Anda di halaman 1dari 57

INTEPRETASI HASIL

PEMERIKSAAN URINALISA

dr. Indranila Sp.PK


Urinalisis

Menunjang diagnosis
Deteksi kelainan renal
dan kelainan sistemik
memonitor hasil
pengobatan
MACAM PEMERIKSAAN
URINALISA
Pemeriksaan penyaring : merupakan
pemeriksaan awal untuk
memperkirakan suatu penyakit

Pemeriksan Urine rutin : merupakan


pemeriksaan dasar,tanpa indikasi

Pemeriksaan Urine Khusus :


merupakan pemeriksaan khusus
berdasarkan indikasi
I. Pemeriksaan Urine Rutin

Pemeriksaan Makroskopis : warna ,


kejernihan, buih, bau, berat jenis

Pemeriksaan Kimia : pH , protein,


reduksi

Pemeriksaan Mikroskopis
PEMERIKSAAN MAKROSKOPIK
A. Warna
Normal : kuning muda sampai kuning tua
Warna Patologis Non patologis

Merah Darah Macam obat & zat warna


(hemoglobin,eritrosit) porfirin

Kuning Tua Bilirubin Wortel,Urobilin

Hijau Biliverdin Fenilsalisilat

Coklat tua Methemoglobin Obat sulfa dan fenol

Seperti susu Kilus Makanan yang banyak


mengandung fosfat,urat
B. Kejernihan
Normal : jernih
Keruh, dibedakan :
keruh sejak dikemihkan : fosfat amorf >>>
keruh setelah didiamkan beberapa waktu :
fosfat amorf, bakteri
C. BUIH

Jika dikocok akan berbuih


Normal putih
Cepat hilang

Buih berwarna Bilirubin


kuning

Buih
putihbertahan Protein
lama
D. BAU
Normal : tidak berbau keras
BAU SEBAB
Makanan/Obat Durian, petai, jengkol, toluen,
mentol
Buah-buahan Benda keton
Amoniak Perombakan Ureum
Aseton ketonuria
Zat kimia Terpentin, mentol
Bau Tinja Perforasi usus ke kandung
kemih,fistel vesico-rectal
Bau Busuk Karsinoma saluran kemih-kelamin
E. Berat Jenis

Rujukan:
Urin pagi : 1,015-1,025
Urin sewaktu : 1,003- 1,030

BJ rendah : gagal ginjal,


diabetes insipidus.
BJ tinggi : dehidrasi, DM
PEMERIKSAAN KIMIAWI
A.Derajat keasaman (pH)
Normal 4,6 8,5
Tujuan pemeriksaan pH :
Mempermudah Intepretasi
unsur sedimentasi urin
membantu pemeriksaan protein
(suasana asam)
membantu menguatkan
diagnosis (asidosis/alkalosis)
TIDAK PATOLOGIS PATOLOGIS

Makanan ( Buah, Asam : DM, diare/metabolik


sayur) asidosis

Obat-Obatan Alkalis/Basa : muntah,


(bikarbonat natrikus, infeksi/keadaan alkalosis
kalsium asetat)
B. Protein

Nilai referensi:
Metode kualitatif : negatif
Metode kuantitatif : kurang
dari 150 mg dalam 24 jam

Protein urine berasal dari


protein plasma dan Tamm
Horsfall glikoprotein
Adanya proteinuri merupakan indikator
penting pada penyakit ginjal

proteinuria berat----4.0g/24 jam


proteinuria sedang----1.0~4.0g/24 jam
proteinuria minimal----1.0g/24 jam

Proteinuria Fisiologis : aktivitas


fisik, udara dingin,
premenstruasi, kehamilan,
postural albuminuria
Proteinuria Patologis

PRE RENAL RENAL POST


RENAL
Albumin & globulin Albumin & globulin Bukan
plasma
protein
bukan pada ginjal torak/silinder Proteinuria
<<<

-Gangguan -Sindroma Nefrotik Perdarahan


sirkulasi ginjal pd -Pielonefritis /
dehidrasi -Nefrosklerosis peradangan
- Efek toksik difteri,
tifoid
C. GLUKOSURIA

