Anda di halaman 1dari 9

Pembentukan urine

1. Ginjal
Ginjal terletak di setiap sisi tulang belakang pada bagian paling bawah dari tulang rusuk. seperti
kacang dan berukuran 10- 12 cm. Pada orang dewasa beratnya sekitar 80- 160 gram ( Ginjal
kanan) dan 83- 176 gram ( ginjal kiri). .
Terdapat 3 struktur utama
1) Korteks ( bagian luar)
2) Medula ( bagian dalam dari ginjal)
3) Pelvis renalis ( bagian rongga ginjal)
2. Proses pembentukan urine
1. filtrasi
Terjadi ketika darah mengandung air gula urea masuk ke dalam glomerulus dan disaring. sel darah dan
berapa protein tetap berada di dalam darah, dari hasil filtrasi inilah terbentuk Filtrat glomerulus yang
disebut Urine primer.
2. Reabsorpsi
Terjadi di tubulus kontortus proksimal,Hampir semua gula, vitamin, asam amino, dan air diserap kembali
zat yang masih berguna tadi dimasukkan kembali ke pembuluh darah di sekitar tubulus. hasil reabsorbsi
ini dinamakan Filtrat tubulus disebut urine sekunder
3. Augmentasi
terjadi di tubulus distal, akhirnya urine sekunder dan senyawa tersebut berkumpul membentuk urine
sesungguhnya untuk dikumpulkan di tubulus pengumpul kemudian dikeluarkan melalui ureter.
urinalisis. Pemeriksaan urine secara kualitatif bertujuan untuk mengidentifikasi zat-zat yang secara
normal ada dalam urine dan zat-zat yang seharusnya tidak ada dalam urine. secara kualitatif pemeriksaan
urine bertujuan untuk mengetahui zat-zat tersebut di dalam urine.
1. Jenis Urinalisis
Urinalisis Dibagi Menjadi 2 :
1. Makroskopik
- Warna
- Kejernihan dan kekeruhan
- Volume
- Bau
- pH urine
Urine normal baru dikeluarkan tampak jernih sampai sedikit berkabut dan berwarna kuning oleh
pigmen urokrom dan urobilin. kekeruhan biasanya terjadi karena kristalisasi atau pengendapan urat
( dalam urin asam) atau fosfat ( dalam urine basa). kekeruhan juga biasanya disebabkan oleh bahan seluler
berlebihan atau protein dalam urine.
2. Mikroskopik
Pemeriksaan mikroskopik atau pemeriksaan sedimen urine diperlukan untuk mengamati sel atau
benda berbentuk partikel lainnya banyak macam unsur mikroskopik dapat ditemukan baik yang
ada kaitannya dengan infeksi ( bakteri, virus) maupun yang bukan karena infeksi misalnya
pendarahan, disfungsi endotel dan gagal ginjal.
a. Unsur Sedimen Urin
Sedimen urine adalah unsur yang tidak larut dalam urine yang berasal dari darah ginjal dan
saluran kemih. sedimen urine dapat memberikan informasi penting bagi klinis dalam
membantu menegakkan diagnosis dan memantau perjalanan penyakit penderita kelainan
ginjal dan saluran kemih.
- Epitel squamous
● Berukuran besar
● Bentuk persegi, sebagai permata berlian tidak beraturan
● Ditemukan tunggal, berdua, berimpit, dan menumpuk
● Banyak ditemukan pada wanita
● Normal ditemukan pada urine
● Banyak ditemukan pada saluran kemih bawah dan kelamin
- Epitel transisional
● Sel kandung kemih memiliki bentuk khas, bulat dengan inti bulat pada
bagian tengahnya
● Berbentuk bulat atau poligonal, hanya sedikit berbentuk seperti buah pir,
berekor, atau berbentuk spindel
● Sel ini lebih kecil dan sedikit lebih halus permukaan nya dibandingkan sel
squamous, Tetapi lebih besar dari leukosit
● Menyerap zat warna sedang dengan warna ungu kebiruan
● Ditemukan pada saluran kemih Tengah ( ureter, kandung kemih, uretra)
- Epitel Renal tubular Cell
● Sel epitel yang berasal dari ginjal
● Ukuran lebih besar dari WBC ( 20-60 mikron ). Inti bulat dan dan eksentrik
- Spermatozoa
● Bisa ditemukan dalam urine pria atau wanita dan tidak memiliki arti klinik
- Parasit
● Yang biasanya ditemukan dalam urine yaitu trichomonas vaginalis atau
Schis kautosoma haematobium
- Bakteri
● Bakteri yang dijumpai bersama leukosit yang meningkat menunjukkan
adanya infeksi dan dapat diperiksa lebih lanjut dengan Pewarnaan Gram
atau dengan biakan ( kultur) urine untuk identifikasi. Tetapi jika ada bakteri
namun sedimen “ bersih” kemungkinan itu merupakan cemaran
( kontaminasi) saja.
