2
3
4
Fungsi Ginjal
Memonitor gangguan
fungsi ginjal
Menentukan etiology
Filter
Processor
Output Output
Venous Urine
Hasil test fungsi ginjal dalam keadaan
normal
Analisa urine: glucose, protein, darah,
lekosit, nitrite, keton negatif
BJ urine: mengukur konsentrasi urin;
normal : 1.010-1.025
Osmolalitas urin: normal 300-900 mOsm/
kg/24
Serum creatinin: 0.6-1.2mg/dl
BUN: 7-18mg/dl
RatioBUN / Creatinine : 10:1
Bagaimana kita tahu ada gangguan?
Input Produksi urin
Arterial
berkurang
Dijumpai tanda
Filter tanda klinis
Processor
Diperiksa
Output Output
Venous Urine
Dimana letak gangguan?
Input
Arterial
Pre-renal
Renal
Filter
(intrarenal)
Processor
Post-renal
Output Output (obstruction)
Venous Urine
Apa penyebab gangguan fungsi?
Pre-renal ;misal
penurunan volume
intravaskuler
Renal; misal acute
tubular necrosis
Postrenal; misal
obstruksi di ureter
Test Fungsi Ginjal
Meliputi 2 hal:
1. Hanya mengetahui adanya kelainan ginjal, tidak
menggambarkan derajat kerusakan ginjal, dilakukan
pada penderita dengan/ tanpa penyakit ginjal
2. Menggambarkan derajat kerusakan ginjal:
Penetapan GFR/ Glomerulo Filtration Rate/ LFG
/ Laju Filtrasi Glomerulus
Penetapan kadar zat2 dalam darah yang normal
diekskresi oleh ginjal
Urinalisa; rutin, Na dalam urin, percobaan pemekatan
Test Fungsi Ginjal
Yang baik?
1. Mudah dikerjakan terhadap penderita
2. Mudah diinterpretasi
3. Tidak dipengaruhi organ lain
4. Zat yang diperiksa tdk dirusak./merusak ginjal
5. Dapat menggambarkan kerusakan ginjal ringan
sampai berat
6. Memberi nilai prognotik dan dapat berguna untuk
follow up
PENETAPAN GFR
Tidak bisa langsung
Hasilnya dipengaruhi oleh banyak faktor al;
1. Luas tubuh; 1,73 m2
2. Seks; pria 8% > wanita
3. Umur; setiap th terjadi penurunan 0,01- 0,02ml
4. Kehamilan; GFR meningkat 50% pd trimester I turun
perlahan lahan mencapai N 4-8 minggu post partum
5. Intake protein; GFR meningkat pada dieet tinggi
protein
PENETAPAN G F R
Clearance test
Dapat dipakai untuk menetapkan adanya kelainan ginjal,
derajat kerusakan serta pengamatan lanjut penderita
Clearance ?
Volume darah/plasma yang dibersihkan dari suatu zat
dengan ekskresi urine dalam waktu satu menit; ada 3
macam :
1. Inulin ( ideal )
2. Creatinin
3. Urea
CLEARANCE
Inulin clearance; paling ideal karena inulin
dikeluarkan tubuh hanya dengan jalan
filtrasi glomerulus, tanpa direabsorsbi, tidak
disekresi dan tidak dimetabolisir
ginjal ,kadarnya dalam plasma konstan
sangat tepat untuk penetapan GFR
Sayangnya: inulin zat eksogen perlu
suntik intra vena, juga banyak laboratorium
yang tidak dapat mengerjakan jarang
dipakai “ Creatinine Clearance”
CREATININE CLEARANCE
Paling sering dipakai, apa sebab?
