Anda di halaman 1dari 43

Kegawatdaruratan System

Perkemihan
Gagal Ginjal Akut

By. Ns. Eli Indawati


Anatomi Sistem urinaria

Sistem urinaria terdiri dari :


1. Ginjal
2. Ureter
3. Kandung kemih
4. Uretra
Upper
Note : pada laki-laki terdapat
prostat
Lower
SISTEM RENIN – ANGIOTENSIN
PEMBENTUKAN KEMIH

Proses filtrasi Glomerolus


• RBF (renal blood flow) ± 25% (1200 ml/menit)
• Aliran plasma ginjal (RPF), 660 ml/menit
• ± 125 ml/menit dialirkan melalui glomerolus ke
kapsula bowman (GFR/laju filtrasi glomerolus)
• Sel darah & molekul besar tertahan pori membran
filtrasi
• Air & kristaloid tersaring
- ± 173 L cairan disaring dlm sehari
- ± 1,5 L/hari diekskresi sbg kemih
PENDAHULUAN
• Ginjal merupakan organ vital yang berperan dalam
mempertahankan kestabilan biologis dalam tubuh.
• Apabila ginjal gagal dalam menjalankan fungsinya maka akan
terjadi gangguan pada keseimbangan air dan metabolisme
dalam tubuh sehingga mengakibatkan terjadinya penumpukan
zat-zat berbahaya dalam darah

1.Pengaturan cairan tubuh


2. Keseimbangan elektrolit
FUNGSI GINJAL 3. Pengeluaran hasil metabolisme
4. Ekskresi obat dari dalam tubuh
PENDAHULUAN
1.Pengaturan cairan tubuh
FUNGSI GINJAL
2. Keseimbangan elektrolit
3. Pengeluaran hasil metabolisme
4. Ekskresi obat dari dalam tubuh

1.Pembentukan urin
2. Filtrasi
3. Sekresi hormon
4. Keseimbangan asam basa
• Regulating blood volume and blood pressure, by
adjusting the volume of water lost in urine, releasing
erythropoietin, and releasing renin.

• Regulating plasma concentrations of sodium,


potassium, chloride, and other ions, by influencing the
quantities lost in urine.

Kidney • Helping to stabilize blood pH

Function • Conserving valuable nutrients, by preventing their loss


in urine while removing organic wastes—especially
nitrogenous wastes such as urea and uric acid.

• Assisting the liver in detoxifying poisons and, during


starvation, deaminating amino acids so that other
tissues can metabolize them.
GAGAL GINJAL AKUT
EPIDEMIOLOGI
• Terjadi pada sekitar 5% pasien rawat inap, dan 30% pasien yang
dirawat di ICU.

• Mortalitas akibat GGA sangat tinggi (sekitar 50%) bahkan dengan


ketersediaan pengobatan dialisis, mungkin menunjukkan penyakit
kritis yang biasanya menyertai.
GAGAL GINJAL AKUT

Definisi :
Ginjal secara mendadak tidak berfungsi
Penurunan clearence kreatinin lebih dari 50%
DEFINISI
Gagal ginjal akut merupakan penurunan fungsi
ginjal secara tiba-tiba dalam waktu beberapa
hari atau beberapa minggu dan ditandai dengan
hasil pemeriksaan fungsi ginjal (ureum dan
kreatinin darah) dan kadar urea nitrogen dalam
darah yang meningkat.
GAGAL GINJAL AKUT

Definisi :
Peningkatan serum kreatinin > 44 µmol/L (0,5 mg/dL) di atas nilai
normalnya
Peningkatan Scr > 50 %
Penurunan clearance kreatinin > 50 %
ETIOLOGI
Prarenal

Klasifikasi
Etiologi Intrarenal

Posrenal
Prarenal

1. Hipovolemia
2. Penurunan volume vaskuler efektif, pada :
a. Sepsis
b.Luka Bakar
c. Sindrom Nefrotik
3. Penurunan curah jantung
Patofisiologi
Penurunan perfusi ginjal

Penurunan aliran darah ke ginjal

Penurunan LFG

Peningkatan fraksi dari filtrate yang dieabsorbsi pada tubulus proximal

Penurunan flow urin

Retensi Natrium

Edema
Intrarenal

1. Kalainan vaskuler intrarenal :


Vaskultis
Trombosis arteri/ vena renalis
Sindrom hemolitik uremik
2. Glomerulonefritis
Pasca Streptokokus
GN kresentik : idiopatik
3. Nefritis interstitial
obat
infeksi
Pielonefritis
4. Kerusakan tubulus : Nekrosis tubular akut
Penurunan tekanan filtrasi dan konstriksi arteriol ginjal

Penurunan permiabilitas glomerulus

Peningkatan permiabilitas tubulus proksimal dengan kebocoran filtrate

Obstruksi aliran urin karena nekrotik sel-sel tubular

Peningkatan Natrium di macula densa

Peningkatan pembentukan renin-angiotensin

Vasokonstriksi pada tingkat glomerular
posrarenal
1. Uropati Obstruktif, oleh karena kelainan kongenital :
Obstruksi ureter bilateral
Kelainan katup uretra posterior
2. Didapat :
Batu
Bekuan darah
Kristal asam jengkol
Asam urat
3. Tumor
Obstruksi saluran kemih

Urin statis, tidak dapat melewati saluran kemih

Kongesti

Tekanan retrograde melalui system koligentes dan nefron

Penurunan LFG

Peningkatan reasorbsi Na, air dan urea

Penurunan natrium dalam urin

Peningkatan kreatinin

Tekanan yang lama menyebabkan dilatasi system koligentes

Kerusakan nefron
Periode awal

Manifestasi Periode oliguri


Tahapan
klinik Periode diuresis

Periode penyembuhan
• Hipotensi
Manifestasi • takhikardi
Tahapan • penurunan haluaran urine
klinik • penurunan cardiac output dan tekanan
Prarenal vena sentral (CPV)
• letargi.
• Oliguria atau anuria
• Edema
Manifestasi • Takhikardi
Tahapan • Nafas pendek
• Distensi vena jugularis
klinik • Peningkatan berat badan
Intrarenal • Bunyi nafas rales atau crackles
• Anoreksia, nausea, mual muntah
• Letargi atau mengalami tingkat kesadaran yang
bervariasi
• Abnormalitas elektrolit
• Perubahan haluaran urine (haluaran urin sedikit,
mengandung darah dan gravitasinya rendah (1,010) nilai
normalnya adalah 1,015-1,025)
• Peningkatan bun, creatinin
Manifestasi • Kelebihan volume cairan

Tahapan • Hiperkalemia
• Serum calsium menurun, phospat meningkat
klinik • Asidosis metabolik
Posrenal • Anemia
• Letargi
• Mual persisten, muntah dan diare
• Nafas berbau amoniak
• Manifestasi sistem syaraf pusat mencakup rasa lemah, sakit
kepala, kedutan otot dan kejang.
Manifestasi Klinis

• Penyakit awal
• Pucat
• Oliguri
• Edema
• Hipertensi
• Mual Muntah
• Letargi
• Gejala Kelebihan cairan
Pemeriksaan Penunjang
• Kimia darah
• Radiologi
• Biopsi ginjal
• USG
• Dll
TUJUAN & SASARAN TERAPI

Tujuan
• Menghilangkan penyebab utama
• Mencegah kerusakan lebih lanjut
• Mengembalikan fungsi ginjal secepat mungkin

Strategi
• Meningkatkan output urine
• Menjaga keseimbangan cairan & elektrolit
• Menghilangkan sampah metabolit
• Meminimalkan nephrotoxic injury lebih
lanjut
Penatalaksanaan
Pemasangan kateter
Dialisis
Penanganan hiperkalemia
Mempertahankan keseimbangan cairan
Pertimbangan nutrisional
Cairan IV dan diuretik
Koreksi asidosis dan kadar
fosfatPemantauan berlanjut selama fase pemulihan
KLASIFIKASI
KLASIFIKASI
Airway

Breathing
Pengkajian

Circulation
• 1) Penilaian tentang kesadaran, dengan cara
menyentuh, menggoyangkan dan memanggil
namanya, misalnya bapak atau ibu
• 2) Pastikan kepatenan jalan napas dan
kebersihannya segera, lihat adakah partikel-
partikel benda asing seperti darah, muntahab,
permen karet, gigi palsu atau tulang
Airway • 3) Posisi pasien diatur agar mudah untuk
bernapas
• 4) Peningkatan sekresi pernapasan
• 5) Adanya benda asing pada saluran pernapasan
• 6) Adanya bunyi napas yang disebabkan oleh
sumbatan jalan nafas
• 1) Auskultasi bunyi napas dan evaluasi ekspansi
dada, usaha respirasi dan adanya bukti trauma
dinding dada atau abnormalitas fisik
• 2) Kaji irama, kedalaman dan keteraturan
pernapasan, dan observasi pernapasan ekspansi
bilateral dada
• 3) Jika pernapasan tidak adekuat atau tidak ada
Breathing dukungan pernapasan, pasien diberikan alat
oksigenisasi yanga dekuat.
• 4) Pola dan frekuensi pernapasan
• 5) Pengembangan dada simitri atau tidak
• 6) Penggunaan otot bantu pernapasan
• 7) Adanya retraksi interkosta
• 1) Cek nadi dan iramanya serta ritmenya
• 2) Kaji tekanan darah
• 3) Kaji warna kulit(Adanya sianosis)
• 4) Kajia adanya bukti perdarahan
• 5) Kirimkan sampel darah untuk melakukan cek
labolatorium
Circulation • 6) Capiler refill (3-4 detik)
• 7) Adakah tanda tanda syok
Terima Kasih
eliindawati56@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai