Anda di halaman 1dari 127

OSSA EXTREMITATIS INFERIORIS

OSSA EXTREMITATIS INFERIORIS

PENDAHULUAN
Ossa extremitatis inferioris adalah tulang belulang yang menyusun anggota
gerak bagian bawah. Ossa extremitatis inferioris merupakan bagian kerangka tubuh
manusia (skeleton), dimana pada klasifikasi skeleton berdasarkan lokasi, maka ossa
extremitatis inferioris ini bersama ossa extremitatis superioris termasuk skeleton
appendiculare.
Ossa extremitatis inferioris dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu:
1. Cingulum extremitatis inferioris
2. Ossa extremitatis inferioris liberi

Cingulum extremitatis inferioris


Cingulum extremitatis inferioris atau gelang pinggul merupakan tulang yang
menghubungkan truncus dengan ossa extremitatis inferioris liberi. Cingulum
extremitatis inferioris dibentuk oleh sepasang tulang pinggul (os coxae). Os coxae
dextra dan os coxae sinistra berartikulasi satu dengan yang lain pada symphiysis
pubica di anterior. Sedangkan di posterior, kedua os coxae berartikulasi dengan os
sacrum yang merupakan bagian columna vertebralis. Di lateral os coxae, baik yang
kanan maupun kiri berartikulasi dengan os femoris yang merupakan tulang yang ada
di pangkal membrum inferior. Cingulum extremitatis inferioris bersama os sacrum dan
os coccygis membentuk pelvis (panggul) yang berbentuk seperti corong.

OS COXAE
Os coxae merupakan tulang yang membenruk cingulum extremitatis
inferioris. Ada dua buah atau sepasang yaitu os coxae dextra dan os coxae sinistra. Kedua
os coxae bersama os sacrum dan os coccygeus membentuk pelvis.
Setiap os coxae disusun oleh tiga tulang, yang terpisahkan dengan jelas sampai
usia remaja oleh lapisan tulang rawan berbentuk seperti huruf-Y. Tiga tulang os
coxae adalah:
Os ilium, terletak di superior
Os ischii, terletak di inferoposterior
Os pubis, terletak di inferoanterior.
Ketiganya bertemu sedikit di inferior pertengahan os coxae, permukaan
internanya halus sedangkan permukaan externanya terdapat cekungan yang dalam dan
dikenal sebagai acetabulum. Acetabulum di sekelilingnya dibatasi oleh peninggian
OSSA EXTREMITATIS INFERIORIS

tulang yaitu limbus acetabuli dan di inferior dari acetabulum, limbus acetabuli ini tidak
berhubungan tetapi membentuk suatu celah yaitu incisure acetabuli. Pada acetabulum
terdapat permukaan yang kasar, fossa acetabuli yang di&elilingi di anterior, superior
dan posterior oleh facies lunata yang berbentuk seperti tapal kuda dengan permukaan
yang dilapisi tulang rawan. Acetabulum ini merupakan tempat artikulasi dengan os
femoris.
Foramen obturatum merupakan lubang yang berbentuk segitiga atau bulat
lonjong dan dibentuk oleh os ischii dan os pubis. Tepi foramen obturatum ini tajam,
kecuali pada sisi superolateral dimana terdapat sulcus obturatorius. Foramen
obturatum ini pada manusia hidup tertutup selaput tipis yaitu membrana obturatoria. Di
superior membrana obturatoria dibatasi oleh penebalan yang menghubungkan kedua
tubercula obturatoria. Penebalan selaput ini bersama sulcus obturatorius membentuk
canalis obturatorius yang dilalui vasa obturatoria, juga nervus obturatorius.
Os ilium
Os ilium atau tulang usus adalah tulang yang bersama os ischii dan os pubis
membentuk os coxae dan terletak di superior. Os ilium dapat dibagi menjadi corpus
ossis ilii, yang ikut membentuk acetabulum; serta ala ossis ilii yang terletak di
superior corpus ossis ilii dan merupakan tulang pipih. Corpus ossis ilii dan ala ossis ilii
dipisahkan oleh linea arcuata, yang tampak pada sisi interna dan merupakan peninggian
tulang yang berjalan dari superoposterior ke inferoanterior. Ala ossis ilii mempunyai tepi
bebas yang dikenal sebagai crista iliaca. Crista iliaca sebagai tempat perlekatan musculi
abdominalis dapat dibagi lagi menjadi labium internum, labium externum dan linea
intermedia. Linea intermedia terletak di antara labium internum dan labium externum.
Crista iliaca akan berakhir di ujung anterior sebagai spina iliaca anterior superior dan
melanjutkan ke inferior sebagai tonjolan yang disebut sebagai spina iliaca anterior
inferior. Spina iliaca anterior inferior melanjutkan diri melewati corpus ossis pubis
membentuk eminentia iliopubica. Di posterior, crista iliaca berakhir sebagai spina
iliaca posterior superior dan melanjutkan diri ke inferior sebagai tonjolan yang
disebut spina iliaca posterior inferior. Spina iliaca posterior inferior melanjutkan diri
sebagai incisura ischiadica major sampai tonjolan yang disebut sebagai spina ischiadica
di corpus ossis ischii.
Permukaan medial atau internal dari ala ossis ilii di anterior halus dan cekung
disebut sebagai fossa iliaca serta di posterior kasar dan menebal. Di anterior dari
penebalan ini terdapat facies auricularis yang dilapisi oleh tulang rawan dan
merupakan tempat artikulasi dengan facies auricularis ossis sacri sedangkan di
posteriornya didapatkan tuberositas iliaca yang kasar dan merupakan tempat
perlekatan ligamenta sacroiliaca interossea. Facies auricularis dikelilingi sulcus
OSSA EXTREMITATIS INFERIORIS

paraglenoidalis.
Permukaan lateral atau external dari ala ossis ilii, cembung dan bergaris.
Terdapat linea glutea inferior yang berjalan melengkung dari spina iliaca anterior
superior ke arah posterior dan menghilang di tepi superior acetabulum Di superior
linea glutea inferior berjalan linea glutea anterior yang sejajar crista iliaca lalu
melengkung menuju incisura ischiadica major dan merupakan linea yang terpanjang.
Kemudian di posterior linea glutea anterior ada linea glutea posterior yang berjalan dari
crista iliaca menuju spina iliaca posterior inferior.
Os ischii
Os ischii atau tulang duduk adalah tulang yang bersama os ilium dan os pubis
membentuk os coxae dan terletak di inferoposterior. Os ischii dapat dibagi menjadi
corpus ossis ischii yang ikut membentuk acetabulum; ramus superior ossis ischii dan
ramus inferior ossis ischii.
Di tepi anterior dari corpus ossis ischii dan di inferior incisura acetabuli
didapatkan tonjolan kecil yang disebut tuberculum obturatorium posterius;
sedangkan di tepi posterior dari corpus ossis ischii didapatkan tonjolan yang cukup
besar dikenal sebagai spina ischiadica, yang mengarah ke posterior dan kadang ke
medial. Spina ischiadica merupakan lanjutan incisura ischiadica major dari arah
superior; sedangkan ke inferior melanjutkan diri menjadi incisura ischiadica minor
sampai membentuk tuber ischiadicum.
Ramus superior ossis ischii merupakan lanjutan corpus ossis ischii ke arah
inferior. Ramus superior ini mempunyai permukaan yang halus dan menghadap ke
anterolateral serta permukaannya yang kasar dan menebal disebut sebagai tuber
ischiadicum menghadap ke posterior. Ramus superior ossis ischii ini kemudian
membentuk sudut tajam dan melanjutkan diri sebagai ramus inferior ossis ischii.
Ramus inferior ossis ischii ini mengarah ke anterosuperior dan bergabung
dengan ujung ramus inferior ossis pubis. Rami superior dan inferior ossis ischii
bersama dengan rami superior dan inferior ossis pubis membentuk foramen
obturatum.
Os pubis
Os pubis atau tulang kemaluan adalah tulang yang bersama os ilium dan os ischii
membentuk os coxae dan terletak di inferoanterior. Os pubis dapat dibagi menjadi
corpus ossis pubis, ramus superior pubis dan ramus inferior ossis pubis.
Corpus ossis pubis berbentuk seperti limas bersisi tiga yaitu sisi yang
mengarah ke superior, sisi ke arah medial atau internum dan sisi ke arah
inferolateral. Sisi yang ke arah superior dimulai dari eminentia iliopubica (yang
OSSA EXTREMITATIS INFERIORIS

merupakan penonjolan yang dibentuk bersama os ilium) kemudian menyempit ke arah


medial. Di posterior sisi yang mengarah ke superior ini dibatasi oleh pecten ossis pubis
yang merupakan kelanjutan linea arcuata di posterolateralnya (linea ini bergabung
dengan basis ossis sacri akan membentuk linea terminalis pelvis). Dan di tepi anterior
sisi yang menghadap ke superior ini dibatasi oleh crista obturatoria anterior yang
dimulai dari incisura acetabuli dan berakhir di tuberculum pubicum. Sisi yang
mengarah ke inferolateral merupakan sulcus obturatorius. Sulcus obturatorius
dibatasi oleh crista obturatoria posterior yang dimulai dari tuberculum obturatorium
anterius. Kemudian corpus ini melanjutkan diri menjadi ramus superior ossis pubis.
Ramus ossis pubis yang pipih ke arah anteroposterior dan ke arah medial menebal dan
membentuk permukaan medial yang bulat lonjong disebut sebagai facies
symphysialis os pubis. Struktur ini berartikulasi dengan facies symphysialis os pubis
pasangannya. Kemudian ramus superior ini melanjutkan diri menjadi ramus inferior
ossis pubis.
Ramus inferior ossis pubis berbentuk pipih ke arah anteroposterior dan ke arah
inferoposterior akan bergabung dengan ramus inferior ossis ischii. Rami superior dan
inferior ossis pubis bersama dengan rami superior dan inferior ossis ischii membentuk
foramen obturatum.
Ossa extremitatis inferioris liberi
Ossa extremitatis inferioris liberi merupakan tulang anggota gerak tubuh bagian
bawah dimana pada pangkal susunan tulang ini dihubungkan oleh cingulum extremitatis
inferioris pada columna vertebralis. Ossa extremitatis inferioris liberi ini tersusun (dari
pangkal/proximal ke ujung/distal) oleh os femoris, patella, tibia, fibula dan tulang
belulang yang membentuk pedis. Tulang belulang yang membentuk pedis dapat
dikelompokkan menjadi Ossa tarsi (tarsalia), Ossa metatarsi (metatarsalia) dan
Phalanges digitorum pedis.
OS FEMORIS
Os femoris (Femur) atau tulang paha ada sepasang dan berbentuk tulang
panjang. Os femoris merupakan tulang yang terpanjang pada tubuh manusia dan
terletak pada regio femoris. Os femoris di proximal berartikulasi dengan os coxae di
acetabulum dan di distal berartikulasi dengan tibia. Os femoris sebagai tulang panjang
dapat dibagi menjadi extremitas proximalis ossis femoris, corpus ossis femoris dan
extremitas distalis ossis femoris. Extremitas proximalis ossis femoris
Di extremitas proximalis ossis femoris terdapat caput ossis femoris yang bulat
dan dilapisi oleh tulang rawan. Caput ossis femoris merupakan bagian femur yang
berartikulasi dengan acetabulum yang merupakan bagian os coxae. Arah caput ossis
OSSA EXTREMITATIS INFERIORIS

femoris serong mediosuperior dan sedikit anterior.


Pada caput ossis femoris didapatkan permukaan cekung yaitu fovea capitis ossis
femoris yang merupakan tempat perlekatan ligamentum teres femoris. Caput femoris
mempunyai collum ossis femoris dengan sumbu panjang kearah mediosuperior. Pada
lanjutan collum ossis femoris menjadi corpus ossis femoris terdapat dua tonjolan besar
yaitu trochanter major dan minor. Trochanter major ke arah superoposterior dan fossa
trochanterica berada di medialnya. Trochanter minor terletak lebih distal daripada
trochanter major dan mengarah ke medioposterior. Kedua trochanter ini dihubungkan
oleh tonjolan tulang yaitu linea intertrochanterica di anterior yang tidak begitu jelas,
dan crista intertrochanterica di posteriornya yang sangat jelas. Line intertrochanterica
akan melanjutkan diri berputar ke arah posterior dan distal menjadi labium mediale linea
aspera. Corpus ossis femoris
Corpus ossis femoris memanjang dan cembung ke anterior dengan
penampang melintang berbentuk segitiga. Permukaan corpus ossis femoris dapat
dibagi menjadi tiga, facies anterior, facies medialis dan facies lateralis. Batas facies
anterior dengan facies lainnya tidak begitu jelas Tetapi batas facies medialis dan
facies lateralis cukup jelas dan terdapat di posterior yang disebut sebagai linea aspera.
Linea aspera dapat dibagi menjadi dua labia, labium mediale dan labium laterale.
Kedua labia ini ke arah superior maupun ke inferior akan iebih jelas terpisah. Labium
mediale linea aspera ke superior mengarah ke trochanter minor membentuk linea
pectinea dan ada pula yang berputar ke superoanterior di inferior trochanter minor
menjadi linea intertrochanterica. Labium laterale linea aspera ke superior
membentuk tuberositas glutea. Kedua labia linea aspera ke inferior, masing-masing
menuju ke condyli dan disebut linea supracondylaris mediale dan laterale membatasi
planum popliteum.
Di medial dari linea aspera didapatkan foramen nutricium yang merupakan
lubang masuk menuju canalis nutricii yang mehgarah ke proximal. Extremitas distalis
ossis femoris
Extremitas distalis ossis femoris cenderung melebar membentuk dua condyli
yaitu condylus medialis dan condylus lateralis. Kedua condyli dilapisi tulang rawan.
Di anterior kedua permukaan condyli yang dilapisi tulang rawan bertemu membentuk
facies patellaris. Dan kedua condyli di posterior dipisahkan oleh fossa intercondylaris.
Condylus medialis lebih besar dibandingkan condylus lateralis.
Di medial dari condylus medialis didapatkan epicondylus medialis dan di lateral
dari condylus lateralis didapatkan epicondylus lateralis.

PATELLA
OSSA EXTREMITATIS INFERIORIS

Patella atau tempurung lutut ada sepasang dan berbentuk segitiga, bulat dan
pipih. Patella merupakan os sesamoidea yang terbesar pada tubuh manusia dan terletak
di ujung tendoinsertio m. quadriceps femoris di anterior extremitas distalis ossis
femoris. Tepi proximal patella lebih lebar dan tebal disebut basis patellae yang
merupakan tempat insertio mm quadriceps femoris. Tepi caudal patella meruncing
membentuk apex patellae dan merupakan tempat melekatnya ligamentum patella.
Permukaan anterior patella (Facies anterior patellae) tampak kasar, berlubang-lubang
dan bergaris-garis. Lubang tersebut merupakan foramen nutricium. Garis-garis
tersebut disebabkan serat-serat mm. quadriceps femoris. Permukaan posterior patella
tampak halus dilapisi tulang rawan dan dikenal sebagai facies articularis dan terbagi
menjadi dua permukaan yaitu facies articularis medialis dan lateralis. Facies
articularis lateralis patella lebih lebar dibandingkan dengan facies articularis
medialis patella.
TIBIA
Tibia atau tulang kering ada sepasang dan berbentuk tulang panjang. Tibia
merupakan tulang yang terpanjang kedua setelah os femoris. Tibia di proximalnya lebih
lebar dan mengecil di distalnya. Tibia bersama dengan fibula terdapat pada regio cruris.
Tibia terletak di medial fibula. Tibia berartikulasi dengan os femoris di proximalnya
dan berartikulasi dengan talus di distalnya. Tibia juga berartikulasi dengan fibula di
proximal dan di distalnya. Tibia sebagai tulang panjang dapat dibagi menjadi
extremitas proximalis tibiae, corpus tibae dan extremitas distalis tibiae. Extremitas
proximalis tibiae
Extremitas proximalis tibiae lebih besar dan lebar karena adanya condylus
medialis dan condylus lateralis. Kedua condylus ini mempunyai permukaan
mengarah ke superior yang dilapisi tulang rawan, disebut facies articularis superior
untuk berartikulasi dengan extremitas distalis ossis femoris. Di antara kedua facies
articularis ini terdapat peninggian yang dikenal sebagai eminentia intercondylaris
mempunyai dua tonjolan di medial dan lateralnya, yaitu tuberculum
intercondylare mediale dan tuberculum intercondylare laterale. Juga ada dua area di
antara kedua facies articularis ini yang dipisahkan oleh eminentia intercondylare, yaitu
area intercondylaris anterior yang berada di anterior dari eminentia intercondylare; dan
area intercondylaris posterior yang berada di posterior eminentia intercondylare.
Di tepi facies articularis superior didapatkan margo infraglenoidalis.
Di anterior $ari extremitas proximalis tibiae didapatkan penebalan dengan
permukaaan kasar yaitu tuberositas tibiae yang merupakan ujung superior dari crista
anterior.
Di lateroposterior dari condylus lateralis didapatkan permukaan kecil yang
OSSA EXTREMITATIS INFERIORIS

dilapisi tulang rawan yaitu facies articularis fibularis untuk tempat artikulasi dengan
caput fibulae. Corpus tibiae
Corpus tibiae mempunyai penampang berbentuk segitiga sehingga
permukaannya dapat dibagi menjadi tiga: facies posterior menghadap ke posterior; facies
medialis mengarah ke anteromedial terletak dan langsung di bawah kulit; serta facies
lateralis mengarah ke anterolateral. Pertemuan facies medialis tibiae dan facies
lateralis tibiae membentuk margo anterior yang tajam dan terletak langsung di bawah
kulit. Pertemuan facies lateralis tibiae dan facies posterior tibiae di lateral disebut
margo interosseus. Sedangkan pertemuan facies medialis tibiae dan facies posterior
tibiae di medial disebut margo medialis dan tidak begitu jelas. Di superior dari facies
posterior tibiae didapatkan penonjolan tulang yang arahnya dari superolateral ke
inferomedial yaitu linea musculi solei (linea poplitea). Dan foramen nutricium yang
merupakan lubang masuk canalis nutricicus mengarah ke distal didapatkan pada
facies posterior tibiae di lateral linea musculi solei dan dekat dengan crista interossa.
Corpus tibiae penampangnya di ujung distalnya berbentuk segiempat. Extremitas
distalis tibiae
Extremitas distalis tibiae yang merupakan kelanjutan corpus tibiae melebar dan
berbentuk segiempat. Di lateralnya terdapat permukaan yang berartikulasi dengan
fibula yaitu incisura fibularis (permukaannya tidak dilapisi tulang rawan). Di medial
extremitas distalis tibiae berakhir dengan penonjolan tulang yang dikenal sebagai
malleolus medialis. Malleolus medialis tibiae permukaan medialnya kasar;
permukaan lateralnya dilapisi tulang rawan disebut facies articularis malleoli
medialis yang akan berartikulasi dengan talus; permukaan posteriornya terdapat
lekukan yang berjalan ke distal disebut sulcus malleolaris untuk tendoihsertio m.
tibialis posterior. Di distal extremitas distalis tibiae mempunyai permukaan yang
dilapisi tulang rawan berbentuk segiempat dan cekung yaitu facies articularis inferior
tempat berartikulasi dengan talus.
FIBULA
Fibula atau tulang betis ada sepasang dan berbentuk tulang panjang dan lebih
ramping dibandingkan tibia. Fibula bersama dengan tibia terdapat pada regio cruris.
Fibula terletak di lateral tibia. Fibula berartikulasi dengan tibia dan fibula tfi proximal
dan distal. Di distal juga berartikulasi dengan talus. Fibula sebagai tulang panjang
yang relatif lebih kecil daripada tibiae dibagi menjadi extremitas proximalis yang
dikenal sebagai caput fibulae; corpus fibulae; dan extremitas distalis yang dikenal
sebagai malleolus lateralis fibulae. Caput fibulae
Caput fibulae yang merupakan ujung proximal dari fibula ini menebal lalu
meruncing membentuk apex capitis fibulae. Di permukaan anteromedialnya
OSSA EXTREMITATIS INFERIORIS

terdapat facies articularis capitis fibulae. Corpus fibulae


Corpus fibulae mempunyai penampang berbentuk segitiga. Ada facies
posterior yang mengarah ke posterior dan di distal cenderung ke medioposterior; facies
medialis ke anteromedial; dan facies lateralis ke anterolateral. Facies medialis dan
facies lateralis dipisahkan oleh margo anterior; Facies medialis dan facies posterior
dipisahkan oleh margo interosseus; dan antara facies posterior dengan facies lateralis
dipisahkan oleh margo posterior. Foramen nutricium didapatkan pada pertengahan
facies posterior fibulae yang merupakan lubang masuk ke canalis nutricium
mengarah ke distal. Malleolus lateralis
Malleolus lateralis merupakan extremitas distalis fibulae yang menebal,
menonjol lebih distal daripada malleolus medialis tibiae dengan ujung tumpul. Di
permukaan medialnya dilapisi tulang rawan yaitu facies articularis malleoli lateralis
untuk artikulasi dengan talus dan di proximal facies ini didapatkan incisura fibularis
tibiae yang merupakan tempat artikulasi dengan tibia. Permukaan lainnya dari
malleolus lateralis ini kasar dan di posteriornya terdapat sulcus tendo musculi
peronei.
OSSA TARSI
Ossa tarsi disusun oleh Talus, Calcaneus, Os naviculare pedis, Os cuneiforme
mediale, Os cuneiforme intermedium, Os cuneiforme laterale dan Os cuboideum.

Talus
Talus merupakan tulang kedua terbesar yang menyusun ossa tarsi setelah
calcaneus, serta berartikulasi dengan tibia dan fibula di proximal. Talus merupakan
tulang yang tidak dilekati (bukan origo maupun insertio) oleh otot atau tendon. Di distal
berartikulasi dengan calcaneus dan di anterior bertartikulasi dengan os naviculare
pedis. Talus dibagi menjadi corpus tali, caput tali di anterior dan collum tali di anatara
corpus dan caput tali.
Di proximal dari corpus tali terdapat trochlea tali yang menyerupai pelana kuda
dan dilapisi tulang rawan. Troclea tali dapat dibagi menjadi facies superior yang lebih
lebar di anterior dibandingkan posterior, facies malleolaris lateralis dan facies
malleolaris medialis.
Di lateral dari corpus tali terdapat processus lateralis tali.
Di posterior dari corpus tali terdapat dua processus posterior tali (tuberculum
mediale dan tuberculum laterale). Di antara kedua processi posteriores tali tefdapat
sulcus tendinis musculi flexoris hallucis longi.
Di distal (inferior) dari corpus tali terdapat permukaan untuk artikulasi dengan
OSSA EXTREMITATIS INFERIORIS

calcaneus yang dilapisi tulang rawan. Ada tiga permukaan artikulasi yaitu Facies
articularis calcanea posterior yang paling luas, facies articularis calcanea media yang
dipisahkan oleh sulcus tali dari facies articularis calcanea posterior, dan facies
articularis calcanea anterior di dekat caput tali.
Caput tali di anterior talus berbentuk bulat dan dilapisi tulang rawan sebagai facies
articularis navicularis untuk berartikulasi dengan os naviculare pedis.
Calcaneus
Calcaneus merupakan tulang terbesar yang menyusun ossa tarsi dan
berartikulasi dengan talus di tiga permukaan artikulasi yaitu facies articularis talaris
anterior, facies articularis talaris media dan facies articularis talaris posterior. Di
antara facies articularis media dan posterior membentuk sulcus calcanei. Sulcus
calcanei bersama dengan sulcus tali membentuk sinus tarsi dengan arah
anterolateral.
Di bagian posterior calcaleus terdapat tuber calcanei dan di inferiornya terdapat
processus medialis tuber calcanei dan processus lateralis tuber calcanei.
Di bagian medial calcaneus terdapat sustenaculum tali dengan sulcus tendinis
musculi flexoris hallucis longi (di inferoposterior dari sustenaculum tali).
Di bagian lateral dari calcaneus didapatkan Trochlea peronealis (fibularis)
dengan sulcus tendinis musculi peronei (fibularis) longi (di inferoposterior trochlea
peronealis).
Di anterior calcaneus berartikulasi dengan os cuboideum di facies articularis
cuboidea.
Os naviculare pedis
Os naviculare pedis berbentuk oval dengan Tuberoisitas ossis navicularis di
medioinferior. Os naviculare pedis di posterior berartikulasi dengan talus. Di
anterior os naviculare pedis berartikulasi dengan (dari medial ke lateral) os
cuneiforme mediale, Os cuneiforme intermedium, Os cuneiforme laterale, dan os
cuboideum.
Os cuneiforme mediale
Os cuneiforme mediale merupakan os cuneiforme yang terbesar dibandingkan
kedua os cuneiforme yang lain. Berartikulasi di proximal dengan os naviculare pedis.
Di distal dengan os metatarsale I. Di lateral dengan os metatarsale II dan os
cuneiforme intermedium.

Os cuneiforme intermedium
OSSA EXTREMITATIS INFERIORIS

Os cuneiforme intermedium merupakan os cuneiforme yang terkecil


dibandingkan kedua os cuneiforme yang lain. Di proximal berartikulasi dengan os
naviculare pedis. Di distal berartikulasi dengan os metatarsale II. Di medial berartikulasi
dengan Os cuneiforme mediale dan di lateral dengan os cuneiforme laterale.
Os cuneiforme laterale
Os cuneiforme laterale merupakan os cuneiforme dengan ukuran diantara kedua
os cuneiforme yang lain. Di proximal berartikulasi dengan os naviculare pedis. Di distal
berartikulasi dengan os metatarsale III. Di anteromedial berartikulasi dengan os
metatarsale II dan di posteromedial berartikulasi dengan os cuneiforme intermedium. Di
posterolateral berartikulasi dengan os cuboideum dan di anterolateral dengan os
metatarsale IV.
Os cuboideum
Os cuboideum berbentuk kubus tidak beraturan. Os cuboideum di posterior
berartikulasi dengan calcaneus. Di anterior dengan os metatarsale IV dan os
metatarsale V. Di medial berartikulasi dengan os cuneiforme laterale dan os
naviculare pedis. Di permukaan plantar didapatkan tuberositas ossis cuboidei dengan
sulcus tendinis musculi peronei longi.

Ossa metatarsi
Ossa metatarsi disusun oleh lima buah tulang panjang (relatif tidak sepanjang
tulang panjang yang lain). Tiap os metatarsal diberi nama sesuai dengan angka
romawi I sampai V mulai dari os metatarsal yang terletak paling medial disebut os
metatarsale I dan selanjutnya yang ada di lateral disebut metatarsale II dan
seterusnya. Ossa metatarsi tidak lurus pada sumbu panjangnya tetapi seperti busur ke
arah dorsal. Os metatarsale II terpanjang dibandingkan ossa metatarsi lainnya kemudian
os metatarsale V yang lebih panjang dibandingkan os metatarsale III dan IV. Os
metatarsale I relatif pendek dan besar. Setiap os metatarsal dapat dibagi menjadi
basis di ujung proximal, corpus dan caput di ujung distal.
Basis metatarsal
Basis metatarsal lebih besar dan lebar di ujung proximal. Basis metatarsal
berartikulasi dengan ossa tarsi dan satu atau dua metatarsal yang terletak di dekatnya.
Facies articularis os metatarsale I lebar dan berbentuk ginjal untuk berartikulasi
dengan os cuneiforme mediale. Facies articularis ossis metatarsi II, III dan V berbentuk
segitiga dengan basis segitiga di superior. Facies articularis os metatarsale II berbentuk
segiempat. Os metarsale II di proximal berartikulasi dengan os cuneiforme
intermedium, juga dengan os cuneiforme mediale, os cuneiforme laterale dan dengan
OSSA EXTREMITATIS INFERIORIS

os metatarsale III (di dua facies articularis). Os metatarsale III di proximal


berartikulasi dengan os cuneiforme lateral, juga dengan os metatarsale II (di dua
facies articularis) dan dengan os metatarsale IV. Os metatarsale IV di proximal
berartikulasi dengan os cuboideum, juga dengan os metatarsale III, os cuneiforme
lateralis dan dengan os metatarsale V. Os metatarsale V di proximal membentuk
tuberositas ossis metatarsalis V dan berartikulasi dengan os cuboideum, juga dengan
os metatarsale IV.
Corpus metatarsal
Corpus metatarsal berbentuk seperti prisma dengan salah satu sisinya ke
dorsal dan sedikit cembung.
Caput metatarsal
Caput metatarsal di ujung distalnya dilapisi tulang rawan dan arahnya
cenderung ke plantar dan berartikulasi dengan phalanx proximalis. Di sisi plantar caput
metatarsale I didapatkan dua tempat untuk berartikulasi dengan ossa sesamoidea.
PHALANGES DIGITORUM PEDIS
Phalanges digitorum pedis atau tulang-tulang jari kaki berbentuk tulang pendek
dan lebih pendek dibandingkan phalanges digitorum manus. Ada tiga macam
phalanges pada digiti II -V pedis yaitu phalanx proximalis [prima (I)], phalanx media
[secunda (II)] dan phalanx distalis [tertia (III)] . Sedangkan pada hallux atau ibu jari
kaki hanya ada dua macam phalanges yaitu phalanx proximalis [prima (I)] dan phalanx
distalis [secunda (II)]. melebar disebut tuberositas phalangis distalis (Tuberositas
unguicularis) Phalanx proximalis relatif lebih panjang daripada phalanx di distalnya.
Phalanx proximalis
Phalanx proximalis dapat dibagi menjadi basis phalangis di ujung proximal,
corpus phalangis dan caput phalangis. Basis phalangis berbentuk cekung untuk
berartikulasi dengan caput os metatarsal. Caput phalangis berbentuk pelana kuda
(trochlea) untuk berartikulasi dengan phalanx media atau phalanx distalis dari hallux.

Phalanx media
Phalanx media lebih pendek daripada phalanx proximalis. Di proximal
berbentuk pasangannya pelana kuda untuk berartikulasi dengan caput phalanx
proximalis. Di distal berbentuk pelana kuda (trochlea) untuk berartikulasi dengan
phalanx distalis.
Phalanx distalis
Phalanx distalis lebih pendek daripada phalanx di proximalnya. Di proximal
berbentuk pasangannya pelana kuda untuk berartikulasi dengan phalanx media atau
OSSA EXTREMITATIS INFERIORIS

phalanx proximalis dari hallux. Di distal dari phalanx distalis melebar dan disebut
tuberositas phalangis distalis (Tuberositas unguicularis).
OSSA EXTREMITATIS INFERIORIS

DAFTAR PUSTAKA

Basmajian, J.V.: Grant's Method of Anatomy, 11th ed. Williams & Wilkins
Company, Baltimore, 1989.

Crouch, J.E.: Functional Human Anatomy, 3th ed. Lea & Febiger, Philadelphia, 1978

Ellis, H : Clinical Anatomy: A revision and applied anatomy for clinical student, 7th ed.
Blackwell Scientific Publications, 1986

Gardner, E.; Gray, D.J. and O'Rahilly, R.: Anatomy: A Regional Study of
Human Structure, W.B. Saunders Company. Philadelphia, 1986.

Goss, CM. (ed.): Gray's Anatomy of Human Body, 27th. Am. ed. Lea & Febiger,
Philadelphia, 1962.

International Anatomical Nomenclature Committee: Nomina Anatomica, 5th. ed.


Waverly Press, Baltimore, 1983.