- Oval fat bodies
● Sel lemak atau sel epitel berisi lemak dengan birefringent pada
sitoplasmanya
● Masuknya lemak karena sel bersifat refraktil
● Ditemukan pada proteinuria berat
● Jarang ditemukan pada sedimen urin
- Leukosit
● Terlihat bulat dengan granular di dalamnya, lebih RBC namun lebih kecil
dari RTC Cell
● Pada umumnya adalah netrofil
● Kondisi yang sangat tinggi ditemukan pada ISK -> Pyuma
● Bila lisis, ditemukan, namun multistick (+) leukosit esterase
- Eritrosit
● Ukuran lebih kecil dari WBC 7-8 mikron
● Bervariasi ukurannya tergantung berat jenis urin, bila encer maka sel
membesar
- Sel glitter
● Sel ini memiliki granula dengan sitoplasma yang glitter, tidak menyerap zat
warna, terlihat mengkilat, sehingga sel ini disebut sel glitter. hadirnya sel ini
terkait dengan pielonefritis yaitu peradangan pada saluran urin bagian atas.
Kimia Urine
- Bilirubin Urine
● Bila kadar bilirubin direk meningkat dalam darah > 2 mg/dl akan diekskresikan di dalam
urine
● Kadar bilirubin meningkat pada :
❖ Hepatitis
❖ Sindrom Gilbert
❖ Crigler Najjar :Kelainan genetik karena defisiensi enzim glukoronil transferase
● Metode Pemeriksaan Bilirubin Urin
❖ Froth (busa)
❖ Harrison
Bilirubin diendapkan oleh BaCl2, endapan yang terbentuk direaksikan dng lart.
Faucet
Hasil : bilirubin (+) = Endapan hijau sampai biru
❖ Carik Celup
Reaksi diazotisasi antara bilirubin dalam urine
● Hasil Negatif Palsu :
1. Spesimen terpapar cahaya : terjadi perubahan bilirubin menjadi biliverdin
2. Hidrolisis bil. direk
3. Adanya asam askorbat -> mengganggu rx. diazo
4. Peningkatan kadar nitrit
- Urobilinogen Urine
● Dapat ditemukan dalam jumlah sedikit pada urine segar
Ditemukan dalam jumlah berlebih pada gangguan fungsi hati dan sumbatan saluran
empedu, anemia pernisiosa
● Metode Pemeriksaan :
❖ Wallace
❖ Diamond
Prinsip : Pembentukan senyawa kompleks warna merah dari hasil reaksi
urobilinogen dengan para dimetil amino benzaldehid dalam reagen Erlich
● Hasil negatif mengindikasikan :
1. Berkurangnya jumlah kuman usus, biasanya karena konsumsi antibiotika terlalu lama
2. Penurunan kemampuan konjugasi hati
3. Adanya sumbatan saluran empedu
● Hasil negatif palsu dapat terjadi pada keadaan :
1. Spesimen terkena cahaya / tidak segar
2. Adanya pengawet formalin
3. Infeksi traktus urinarius
4. Adanya asam askorbat dan nitrit
- Urobilin Urine
● Merupakan oksidasi dari urobilinogen
● Meningkatnya urobilin = Urobilinogen
● Pada urine segar tidak ditemukan
● Diperlukan lugol untuk merubah urobilinogen menjadi urobilin
● Metode pemeriksaan
❖ Schlesinger (kualitatif)
(zinc asetat jenuh dalam alkohol) dan menghasilkan fluoresensi hijau
Zat-zat yang menyebabkan positif palsu :
Riboflavin, Eosin, Eritrosin, merkurokrom, akriflavin
MANFAAT TEST : SEBAGAI Petunjuk bahwa urine di dalam sampel
mengandung banyak urobilinogen yang dilihat dari adanya fluoresensi
❖ NAUMANN
Dilakukan apabila sampel dicurigai berfluoresensi kuat bukan disebabkan oleh
urobilin
- Prinsip : sifat urobilinogen dan bbrp derivat indol larut dalam kloroform, sedangkan
riboflavin dpt larut dalam air
- Cara Kerja :
1. 5 mL Urin + (5 mL kloroform, 5 tts HCl pekat, 1 tetes Iodium tincture )
2. Disentrifus, pisahkan lapisan atas dengan lapisan bawahnya
3. Ditambahkan alkohol 95% (± ½ volume)
4. Kemudian ditambahkan 0,1 Zinc asetat
5. Tambahkan 1 tetes amonium hidroksida pekat
6. Setelah itu dikocok, dan disaring
- Hasil : (+) Fluoresensi pada filtrat
- Darah Samar Urine
● Unsur ini ditemukan pada keadaan patologis : Hematuria
Sebagai penanda adanya perdarahan pada sistem urogenital
Darah dalam urine dapat berbentuk eritrosit utuh atau sudah pecah/lisis berupa hemoglobin ->>>
Hemoglobinuria
● Adanya eritrosit dalam urine dijumpai pada:
Glomerulonefritis akut, sistitis,uretritis, batu ginjal, kasus trauma
● Metode Pemeriksaan :
1. Test benzidin
2. Test guaiac
3. Test ortho toluidin
4. Test carik celup
Prinsip : Hb yang bersifat sebagai enzim peroksidase akan bereaksi dengan larutan hidrogen
peroksida yang akan mengoksidasi benzidin sehingga berwarna biru.
● Hasil benzidin test :
Negatif (-) : Tidak terjadi kekeruhan
Positif 1 (+1) : Kekeruhan halus
Positif 2 (+2) : Kekeruhan sedang
Positif 3 (+3) : Kekeruhan agak berat timbul dalam waktu < 20 detik
Positif 4 (+4) : Kekeruhan berat terjadi seketika
- Protein Urine
● Salah satu unsur organik penting dalam tubuh
❖ Tersusun atas unsur c , n, o, h
❖ Berdasarkan komposisi kimia :
- Protein sederhana (simple protein) :
Albumin, globulin, histon, albuminoid,glutein
- Protein kompleks (conjugated protein)
Nukleoprotein, glikoprotein, kromoprotein
● Fungsi Protein :
❖ Zat pembangun : Pembentuk jaringan baru yang rusak, berperan dalam proses pertumbuhan
❖ Pengatur tekanan koloid zat pengatur osmotik, pengatur keseimbangan asam basa
❖ Bahan bakar alternatif : Pengganti kalori dari kh dan lemak
● Kadar protein urine : 2-8 mg/dl
● Protein yang dijumpai dalam urine : Albumin (1/3) sisanya globulin
● Pada kondisi patologis : ->>> Proteinuria
● Fraksi protein yang sering dijumpai dalam urine : Albumin ->>> Albuminuria
● Protein Bence Jones
❖ Termasuk ke dalam fraksi globulin,
❖ Sifat khas : larut dalam suhu
Didih urine, pada suhu rendah (<60 c)
Kekeruhan tetap (+)
❖ Sebagai pentunjuk adanya penyakit keganasan
❖ Test Osgood
● Glukosa
● Komposisi utama kh : c,h,o
● Merupakan jenis monosakarida
Jenis gula yang banyak dijumpai dalam urine : glukosuria
● Metode pemeriksaan : Uji Reduksi, Enzimatik, Peragian ( Neuberg, Taylor), Fenil Hidrazin,
Rubner, Seliwanoff, Bial, Polarimeter
● Keton Urin
● Merupakan hasil metabolisme lemak (oksidasi asam lemak)
● Yang termasuk benda keton dalam tubuh : aseton, as. asetoasetat, as beta hidroksi butirat
● Dibentuk dalam hepar (ketogenesis). dari hepar akan menuju aliran darah dan mengalami
pemecahan (ketolisis) menjadi co2+h2o+energi
● Kadar Ketogenesis = Ketolisis
● Keton dalam urin : Ketonuria
