Anda di halaman 1dari 9

ASFIKSIA

Klasifikasi Asfiksia
1. Anoxic Anoxia pada kasus ditempat yang tinggi
2. Anemic anoxia pada kasus keracunan intoksiksitasi CO2 (pada kendaraan, dalam
mobil, AC)
3. Stagnantcirculation anoxia - sirkulasi terganggu
4. Histotoxic - keterbatasan penggunaan O2 (kuku biru biru)

Stadium asfiksia
1. Dyspnoe - penurunan kadar O2 pada pasien dan peningkatan CO2 pada plasma.
Efeknya pada pasien pernafasan berat, TD meningkat, sianosis meningkat
2. Konfulsi - ada kejang tonik klonik
3. Apneu - dalamnya depresi pusat nafas  berhenti. Keluar cairan dll
4. Final - kelumpuhan pernafasan lengkap. Jantung mungkin masih bergerak
Trias Asfiksia
- Ptekiae (bintik perdarahan) penyebabnya tekanan vena perifer pecah
- Sianosis (biru biru ujung jari kaki dan tangan, bisa di bibir juga)
- Kongesti/injected (terjadi pelebaran pemb. Darah jadi biru terang)
Temuan pada pemeriksaan
Luas :
- Sianosis – bibir, ujung jari & kuku
- Ptekiae – jar. Longgar (kelopak mata, bola mata)
- Pemb. Darah palpebra melebar
- Lebam mayat merah – kebiruan
- Busa pada hidung – mulut (tidak spesifik)
Dalam :
- Congesti organ – oedem paru
- Darah encer – fibrinolisis
- Ptekiae (thymud, pericard, pleura, galea scalp)
- Hiperemi lambung, hati, dan ginjal
- Wringkle capsule  limpha mengkerut
Penyebab Asfiksia
Wajar – karena penyakit
Tidak wajar :
- Strangulatin  hanging (gantung diri), strn by ligature (jeratan), throtling (manual
strn/ cekik)
- Suffocation  smoothering (pembengkakan), chocking, gangging (orofaring0
- External pressure on the chest
- Drowning (tenggelam)  dry (kering) and wet (basah)
- Inhalation of suffocation gases

Contoh STRANGULATION
Hanging (gantung diri), sebab kematian karena suatu jeratan pada leher, terpengaruh oleh
BB cara kematian  tidak wajar. Mekanismenya?
Bunuh diri >>>
Kecelakaan  autoerotic asphyxia (seks berlebihan) atau ada gangguan seks
Pemeriksaan
- Umum : letak lebam mayat pada ujung kaki & tangan, lidah menjulur/tidak (tali diatas
jakun  menjulur), sperma, urine (keluar/tidak)
- Daerah leher : jejas sesuai bentuk – kulit kering
- Pemeriksaan dalam : resapan darah otot leher, tulang rawan gondok patah/tidak
Jenis hanging
1. Dari letak tubuh ke lantai :
- Tergantung total (complete)
- Setengah tergantung (partial/incomplete)
2. Letak jeratan :
- Tipikal  simpul di belakang leher, simetris kanan kiri
- Atipikal  simpul di samping, leher posisi sangat miring
Strangulation by Ligature (jeratan), terhalang udara masuk saluran nafas akibat tenaga dari
luar (tidak pengaruh oleh BB), cara kematian  tidak wajar
Pembuhan >>>
Contoh :
- Jeratan dengan kain
- Jeratan dengan sabuk
- Jeratan dengan barang tumpul
- Jeratan dengan tali
Throtling (manual strangulation/cekik), menggunakan tangan/lengan bawah untuk
menekan leher sehingga saluran nafas tertutup, cara kematian  tidak wajar
Cara throtling  bekas kuku jari tangan sekitar leher berbentuk bulan sabit
Pembunuhan >>>
External pressure on the chest (traumatic – asphyxia), terhalangnya udara karena ada
tekanan dada dari luar (diinjek injek)
Kecelakaan >>>
Pada pemeriksaan :
- Tanda kekerasan pada dada
- Tanda asfiksia

Contoh SUFFOCATION
Smothering  penutupan jalan nafas luar (mulut & hidung) secara bersamaan, sering
dilakukan dengan telapak tangan / benda lain (bantal, handuk, kain tebalm dll)
Pembunuhan >>>
Gangging & Choking  sumbatan saluran nafas atas oleh benda asing
Gangging  orofaring >>> pembunuhan (mulut disumpal kain)
Choking  laringofaring >>> kecelakaan (tertelan kacang, permen, pentol, dll)

Contoh INHALATION OF SUFFOCATING GASES (KERACUNAN GAS)


Keadaan sebagai akibat korban menghirup gas tertentu dalam jumlah berlebihan sehingga
kebutuhan oksigen tidak terpenuhi dan terjadi asphyxia (gas CO2, CO, H2S)
Kecelakaan >>>
Gas :
- CO2 (Carbon dioksida/gas asam arang)  berat jenis CO2 1,5x lebih berat daripada
udara contohnya di tempat rendah (sumur tua, goa, dll)
- CO (Carbon monoksida)  berat jenis CO lebih ringan dari udara
- H2S (Hidrogen sulfida)  berat jenis 1,19x lebih berat daripada udara

Contoh DROWNING (TENGGELAM)


Jalan nafas terhalang oleh air/cairan, sehingga air atau cairan terhisap masuk jalan nafas dan
alveoli paru paru.
Tenggelam >>>
Pemeriksaan luar :
1. Tubuh jenazah dingin, mengkerut, dan basah
2. Buih pada hidung dan mulut
3. Washer woman hand pada tangan dan kaki
4. Cadaveric spasm  menggenggam benda/tanaman/kotoran air disekitar nya sebelum
meninggal
5. Cutis anserina (kulit kasar seperti kulit bebek)
Pemeriksaan dalam :
1. Buih dalam saluran nafas
2. Paru paru membesar
3. Lambung berisi cairan

KEKERASAN SEKSUAL DAN KDRT


Suatu bentuk kejahatan yang meliputi :
Tubuh, kesehatan, nyawa manusia  berhubungan dengan persetubuhan
Kedokteran forensik berperan sebagai :
- Forensik klinik  orang hidup
- Patologi forensik  jenazah
Barang bukti orang hidup :
1. Pasien diperlakukan sebagai barang bukti tanpa meninggalkan hak dan kewajiban
sebagai pasien sesuai dengan UU Kesehatan, UU Pradok, Etika Kedokteran. 
SPVR dan VER
2. Bukan Pasien diperlakukan sebagai barang bukti tanpa meninggalkan hak asasi
manusia  SPVR
Kesimpulan VER kejahatan seksual :
1. Identitas korban
2. Jenis luka
3. Jenis kekerasan
4. Tanda persetubuhan
Upaya kedokteran forensik dalam pembuktian kasus kejahatan seksual, yaitu :
1. Tanda persetubuhan
2. Tanda kekerasan
3. Perkiraan umur
4. Pantas/mampu dikawin/tidak
UU Terkait :
- KUHP Bab XIV
- UU No. 23/2004 : KDRT [Pasal 46, 53]
- UU No. 23/2002  UU No. 35/2014 : Perlindungan Anak [Pasal 66]
- UU No. 44/2008 : Pornografi
Persutubuhan , KUHP :
1. Persetubuhan diluar perkawinan, 4 macam :
- Perzinahan
- Permerkosaan
- Persetubuhan pd manusia pingsan/tak berdaya
- Persetubuhan dengan wanita <15 thn
Dengan persetujuan wanita
- KUHP pasal 284 : umur >15 thn  perzinaan
- KUHP pasal 287 (1) : umur <15 thn (aduan)
- KUHP pasal 287 (2) : umur <12 thn (delik)
Tanpa persetujuan wanita
- KUHP pasal 285  pemerkosaan
Cth : laki laki menyetubuhi perempuan bukan istrinya, dengan kekerasan/ancaman
kekerasan
- KUHP pasal 286
Cth : laki laki menyetubuhi perempuan bukan istrinya yang diketahui dalam keadaan
pingsan atau tidak

2. Persetubuhan dalam perkawinan – KUHP pasal 288


Laki – laki menyetubuhi perempuan istrinya yang belum pantas dikawin, bila berakibat
- Luka ringan, pidana max 4 tahun
- Luka berat, pidana max 8 tahun
- Mati, pidana max 12 tahun
Kejahatan Seksual >>>
1. Pemerkosaan, istilah hukum  VER (tidak ditulis) KUHP psl 285,286
Unsur hukum :
o Pelaku laki laki
o Korban wanita
o Persetubuhan
o Diluar nikah
o Paksaan  delik aduan
o Kekerasan atau ancaman kekerasan

Persetubuhan menurut hukum :


o Hanya genito genital
o Persetubuhan ANOgenital dan OROgenital termasuk perbuatan CABUL
o Masuknya alat kelamin pria ke dalam alat kelamin wanita, dengan atau tanpa
keluar cairan mani

Upaya pembuktian persetubuhan dipengaruhi beberapa faktor :


o Besarnya penis
o Derajat penetrasi
o Bentuk & elastisitas selaput dara (hymen)
o Ada tidaknya ejakulat & keadaan ejakulat
o Posisi persetubuhan
o Keaslian barang bukti
o Waktu pemeriksaan

2. Pencabulan
Semua perbuatan yang dilakukan untuk mendapatkan kenikmatan seksual sekaligus
mengganggu kesusilaan  KUHP 289

3. Perzinahan

4. Pelecehan seksual  Sejenis tindakan seksual yang tidak dikehendaki atau tidak
disukai korban

PEMERIKSAAN KASUS KEJAHATAN SEKSUAL


Yang perlu diperhatikan sebelum pemeriksaan :
- Ada SPV dari penyidik
- Korban jangan menunggu terlalu lama
- Ijin tertulis untuk pemeriksaan [jika perlu]
- Sebaiknya polisi & dokter memeriksa dalam waktu yang bersamaan
- Dokter didampingi perawat perempuan/bidan
- Dokter menjelaskan apa yang akan dilakukan dan manfaat pemeriksaan tersebut
- Pencatatan lengkap, VER segera dibuat
Anamnesis
Pem. Fisik Status Generalis
Status Ginekologi
Tanda Persetubuhan :
1. Penetrasi
2. Ejakulasi, spermatozoa (+)
3. Robekan hymen
4. Adanya cairan ejakulasi
5. Kehamilan
6. Penyakit kelamin
Maksimal dokter dapat menyatakan bahwa tidak ditemukan tanda2 persetubuhan pada wanita
mencakup 2 hal :
- Menyatakan memang tak ada persetubuhan
- Persetubuhan ada tapi tanda2 tak dapat ditemukan
Pembuktian adanya kekerasan, adanya :
- Luka luka lecet
- Memar atau bekas gigitan
KDRT  KUHP pasal 351 – 356 (Penganiayaan) UU No. 23 th 2004
- Tindakan kekerasan fisik, seksual, dan psikologis terjadi dalam keluarga.
- Penyalahgunaan seksual atas perempuan, anak2, dalam rumah tangga.
- Pemerkosaan dalam perkawinan.
- Kekerasan diluar hubungan suami istri.
- Kekerasan yang berhubungan dengan eksploitasi
Bentuk Kekerasan :
- Kekerasan Fisik
- Kekerasan Psikis
- Kekerasan Seksual
- Kekerasan Ekonomi
- Penelantaran Rumah Tangga
Kewajiban Tenaga Kesehatan :
1. Periksa kesehatan korban sesuai dengan standar profesinya
2. Buat laporan tertulis hasil pemeriksaan korban & VER/surat keterangan medis
3. Dilakukan di sarana kesehatan milik pemerintah
Peran Dokter :
1. Anamnesa terarah
2. Temukan tanda kekerasan
3. Dokumentasi temuan
4. KIE  Medis dan non medis
SUDDEN DEATH/KEMATIAN MENDADAK

Sudden death atau kematian mendadak merupakan natural death/kematian wajar. Menurut
WHO definisi kematian adalah kematian yang terjadi 24 jam setelah timbul gejala, namun
pada kasus forensik sebagian besar kematian terjadi dalam hitungan menit bahkan detik sejak
gejala timbul.
Prevalensi kejadian kematian mendadak lebih sering terjadi pada usia produktif
Penyebab kematian mendadak dapat disebabkan oleh banyak faktor penyakit yang mengenai
organ manusia
Kematian mendadak yang tidak mendatangkan kecurigaan tidak perlu dilakukan otopsi,
namun apabila penyidik merasa ada kecurigaan dan tidak mampu menentukan adanya
kematian yang tidak wajar, maka boleh meminta bantuan dokter untuk pemeriksaan.
- Banyak kematian dari kasus yang wajar terjadinya tak dapat diramalkan
- Sering terjadi dan didapatkan pada orang yang sebelumnya tampak sehat
- Kardiovaskular 44,9%
- Pernafasan 23,1%
- Ssp 17,9%
- Pencernaan dan urogenital 9,7%
- Sebab lain 4,4%

1. Kematian yang terjadi seketika (Instantaneus Death)


2. Kematian tak terduga (Unexpected Death)
3. Meninggal tanpa saksi (Unwitness)
4. Crib Death Syndrome/Cot Death  kematian mendadak pd bayi yang khas
didahului sakit ringan

Anda mungkin juga menyukai