Nilai referensi :
Metode kualitatif : negatif
Glukosuria menandakan
bahwa kadar glukosa darah
telah melampaui ambang
batas ginjal

Pemeriksaan glukosa
berguna untuk screening
diabetes
Glukosuria tanpa Glukosuria dengan
hiperglikemi hiperglikemi

Renal glukosuria DM
Alimentary Hipertiroid
glukosuria Penyakit Hepar
Hamil Kelaparan yang
Sindrom Fanconi lama
PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK
Syarat : Urin segar, BJ> 1,018
1. LPK : - Epitel (squamous, silindris, kuboid)
- Torak (hialin, hialin celular cast, hyalin
granular cast, hialin fatty cast, waxy cast)
2. LPB : - SDM (kerja fisik yang berat, febris, iritasi)
Rujukan : sampai 3/LPB
- SDP
Rujukan : Laki-laki sampai 5/LPB
Wanita sampai 15/LPB
3. Bila ada : sperma, bakteri, parasit,kristal
(tidak perlu dihitung jumlahnya)
EPITEL SKUAMOUS

-Bentuk
Polimorf
-Sitoplasma
Lebar
-Inti Satu
Asal : Uretra,
Kontaminasi
vagina
EPITEL TRANSISIONAL

Asal : pelvis ginjal,


ureter, kandung kemih
(vesica urinaria),
Ukuran : lebih besar
dari sel epitel tubulus
ginjal, dan agak lebih
kecil dari sel epitel
skuamosa. Bentuk :
bulat atau oval
EPITEL TUBULUS

-berasal dari pelvis


ginjal atau tubulus
-Berbentuk bulat
-Berinti satu
-Ukurannya lebih kecil
dari epitel
gepeng/squamosa
SILINDER HYALIN
-Terdiri dari mucoprotein
THP
- Homogen, tekstur halus,
jernih
- Normal : 0 1 silinder/
LPL.
- Ditemukan pada
keadaan febris, aktivitas
fisik >>
SILINDER ERITROSIT
bersifat granuler dan
mengandung hemoglobin
dari kerusakan eritrosit.

Adanya silinder eritrosit


disertai hematuria
mikroskopik memperku-
at diagnosis untuk
kelainan glomerulus.
SILINDER LEUKOSIT
menunjukkan peradangan
pada ginjal
khas untuk pielonefritis
akut, tetapi juga dapat
ditemukan
glomerulonefritis.
Glitter sel (fagositik
neutrofil) biasanya akan
menyertai silinder lekosit.
SILINDER GRANULAR

silinder selular yang


mengalami degenerasi.
Hasil disintegrasi awalnya
granular kasar, kemudian
menjadi butiran halus.
ditemukan pada
glomerulonefritis akut, febril
albuminuria
SILINDER LEMAK (OVAL FAT BODIES)
Sel epitel tubulus yang
mengalami degenerasi
lemak
Ditemukan pada
sindrom nefrotik,
diabetes melitus
SILINDER LILIN (WAXY)
silinder tua hasil silinder
granular yang mengalami
perubahan degeneratif lebih
lanjut.
berukuran lebar (broad)
ditemukan penyakit ginjal
berat, amiloidosis ginjal,
tahap akhir penyakit ginjal
kronis.
ERITROSIT
Normal 0 3 sel/LPK
Meningkat pada: kelainan
di sepanjang saluran kemih
dalam urine hipotonis,
bentuk Ghost cell
Dalam urine hipertonis
bentuk krenasi
LEUKOSIT
-Normal : 4 atau 5 per LPK

-Leukosituria/piuria patologis
pada : infeksi saluran kemih ,
sistitis, pielonefritis, atau
glomerulonefritis akut.

-Leukosituria fisiologis pada :


febris, dehidrasi, stres

-kontaminan dari saluran


urogenital
SEL GLITTER

Dalam urine hipotonis,


SDP mengembang,
granula sitoplasma
bergerak-gerak disebut
sel Glitter
BAKTERI

Perbesaran Obj. 40X


S.d.p :P.M.N (tampak jelas
di tengah
lapangan pandang)
Bakteri : tersebar di
sekitarnya
Normal : 10 bakteri/LPB
YEAST CANDIDA
TRICHOMONAS VAGINALIS

Ukuran organisme ini


bervariasi antara 1-2 kali
diameter leukosit.

Organisme ini mudah


diidentifikasi dengan cepat
dengan melihat adanya
flagella dan pergerakannya
yang tidak menentu.
KRISTAL
Fisiologis

CA OKSALAT ASAM URAT

TRIPLE
FOSFAT
Sistin Leusin dan Tirosin

kristal asam amino


cacat genetik penyakit hati yang parah
penyakit hati yang penyakit keturunan
parah. seperti tyrosinosis dan
"penyakit Maple Syrup
Kristal Kolesterol
Penyebab tidak jelas,
Jarang ditemukan
diduga memiliki makna
klinis seperti oval fat
bodies disertai
Kristal lain
kristal Sulfadiazin dan kristal Sulfonamida
II. PEMERIKSAAN URINE KHUSUS

Pemeriksaan urin atas dasar indikasi, dilakukan


sesudah pemeriksaan urin rutin.

Metode : Tablet Dipstick/carik celup


Dasar pemeriksaan carik celup adalah reaksi kimia
pereaksi pada carik celup dgn urin.
Penting untuk mengikuti petunjuk pd leaflet agar
didapatkan hasil yang akurat.
Dengan carik celup dpt diperiksa : PH, protein, berat
jenis, glukosa, keton, bilrubin, urobilinogen, nitrit,
eritrosit, leukosit.
TEST STRIPS
1. Specific gravity
2. pH
3. Hemoglobin
4. Glucose
5. Ketones
6. Albumine
7. Nitrite
8. Leucocytes
1. BENDA KETON
Hasil metabolisme lemak dan asam lemak
Terdiri dari 3 bentuk : - Asam aseto asetat 20%
- Aseton 2 %
- Hidroksi Butirat 78%

Indikasi pemeriksaan (DM tidak terkontrol, Asidosis, Hamil)


Cara Pemeriksaan:
1. Carik celup
Perhatikan : keton mudah menguap, urin tanpa
pengawet, disertakan kontrol negatif atau positif
Dapat dipengaruhi obat (insulin,ether,medformin)
Reagen berisi Sodium Nitroferrisianida
2. Cara Konvensional
A. Gerhard :
Reagen berisi Ferriklorik dgn sensitifitas 2,5 - 50 mg/dl
asam asetoasetat
Tes positif : hasil akhir reaksi warna merah anggur
Positif palsu : fenol, salisilat, antipirin, Natrium
bikarbonat
B. Legal : Reagen berisi Nitroferrisianida atau Nitroprusid
C. Tablet Nitroprusid
D. Rothera
Paling banyak dipakai
Reagen isi Nitroprusid dgn sensiitifitas 1- 5 mg/dl
asam asetoasetat dan 10-25 mg aseton
Positif bila terbentuk cincin merah ungu pada batas
kedua cairan
II. BILIRUBIN

Urin segar, segera di periksa


Tes Konvensional (diazo tablet, rosin, busa,
Fouchet/Harrison)
Test carik celup
Negatif palsu : vitamin c, nitrit
Positif palsu : Rifampicin, chlorpromazin.
Ditemukan pada gangguan hepatoseluler,
kolestasis karena obat, obstruksi saluran empedu
3. UROBILINOGEN
- Urin segar
- Urobilinogen labil pada urin asam / cahaya.

Metode
1. Carik celup
Positif palsu : Porfobilinogen, PAS, Antipirin, Aspirin,
Prokain, Sulfonamid, Metil dopa,
Bromsulpthalen
2. Metode konvensional
Erlich
Wallace Diamond
Positif palsu : indol,skatol,makanan berklorofil
Negatif palsu : kadar protein tinggi, sulfonamid
Meningkat pada : penyakit hati, destruksi eritrosit
berlebihan, penyakit jantung
kongestif, infectious mononucleosis
Menurun pada : cholelithiasis, kanker kaput
pankreas, ikterus obstruktivus

Nilai rujukan : 0,5 2,5 mg/24 jam


4. NITRIT
- Urin segar, urin pancaran tengah
- Metode : Carik celup

Positif palsu : phenazopiridin


Negatif palsu : vit c, kadar urobilinogen urin tinggi, ph urin
asam < 6, Urin < 4 jam berada di bawah vu.
Negatif : urin tidak mengandung nitrat
bakteri tidak memecah nitrat

Bila positif dilakukan kultur (jenis kuman)


5. SEL DARAH MERAH

SDM urin : hematuria, hemoglobinuri, mioglobinuria


Sampel urin homogen
Metode : test carik celup, benzidin test, hematest.
Test carik celup :
Negatif palsu : vit c, formalin
Positif palsu : detergen, isk,amphotericin, coumarin,
aspirin.
Benzidin test :
Positif palsu : iodida, asam nitrat, formalin
Negatif palsu : vit c, H2O2, reagen lama.
6. SEL DARAH PUTIH

Sel darah putih yang mempunyai aktifitas esterase


Urin pagi porsi tengah
Test carik celup
Positif palsu : kontaminasi cairan vagina
Negatif palsu : vit c, formalin, nitrofurantoin
Tes strip akan memberikan hasil positif sesuai jumlah
SDP dan tidak bereaksi thdp SDM atau epitel

Konfirmasi tes : Pemeriksaan Sedimenuri


7. PROTEIN

Kadar (proteinuri>1)
urin tampung 24 jam dan bereaksi asam
Metode : esbach, spektrofotometer.
Fraksi/ jenis protein
sindroma nefrotik, multipel mieloma.
sampel harus dipekatkan
Elektroforesis, Imunologi
8. NATRIUM
Biasanya diminta kalau ada gangguan reabsorbsi
tubulus
Urin tampung 24 jam
Metode fantus, flame fotometer.
kadar meningkat pada :
dehidrasi, kelaparan, keracunan salisilat,
insufisiensi kortek adrenal, diuretik yang
mengandung chlorothiazid dan mercuri, gagal
ginjal kronik, diabetik asidosis.
9. CHLORIDA
Sampel urin 24 jam
Metode : Fantus
Tujuan untuk memonitor pengeluaran chlorida setiap
hari.

10. CALSIUM
Normal ekskresi calsium : 50 300 mg/24 jam
Urin tampung 24 jam
Tes Sulkowitch, Flamefotometer.
Meningkat pd : hiperparatiroid, hipertiroid, mieloma
multipel, tumor tulang, sindroma fanconi, batu ginjal,
keracunan vit D.
Menurun pada : Hipoparatiroid
11. VMA (Vanilyl Mandelic Acid)

Urin tampung 24 jam


Thin layer chromatografi
Normal : sampai 9 mg/24 jam
Meningkat:
- pheochromositoma, neuroblastoma,
ganglioneuroma,
ganglioblastoma.
- makanan (teh, kopi, coklat, vanila, dll)
- obat (aspirin, gg, dll)
Cara kerja urinalisis analyzer junior (1)
Prinsip kerja :
Warna area test yang akan diberikan oleh sampel disinari dengan
panjang gelombang tertentu kemudian sinar dipantulkan kembali
dengan intensitas yang sebanding dengan warna pada area test dan
ditangkap oleh detektor sebagai remisi yang kemudian dikonversikan
dengan standar konsentrasi.
Alat dan bahan :
-Meditron
-strip urine combur
-urine
-tabung urine
Cara kerja urinalisis analyzer meditron
junior (2)
Cara Kerja :
1.Tekan PEGING
2.Tekan SET dua kali
3.Input nomor kode pada sampel
4.Tekan ENTER kemudian celupkan strip pada urin kemudian
tiriskan dengan melewatkan di dinding tabung
5.Letakkan pada wadah strip secara otomtis alat akan mengambil strip
6.Biarkan selama beberapa menit hingga alat memproses hasil
7.Hasil diinput ke komputer dan hasil diprint

Anda mungkin juga menyukai