilih kata-
kata sehingga tidak mudah untuk
disalah tafsirkan,
 Terutama sangat penting ketika
menjelaskan tujuan terapi, terapi dan
kondisi klien.
4. Selaan dan Kesempatan Berbicara
 Kecepatan dan tempo bicara yg tepat
turut menentukan keberhasilan
komunikasi verbal. Selaan yg lama &
pengalihan yg cepat pada pokok
pembicaraan lain mungkin akan
menimbulkan kesan perawat sdg
menyembunyikan sesuatu thdp klien.
 Perawat sebaiknya tidak berbicara dg
cepat sehingga kata-kata tidak jelas.
 Selaan perlu digunakan utk menekankan
pada hal tertentu, memberi waktu kepada
pendengar mendengarkan & memahami
arti kata. Selaan yg tepat dpt dilakukan dg
memikirkan apa yg akan dikatakan seblm
mengucapkannya, menyimak isyarat non
verbal dari pendengar yg mungkin ada
 Perawat juga bisa menanyakan kepada
pendengar apakah ia berbicara terlalu
lambat /terlalu cepat & perlu utk diulang.
5. Waktu dan Relevansi
 Waktu yg tepat sangat penting untuk
menangkap pesan. Bila klien sedang
menangis kesakitan, tidak waktunya
untuk menjelaskan resiko operasi
 Pesan yg diucapkan secara jelas &
singkat, tetapi waktu tdk tepat dpt
menghalangi penerimaan pesan scr
akurat. Perawat hrs peka terhdp
ketepatan waktu untuk berkomunikasi.
 Begitu pula komunikasi verbal akan
lebih bermakna jika pesan yang
disampaikan berkaitan dengan minat
dan kebutuhan klien.

6. Humor
Dugan (1989) : tertawa membantu
mengurangi ketegangan &rasa sakit yg
disebabkan oleh stres, & meningkatkan
keberhasilan perawat dlm memberikan
dukungan emosional terhadap klien
Sullivan dan Deane (1988) : Humor
merangsang produksi catecholamines
& hormon yg menimbulkan perasaan ;
* sehat
* meningkatkan toleransi rasa sakit,
* mengurangi ansietas
* memfasilitasi relaksasi pernapasan
& menggunakan humor utk menutupi
rasa takut & tidak enak atau menutupi
ketidak mampuannya untuk
berkomunikasi dengan klien.
B. Komunikasi Non Verbal
 Komunikasi non-verbal : pemindahan
pesan tanpa menggunakan kata-kata
 Perawat perlu menyadari pesan verbal
dan non-verbal yang disampaikan klien
mulai dari saat pengkajian sampai
evaluasi asuhan keperawatan
 Isyarat non-verbal menambah arti
terhadap pesan verbal
Komunikasi non-verbal dpt dilihat dr :
1. Metakomunikasi
 Metakomunikasi : suatu komentar terhdp
isi pembicaraan dan sifat hub. antara yg
berbicara, yaitu pesan didlm pesan yg
menyampaikan sikap dan perasaan
pengirim terhdp pendengar
 Contoh : tersenyum ketika sedang marah
2. Penampilan Personal
 Penampilan seseorang merupakan salah
satu hal pertama yang diperhatikan
selama komunikasi interpersonal
 Kesan pertama timbul dalam 20 detik
sampai 4 menit pertama (80% kesan
terhadap seseorang) berdasarkan
penampilannya (Lalli Ascosi, 1990 dalam
Potter dan Perry, 1993).
 Bentuk fisik, cara berpakaian dan
berhias menunjukkan kepribadian,
status sosial, pekerjaan, agama,
budaya dan konsep diri
 Perawat yang memperhatikan
penampilan dirinya dpt menimbulkan
citra diri dan profesional yang positif
 Penampilan fisik perawat mempengaruhi
persepsi klien terhadap pelayanan/
asuhan keperawatan yang diterima,
karena tiap klien mempunyai citra
bagaimana seharusnya penampilan
seorang perawat.
 Walaupun penampilan tidak sepenuhnya
mencerminkan kemampuan perawat,
tetapi mungkin akan lebih sulit bagi
perawat untuk membina rasa percaya
terhadap klien jika perawat tidak
memenuhi citra klien.
3. Intonasi (Nada Suara)
 Nada suara pembicara mempunyai
dampak yg besar terhadap arti pesan yg
dikirimkan, krn emosi seseorang dpt
secara langsung mempengaruhi nada
suaranya.
 Perawat harus menyadari emosinya
ketika sedang berinteraksi dgn klien, krn
maksud untuk menyamakan rasa tertarik
yg tulus terhadap klien dapat terhalangi
oleh nada suara perawat.
4. Ekpresi Wajah
 Hasil penelitian menunjukkan enam
keadaan emosi utama yang tampak
melalui ekspresi wajah: terkejut, takut,
marah, jijik, bahagia dan sedih.
 Ekspresi wajah sering digunakan
sebagai dasar penting dalam
menentukan pendapat interpesonal.
 Kontak mata sangat penting dalam
komunikasi interpersonal. Orang yg
mempertahankan kontak mata selama
pembicaraan diekspresikan sbg orang yg
dpt dipercaya, dan memungkinkan untuk
menjadi pengamat yang baik.
 Perawat sebaiknya tdk memandang ke
bawah ketika dg berbicara dg klien. Ketika
berbicara sebaiknya duduk shg perawat tdk
tampak dominan jika kontak mata dg klien
dilakukan dlm keadaan sejajar.
6. Sikap Tubuh dan Langkah
 Sikap tubuh & langkah menggambar
kan sikap; emosi, konsep diri dan
keadaan fisik
 Perawat dpt mengumpulkan informasi
yang bermanfaat dengan mengamati
sikap tubuh dan langkah klien
 Langkah dpt dipengaruhi oleh faktor
fisik seperti rasa sakit, obat & fraktur
6. Sentuhan
 Kasih sayang, dukungan emosional &
perhatian disampaikan melalui sentuhan
 Sentuhan merupakan bagian yg penting
dlm hubungan perawat-klien, namun
harus memperhatikan norma sosial
Contoh : Ketika memberikan asuhan
keperawatan memandikan, melakukan
pemeriksaan fisik, atau membantu
memakaikan pakaian.
 Perlu disadari bahwa keadaan sakit
membuat klien tergantung kepada
perawat untuk melakukan kontak
interpersonal sehingga sulit untuk
menghindarkan sentuhan.
 Bradley & Edinburg (1982) dan Wilson &
Kneisl (1992) menyatakan bahwa :
walaupun sentuhan banyak ermanfaat
ketika membantu klien, tetapi perlu
diperhatikan apakah penggunaan
sentuhan dpt dimengerti dan diterima
oleh klien, sehingga harus dilakukan
dengan kepekaan dan hati-hati.
Prinsip Komunikasi yang Penting
Diketahui
 Komunikasi bukanlah benda, ia
sebuah proses
 Komunikasi bersifat kompleks
 Komunikasi tidak dapat digantikan
 Komunikasi melibatkan keterlibatan
yang total dari kepribadian kita
Efek Komunikasi (Pengaruh)

Terdapat 3 tataran pengaruh dalam


diri komunikan :
1.Kognitif (menjadikan tahu sesuatu);
2. Afektif (sikap seseorang terbentuk)
3. Konatif (tingkah laku, hal yang
membuat seseorang bertindak
melakukan sesuatu).
2. PERAWAT YANG MEMILIKI
KETERAMPILAN INTERPERSONAL
DAN INTRAPERSONAL

 Keterampilan Interpersonal adalah


keterampilan dalam membina hubungan
dengan orang lain
 Keterampilan Intrapersonal adalah
keterampilan mengatur atau mengelola diri
sendiri
KETERAMPILAN INTERPERSONAL
 Bakat dan kemampuan yang luas dapat juga
disebut keterampilan interpersonal, meliputi :
- konseling,
- keterampilan keangotaan kelompok,
- keterampilan asertif,
- keterampilan sosial,
- keterampilan komunikasi
- keterampilan memfasilitasi kelompok.
 Dalam keperawatan keterampilan interpersonal
diperoleh melalui komunikasi terapeutik
 Komunikasi terapeutik (Northouse,1998)
adalah kemampuan atau keterampilan perawat
utk membantu klien beradaptasi terhadap stres,
mengatasi ggn. psikologis, dan belajar
bagaimana berhubungan dengan orang lain

 Komunikasi terapeutik (Stuart G.W.,1998)


merupakan hubungan interpersonal antara
perawat dan klien, dalam hubungan ini perawat
dan klien memperoleh pengalaman belajar
bersama dlm rangka memperbaiki pengalaman
emosional klien
 Jadi Komunikasi terapeutik adalah
komunikasi yang dilakukan atau dirancang
untuk tujuan terapi
 Hibdon, S (2000) menyatakan bahwa
pendekatan konseling yang memungkin
kan klien menemukan siapa dirinya
merupakan fokus komunikasi terapeutik
 Hubungan saling percaya (trust) antara
perawat dan klien adalah kunci dari
komunikasi terapeutik
Prinsip Dasar Komunikasi Terapeutik

 Hubungan Perawat klien adalah hubungan


terapeutik yang saling menguntungkan :
- Didasarkan pada prinsip “humanity of
nurse and client “
- Kualitas hubungan perawat-klien ditentukan
oleh bagaimana perawat mendefenisikan
dirinya sebegai manusia (human)
- Hubungan perawat-klien tidak hanya
sekedar hubungan seorang penolong
dg kliennya tapi hubungan antar
manusia yang bermartabat (Dult-
Battey, 2004)

 Perawat hrs menghargai keunikan klien, dengan


mempertimbangkan ;
- Latar belakang keluarga
- Budaya
- keunikan setiap individu
 Semua komunikasi yang dilakukan harus
dapat menjaga harga diri pemberi maupun
penerima pesan
 Komunikasi yg menciptakan tumbuhnya
hubungan saling percaya (trust) harus
dicapai lebih dulu sebelum menggali
masalah & memberi alternatif solusi
KARAKTERISTIK PERAWAT YANG
MEMFASILITASI TUMBUHNYA
HUBUNGAN TERAPEUTIK

 Kejujuran (trustworthy)
 Tidak membingungkan & cukup ekspresif
(tepat/mampu mengungkapkan gambaran, maksud,
gagasan, perasaan)
 Bersikap positif : hangat, penuh perhatian,
menghargai klien
 Empati bukan simpati

Empati : perawat mampu merasakan & memikirkan


permasalahan klien seperti yg dirasakan &
dipikirkan klien tetapi tidak larut sehingga bisa
berfikir secara objektif
Simpati: perawat tidak mampu melihat permasalahan
scr objektif karena terlibat secara emosional
terhadap permasalahan yang dihadapi klien
 Mampu melihat permasalahan dari kaca mata
klien, dengan upaya :
- Active listening
- Kesabaran dalam mendengarkan klien
 Menerima klien apa adanya, sehingga klien
merasa aman dalam menjalin hubungan
interpersonal
 Sensitif terhadap perasaan klien
 Tidak mudah terpengaruh oleh masa lalu klien
ataupun diri perawat sendiri
KETERAMPILAN INTRAPERSONAL
 Keterampilan Intrapersonal : keterampilan
mengatur atau mengelola diri sendiri
 Keterampilan mengatur diri sendiri, al :
- Transforming character
- Transforming beliefs
- Change management
- Stress management
- Time management
- Creative thinking processes
- Goal setting and life purpose
- Acelereted learning techniques
- dll
KASUS 1 :

Tn G (62 th), sudah seminggu dirawat di


Ruang Rawat Inap dewasa RS X. Tn G dirawat
dengan diagnosa gagal ginjal kronik. Beliau sudah
sering lupa. Selama dirawat, Tn G ditemani oleh
anak bungsunya Ny. I. Ketika perawat N merapikan
tempat tidur Tn G berkali-kali menanyakan kenapa
sarapan paginya belum datang.
Padahal beliau sudah sarapan pagi dan
tempat makanannya sudah dibawa petugas.
Bagaimana seharusnya sikap perawat N
menjelaskan kepada Tn G dikaitkan dengan
keterampilan Intra dan Interpersonal.
KASUS 2 :