Last, RJ. : Anatomy: Regional and Applied, 6th ed. Churchill Livingstone, 1978

Moore, K.L.: Clinically Oriented Anatomy, 3rd. ed. Williams & Wilkins Company,
Baltimore, 1992.

Rogers, A.W.: Textbook of Anatomy, 1st. ed. Churchil Livingstone, Edinburg, 1992

Snell, R.S.: Clinical Anatomy for Medical Students, 2nd. ed. Little Brown &
Company, Boston, 1981.

Spalteholz, W. : Hand-atlas of Human Anatomy, 7th ed. J.B.Lippincott Co.,


OSSA EXTREMITATIS SUPERIORIS

OSSA EXTREMITATIS SUPERIORIS

Ossa extremitatis superioris adalah tulang belulang yang menyusun anggota gerak
bagian atas. Ossa extremitatis superioris merupakan bagian kerangka tubuh manusia
(skeleton), dimana pada klasifikasi skeleton berdasarkan lokasi, maka ossa
extremitatis superioris ini bersama ossa extremitatis inferioris termasuk skeleton
appendiculare.
Ossa extremitatis superioris dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu:
1. Cingulum extremitatis superioris (gelang bahu)
2. Ossa extremitatis superioris liberi

Cingulum extremitatis superioris


Cingulum extremitatis superioris (gelang bahu) merupakan tulang yang
menghubungkan truncus dengan ossa extremitatis superioris liberi. Cingulum
extremitatis superioris dibentuk oleh sepasang tulang selangka (clavicula) di anterior
dan sepasang tulang belikat (scapula) di posterior. Clavicula dextra dan clavicula
sinistra berhubungan satu dengan yang lain di anterior dengan perantaraan
manubrium sterni yang merupakan bagian proximal sternum. Sedangkan di
posterior, kedua scapula tidak berhubungan langsung dengan columna vertebralis
tetapi dibantu oleh musculi. Di lateral, baik scapula yang kanan maupun kiri
berhubungan dengan humerus yang merupakan tulang yang ada di pangkal
extremitatis superioris liberi.

CLAVICULA
Clavicula atau tulang selangka ada sepasang yaitu clavicula dextra dan
clavicula sinistra. Clavicula bersama scapula membentuk cingulum extremitatis
superioris. Clavicula berartikulasi di medial dengan manubrium sterni. Di lateral,
clavicula berartikulasi dengan acromion yang merupakan bagian scapula. Clavicula
sinistra berbentuk seperti huruf S bila dilihat dari cranial (clavicula dextra dilihat dari
caudal). Lengkungan cembung ke antrerior dari clavicula berada di medial
sedangkan lengkungan cekung ke anterior dari clavicula berada di lateral. Lengkungan
cembung lebih besar dibandingkan lengkungan cekung. Clavicula dapat dibagi menjadi
corpus claviculae, dan dua extremitas. Extremitas sternalis di ujung medial menebal
berartikulasi dengan manubrium sterni di facies articularis sternalis. Extremitas
acromialis di ujung lateral memipih berartikulasi dengan acromion di facies
articularis acromialis. Clavicula mempunyai permukaan cranial yang rata
OSSA EXTREMITATIS SUPERIORIS

dibandingkan permukaan caudal. Di permukaan caudal didapatkan tuberositas


conoideum di lateral dan tuberositas costalis di medial.
Foramen nutricium didapatkan di permukaan caudal dari corpus mengarah ke
lateral.
SCAPULA
Scapula atau tulang belikat ada sepasang yaitu scapula dextra dan scapula
sinistra. Scapula bersama clavicula menyusun cingulum extremitatis superioris. Scapula
berbentuk segitiga dan pipih. Scapula mempuyai dua permukaan yaitu facies costalis
[ventralis] dan facies dofsalis; dengan tiga sisi yaitu margo medialis, margo lateralis
dan margo superior; dan tiga sudut yaitu angulus inferior, angulus lateralis dan
angulus superior. Facies costalis [ventralis] merupakan permukaan ke ventral
disebut fossa subscapularis dan linea muscularis. Facies dorsalis merupakan
permukaan ke dorsal . Facies dorsalis ini dibagi menjadi fossa supraspinata dan fossa
infraspinata oleh spina scapulae. Spina scapulae dimulai di margo medialis sebagai
trigonum spina scapulae menuju ke lateral sebagai acromion yang menipis dan
membentuk facies articularis acromialis untuk tempat berartikulasi dengan clavicula.
Margo medialis dan margo superior membentuk angulus medialis. Di lateral dari margo
superior membentuk incisura scapulae dan melanjutkan diri sebagai processus
coracoideus. Margo medialis dan margo lateralis membentuk angulus inferior. Margo
superior dan margo lateralis membentuk angulus lateralis yang ditempati collum
scapulae dengan cavitas glenoidalis mengarah ke lateral dan sedikit ke anterior. Di
superior cavitas glenoidalis didapatkan Tuberculum supraglenoidale dan di inferior
cavitas glenoidalis didapatkan Tuberculum infraglenoidale.

Ossa extremitatis superioris liberi


Ossa extremitatis superioris liberi merupakan tulang anggota gerak tubuh bagian
atas dimana pada proximal susunan tulang ini dihubungkan oleh cingulum extremitatis
superioris dengan columna vertebralis secara tidak langsung (dibantu oleh musculi).
Ossa extremitatis superioris liberi ini tersusun (dari pangkal/proximal ke ujung/distal)
oleh humerus, radius, ulna dan tulang belulang pada manus. Tulang belulang pada
manus dapat dikelompokkan menjadi Ossa carpi (carpalia), Ossa metacarpi
(metacarpalia) dan Phalanges digitorum manus.

HUMERUS
Humerus atau tulang pangkal lengan ada sepasang dan berbentuk tulang
panjang dan terletak pada brachium. Humerus berartikulasi dengan scapula di
OSSA EXTREMITATIS SUPERIORIS

proximal dan dengan radius dan ulna di distal. Humerus dapat dibagi menjadi
extremitas proximalis humeri, corpus humeri dan extremitas distalis humeri.
Extremitas proximalis humeri
Di extremitas proximalis humeri terdapat caput humeri yang setengah bulat dan
dilapisi oleh tulang rawan. Caput humeri merupakan bagian humerus yang berartikulasi
dengan cavitas glenoidalis yang merupakan bagian scapulae. Arah caput humeri serong
mediosuperior dan sedikit posterior. Caput humeri ini dipisahkan dengan struktur di
distalnya oleh collum anatomicum. Kemudian didapatkan dua tonjolan tulang yang
disebut sebagai tuberculum majus dan tuberculum minus. Tuberculum majus
mengarah ke lateral dan melanjutkan diri ke distal sebagai crista tuberculi majoris.
Tuberculum minus mengarah ke anterior dan melanjutkan diri sebagai crista tuberculi
minoris. Di antara kedua tuberculum serta crista tuberculi dibentuk sulcus
intertubercularis yang dilapisi oleh tulang rawan dan dilalui tendon caput longum m.
bicipitis. Collum chirurgicum merupakan tempat pertemuan extremitas proximalis
humeri dengan corpus humeri.
Corpus humeri
Corpus humeri mempunyai penampang melintang berbentuk segitiga.
Permukaan corpus humeri dapat dibagi menjadi facies anterior medialis, facies anterior
lateralis dan facies posterior. Pertemuan facies anterior medialis dengan facies
posterior membentuk margo medialis. Margo medialis ke arah distal makin menonjol
dan tajam sebagai crista supracondylaris medialis. Pertemuan facies anterior lateralis
dengan facies posterior membentuk margo lateralis. Margo lateralis ini juga ke arah
distal makin menonjol dan tajam sebagai crista supracondylaris lateralis. Di
pertengahan sedikit proximal facies anterior lateralis didapatkan tuberositas deltoidea.
Di posterior dari tuberositas deltoidea dan di facies posterior humeri didapatkan sulcus
nervi radialis (Sulcus spiralis) yang berjalan dari superomedial ke inferolateral.
Foramen nutricium didapatkan dekat margo medialis dan merupakan lubang masuk
ke canalis nutricium yang mengarah ke distal.
Extremitas distalis humeri
Extremitas distalis humeri lebih tipis dan lebar dibandingkan dengan corpus
humeri. Margo medialis yang melanjutkan diri sebagai crista supracondylaris medialis
berakhir sebagai epicondylus medialis. Demikian pula margo lateralis yang
melanjutkan diri sebagai crista supracondylaris lateralis berakhir sebagai epicondylus
lateralis. Epicondylus medialis lebih menonjol dibandingkan epicondylus lateralis
serta di permukaan posterior epicondylus medialis didapatkan sulcus nervi ulnaris.
Di antara kedua epicondylus ini didapatkan struktur yang dilapisi tulang rawan untuk
artikulasi dengan tulang-tulang antebrachium. Struktur ini mempunyai sumbu yang
OSSA EXTREMITATIS SUPERIORIS

sedikit serong terhadap sumbu panjang corpus humeri. Struktur ini disebut trochlea
humeri di medial dan capitulum humeri di lateral. Trochlea humeri dilapisi oleh tulang
rawan yang melingkar dari permukaan anterior sampai permukaan posterior dan
berartikulasi dengan ulna. Di proximal trochlea baik di permukaan anterior maupun
di permukaan posterior didapatkan lekukan sehingga tulang menjadi sangat tipis. Di
permukaan anterior disebut fossa coronoidea dan di permukaan posterior disebut fossa
olecrani. Capitulum humeri lebih kecil dibandingkan trochlea humeri dilapisi tulang
rawan setengah bulatan dan tidak mencapai permukaan posterior. Capitulum humeri
berartikulasi dengan radius. Di proximal permukaan anterior capitulum humeri
didapatkan fossa radialis.

Radius atau tulang pengumpil ada sepasang dan berbentuk tulang panjang yang
melebar di bagian distalnya. Radius bersama ulna terletak pada antebrachium.
Radius terletak di lateral ulna (pada sisi ibu jari). Radius berartikulasi dengan
humerus dan ulna di proximalnya. Di distal berartikulasi dengan ulna dan carpus.
Radius dapat dibagi menjadi extremitas proximalis radii, corpus radii dan extremitas
distalis radii.
Extremitas proximalis radii
Di extremitas proximalis radii didapatkan caput radii berbentuk seperti kancing
yang dilapisi tulang rawan. Permukaan proximal disebut Fovea articularis radii untuk
berartikulasi dengan humerus. Dan di sekelilingnya juga dilapisi tulang rawan
disebut circumferential articularis radii yang berartikulasi dengan incisura radialis
ulnae. Di distal capitum radii dibentuk collum radii.
Corpus radii t
Di proximal dari corpus radii didapatkan tonjolan tulang yang mengarah ke
anteromedial yaitu tuberositas radii. Permukaan corpus radii dapat dibagi menjadi tiga
yaitu facies anterior, facies posterior dan facies lateralis. Facies lateralis merupakan
permukaan yang tersempit. Margo interosseus merupakan batas antara facies anterior
dengan facies posterior. Margo anterior merupakan batas antara facies anterior dengan
facies lateralis. Sedangkan margo posterior merupakan batas antara facies lateralis
dengan facies posterior. Foramen nutricium didapatkan dekat margo interosseus dan
mengarah ke proximal.
Extremitas distalis radii
Extremitas distalis radii lebih lebih lebar dibandingkan corpus radii. Di
permukaan anterior extremitas distalis radii halus dan agak cekung. Sedangkan di
permukaan posterior extremitas distalis radii ada tempat berjalan beberapa tendon.
Di permukaan medial (ulnar) didapatkan bagian yang dilapisi tulang rawan
OSSA EXTREMITATIS SUPERIORIS

disebut incisura ulnaris sebagai tempat artikulasi dengan ulna. Di permukaan distal
extremitas distalis radii dilapisi tulang rawan disebut sebagai facies articularis
carpea (carpalis) yang berartikulasi dengan carpus. Facies articularis carpea dapat
dibagi menjadi dua yaitu bagian berbentuk segitiga di lateral (radial) untuk berartikulasi
dengan os naviculare manus dan bagian berbentuk segiempat di medial (ulnar) untuk
berartikulasi dengan os lunatum. Extremitas distalis radii di ujung radialnya
membentuk processus styloideus.

ULNA
Ulna atau tulang hasta ada sepasang dan berbentuk tulang panjang dengan bagian
proximal yang lebih tebal dibandingkan bagian distalnya. Ulna bersama radius terletak
di antebrachium. Ulna terletak di medial radius (pada sisi kelingking). Ulna
berartikulasi di proximal dengan humerus serta radius dan berartikulasi di distal
dengan radius serta secara tidak langsung berartikulasi dengan carpus. Ulna dapat
dibagi menjadi extremitas proximalis ulnae, corpus ulnae dan extremitas distalis
ulnae.
Extremitas proximalis ulnae.
Extremitas proximalis ulnae lebih tebal dan ujung proximalnya terlihat kuat
sebagai olecranon. Dan tonjolan ke arah anterior disebut processus coronoideus. Di
antara olecranon dan processus coronoideus membentuk incisura trochlearis
{semilunaris} yang dilapisi tulang rawan sebagai tempat artikulasi dengan trochlea
humeri. Di radial (lateral) processus coronoideus didapatkan incisura radialis yang
dilapisi tulang rawan dan sebagai tempat artikulasi dengan caput radii. Di anterior dan
distal processus coronoideus didapatkan tuberositas ulnae. Dan di lateral dan distal
processus coronoideus didapatkan crista musculi supinatorius.
Corpus ulnae
Corpus ulnae mempunyai penampang berbentuk segitiga dan mempunyai facies
anterior, facies posterior dan facies medialis. Facies medialis tidak luas dan dibatasi oleh
margo anterior terhadap facies anterior dan dibatasi oleh margo posterior terhadap
facies posterior. Facies anterior dengan facies posterior dibatasi oleh margo interosseus.
Foramen nutricium didapatkan dekat dengan margo interosseus dan mengarah ke
proximal.

Extremitas distalis ulnae


Extremitas distalis ulnae mengecil dan membentuk caput ulnae serta di posterior
membentuk processus styloideus. Caput ulnae dilapisi tulang rawan di permukaan
distal serta di circumferential articularis untuk berartikulasi dengan incisura ulnaris
OSSA EXTREMITATIS SUPERIORIS

radii.
OSSA CARPI
Ossa carpi dapat dibagi menjadi dua baris tulang. Baris proximal disusun (dari
radial/lateral ke ulnar/medial) oleh os naviculare manus (os scaphoideum), os lunatum,
os triquetrum dan os pisiforme. Baris distal disusun (dari radial/lateral ke ulnar/medial)
oleh os multangulum majus (os trapezium), os multangulum minus (os
trapezoideum), os capitatum dan os hamatum.
Tuberculum ossis navicularis manus bersama dengan tuberculum ossis
multanguli majoris membentuk eminentia carpi radialis di lateral (radial) dari carpus.
Di medial (ulnar) carpus terbentuk eminentia carpi ulnaris yang dibentuk bersama oleh
os pisiforme dengan hamulus ossis hamati. Di antara kedua eminentiae ini
membentuk sulcus carpi. Sulcus carpi akan menjadi canalis carpi dengan adanya
ligamentum carpi transversum.
Os naviculare manus
Os naviculare manus (os scaphoideum) mempunyai tuberculum ossis
navicu0laris (scaphoidei) di permukaan volar. Os naviculare manus di proximal
berartikulasi dengan radius. Di distal berartikulasi dengan ossa multanguli majus et
minus. Di medial (ulnar) proximal berartikulasi dengan os lunatum; dan di medial
(ulnar) distal berartikulasi dengan os capitatum.
Os lunatum
Os lunatum berartikulasi di proximal dengan radius. Di distal berartikulasi
dengan os capitatum dan os hamatum (hanya sebagian kecil).. Di lateral (radial)
berartikulasi dengan os naviculare manus. Di medial (ulnar) berartikulasi dengan os
triquetrum.
Os triquetrum
Os triquetrum berartikulasi di distal dengan os hamatum. Di lateral (radial)
berartikulasi dengan os lunatum. Di volar berartikulasi dengan os pisiforme.
Os pisiforme
Os pisiforme berbentuk kecil dan berartikulasi di dorsal dengan os
triquetrum.
Os multangulum majus
Os multangulum majus (os trapezium) berartikulasi di proximal dengan os
naviculare manus. Di distal berartikulasi dengan os metacarpale I. Di medial (ulnar)
berartikulasi dengan os multangulum minus dan sebagian kecil os metacarpale II. Di
OSSA EXTREMITATIS SUPERIORIS

permukaan volar didapatkan tuberculum ossis multanguli majoris (tuberculum ossis


trapezii) dan sulcus untuk tendon m. flexor carpi radialis (di medial tuberculum).
Os multangulum minus
Os multangulum minus (os trapezoideum) berartikulasi di proximal dengan os
naviculare manus. Di distal berartikulasi dengan os metacarpale II. Di lateral (radial)
berartikulasi dengan os multangulum majus. Di medial (ulnar) berartikulasi dengan
os capitatum.
Os capitatum
Os capitatum dengan bentuk caput di proximal berartikulasi dengan os naviculare
manus dan os lunatum. Di distal berartikulasi dengan ossa metacarpalia II, III, IV. Di
lateral (radial) dengan os naviculare manus dan os multangulum minus. Di medial
(ulnar) berartikulasi dengan os hamatum.
Os hamatum
Os hamatum mempunyai hamulus ossis hamati di volar. Di proximal
berartikulasi dengan os lunatum dan os triquetrum. Di distal berartikulasi dengan ossa
metacarpalia IV, V. Di lateral (radial) berartikulasi dengan os capitatum.
OSSA METACARPI
Ossa metacarpi disusun oleh lima buah tulang panjang. Tiap os metacarpi diberi
nama sesuai dengan angka romawi I sampai V dari os metacarpi yang terletak di
lateral disebut os metacarpale I dan selanjutnya yang ada di medial disebut
metacarpale II dan seterusnya. Ossa metacarpi tidak lurus pada sumbu panjangnya
tetapi seperti busur ke arah dorsal. Di antara tiap os metacarpale membentuk spatial
interossea metacarpi yang diisi mm.interossei. Spatia interossea yang dibentuk os
metacarpale I dengan II merupakan spatial yang terluas. Setiap os metacarpale dapat
dibagi menjadi basis di ujung proximal, corpus dan caput di ujung distal.
Basis os metacarpale lebih lebar dengan permukaan proximal yang dilapisi tulang
rawan untuk berartikulasi dengan carpus. Di ulnar dan radial basis berartikulasi
dengan os metacarpale di dekatnya. Basis os metacarpale I mempunyai permukaan
proximal berbentuk pelana kuda untuk berartikulasi dengan os multangulum majus
dan tidak berartikulasi dengan os metacarpale di sebelahnya. Basis os metacarpale II
mempunyai tiga permukaan proximalis. Basis os metacarpale IV mempunyai dua
permukaan proximalis. Di radial permukaan dorsal basis os metacarpale III [tertium]
didapatkan processus styloideus ossis metacarpalia III sebagai tempat insertio m.
extensor carpi radialis brevis. Basis os metacarpale V dengan permukaan proximal
seperti pelana untuk berartikulasi dengan os hamatum; di radial berartikulasi os
OSSA EXTREMITATIS SUPERIORIS

metacarpale IV.
Corpus os metacarpale berpenampang segitiga dengan permukaan dorsal,
permukaan radial dan permukaan ulnar. Pada permukaan ulnar didapatkan foramen
nutricium yang mengarah ke distal (os metacarpale I) dan ke proximal (ossa metacarpi
II-V).
Caput os metacarpale melebar dengan bentuk bulat dan dilapisi tulang rawan.
Lapisan tulang rawan lebih meluas ke vular daripada ke dorsal. Dan di kedua sisi caput
didapatkan daerah yang kasar sebagai tempat ligamentum.
PHALANGES DIGITORUM MANUS
Phalanges digitorum manus atau tulang-tulang jari tangan berbentuk tulang
pendek tetapi lebih panjang dibandingkan phalanges digitorum pedis. Ada tiga macam
phalanges pada digiti II -V manus yaitu phalanx proximalis [prima (I)], phalanx media
[secunda (II)] dan phalanx distalis [tertia (III)] . Sedangkan pada pollex hanya ada dua
macam phalanges yaitu phalanx proximalis [primus(I)] dan phalanx distalis [secunda
(II)]. Phalanx proximalis relatif lebih panjang daripada phalanx di distalnya. Foramen
nutricium didapatkan pada permukaan volar dan mengarah ke distal.
Phalanx proximalis
Phalanx proximalis dapat dibagi menjadi basis phalangis di ujung proximal,
corpus phalangis dan caput phalangis. Basis phalangis berbentuk cekung untuk
berartikulasi dengan caput os metacarpal. Caput phalangis berbentuk pelana kuda
(trochlea) untuk berartikulasi dengan phalanx media atau phalanx distalis pollex.
Phalanx media
Phalanx media lebih pendek daripada phalanx proximalis. Di proximal
berbentuk pasangan pelana kuda (terbagi dua permukaan) untuk berartikulasi dengan
caput phalanx proximalis. Di distal berbentuk pelana kuda (trochlea) untuk
berartikulasi dengan phalanx distalis.
Phalanx distalis
Phalanx distalis lebih pendek daripada phalanx di proximalnya. Di proximal
berbentuk pasangan pelana kuda (terbagi dua permukaan) untuk berartikulasi dengan
phalanx media dan phalanx proximalis hallux. Di distal dari phalanx distalis melebar
dan disebut tuberositas phalangis distalis (Tuberositas unguicularis).
OSSA EXTREMITATIS SUPERIORIS

DAFTAR PUSTAKA

Basmajian, J.V. : Grant's Method of Anatomy, 11th ed. Williams & Wilkins Company,
Baltimore, 1989.

