Anda di halaman 1dari 55

Validasi Hasil

Hematologi Analyzer
Rabu, 13 Juni 2023

Hotel Dafam Pacific Caesar Surabaya

Gilang Nugraha, S.Si., M.Si


Pengantar
Hematologi merupakan disiplin ilmu kedokteran yang
mempelajari tentang kondisi normal dan patologis
pada darah dan sumsum tulang (Turgeon ML, 2012).

Pemeriksaan hematologi dapat membantu


mendiagnosis anemia, thalasemia, infeksi,
hemofilia, gangguan pembekuan darah,
dan leukemia.
Area Pemeriksaan Lab Hematologi
Hematologi Rutin dan Lengkap

Hgb, Hct, RBC, WBC, PLT, MCV, Terlihat


MCH, MCHC, MPV, P-LCR, PCT, PDW
RET, RET-He, IPF, IRF, LED, diff-count,
morfologi darah, BM, dll
Alat: Hematology analyzer dan ESR analyzer.

Hemostasis

PT, aPTT, D-dimer, fibrinogen,


faktor koagulasi, protein C,
agregasi, plasminogen, dll
Alat: Hemostasis analyzer dan clinical chemistry analyzer
Konsep Validasi dan Verifikasi Hasil
Kenapa validasi dan verifiasi harus dilakukan?

Berani langsung
Hasil di jemur tanpa di
cek lagi?
Konsep Validasi dan Verifikasi Hasil
Hematologi Rutin dan Lengkap
Parameters Diff Count

CBC, 3-part Diff Optimalisasi ATLM dalam


Lymph, Mxd, Mono
and Other penggunaan analyzer dapat
Hematology CBC, 5-part Diff
dilakukan dengan cara:
Eo, Baso, Neut, Lymph, Mono
Analyzer and Other • Memahami merk dan tipe
• Memahami cara kerja
CBC, 6-part Diff
and Other
Eo, Baso, Band, Seg, Lymph, Mono • Memahami prinsip kerja
• Memahami fungsi
Hemostasis parameter
Metode
• Memahami perawatan
sederhana
Foto Optik
Hemostasis
Analyzer
Elektro Mekanin
Pelaporan Hasil pada Hematology Analyzer

Hasil pemeriksaan
hematology analyzer
disajikan dalam bentuk :
• Numerik
• Histogram
• Scattergram
• Tanda
• Flags
Hematology 3-Part Diff
Hematology 5-Part Diff
Validasi pada Hematology Analyzer

Goldschmidt Filter Model

Administrative validation Kepmenaker RI No. 170 Thn 2018


Sample validation SKKNI Kategori Aktivitas Kesehatan Manusia dan
Aktivitas Sosial Golongan Pokok Aktivitas Kesehatan
Technical validation Manusia Bidang Teknologi Laboratorium Medik.
Patient validation
Clinical validation

Good Quality Result


Sumber : Westgard, JO. 2020. Basic Method Validation (4th ed).
Validasi pada Hematology Analyzer
HASIL YANG HARUS
MENDAPAT PERHATIAN
• Hasil tidak normal
• Adanya tanda atau flagging
• Hasil yang kurang sesuai dengan
sebelumnya atau klinis yang sedang terjadi
• Di luar batas linier alat.

ALASAN

• Hematology analyzer akurat pada


keadaan normal
• Flagging tidak selalu muncul pada
semua kelainan hematologi
Faktor
Teknis
Hasil
Abnormal
Faktor
Patofisiologi
Aspek Pre Analitik
Flebotomi Transportasi Pengolahan Sampel

• Urutan Tabung: Biru > Ungu > Hitam.


• Rasio darah & EDTA (1 – 1,5 mg/mL).
Kadar EDTA ↑ Kadar EDTA ↓
RBC mengerut > HCT lebih rendah. PLT clump > jumlah PLT menurun.

• Segera homogenisasi tabung EDTA 8 – 10 kali setelah


pengambilan darah.
Aspek Pre Analitik
Flebotomi Transportasi Pengolahan Sampel

Hal yang perlu di perhatikan selama transportasi


• waktu,
• suhu,
• guncangan

Pneumatic tube systems


• tekanan udara,
• getaran atau guncangan,
• percepatan dan perlambatan mendadak
Aspek Pre Analitik
Flebotomi Transportasi Pengolahan Sampel

Pemeriksaan LED Kondisi khusus


• Darah EDTA diencerkan • Pre-diluent
menggunakan Na-Sitrat • Aliquoting
3,8% (4:1) (ICSH, 2011). • Linieritas ↑ : pengenceran
• Repreparasi pemeriksaan HGB pada kasus leukositosis

Hal yang perlu diperhatikan


• Lama dan kecepatan sentrifugasi.
• Ketepatan pemipetan sampel atau pengencer.
• Ketepatan pelabelan ulang pada proses aliquoting, dst.
Penundaan Pemeriksaan
Perubahan Morfologi
Penundaan pemeriksaan dapat mempengaruhi
hasil pemeriksaan hematologi karena terjadi
perubahan morfologi sel (Gilang N, 2021).

• Eritrosit: bikonkaf → sel krenasi dan sel sferis

sel krenasi sel sferis


Penundaan Pemeriksaan
Perubahan Morfologi
• Stabilitas parameter eritrosit <24 jam dalam temperatur ruangan. Perubahan
morfologi eritrosit >6 jam.

RBC mengerut

MCV & RDW ↓ (palsu)

Hematokrit ↓ (palsu)

Salah Interpretasi – diagnosis


Penundaan Pemeriksaan
Perubahan Morfologi
• Leukosit
• Neutrofil: pembengkakan inti dengan perubahan kromatin, hilangnya struktur lobus, vakuolisasi
dan hilangnya granula.
• Monosit: vakuloisasi serta lobulasi nukleus yang tidak teratur.
• Limfosit: vakuloisasi serta lobulasi nukleus yang tidak teratur.

• Stabilitas parameter
leukosit <24 jam dalam
temperatur ruangan.
Perubahan morfologi
leukosit >1 jam.

Rahmanitarini, 2019
Penundaan Pemeriksaan
Perubahan Morfologi Leukosit yang di baca hemattology Analyzer
0 jam 6 jam 12 jam 24 jam

Keterangan
• Neutrofil
• Bassofil
• Eosinofil
• Limfosit
LAMA PENUNDAAN
0 Jam 6 Jam 12 Jam 24 Jam • Monosit
Mean (SD) Mean (SD) Mean (SD) Mean (SD)
WBC (103/µL) 8,26 (1,88) 8,23 (1,89) 8,20 (1,90) 7,91 (1,81)*
SEG (103/µL) 4,97 (1,39) 4,90 (1,41) 4,72 (1,31)* 3,69 (1,06)*
BAND (103/µL) 0,00 (0,00) 0,00 (0,00) 0,006 (0,024)** 0,119 (0,251)**
IG (103/µL) 0,041 (0,020) 0,070 (0,044)* 0,086 (0,059)* 0,052 (0,309)
MONO (103/µL) 0,571 (0,201) 0,581 (0,222) 0,617 (0,224)* 0,683 (0,197)*
EO (103/µL) 0,187 (0,131) 0,188 (0,132) 0,177 (0,119) 0,128 (0,082)*
BASO (103/µL) 0,083 (0,030) 0,068 (0,028) 0,102 (0,047) 0,370 (0,200)*
LYM (103/µL) 2,35 (0,67) 2,32 (0,66) 2,30 (0,52) 2,74 (0,71)*
Gilang N, 2021
Penundaan Pemeriksaan
Perubahan Morfologi
Trombosit membengkak
• Trombosit: Diskoid → Sferis
• Stabilitas parameter leukosit <6 jam Pecah
dalam temperatur ruangan.

Jumlah Trombosit meningkat (palsu)

Sampel darah EDTA yang tidak segera di periksa dapat disimpan pada suhu 2 - 8⁰C.
• Eritrosit: hingga 72 jam.
• Leukosit: hingga 72 jam.
• Morfologi: hingga 8 jam.
Dengan kecendrungan monosit (↑), eosinofil dan limfosit (↓), neutrofil (=).
• Trombosit: hingga 72 jam → kecendrungan agregasi
ISLH

International Society for Laboratory Hematology


(ISLH) mengeluarkan pedoman review hasil
pemeriksaan hematologi pada alat otomatis.
http://www.islh.org/web/consensus_rules.php
Melebihi batas atas linieritas alat