Creatinine; dikeluarkan tubuh dengan jalan filtrasi
glomeruli,tdk direabsorbsi, tdk tergantung diuresis
dan tidak dimetabolisir ginjal
Creatinine tidak /sedikit sekali dipengaruhi “intake’
protein makanan dan keadaan metabolik
Creatinine terutama dipengaruhi oleh tebalnya otot2
dan kedaan faal ginjal dapat dipercaya memberi
gambaran tentang GFR/LFG
CREATININE CLEARANCE
Creatinine: decomposisi spontan secara “non
enzymatic” dari creatin otot
Pembentukan creatin otot konstan, perub, menjadi
creatinine konstant dilepas kedalam plasma juga
dengan kecepatan yang konstan konsentrasi
creatinin dalam darah sangat stabil
Akibatnya creatinine darah naik perlahan lahan pada
peny ginjal dgn kegagalan ginjal > 50% gagal
ginjal sp 50% creatinine darah dalam batas N
UREA CLEARANCE
Urea:diekskresi oleh ginjal, sebag direabsorbsi tub. Proksimalis
bersama dengan reabsorbsi air ( variasi reabsorbsi 25-75%
tergantung diurese)
Urea darah (BUN); hasil akhir yg utama dr katab. Protein,
diproduksi oleh hepar, produksinya tidak konstan ( tergantung
metabolisme asam amino), antara lain
1. Makanan kaya protein
2. Pemecahan jar >>,trauma,perdrhan GIT, corticosteroid
3. Penurunan sintesa protein
4. Peny diluar ginjal yg mempengaruhi diuresa, decomp,
dehidrasi, syock Urea Clearance kurang tepat untk
menggambarkan GFR !!!
Penetapan kadar zat2 dalam darah yang N
diekskresi Ginjal
Penetapan : creatinin darah dan BUN, dapat dipakai
untuk pengamatan lanjut/folow up penyakit ginjal
Creatinin darah: pria: 0,6 -1,1 mg/100ml
Wanita : 0,5 – 0,9 mg/100ml
B U N : disintesis di hepar, mayoritas diekskresi di
ginjal, sebag.direabsorbsi tubulus
Normal dalam darah 10 – 50 mg/100 ml, konsentrasi
dalam plasma meningkat GFR menurun
URINALISA
Urinalisa; Rutin, penetapan kadar Na dalam urin dan percobaan
pemekatan
Urin Rutin
1. Makroskopis,
Volume ,pada gangguan ginjal bisa terjadi poliuri, oligouri
atau anuri
Berat jenis; memberikan gambaran fungsi eksresi ginjal,bila
penderita mampu membuat BJ 1020 fungsi ekskresi ginjal
N
Protein uria; dapat terjadi secara fisiologis / organis
URINALISA
Proteinuria organik :gangguan diluar/di dalam ginjal
Kelainan di dalam ginjal;
1. Gangguan sirkulasi ginjal; olah raga berat, anemia
berat, kehamilan.
2. iritasi ginjal kerusakan glomerulus/ sel lain di
ginjal febris, keracunan
3. perubahan organik ginjal, krn radang, degenerasi
glomerulus dan tubulus. Degenerasi tubulus
ditandai dengan Gross proteinuria Nephrotic
Syndrom
Silinder
o massa protein berbentuk silindris & terbentuk di
tubulus distal ginjal
o Silinder gambaran morfologik dan komposisinya.
o Faktor yang mendukung laju aliran urin yang rendah,
konsentrasi garam tinggi, volume urine yang rendah, &
pH asam denaturasi dan precipitasi protein, terutama
mukoprotein Tamm-Horsfall.
o Mukoprotein Tamm-Horsfall matriks protein yang
lengket , terdiri glikoprotein dari sel epitel ginjal.
o Konstituen selular eritrosit, leukosit, dan sel epitel
tubulus,
o konstituen selular mengalami disintegrasi menjadi
partikel granuler atau debris granular.
Silinder hialin o terdiri dari THM, homogen,
tekstur halus, jernih, sisi-
sisinya parallel, dan ujung-
ujungnya membulat.
o Terbentuk di saluran
pengumpul.
o Meningkat proteinuria
ginjal / penyakit glomerular,
pre renal overflow
proteinuria MM
o Silinder protein panjang,
ekor tipis terbentuk di
persimpangan lengkung
Henle's dan tubulus distal
silindroid (cylindroids).
Silinder eritrosit
o bersifat granuler dan
mengandung hemoglobin
dari kerusakan eritrosit.
o silinder eritrosit (+) &
hematuria mikroskopik
kelainan glomerulus.
Silinder leukosit
o Pielonefritis akut (khas) ,
glomerulonefritis.
o Glitter sel (fagositik
neutrofil) biasanya
menyertai silinder lekosit.
o Silinder leukosit + bakteri
pielonefritis,
o pielonefritis dapat tanpa
keluhan meskipun telah
merusak jaringan ginjal
secara progresif.