An Y, laki-laki 16 tahun dirawat di ruang


rawat anak RS Z karena mengalami kecelakaan
sepeda motor yang menyebabkan fraktur tibia
sinistra. An Y sudah dirawat selama 2 minggu, Ia
sudah diajarkan mobilisasi menggunakan kruk,
tetapi Ia tidak mau berjalan menggunakan kruk
dengan cara yang benar atau sering berjalan
tanpa kruk dan hanya berpegangan pada
pinggiran tempat tidur dan dinding.
Setelah ditanya perawat, Ia mengatakan
malu menggunakan kruk, kemudian perawat
menasehatinya sehingga An Y mau
menggunakan kruk lagi. Peragakan bgm
seharusnya Perawat berkomunikasi dg An Y?
Tugas :
1. Diskusikan kasus diatas dlm kelompok,
masing2 kasus 2 kelompok
2. Buat hasil diskusi dalam bentuk ppt.
3. Hasil diskusi kelompok diberikan pada
kelompok lain dan dosen pembimbing
4. Masing2 kelompok mempresentasikan
hasil diskusinya
Keterampilan konseling
3. KETERAMPILAN KONSELING
DALAM KEPERAWATAN
 Konseling adalah suatu proses pemberian
bantuan yg dilakukan kepada orang lain dlm
membuat suatu keputusan / memecahkan
suatu masalah melalui pemahaman terhadap
klien meliputi tentang fakta-fakta, harapan,
kebutuhan & perasaan klien.
 Konseling memerlukan keterampilan yang
merupakan penerapan Komunikasi terapeutik
a. KETERAMPILAN ATTENDING
 Keterampilan attending terkait dengan
penerimaan konselor melalui perhatian &
kesiapsiagaan penuh yang diberikan kepada
konseli.
 Keterampilan ini dilakukan dalam bentuk
verbal maupun nonverbal, dg penekanan
yang lebih besar pada aspek nonverbal.
 Tujuan keterampilan ini : supaya konseli
merasa dapat diterima serta dapat
menciptakan konseli merasa nyaman.
 Perilaku attending yang baik antara lain :

* Anggukan kepala menandakan itikat yang


tulus untuk mendengarkan secara aktif,
* Ekspresi wajah yg tenang & menyejukkan,
posisi tubuh dekat dengan konseli dan
agak condong ke arah konseli
* Gerakan tangan yang luwes, berbicara dg
tenang tanpa memutus pembicaraan dan
* Penggunaan pilihan kata dan intonasi yang
tepat yg menunjuk pada sikap penerimaan
* Greeting
* Jabat tangan (atau lainnya)
* Kontak mata dan pandangan mata
* Senyuman
* Anggukan kepala
* Posisi tubuh
* Posisi dan cara duduk
* Jarak konselor dengan konseli
* Sentuhan konselor
b. KETERAMPILAN MEMBUKA
PERCAKAPAN
 Membuka percakapan merupakan keterampilan
yang digunakan untuk mengajak memulai
proses konseling.
 Konselor mempersilaan konseli untuk
menjelaskan masalah yang ingin dibicarakan.
 Keterampilan membuka percakapan ini juga
sangat penting dalam membangun hubungan
awal dengan konseli.
Contoh :

* Apa yang ingin Anda bicarakan dengan saya?


* Tampaknya Anda memiliki masalah,
Apakah saya bisa membantu Anda?
* Tampaknya ada sesuatu yang mengganggu
Anda. Apakah ada yang ingin Anda bicarakan
saat ini?
* Baik .... kalau mungkin ada sesuatu masalah,
silakan Anda sampaikan kepada saya. Saya
akan berusaha membantu Anda.
c. KETERAMPILAN BERTANYA
 Keterampilan bertanya adalah keterampilan
untuk mengajukan pertanyaan.
 Konselor dapat membantu konseli untuk
memperoleh pemahaman yang baik dengan
mengajukan pertanyaan, baik terbuka maupun
tertutup.
 Pertanyaan terbuka (untuk probing) Pertanyaan
terbuka adalah pertanyaan yang memungkinkan
jawaban yang terbuka dan lebih luas
Contoh : Apa makanan bayi ibu saat ini?
Bagaimana perasaan Anda ketika
Dia meninggalkan Anda?
Apa rencana Anda selanjutnya?
 Pertanyaan tertutup (untuk klarifikasi)
Pertanyaan tertutup adalah petanyaan yang
dapat dijawab dengan jawaban tertentu saja
Contoh : Bayi ibu sudah makan nasi tim?
Apakah Anda merasa sangat sedih?
d. KETERAMPILAN RESTATEMENT
 Pengulangan satu dua kata (accent) dari
peryataan konseli yang secara eksplisit
untuk menegaskan
Contoh
* Konseli : Saya bingung, apakah saya
akan bisa menanggung aib ini .....
* Konselor : Bingung ...? Menanggung aib?
e. KETERAMPILAN EMPATI
 Empati adalah kemampuan untuk
memahami perasaan/emosi orang lain
 Empati dapat juga diartikan kesanggupan
untuk menempatkan diri dalam keadaan
orang lain
 Bentuk : verbal dan nonverbal
 Ungkapan empati yang sering digunakan
konselor antara lain :
Konseli : Saya .. saya akhirnya berpisah dengan
kedua orang tua saya (wajahnya sedih
sambil menangis)
Konselor : Saya dapat memahami kesedihan
Anda ketika Anda betul-betul terpisah
dengan orang tua
Konseli : Sepertinya saya sdh tdk bisa menahan
diri saya untuk bertemu dengan orang
tua saya (wajah memelas, penuh harap)
Konselor : Saya mengerti keinginan Anda untuk
selalu dekat dengan orang tua Anda.
f. KETERAMPILAN KLARIFIKASI
 Keterampilan klarifikasi merupakan salah
satu keterampilan konseling yang dibutuhkan
ketika seorang konselor mencoba untuk
menyamakan persepsi
 Klarifikasi adalah suatu respon konselor
untuk mendorong konseli memperjelas apa
yang sebenarnya sedang dirasakan dan
dialami konseli saat ini
 Klarifikasi berupa pernyataan atau pertanyaan
yang efektif untuk memfasilitasi keakuratan
komunikasi.
 Ungkapan yang dapat digunakan antara lain :
Konseli : Saya malu ... saya sudah melakukan
perbuatan yang tidakterpuji
Konselor : Apakah yang Anda maksudkan
dg perbuatan yang tidak terpuji itu?
Konseli : Kalau seperti ini, saya berada dalam
posisi yang dilematis
Konselor : Anda tadi mengatakan bahwa Anda
berada dalam posisi dilematis. Bisakah
anda jelaskan lebih lanjut?

g. KETERAMPILAN GENUINE
 Keterampilan genuin adalah keterampilan
yang berupa perilaku dan ungkapan kejujuran
mengenai pikiran dan perasaan konselor
kepada konseli, namun dengan tetap
mempertahankan hubungan baik.
 Contoh ungkapan yang dapat digunakan
konselor antara lain :
* Konseli : Keputusan saya sudah bulat ...
saya harus pergi saja dari rumah
Konselor : Saya kira, bila Anda tetap bertahan
untuk lari dari rumah, hal itu bukan
suatu keputusan yang bijaksana
* Konseli : Tampaknya memang saya harus
memilih berdamai dengan bapak saya
Konselor : Menurut saya, apa yg Anda lakukan
merupakan satu pilihan yang tepat
h. KETERAMPILAN REFLEKSI
 Refleksi adalah keterampilan konselor untuk
memantulkan kembali tentang perasaan,
pikiran dan isi sebagai hasil pengamatan
konselor terhadap perilaku verbal dan
nonverbal
 Bentuk refleksi :
* Refleksi of thinking
* Refleksi of feeling
 Reflection of thingking/content yaitu :
Ungkapan kembali pikiran, ide & gagasan yang
secara eksplisit dan jelas diungkapkan konseli
Contoh :
* Konseli : ibuku sudah tdk menyayangiku lagi
Konselor : Kamu pikir ibumu sudah tidak
menyayangimu lagi (restatement)
Konselor : Kamu pikir ibumu sudah tidak
mencintaimu lagi (paraphrasing)
 Reflection of feeling yaitu
Memantulkan kembali perasaan konseli
yang diungkapkan secara eksplisit dan jelas
Contoh :
* Konseli : Aku benci sama ibu
Konselor : Jadi kamu membenci ibumu
(restatement)
Konselor : Jadi kamu sangat marah pada
ibumu (paraphrasing)
i. KETERAMPILAN KONFRONTASI
 Keterampilan konfrontasi adalah keterampilan
yang digunakan untuk menunjukkan adanya
sesuatu yang tidak konsisten pada apa yang
telah diungkapkannya
 Ketidakkonsistenan tersebut dapat terjadi
antara :
* Apa yang diungkapkan dengan bahasa
tubuh konseli
* Apa yang diungkapkan di awal dengan
ungkapan berikutnya
* Ungkapan verbal dengan perilaku
 Kalimat yang dapat digunakan

* Tadi Anda mengatakan tidak ada masalah,


tetapi wajah Anda tampak cemberut.
Bagaimana Anda bisa menjelaskan hal ini?
* Di awal, Anda mengatakan bahwa Anda
sangat menyayanginya, tetapi Anda
mengatakan tidak mau bertemu dengannya
lagi. Bisakah Anda menjelaskan hal ini?
j. KETERAMPILAN MERANGKUM
 Keterampilan merangkum merupakan
keterampilan untuk mengungkapkan kembali
pokok-pokok pikiran dan perasaan yang
diungkapkan konseli selama proses konseling
 Konselor menyusun pokok-pokok pikiran yang
diungkapkan konseli yang sebelumnya
“berserakan” menjadi sebuah susunan pokok
pikiran yang dinamis
 Keterampilan ini bertujuan untuk membantu
konseli fokus pada masalah yang sedang
dihadapi serta menumbuhkan kesadaran
konseli untuk memandang masalah dari sudut
pandang yang berbeda.
 Keterampilan ini sangat membutuhkan
keterampilan mendengarkan aktif.
4. Belajar utk Care & Berkomunikasi

* Pendekatan yang dapat digunakan :


Menggunakan pengalaman sendiri
melalui metode belajar dari pengalaman

* Belajar dari pengalaman merupakan proses


belajar dari pengalaman pribadi scr langsung
 Tipe Belajar dari pengalaman

• Area Satu : Penilaian dan akreditasi belajar


dari pengalaman sebelumnya
• Area Dua : Belajar dari pengalaman dan
perubahan dalam pendidikan yang lebih tinggi
dan berkelanjutan
• Area Tiga : Belajar dari pengalaman &
perubahan sosial
• Area Empat : Pertumbuhan dan perkem
bangan pribadi
 Defenisi Pembelajaran dari Pengalaman

- Belajar dengan melakukan


- Pembelajaran afektif
- Pengalaman seumur hidup
- Belajar dari pengalaman masa lalu
- Belajar dari pengalaman saat ini
- Bermain peran
 Metode Belajar dari pengalaman

- Aktivitas reflektif
- Bermain peran
- Aktivitas praktik
- Aktivitas kelompok terstruktur
- Terapi humanistik
- Permainan dan simulasi
- Perubahan status kesadaran
- Alat bantu belajar
- Aktivitas fisik
 Keuntungan Pendekatan Belajar dr pegalaman

- Mengajarkan keterampilan interpersonal


- Meningkatkan mawas diri
- “ Nyata / keseluruhan / aktif ”
- Para dosen menikmati metode tersebut
- Lebih rileks dari metode lain
- Berguma untuk mengajarkan keterampilan
praktek keperawatan
- Lebih mudah digunakan dari metode lain
 Kerugian Pendekatan Belajar dr Pengalaman

- Dapat menjadi tidak nyaman atau


ancaman bagi mahasiswa
- Tidak sesuai untuk semua topik dalam
silabus
- Perlu banyak perencanaan
- Menghabiskan waktu
 Metode Evaluasi dalam Belajar dari
Pengalaman

- Umpan balik verbal dari kelompok


- Laporan tertulis dari peserta didik
- Teknik pemetaan kelompok
- laporan dari bangsal
- Observasi
SOFT SKILLS DALAM PRAKTEK

1. Hubungan Soft Skills dengan Praktek


Keperawatan
2. Pentingnya Soft Skills pada Pekerjaan Ners
3. Soft Skills Profesi Ners
4. Cara Mengembangkan Soft Skills Ners
1. HUBUNGAN SOFT SKILLS DENGAN
PRAKTEK KEPERAWATAN

Soft Skill adalah keterampilan seseorang dalam


berhubungan dengan orang lain (inter-
personal skills) dan keterampilan menga
tur dirinya sendiri (intra-personal skills)
yang mampu mengembangkan scr mak
simal unjukkerja (performans) seorang
 Keterampilan dalam berhubungan dengan
orang lain (inter-personal skills), al :
- Communication skill
- Relationship building
- Motivation skills
- Leadership skills
- self-marketing skills
- Negotiation skills
- Presentation skills
- Public speakingskills
- dll
 Keterampilan mengatur diri sendiri
(intra-personal skills), al :
- Transforming character
- Transforming beliefs
- Change management
- Stress management
- Time management
- Creative thinking processes
- Goal setting and life purpose
- Acelereted learning techniques
- dll
Soft skill merupakan bagian penting dari
kompetensi seseorang termasuk Perawat
untuk dapat “berhasil” dalam hidupnya

Sukses seseorang tergantung dari kualitas


soft skills yang dipunyainya (82%), dan
hard skills (18%)

Hard skill : penguasaan ilmu pengetahuan,


teknologi & keterampilan teknis
yg berhub. dg bidang ilmunya
Perawat yang mempunyai soft skills baik
akan memberikan pelayanan/asuhan
keperawatan yang sesuai dengan harapan
klien sehingga dapat meningkatkan
kualiatas pelayanan keperawatan

Perawat yang kompeten akan selalu


berupaya menyeimbangkan antara soft
skills dengan hard skillsnya
 Daftar kemampuan soft skills
- Kejujuran
- Tanggung jawab
- Berlaku adil
- Kemampuan bekerja sama
- Kemampuan beradaptasi
- Kemampuan berkomunikasi
- Toleran
- Hormat terhadap sesama
- Kemampuan mengambil keputusan
- Kemampuan memecahkan masalah,
- dll
2. PENTINGNYA SOFT SKILLS PADA
PEKERJAAN NERS

* Soft skills merupakan kompetensi yang


berhubungan erat dengan karakter,
kemampuan interpersonal, sikap dan
nilai hidup seseorang

* Soft skills merupakan faktor penting dida


lam hampir semua aspek kehidupan,
terutama didalam dunia kerja
* Soft skills sebagai perilaku personal dan
interpersonal yang mengembangkan dan
memaksimalkan kinerja seseorang

* Soft skills adalah semua keterampilan


pengembangan diri yang tidak bersifat
teknis, yang dapat membantu menyelesai
kan permasalahan yang dialami manusia
* Jadi Soft Skill penting pada pekerjaan
Ners karena :

1. Ners berhubungan dengan klien


2. Sikap, etika dan karakter sangat
penting dalam tugas Ners
3. Membutuhkan hubungan intra dan
interpersonal yang sangat kental
3. SOFT SKILLS PROFESI NERS
Soft Skill profesi Ners dapat dilihat
berdasarkan profil seorang Ners yaitu :
- Care provider (pemberi pelayanan)
- Community leader (pemimpin di masy)
- Educator (pendidik)
- Manager (pengelola)
- Researcher (peneliti)
4. CARA MENGEMBANGKAN
SOFT SKILLS NERS

Diantaranya menggunakan pendekatan


pembelajaran yg berpusat pd mahasiswa
(Student Centered Learning / SCL)

Mahasiswa didorong untuk lebih aktif


membelajarkan diri mereka
Mahasiswa diharapkan berkemampuan
dalam :
- Learn how to learn
- Mengembangkan potensi diri
- Mengembangkan keterampilan
untuk hidup (live skills, personal
skills atau soft skills)
 Metode pembelajaran yang cocok diguna
kan untuk SCL antara lain :
- Small group discussion
- Role-play and simulation
- Case study
- Discovery learning
- Self-directed learning
- Cooperative learning
- Collaborative learning
- Contextual learning
- Problem based learning and inquiry
Small group discussion (SGD)
Kasus 1
Seorang ibu muda dirawat di ruang
perawatan pasca salin. Ibu baru melahirkan
8 jam yl dan mendapat jahitan didaerah
perineum. Kondisi ibu secara umum baik.
Ibu ingin kencing dan meminta bantuan kpd
bidan yg dinas saat itu. Bidan menjawab
dari tempat duduknya dg intonasi suara yg
cukup tinggi :
- Mau BAK ibu?, ibu sdh 8 jam melahirkan
bukan?
- Ibu sdh boleh ke kamar mandi, kalau ibu
malas bergerak sisa2 darah kotor ibu lama
bersihnya, shg lama pemulihannya
Ibu menjawab :
-Ibu Bidan, bekas jahitan saya masih sakit
bu, saya belum kuat berdiri, saya takut bu
- Bidan menjawab lagi dg suara yg semakin
keras dari tempat duduknya :
- Ibu dijahit, tentu saja memang sakit.
Semua orang yg dijahit tetap sakit, tgt bgm
orang itu bisa menahan rasa sakitnya, ibu
manja sakali tahan sedikit sakitnya.
Kalau sudah 8 jam melahirkan ibu sdh
boleh jalan, tidak boleh malas, biar cepat
sembuh (Bidan tetap duduk ditempatnya)

Diskusikan bgm seharusnya soft skill yg


harus ditampilkan oleh Bidan tsb?

Selamat berdiskusi !

Anda mungkin juga menyukai