Hgb RBC WBC PLT Ret

Sampel diencerkan dengan NaCl 0,9% / diluent

Running ulang

Hasil dikalikan pengenceran


Tidak keluar angka

Hgb RBC WBC PLT

Periksa ada/tidaknya clot pada sampel

Clot (+) Clot (-)

Jika hasil tetap tidak


Ambil sampel baru Homogenkan → Running ulang keluar angka,
konfirmasi SADT.
Leukositosis atau leukopenia
Jumlah WBC
1. Buat SADT/GDT.
<4.000 /µL >30.000 /µL 2. Gunakan pembesaran mikroskop dengan
objektif 40x.
3. Posisikan pada bidang dengan eritrosit yang
menyebar rata.
Beda dengan 4. Hitung jumlah leukosit dalam 10 lapang
Pertama kali pandang.
sebelumnya dalam 3 hari
5. Estimasi jumlah leukosit dapat dihitung
dengan rumus:

jumlah leukosit
Konfirmasi SADT WBC=
jumlah lapang pandang
× 2000
Estimasi WBC
Trombositosis atau trombositopenia
Jumlah WBC
1. Buat SADT/GDT
<100.000 /µL >1.000.000 /µL 2. Gunakan pembesaran mikroskop dengan
objektif 100x
3. Posisikan pada bidang dengan eritrosit
yang menyebar rata (200 eritrosit
perlapang pandang
Beda dengan 4. Hitung jumlah trombosit dalam 10 lapang
Pertama kali pandang, dengan alur zigzag
sebelumnya
5. Estimasi jumlah trombosit dapat dihitung
dengan rumus:

jumlah plt
Konfirmasi SADT Estimasi PLT=
jumlah lapang pandang
× 20.000
Estimasi PLT
Tidak ada flagging
Platelet satellitism

EDTA-dependent
pseudothrombocytopenia

Giant platelet
EDTA-dependent
pseudothrombocytopenia

Ambil sampel baru dengan


antikoagulan sodium sitrat
3.2%

213,000/µL x 1.1 =
234,300/µL

Jumlah PLT x 1.1


Hb <7 g/dL atau >2 g/dL batas atas nilai
rujukan berdasarkan usia & jenis kelamin

Tidak sesuai
• Hgb tinggi palsu
karena lipemik,
Pertama kali periksa
leukosit tinggi.
• Hct rendah palsu
Pastikan karena volume sampel
terlalu sedikit, sampel
Konfirmasi sediaan sampel
tercampur cairan infus.
hapus tidak
tertukar
Hb

Rendah palsu Tinggi palsu

Bekuan/ Clot Lipid ( hyperchylomicronemia )

Sampel terisi melewati batas Leukosit tinggi (>100,000/µL)


volume sampel ( overfilling )

Sampel tercampur cairan infus Cryoglobulin

Hemolisis in vitro
Rule of Three
• Hanya berlaku untuk normositik normokrom

Hb x 3 = Ht ± 3
Contoh:
• Hb 12 g/dL Ht 36% → 12x3 = 36 → Perkiraan Ht = 33% - 39%

• Hb 9 g/dL Ht 32% → 9x3 = 27 → Perkiraan Ht = 24% - 30%


• Tidak sesuai → kemungkinan karena mikrositik hipokrom

• Hb 15 g/dL Ht 36% → 15x3 = 45 → Perkiraan Ht = 42% - 48%


• Tidak sesuai →
• Hb tinggi palsu karena lipemik, leukosit tinggi
• Ht rendah palsu karena volume sampel terlalu sedikit,
sampel tercampur cairan infus
MCV

<75 fL atau >105 fL Berbeda jauh


>105 fL (dewasa) dengan riwayat
(dewasa) sebelumnya

Sampel Sampel
Pertama kali >24 jam
periksa <24 jam

Konfirmasi sediaan Pastikan


Sampel hapus adanya sampel tidak
<24 jam gambaran anemia tertukar
makrositik

Konfirmasi
sediaan Jika tidak ada,
hapus ambil sampel
baru
MCV
<75 fL atau >105 fL untuk dewasa.

• Buat SADT, cek morfologi


eritrosit mikrosit

• Cek mikrosit dan makrosit


• Jika tidak sesuai, cek integritas
sampel

makrosit
MCV tinggi palsu

Aglutinasi eritrosit

Leukosit tinggi (>100,000/µL)

Hiperglikemia (>360 mg/dL)

Hipernatremia

Volume sampel terlalu sedikit


(K2EDTA >>>)

Sampel >24 jam


MCHC
<30% atau ≥2% unit di atas batas atas rentang referensi.