Crouch, J.E. : Functional Human Anatomy, 3th ed. Lea & Febiger, Philadelphia, 1978

Ellis, H : Clinical Anatomy: A revision and applied anatomy for clinical student, 7th ed.
Blackwell Scientific Publications, 1986

Gardner, E.; Gray, D.J. and O'Rahilly, R.: Anatomy: A Regional Study of Human
Structure, W.B. Saunders Company. Philadelphia, 1986.

Goss, CM. (ed.): Gray's Anatomy of Human Body, 27th. Am. ed. Lea & Febiger,
Philadelphia, 1962.

International Anatomical Nomenclature Committee: Nomina Anatomica, 5th. ed.


Waverly Press, Baltimore, 1983.

Last, R.J. : Anatomy: Regional and Applied, 6th ed. Churchill Livingstone, 1978

Moore, K.L.: Clinically Oriented Anatomy , 3rd. ed. Williams & Wilkins Company,
Baltimore, 1992.

Rogers, A.W.: Textbook of Anatomy, 1st. ed. Churchill Livingstone, Edinburg,


1992

Snell, R.S.: Clinical Anatomy for Medical Students, 2nd. ed. Little Brown &
Company, Boston, 1981

Spalteholz, W. : Hand-atlas of Human Anatomy. 7th ed. J.B.Lippincott Co.,


EXTREMITAS INFERIOR

EXTREMITAS INFERIOR

PENDAHULUAN
Extremitas inferior terutama berfungsi menyangga berat tubuh, mengatur gaya berat
dan gerak tubuh. Beberapa otot yang bekerja pada extremitas inferior mempunyai origo
pada cingulum extremitatis inferioris, os sacrum dan columna vertebralis. Sehingga dalam
pembicaraan mengenai extremitas inferior biasanya termasuk daerah-daerah peralihan
antara truncus dan extremitas inferior (misalnya, regiones glutea et inguinalis).
Extremitas inferior pada awalnya timbul sebagai kuncup kecil pada embrio
sepanjang kira-kira 5 mm, yaitu lebih kurang pada umur 4 minggu. Kuncup extremitas
inferior dalam perkembangannya terletak agak di posterior dari extremitas superior. Tiap
kuncup extremitas inferior memanjang dan tumbuh dengan urutan proximodistal (misalnya,
regio cruris muncul lebih dahulu dari pada regio pedis). Beberapa hari sesudah pertama kali
extremitas inferior dapat terlihat, saraf-saraf tumbuh di dalamnya dan kerangka serta otot-
otot mengadakan diferensiasi. Tidak lama kemudian jari-jari kaki dapat dikenali.
Extremitas inferior dapat dibagi menjadi beberapa regiones, yaitu regio femoris,
regio glutea, regio genu termasuk fossa poplitea, regio cruris dan regio pedis. Masing-masing
regio terbagi menjadi dua regiones yaitu ventral (anterior) dan dorsal (posterior), kecuali
region glutea. Misal regio femoris terbagi menjadi regiones femores ventralis et
dorsalis.

REGIO FEMORIS
ANATOMI PERMUKAAN
Spina iliaca anterior superior mudah diraba dan mungkin dapat terlihat pada orang
kurus. Trochanter major pada femur terletak selebar tangan di inferior dari crista iliaca.
Patella membentuk suatu tonjolan yang jelas. Kedua condyli medialis et lateralis femores
dapat teraba dengan mudah. Yang agak sulit diraba adalah tuberculum adductorium
pada femur.

FASCIA SUPERFICIALIS
Di beberapa tempat fascia superficialis terbagi menjadi dua lapisan, diantara kedua
lapisan ini berjalan vasa dan nervi superficiales. Kedua lapisan fascia superficialis ini di
regio inguinalis menebal dan di sini lapisan yang lebih superficial melanjutkan diri
sebagai fascia superficialis di abdomen. V. saphena magna, nn. superficiales dan
Inn. inguinales superficiales juga berada di antara kedua lapisan fascia superficialis
ini. Vv. superficiales pada extremitas inferior bermuara pada v. saphena magna atau
EXTREMITAS INFERIOR

v. saphena parva.

V. Saphena Magna
Vena ini merupakan vena terpanjang pada tubuh manusia. Perjalanannya
dimulai dari ujung medial arcus venosus dorsalis pedis dan berjalan di anterior dari
malleolus medialis tibiae, di sini vena ini diikuti oleh n. saphenus. Kemudian berjalan
serong ke superior pada sepertiga bagian inferior tibia menuju sisi medial regio genu.
Di daerah ini v. saphena magna terletak superficial terhadap epicondylus medialis.
Selanjutnya berjalan superolateral menuju fossa ovalis yang terletak pada fascia
profundus, menembus fascia cribosa dan akhirnya bermuara pada v. femoralis.

V. Saphena Parva
Perjalanannya dimulai di posterior dari malleolus lateralis. Vena ini dibentuk
oleh pertemuan dari v. digitalis dorsalis pedis di sisi lateral digitus V dengan arcus
venosus dorsalis pedis. Dalam perjalanannya, pembuluh darah ini diikuti oleh n.
suralis. Selanjutnya berjalan ke superior disepanjang tepi lateral tendo calcanei dan
berjalan di antara kedua capita m. gastrocnemius. Akhirnya vena ini menembus fascia
poplitea untuk bermuara ke dalam v. poplitea.

Nervi Cutanei
Kulit di regio femoris diinervasi oleh cabang-cabang rr. anteriores n.
femoralis (nn. cutanei femores medialis et intermedius), nn. obturatorius, cutaneus
femoris lateralis, cutaneus femoris posterior, et ilioinguinalis dan r. femoralis n.
genitofemoralis.
Lnn, Inguinales Superficiales
Kelenjar limfe ini terletak di fascia superficialis dan membentuk rangkaian
mirip huruf T. Deretan superior atau tractus horizontalis terletak di inferior dari dan
sejajar dengan ligamentum inguinale. Yang inferior atau tractus verticalis, terletak di
sepanjang bagian superior v. saphena magna.
Pembuluh limfe aferen yang tersebar luas di bagian superomedial regio
femoris, tepat di inferior dari ligamentum inguinale, mengalirkan limfenya menuju
Inn. inginales superficiales. Kelenjar limfe ini juga menerima aliran limfe dari
dinding abdomen bagian inferior, regio glutea, perineum, ujung inferior pars analis
recti, ujung inferior vagina pada perempuan, serta penis dan scrotum pada laki-laki
atau labium majus pada wanita.
Aliran limfe dari Inn. inguinales superficiales akan menuju ke Inn. inguinales
profundi dan Inn. iliaci externi.
EXTREMITAS INFERIOR

FASCIA PROFUNDUS
Fascia yang kuat, padat, lebar dan membungkus otot-otot regio femoris laksana
stocking ini melekat di superior pada crista iliaca di lateral, ligamentum inguinale di
anterior, corpus et ramus inferior ossis pubis serta ramus inferior ossis ischii dan tuber
ischiadica di medial, juga ligamentum sacrotuberosum dan os sacrum di posterior. Di inferior
fascia lata melekat pada patella, kedua condyli femores dan kedua condyli tibiae, serta
capitulum fibulae. Kira-kira pada dua pertiga inferior regio femoris, kearah profundus fascia
lata membentuk septa intermusculares mediale et laterale yang melekat pada linea aspera.
Dengan adanya kedua septa ini, maka regio femoris dapat dibagi menjadi dua regiones,
yaitu regio femoris ventralis dan regio femoris dorsalis.
Di medial fascia lata menipis dan di inferior dari ligamentum inguinale terdapat
fossa ovalis, yang dilewati oleh v. saphena magna untuk bermuara ke dalam v. femoralis.
Pusat fossa ovalis terletak 3 cm inferolateral dari tuberculum pubicum. Tepi medialnya
halus, tetapi tepi superior, lateral dan inferiornya tajam. Tepi-tepi yang tajam ini
dinamakan margo falciformis. Fossa ovalis tertutup oleh fascia cribosa, yang dibentuk
oleh lapisan profundus fascia superficialis. Selain oleh v. saphena magna, fascia cribosa
juga ditembus oleh aa. circumflexa ilium superficialis, epigastrica superficialis et pudenda
externa, serta pembuluh limfe eferen dari Inn. inguinales superficiales.
Fascia lata sangat kuat di bagian lateral berupa tractus iliotibialis, yang terbentang
antara crista iliaca sampai condylus lateralis tibiae. Tractus iliotibialis merupakan insertio
dari mm. tensor fasciae latae et gluteus maximus. Tepat di posteroinferior dari SIAS, fascia
lata membungkus m. tensor fasciae latae.

REGIO FEMORIS VENTRALIS

OTOT-OTOT REGIO FEMORIS VENTRALIS


Di regio ini otot-ototnya dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok anterior
dan kelompok anteromedial. Yang termasuk kelompok anterior adalah mm. iliopsoas,
quadriceps femoris et sartorius. Sedangkan yang temasuk kelompok anteromedial adalah
mm. pectineus, adductor longus, adductor brevis, adductor magnus, gracilis et obturator
externus. Kelompok otot anteromedial juga disebut kelompok obturator, karena inervasinya
berasal dari n. obturatorius atau kelompok adductor, karena sebagian besar otot-otot
kelompok ini mempunyai nama adductor.
M. Illiopsoas
Otot ini terdiri dari gabungan dua otot, yaitu m. iliacus yang menyebar dan letaknya
di lateral, dengan m. psoas major, yang memanjang dan letaknya di medial.
EXTREMITAS INFERIOR

M. iliacus berorigo pada bagian superior fossa iliaca, ala ossis sacri dan
ligamentum sacroiliacum anterior. Insertionya pada tendo insertio m. psoas major dan
corpus femoris, di inferior dari trochanter minor. Inervasinya berasal dari n.
femoralis.
M. psoas major origonya pada discus iritervertebrales dan sisi lateral vertebrae
thoracales Xll-lumbalis V. insertionya pada trochanter minor. Inervasinya berasal
dari rr. ventrales nn. lumbales I-III.
Fungsi m. iliopsoas terutama adalah untuk flexio dan rotatio lateral pada
articulatio coxae.

M. Quadriceps Femoris
Otot ini terdiri dari satu otot biartikular, yaitu m. rectus femoris dan tiga otot
monoartikular, yaitu mm. vasti medialis, lateralis et intermedius.
M. rectus femoris berorigo pada SIAI dan cekungan di superior dari
acetabulum. M. vastus medialis origonya pada linea intertrochanterica dan labium
mediale linea aspera. M. vastus lateralis berorigo pada trochanter major dan labium
laterale linea aspera. Sedangkan m. vastus intermedius origonya pada permukaan
anterior dan lateral corpus femoris. Insertio m. quadriceps femoris pada basis patellae
dan melalui ligamentum patellae pada tuberositas tibiae.
Inervasinya oleh n. femoralis.
Fungsi m. quadriceps femoris adalah untuk extensio pada articulatio genu.
Khususnya bagi m. rectus femoris juga berfungsi untuk flexio pada articulatio coxae.

M. Sartorius
Otot yang sempit, panjang dan berjalan serong ini merupakan otot di regio
femoris ventralis yang letaknya paling superficial. Origonya pada spina iliaca anterior
superior dan insertionya pada bagian superior fascies medialis corpus tibiae.
Saraf yang menginervasinya adalah n. femoralis.
Fungsinya adalah untuk flexio dan rotatio lateral pada articulatio coxae. Serta
untuk flexio dan rotatio medial pada articulatio genu.

M. Pectineus
Letak otot ini tepat di medial dari m. iliopsoas dan membentuk sebagian besar
dasar trigonum femorale. Origonya pada pecten ossis pubis, sedangkan insertionya
pada linea pectinea.
Inervasinya berasal dari n.femoralis.
Fungsi otot ini adalah untuk flexio, adductio dan rotatio lateral pada
EXTREMITAS INFERIOR

articulatio coxae.

M. Adductor Longus
Di antara kelompok adductor, otot ini letaknya paling anterior dan origonya
pada bagian anterior corpus ossis pubis, tepat di inferior dari tuberculum pubicum.
Insertionya pada labium mediale linea aspera.
Saraf yang menginervasinya adalah n. obturatorius.
Fungsinya adalah untuk adductio, serta membantu flexio dan rotatio medial
pada articulatio coxae.

M. Adductor Brevis
Sebagian besar otot ini berada di profundus dari m. adductor longus. Otot ini
berorigo pada corpus datn ramus inferior ossis pubis, sedang insertionya pada linea
pectinea dan bagian superior linea aspera.
N. obturatorius menginervasi m. adductor brevis ini. R. anterior n. obturatorius
berjalan di anterior dari otot ini, sedang r. posterior n. obturatorius berjalan di
posteriornya.
Otot ini fungsinya adalah untuk adductio dan flexio pada articulatio coxae.

M. Adductor Magnus
Otot yang besar ini terletak di posterior dari mm. adductor longus, adductor
brevis et vastus medialis. M. adductor magnus terdiri dari dua bagian, yaitu pars
adductoris dan pars extensoris. Kedua bagian ini berbeda, baik dalam origo, insertio,
inervasi mauoun fungsinya.
Pars adductoris berorigo pada ramus inferior ossis pubis dan ramus inferior
ossis ischii. Insertionya pada bagian distal linea aspersa. Yang menginervasinya
adalah n. obturatorius, serta fungsinya adalah untuk adductio, flexio dan rotatio
lateral pada articulatio coxae.
Pars extensoris origonya pada tuber ischiadica, insertionya pada tuberculum
adductorium, diinervasi oleh pars tibialis n. ischiadicus, serta mempunyai fungsi
untuk adductio, extensio dan rotatio medial pada articulatio coxae.

M. Gracilis
Otot ini berjalan superficial, di sepanjang sisi medial regio femoris. Origonya
pada corpus dan ramus inferior ossis pubis, insertionya pada bagian superior facies
medialis corpus tibiae.
M. gracilis diinervasi oleh n. obturatorius.
EXTREMITAS INFERIOR

Fungsinya adalah untuk adductio pada articulatio coxae serta flexio dan rotatio
medial pada articulatio genu.

M. Obturator Externus
Otot yang berbentuk kipas dan merupakan anggota kelompok adductor yang
letaknya paling profundus ini berorigo pada membrana obturatoria, serta tepi anterior
dan inferior foramen obturatorium. Insertionya pada fossa trochanterica.
Inervasinya berasal dari n. obturatorius.
Fungsi otot ini adalah untuk rotatio lateral pada articulatio coxae.

TRIGONUM FEMORALE
Setelah fascia lata disingkirkan, maka tampaklah trigonum femorale, yaitu
suatu ruang berbentuk segi tiga yang terdapat di sepertiga bagian superomedial regio
femolis ventralis. Ruang ini dibatasi di superior oleh ligamentum inguinale, di medial
oleh tepi medial m. adductor longus, dan di lateral oleh tepi medial m. sartorius. Dasamya
tidak berupa permukaan yang rata, tetapi berbentuk selokan dan dibentuk oleh mm. iliopsoas,
pectineus et adductor longus. Sebagai atapnya adalah fascia lata bersama fascia cribosa.
Pada fascia superficialis yang berada di superficial dari trigonum ini berjalan cabang-
cabang proximal vasa femoralis, bagian superior v. saphena magna, r. femoralis n.
genitofemoralis, n. ilioinguinalis dan Inn. inguinales superflciales.
Isi trigonum ini adalah a. femoralis beserta cabang-cabangnya, v. femoralis dengan
venae yang bermuara ke dalamnya, nn. femoralis et cunateus femoris lateralis.
Vasa femoralis dibungkus oleh femoral sheath, suatu perluasan ke arah inferior dari fascia
yang menyelimuti abdomen, yaitu fascia transversalis di anterior dan fascia iliaca di
posterior. Dinding medial femoral sheath ditembus oleh v. saphena magna dan pembuluh
limfe, sedang dinding lateralnya oleh r. femoralis n. genitofemoralis. Femoral sheath
berakhir sampai 4 cm di inferior dari ligamentum inguinale dan melanjutkan diri sebagai
lapisan adventitia vasa femoralis.
Selain membungkus vasa femoralis, femoral sheath juga membungkus canalis femoralis,
suatu saluran yang letaknya lebih medial dari pada v. femoralis. Isi canalis femoralis adalah
pembuluh limfe dan jaringan lemak. Ujung superiornya, yaitu annulus femoralis,
merupakan tempat yang terlebar. Batas-batas annulus femoralis adalah: di lateral, v.
femoralis; di medial, ligamentum lacunare; di anterior, ligamentum inguinale dan di
posterior, ramus superior ossis pubis dan m. pectineus beserta fascianya. Annulus femoralis
tertutup oleh septum femorale, yang merupakan jaringan lemak extraperitoneal. Septum
femorale ditembus oleh pembuluh limfe yang menghubungkan Inn. inguinales profundi
dengan Inn. iliaci externi.
EXTREMITAS INFERIOR

A. Femoralis
Arteria ini adalah lanjutan a. iliaca externa dan merupakan arteria utama untuk
extremitas inferior. A. femoralis dimulai dari posterior ligamentum inguinale di titik
tengahnya, di medial dari n. femoralis dan di lateral dari v. femoralis. A. femoralis
memasuki trigonum femorale, di anterior dari caput femoris. Selanjutnya berada di dalam
canalis adductorius bersama v. femoralis, n. saphenus dan saraf untuk m. vastus medialis.
Arteria ini berubah namanya menjadi a. poplitea ketika melewati hiatus tendineus
(adductorius).
Di bagian proximal, a. femoralis mempunyai cabang aa. epigastrica superficialis,
circumflexa ilium superficialis et pudenda externa. Lebih distal arteria ini memberikan
cabang aa. profunda femoris et genu descendens.
A..epigastrica superficialis menembus femoral sheath dan fascia lata, selanjutnya
berjalan ke arah umbilicus, serta beranastomosis dengan a. epigastrica inferior.
A. circumflexa ilium superficialis juga menembus femoral sheath dan fascia lata,
kemudian berjalan ke arah SIAS dan beranastomosis dengan a. circumflexa ilium
profundus.
A. pudenda externa melewati fossa ovalis dan berjalan ke medioposterior
melintasi funiculus spermaticus pada laki-laki atau ligamentum teres uteri pada
perempuan.
A. profunda femoris keluar dari sisi posterolateral a. femoralis dan berjalan ke
medial, bercabang menjadi aa. circumflexae femores lateralis et medialis, kemudian
berjalan ke inferior, di Superficial dari mm. adductor brevis et edductor magnus.
Arteria ini berakhir sebagai a. perforans yang terakhir. Selain itu a. profunda femoris
mempunyai cabang tiga buah aa. perforantes dan ketiganya menembus m .adductor
magnus.
A. circumflexa femoris lateralis berjalan ke lateral di antara cabang-cabang n.
femoralis, kemudian berada di posterior dari mm. sartorius et rectus femoris, serta
bercabang menjadi rr. ascendens, transversus et descendens.
A. circumflexa femoris medialis berjalan ke posterior di antara mm. psoas
major et pectineus, ke arah acetabulum. Cabang-cabangnya adalah rr. acetabularis,
ascendens et transversus.
A. genu descendens muncul tepat sebelum a. femoralis berakhir.

V. Femoralis
Vena ini merupakan lanjutan v. poplitea di superior dari hiatus tendineus
(adductorius). V. femoralis berjalan ke superior melalui canalis adductorius di
EXTREMITAS INFERIOR

posterolateral dan kemudian di posterior dari a. femoralis. Selanjutnya berada di


dalam trigonum femorale, di posterior kemudian medial dari a. femoralis. Vena ini
memasuki femoral sheath, lateral terhadap canalis femoralis dan berakhir di posterior
dari ligamentum inguinale untuk menjadi v. iliaca externa. Venae yang bermuara ke
dalam v. femoralis adalah v. profunda femoris, w. circumflexae femores medialis et
lateralis, serta v. saphena magna.

N. Femoralis
Saraf ini berjalan ke inferior di cekungan antara mm. iliacus et psoas major, di
posterior dari fascia iliaca dan memasuki regio femoris ventralis di posterior dari
ligamentum inguinale dan lateral dari femoral sheath. N. femoralis berakhir menjadi
beberapa cabang, 2 cm di inferior dari ligamentum inguinale. Cabang-cabangnya
antara lain : rr. cutanei anteriores n. femoralis (nn. cutanei femores medialis et
lateralis) dan n. saphenus.
N. femoralis menginervasi kulit sisi anterior dan medial regio femoris, sisi
anteromedial regio cruris, mm. iliacus, pectineus, sartorius et quadriceps femoris,
serta articulationes coxae et genu.
N. saphenus merupakan cabang n. femoralis yang terpanjang dan dianggap
akhir dari n. femoralis. Saraf ini berjalan bersama vasa femoralis ke inferior melalui
trigonum femorale dan canalis adductorius; menembus atap bagian distal canalis ini,
kemudian muncul di tepi posterior m. sartorius di bagian medial regio genu.

