KLINIK
Menegakkan diagnosis
3
Pelayanan Laboratorium
(Laboratory Services)
• Kimia Klinik
• Hematologi
• Imunologi
• Mikrobiologi
• Histopatologi
4
Pemeriksaan Laboratorium Patologi Klinik
• Konsentrasi pada analisis cairan tubuh memberikan informasi
status klinis tubuh manusia
Serum
Clot
-Terdiri dari faktor pembekuan,
fibrin, trombosit
-Sel darah merah (RBC)
Serum
Separator Gel
contoh :
Hb pasien = 10,7 g/dl
nilai rujukan 12,5 - 17,5 g/dl
interpretasi : kadar Hb rendah ( anemia )
DM
• Variasi
• Variasi klinis intra individu dan antara individu.
• Variasi analitik: tidak ada tes yang sempurna. Semua tes memiliki
beberapa tingkatan variasi pada pengukuran ulang pada sampel yang
sama
• Hasil akhir tes dipengaruhi faktor yang terdapat saat
• Pre-analtik
• Analitik
• Pasca analitik
Variasi Hasil Analisis
Identitas
Sampel pasien Identitas
tertukar sampel
31
Sumber kesalahan hasil laboratorium
sistem barcode
transportasi dengan pneumatic tube
LIS / HIS ( komputerisasi )
perbaikan managemen
komunikasi antara klinisi dan laboratorium
meminimalkan kesalahan
35
Fase Pre Analitik: identifikasi spesimen
Salah satu penyebab kesalahan hasil laboratorium adalah salah mengidentifikasi spesimen
Cetak Barcode
36
Fase Pre Analitik
Pengambilan Sampel
37
Fase Pre Analitik
Seleksi / Preparasi sampel
38
Fase Analitik
• Penempatan tabung
sampel ke rak alat.
• Analisis data pasien
dengan barcode scan.
• Data pasien otomatis akan
masuk entry alat.
40
Pengolahan / Pelaporan Hasil lab: “computerized”
41
Alert – Nilai kritis
43
Daftar Antrian Proses Rawat Jalan
44
LIS (Laboratorium Information System)
• Aplikasi LIS berperan penting dalam peningkatan mutu layanan
laboratorium di Rumah Sakit
• Menunjang pelayanan yang cepat, tepat dan akurat.
• Efisiensi waktu dan biaya
• Memudahkan pemantauan operasional, mutu (QC) dan Hasil laboratorium
• Meminimalisir kesalahan Error
• Memudahkan akses informasi pasien
• Menjaga kerahasiaan pasien
45
Keandalan metode pemeriksan
laboratorium
Kemampuan tes laboratorium dalam membantu menegakkan diagnosis
suatu penyakit secara benar
A. keandalan analitik
1. presisi / impresisi
2. akurasi / inakurasi
3. sensitivitas/detectabilitas
4. spesifisitas analitik
Presisi / impresisi
Presisi ( precision )
Beda hasil jika pemeriksaan diulang pada bahan yang sama
Sifat kualitatif : presisi baik, lebih baik , jelek, lebih jelek
Impresisi ( imprecision )
Deviasi standar ( SD ) dari pemeriksaan ulang pada bahan yang sama
Sifat kuantitatif : nilai impresisi dinyatakan dalam SD atau CV
Akurasi / Inakurasi
Akurasi ( accuracy ) :
Beda antara hasil pemeriksaan dengan nilai benar ( true value )
Sifat kualitatif : akurasi baik, lebih baik, jelek, lebih jelek
spesifisitas analitik :
kemampuan tes untuk tidak dipengaruhi oleh bahan lain selain
bahan yang diperiksa
B. Keandalan diagnostik
1. sensitivitas diagnostik
2. spesifisitas diagnostik
3. nilai ramal positif
4. nilai ramal negatif
5. efisiensi
Contoh : pemeriksaan Glukosa urine
untuk diagnosis penyakit Diabetes Melitus
Dari 100 penderita dengan diagnosis pasti DM ---- Positif 80 ( TP )
Keterangan :
Negatif 20 ( FN ) TP = True positive
Dari 100 orang yang pasti bukan DM ------------ Positif 5 orang ( FP ) FP = False positive
TN = True negative
Negatif 95 orang ( TN ) FN = False negative
TP 80
Sensitivitas Diagnostik = ------------ X 100% = ----------- X 100% = 80%
TP + FN 80 + 20
TN 95
Spesifisitas Diagnostik = ----------- X 100% = ------------- X 100% = 95%
TN + FN 95 + 5
TP 80
Nilai Ramal Positif = ------------ X 100% = ------------ X 100% = 94%
TP + FP 80 + 5
TN 95
Nilai Ramal Negatif = ------------ X 100% = ------------ X 100% = 82,6%
TN + FN 95 + 20
TP + TN 80 + 95
Efisiensi = --------------------------- 100% = ----------------- X 100% = 87,5%
TP + FP + TN + FN 80+5+95+20
DIPILIH SEBAGAI NILAI POTONG
sens. 100%
spes. 40%
sens. 65%
spes. 70% sens. 25%
spes. 100%
DM
keandalan analitik
keandalan diagnostik
cukup tinggi
Pengembangan jenis dan metodologi
tes laboratorium