• Buat SADT, cek morfologi


eritrosit. Tidak sesuai
• Cek hipokrom.
• Rendah: kontaminasi cairan infus atau
• Jika tidak sesuai, cek integritas
sampel. penyebab spesifik sampel lainnya.
• Tinggi: Periksa lipemia, hemolisis,
Hipokromik
aglutinasi sel darah merah, sferosit.
RDW
>22%
Konfirmasi
sediaan
hapus
Pertama
kali
periksa
Peningkatan Hasil Pemeriksaan Diff Count
Kondisi peningkatan neutrofil, eosinofil, limfosit, basofil dan monosit harus dikonfirmasi dengan hitung jenis
leukosit (diff count) manual menggunakan SADT/GDT

Neutrophilia Lymphocytosis Monocytosis Eosinophilia


WBC-Histogram WBC-Histogram WBC-Histogram WBC-Histogram

Results Differential Results Differential Results Differential Results Differential

WBC + 23.8 x 109/L Band 8% WBC 7.9 x 109/L Band 4% WBC 7.7 x 109/L Stab 8% WBC 4.3 x 109/L Stab 1%
LYM% 8.1% Seg 77 % LYM% + 64.7% Seg 20 % LYM% F1 * 13.2% Seg 37 % LYM% 18,3% Seg 19 %
MXD% 7.9% Lymph 7% MXD% 15.8% Lymph 64 % MXD% F2 * 37.7% Lymph 17 % MXD% + 62,2% Lymph 20 %
NEUT% 84.0% Mono 7% NEUT% – 19.5% Mono 4% NEUT% 49.1% Mono 35 % NEUT% – 19.5% Mono 9%
Eo 1% Eo 5% Eo 1% Eo 47 %
Baso 0% Baso 0% Baso 0% Baso 1%
Aty-Lym 3% Met 1% My 1%
Aty-Lym 1% Met 1%
Aty-Lym 1%

(x 400)
(x 1000)

(x 1000) (x 1000)
NRBC – Eritrosit Berinti
Ditemukannya normoblas (sel eritrosit muda) dalam darah harus melakukan perbaikan pada hitung jumlah
leukosit

Jika ditemukan lima atau lebih NRBC NRBC


dalam 100 leukosit pada
pemeriksaan hitung jenis leukosit WBC-Histogram Results

maka hitung jumlah leukosit harus WBC WL* 56.1 x 109/L


LYM% WL*
MXD% WL
42.7%
-.---
di koreksi sebagai berikut : NEUT% -.---

1. Buat SADT/GDT
2. Gunakan pembesaran
mikroskop dengan objektif
100x
3. Posisikan pada bidang dengan
eritrosit yang menyebar rata
4. Hitung jumlah NRBC dalam 100
leukosit
(x 1000)

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑒𝑢𝑘𝑜𝑠𝑖𝑡 𝑥 100


𝐾𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐿𝑒𝑢𝑘𝑜𝑠𝑖𝑡 =
100 + 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑁𝑅𝐵𝐶
Cold Aglutination
Terjadi pada kasus mieloma, sehingga darah yang disimpan pada suhu ruangan mengalami aglutinasi

Cold Aglutination
Incubation 30 min
• Lakukan innkubasi 30 menit RBC-Histogram Results RBC-Histogram Results

pada suhu 37OC pada sampel RBC


HGB
RU* 2.23 x1012/L
14.4g/dl
RBC
HGB
4.35 x1012/L
14.5g/dl
24.9% 43.5%
yang telah aglutinasi HCT
MCV
MCH
RU*
RU*
RU*
111.7fl
64.6pg
HCT
MCV
MCH
100.0fl
33.3pg
MCHC RU* 57.8g/dl MCHC 33.3g/dl

• Lakukan pengambilan sampel RDW * 25.4fl RDW 14.7fl

ulang, dan lakukan


pemeriksaan segera

(x 1000) (x 1000)
Keputusan Review

o Setiap laboratorium sebaiknya


menentukan sendiri kriteria hasil
hematology analyzer yang memerlukan
konfirmasi sediaan hapus darah tepi.

o Kriteria disesuaikan dengan


metode/prinsip hematology analyzer
yang digunakan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai