KOMUNIKASI TERAPEUTIK
1. Arfani Nurpratiwi
5. Siti Adawiyah
6. Ulfa Avita
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah memberikan rahmat dan
karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Komunikasi
Terapeutik” sebagai tugas dalam mata kuliah Komunikasi keperawatan dengan tepat
waktu.
Selesainya makalah ini tidak lepas dari kerjasama berbagai pihak, baik itu dari
dosen pengajar ataupun dari pihak - pihak lainnya yang turut serta membantu
terselesaikannya makalah ini. Kami menyadari bahwa pada pembuatan makalah ini
dapat ditemukan banyak sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab
itu, kami menanti kritik dan saran pembaca makalah ini untuk kemudian dapat kami
revisi dan kami tulis dengan benar di masa yang selanjutnya, sebab kami menyadari
bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif.
Akhir kata, kami berharap makalah sederhana ini dapat dimengerti oleh setiap
pihak yang membaca. Kami memint maaf apabila dalam makalah ini terdapat
perkataan yang tidak berkenan di hati.
Penyusun
A. Pengertian Koomunikasi Terapeutik
1. Mendengar (Listening)
Merupakan dasar utama dalam komunikasi. Dengan mendengar
perawat mengetahui perasaan klien, memberi kesempata lebih banyak
pada klien untuk bicara. Perawat harus menjadi pendengar yang aktif
dengan tetap keritis dan korektif bila apa yang di sampaikan klien perlu
diluruskan. Tujuan teknik ini adalah menjaga kestabilan emosi atau
psikologis klien. Misalnya : “ silahkan mengungkapkan semua perasaan
saudara, saya akan mendengarkan disini dengan baik”
2. Mengulang (Restarting)
Mengulang pokok pikiran yang diungkapkan klien. Gunanya untuk
menguatkan ungkapan klien dan member indikasi perawat mengikuti
pembicaraan klien. Misalnya : “ooh ,,, jadi saudara tadi malam tidak bisa
tidur kerena…..”
4. Membagi Persepsi
Meminta pendapat klien tentang hal yang perawat rasakan dan
pikirkan. Dengan cara ini perawat dapat meminta umpan balik dan
memberi informasi.
6. Klarifikasi
Dilakukan bila perawat ragu, tidak jelas, tidak mendengar atau klien
berhenti karena malu mengemukakan informasi, informasi yang diperoleh
tidak lengkap atau mengemukakannya berpindah-pindah. Contoh:
“dapatkan anda menjelaskan kembali tentang….?” Gunanya untuk
kejelasan dan kesamaan ide, perasaan dan persepsi perawat-klien.
7. Refleksi
Digunakan pada saat klien menanyakan pada perawat tentang
penilaian atau kesetujuannya. Tehnik ini akan membantu perawat untuk
tetap memelihara pendekatan yang tidak menilai,
8. Memfokuskan
Membantu klien bicara pada topic yang telah dipilih dan yang
penting serta menjaga pembicaraan tetap menuju tujuan yang lebih
spesifik dan lebih jelas.
9. Diam (Silence)
Cara yang sukar, biasanya dilakukan setelah mengajukan
pertanyaan. Tujuan untuk memberi kesempatan berfikir dan memotivasi
klien untuk bicara. Pada klien yang menarik diri, teknik diam berate
perawat menerima klien,
10. Saran
Memberi alternative ide untuk pemecahan masalah. Tepat di pakai
pada fase dan tidak tepat pada fase awal hubungan.
DAFTAR PUSTAKA