● Dijumpai pada : kelaparan, diare berat, muntah-muntah, demam, dehidrasi
● Metode Pemeriksaan :
1. Aseton : Rotherra Ross, Lange, Rantzman, Prommer
- Tes Rothera
❖ Rx antara nitroprusida dengan aseton menghasilkan warna ungu
❖ Bersifat kualitatif
- Tes Lange
❖ Positif : Cincin ungu
❖ Rx antara Asam Asetat glasial dengan senyawa Nitroprusida seran Amonia
2. Asam Asetoasetat : Gerhard, Lindeman
- Test Gerhard
❖ Rx antara Asam Aseto Asetat dan Feri Klorida menghasilkan warna merah coklat
(anggur)
3. Asam Beta Hidroksibutirat : Hart, Osterberger
- Calcium
● Dalam tubuh ada dalam bentuk garam kalsium
● Sebanyak 90% garam kalsium berada dalam tulang dan gigi
● Fungsi : memberi struktur keras dan kuat pada jaringan tulang dan gigi, meningkatkan fungsi
syaraf dan otot, meningkatkan efektivitas pembekuan darah
● Hipokalsemia : kesemutan
● Hiperkalsemia : kelemahan otot skeleton, anoreksia, mual muntah
● Metode Pemeriksaan :
1. Tes Sulkowitch
- Prinsip : Pengendapan ca oleh reagen sulkowitch dalam bentuk Ca Oksalat tanpa Ca
Phosphat oleh pH reagen tersebut.
Berguna untuk mendeteksi kelainan kelenjar paratiroid dan gangguan metabolisme calcium
- Interpretasi Hasil :
-/ Negatif : Tidak terjadi kekeruhan
+1/ Positif satu : Kekeruhan halus
+2/ Positif dua : Kekeruhan sedang
+3/ Positif tiga : Kekeruhan agak berat
+4/ Positif empat : Kekeruhan berat, timbul seketika
- Chorida
● Merupakan ion yang memiliki elektron terpenting dalam cairan intraseluler
● Komponen terpenting asam lambung
● Berperan penting dalam kelebihan transport co2 melalui eritrosit
● Jumlahnya setara dengan kandungan natrium dalam tubuh
● Hipokloremia: muntah, diare
● Hiperkloremia : dehidrasi, masalah ginjal
● Metode Pemeriksaan :
- Tes fantus : titrasi memakai agno3 dengan indikator ion kromat jumlah tetes perak nitrat yang
dipakai sebanding dengan jumlah gram nacl per liter urine.
- Positif : warna merah

Non Protein Nitrogen (NPN)


NPN -> Urea, Amoniak, Asam Urat, Kreatinin, Asam Amino
a. Urea
- Hasil akhir metabolisme protein
- Dibentuk di hati, dikeluarkan oleh ginjal
- Menurun : Glomerulonefritis akut, Gagal ginjal, Sirosis, Karsinoma hati
- Meningkat : demam, diare, radang
b. Amoniak
- Jumlahnya dalam urine dipengaruhi oleh keseimbangan asam basa dalam tubuh
- Nilai normal : 0,5-1,0 g/ hari dalam bentuk amoniak nitrogen
- Peningkatan kadar : asidosis metabolik pada penderita Diabetes Mellitus, kelaparan diet
tinggi protein
- Penurunan kadar : gagal ginjal
c. Asam Urat
- Merupakan hasil akhir metabolisme purin
- Jumlah yang diekskresikan = Purin yang dimetabolisme
- Dikeluarkan dalam bentuk Na,k, Amonium Urat
- Kadar dalam urin : 0,5-1,0 gram /24 jam
d. Creatinin
- Merupakan produk metabolisme endogen dari otot
- Jumlah dalam urin mencerminkan massa otot dan derajat aktivitas otot
- Kadarnya tidak dipengaruhi oleh asupan protein
Pria : 1-2 gram/24 jam
Perempuan : 0,6-1,5 gram/24 jam

Anda mungkin juga menyukai