Silinder granuler o Silinder selular yang
mengalami degenerasi
/disintegrasi di TU
o Dari perubahan membran
sel fragmentasi inti &
granulasi sitoplasma
terlihat granular kasar
butiran halus.
URINALISA
Lekosit uria: lekosit saja dlm sedimen urin blm
tentu dari ginjal.
Bila disertai dengan silinder lekosit/ sel epitel tubulus
kelainan ginjal
ISK dapat disertai lekosit uri
Hematuria; bisa gross/ mikroskopik.
Hematuria karena kelainan ginjal diikuti silinder
eritrosit
Hematuria bisa krn perdarahan sal kemih, bila berasal
dari bag. proksimal warnanya tidak segar
PENETAPAN Na DALAM URIN
Berguna:
1. Mengetahui gangguan faal reabsorbsi tubulus ginjal
2. Membantu membedakan 2 sebab kegagalan ginjal:
Intrinsik; ekskresi Na dalam urin > 20 m eq / L
Pengurangan perfusi ginjal akibat kekurangan
volume efektif ekskresi Na rendah
Ekskresi Na ditentukan oleh vol cairan ektraselluler,
krn Na terbatas pd ruang ekstraselluler secara
osmotis menahan air dalam ruangan tsb
PERCOBAAN PEMEKATAN
Tujuan: untuk mengetahui adanya gangguan faal
reabsorbsi ginjal
Prinsip:
Jika seseorang dengan pembatasan minum masih
dapat mengeluarkan urin dengan berat jenis yang
tinggi berarti faal reabsorbsi tubulus normal
Sederhana dan cukup sensitif: pemekatan Mosenthal
Hasilnya tidak dapat dipercaya: terdapat gangguan
keseimbangan air-elektrolit (oedem) dan sumbatan
sal kemih
GANGGUAN GINJAL DAN
SALURAN KENCING
Nining Sri Wuryaningsih
FK UKDW
CRF dan Uremia
Penyebab; Diabetes(28%),hipertensi (25%),
Glomerulonephritis (21%),Ginjal Polikistic (4%), lain
lain(23%); infeksi, obstruksi
Gejala:nausea, vomitus, nafsu makan berkurang,
mudah capai,otot lembek, acidosis metabolik,
hyperhidrosis, tremor stupor&koma kematian
Nephrotik syndrom
Causa: DM, Amiloidosis, SLE ( 40% dewasa, 50%
anak), penyakit glomerulus primer
● GX. : - Oedema Permeabilitas >>>
- Proteinuri thd. Protein ← Cedera
- Hipoalbuminuri ← plasma & Glomerulus
- Hiperlipidemi proteinuri masif
● PATOGENESIS
- Tek. onkotis intra vasc. hilang Oe
- Hipovol. intravasc.→sekresi aldosteron→retensi Na & air de
- Intra renal factor reabsorbsi Na↑ ma
P.N.A.
● CAUSA : INFEKSI (BAKTERI, VIRUS, FUNGUS), OBAT, RADIASI,
REAKSI PENOLAKAN
● GX : GFR↓, EKSKRESI ASAM<, REGULASI KESEIMBANGAN Na<
● LAB. : URINE = LEKOSIT DAN CAST LEKOSIT
● PA : INFILTRAT→LIMFOSIT, PMN, EOSINOFIL & OEDEMA INTERST.
P.N.C.
● PA : INFILTRAT→MONONUCLEUS + FIBROSIS INTERSTITIUM +
ATROFI TUBULUS
OBSTRUKSI TRACTUS URINARIUS
● CAUSA: - PRESIPITASI PROTEIN→MM.→TUBULUS
- BATU / TUMOR → OBSTRUKSI URETER
- BPH.→OBSTRUKSI URETHRA
- OBSTRUKSI URETHRA
LANGSUNG→TEK. PD. TUB.→NEPHRON
HANCUR
UTI
DINI→KEMAMPUAN →HILANG
● AKIBAT OBST. KONSENTRASI
LANJUT→EKSKRESI ASAM<→GFR<→ALI-
RAN DARAH REN<
● LAB. : URINE RUTIN, KULTUR URIN, UREUM, CREATININ, PEMX. LAIN
PUSTAKA