Lnn. Inguinales Profundi


Kelenjar limfe ini terletak di sepanjang sisi medial bagian superior v. femof
alis. Aliran limfenya berasal dari Inn. inguinales superficiales et poplitei dan
struktur-struktur profundus extremitas superior. Dari Inn. inguinales profundi aliran
limfenya menuju Inn. iliaci externi.

LACUNAE MUSCULORUM ET VASORUM


Arcus iliopectineus, yang merupakan bagian dari fascia iliopectinea, terbentang
antara eminentia iliopectinea sampai ligamentum inguinale. Dengan adanya arcus ini
ruang yang terletak di profundus dari ligamentum inguinale atau di antara ligamentum
inguinale dan os coxae terbagi menjadi dua bagian, yaitu lacuna musculorum di bagian
lateral, dan lacuna vasorum di bagian medial.
Lacuna musculorum berisi m. iliopsoas, nn. femoralis et cunateus femoris lateralis.
Lacuna vasorum ditempati oleh femoral sheath beserta isinya dan r. femoralis n.
genitofemoralis.
EXTREMITAS INFERIOR

CANALIS ADDUCTORIUS
Saluran ini dimulai kira-kira 15 cm di inferior dari ligamentum inguinale, yakni
ketika m. sartorius menyilang m. adductor longus dan berakhir di hiatus tendineus
(adductorius), yang berupa suatu celah pada tendo insertio m. adductor magnus. Canalis
adductorius yang letaknya di sepertiga tengah bagian medial regio femoris ini dibatasi di
lateral oleh m. vastus medialis dan di posteromedial oleh mm. adductores longus et magnus.
Sebagai atapnya adalah mm. sartorius bersama membrana vastoadductoria, yaitu suatu
membrana yang letaknya di profundus dari m. sartorius serta menghubungkan batas lateral dan
batas posteromedial canalis ini.
Isinya adalah vasa femoralis, n. saphenus dan saraf untuk m. vastus medialis. Vasa
femoralis melalui seluruh saluran, saraf untuk m. vastus medialis berakhir pada otot ini,
sedang n. saphenus meninggalkan canalis adductorius tidak melalui hialus tendineus
(adductorius). Tetapi n. saphenus keluar di antara m. sartorius dan m. gracilis, menembus
fascia profundus dan berjalan ke inferior pada sisi medial regio cruris bersama v. saphena
magna.

REGIO GLUTEA

ANATOMI PERMUKAAN
Regio glutea terutama ditempati oleh m. gluteus maximus, hanya bagian
superolateralnya ditempati oleh m. gluteus medius.
SIAS dan SIPS serta crista iliaca dapat diraba. Crista iliaca terbentang antara SIAS dan
SIPS, yang tergambarkan oleh lipatan kulit. Di antara kedua SIPS terdapat sisi posterior os
sacrum. Processus spinosus vertebrae sacralis II letaknya setinggi SIPS dan puncak crista
iliaca terletak setinggi processus spinosus vertebrae lumbalis IV. Ke arah inferomedial,
tuber ischiadica dapat diraba di profundus dari m. gluteus maximus.

FASCIA SUPERFICIALIS
Di regio ini fascia superficialisnya merupakan lapisan yang agak tebal dan
mengandung banyak lemak. Fascianya merupakan lanjutan fasciae superficiales
abdomen, perineum dan regio femoris.
Pada fascia superficialis terdapat nn. clunei superior, medius et inferior, rr.
cutanei laterales n. subcostalis dan n. iliohypogastricus yang semuanya menginervasi
kulit regio glutea.

FASCIA PROFUNDUS
EXTREMITAS INFERIOR

Di daerah ini fascia profundusnya membungkus m. gluteus maximus,


melanjutkan diri ke anterior sebagai aponeurosis glutea di superficial dari m. gluteus
medius dan membungkus m. tensor fasciae latae. Di sini lapisan profundusnya
menyatu dengan capsula articularis coxae dan bagian posterior m. rectus femoris. Di
inferior, aponeurosis glutea melanjutkan diri ke distal sebagai tractus iliotibialis; di
superior melekat pada crista iliaca dan di posterior melekat pada ligamentum
sacrotuberosum; di tempat lain melanjutkan diri sebagai fascia lata.

OTOT-OTOT REGIO GLUTEA


Di regio ini otot-ototnya dibagi menjadi dua kelompok, yaitu pertama adalah
mm. glutei et tensor fasciae latae dan kedua adalah mm. rotatores laterales. Yang
termasuk kelompok pertama adalah mm. glutei maximus, medius, minimus et tensor
fasciae latae, sedang yang termasuk kelompok kedua adalah mm. piriformis,
obturator internus, gamelli et quadratus femoris.

M. Gluteus Maximus
Otot yang terbesar dan terberat di regio ini, origonya pada bagian
posterosuperior os ilium dan os sacrum. Insertionya pada tractus iliotibialis dan
tuberositas glutea.
Inervasinya oleh n. gluteus inferior.
Fungsinya adalah untuk extentio dan rotatio lateral pada articulatio coxae.

M. Gluteus Medius
Sebagian besar otot yang berbentuk segi tiga ini, terletak di profundus dari m.
gluteus maximus. Origo otot ini adalah pada permukaan superolateral os ilium dan
insertionya pada trochanter major. Otot ini diinervasi oleh n. gluteus superior.
Fungsi otot ini adalah untuk abductio dan rotatio medial pada articulatio
coxae.

M. Gluteus Minimus
Otot yang juga berbentuk segi tiga dan yang terkecil diantara mm. glutei ini
terletak di profundus dari m. gluteus medius. Origonya pada permukaan lateral os
ilium, sedang insertionya pada trochanter major.
Inervasinyanya dilakukan oleh n. gluteus superior.
Fungsinya adafah juga untuk abductio dan rotatio medial dan articulatio coxae.

M. Tensor Fasciae Latae


EXTREMITAS INFERIOR

Otot ini terletak di bagian lateral regio femoris dan terbungkus oleh kedua
lapisan fascia lata. Lapisan profundus pembungkus otot ini menyatu dengan
permukaan anterior capsula articularis genu. Origonya pada SIAS dan bagian anterior
labium externum crista iliaca, serta berinsertio pada tractus iliotibialis.
Inervasinya berasal dari n. gluteus superior.
Otot ini fungsinya adalah untuk flexio dan rotatio medial pada articulatio
coxae.

M. Piriformis
Karena posisinya, otot ini merupakan petanda untuk regio glutea. M.
piriformis merupakan kunci yang dapat memperjelas hubungan antar struktur di
daerah ini, misal vasa et n. gluteus superior keluar di superior dari otot ini, sedang
vasa et n. gluteus inferior keluar di inferior dari otot ini. Origonya pada bagian
anterior os sacrum dan insertionya pada trochanter major.
Inervasinya oleh saraf untuk m. piriformis.
Fungsi otot ini adalah untuk abductio dan rotatio lateral pada articulatio coxae.
M. Obturator Internus
Otot ini keluar dari pelvis melalui foramen ischiadica minor dan origonya
pada membrana obturatoria dan rr. Inferiores ossis pubis et ossis ischii, sedang
insertionya pada trochanter major.
Inervasi untuk otot ini dilakukan oleh saraf untuk m. obturator internus.
Fungsinya adalah untuk rotatio lateral dan abductio pada articulatio coxae.

Mm. Gemelli
Kedua otot ini mengapit m. obturator internus. M. gemellus superior terdapat
di superior dari m. obturator internus, sedang m. gemellus inferior terletak di
inferiomya. Origo m. gamellus superior pada spina ischiadica dan origo m. gamellus
inferior pada tuber ischiadica. Insertio kedua otot ini pada tendo insertio m. obturator
internus.
Inervasi untuk m. gamellus superior berasal dari saraf untuk m, obturator
internus, sedang m. gamellus inferior dari saraf untuk m. quadratus femoris.
Fungsi kedua otot ini sama dengan m. obturator internus.
M. Quadratus Femoris
Otot berbentuk segi empat dan letaknya di inferior dari m. gamellus inferior
ini berorigo pada tuber ischiadica. Insertionya pada crista intertrochanterica. Otot ini
diinervasi oleh saraf untuk m. quadratus femoris.
Fungsinya adalah untuk rotatio lateral pada articulatio coxae.
EXTREMITAS INFERIOR

FORAMINA SUPRAPIRIFORMIS ET INFRAPIRIFORMIS


Di daerah antara os sacrum dan pelvis terdapat ligamenta sacrotuberosum et
sacrospinosum. Dengan adanya kedua ligamenta ini, maka incisurae ischiadicae major
et minor berubah menjadi foramina inshiadicae major et minor. Foramen ischiadica
major merupakan jalan untuk struktur-struktur (misalnya n. ischiadicus) keluar atau
masuk pelvis sedangkan foramen ischiadica minor merupakan jalan untuk struktur-
struktur (misalnya, n. pudendus) keluar atau masuk perineum.
Dengan adanya m. piriformis, maka foramen ischiadica major terbagi menjadi
foramina suprapiriformis et infrapiriformis.
Foramen suprapiriformis dilalui oleh vasa et n. gluteus superior, sedang foramen
infrapiriformis dilalui oleh vasa glutea inferior et pudenda interna dan nn. gluteus
inferior, ischiadicus, cutaneus femoris posterior et pudendus, serta saraf-saraf untuk
mm. piriformis, obturator internus et quadratus femoris.

Vasa Glutea Superior


A. glutea superior yang pendek ini merupakan cabang terbesar a. iliaca interna.
Arteria ini bercabang dua menjadi r. superflcialis, yang memberikan arterialisasi untuk
m. gluteus maximus dan kulit di superficial dari origonya; serta r. profundus untuk
mm. gluteus medius, gluteus minimus et tensor fasciae latae. V. glutea superior
mengikuti perjalanan arterianya dan berhubungan dengan venae yang be rmuara kg v.
lemoraiis.

N. Gluteus Superior
Saraf ini berjalan ke lateral di antara mm. glutei medius et minimus bersama
dengan r. profundus a. glutea superior. Otot-otot yang diinervasinya adalah mm.
gluteus medius, gluteus minimus et tensor fasciae latae.

Vasa Glutea Inferior


Arterianya merupakan cabang a. iliaca interna dan memberikan arterialisasi
untuk mm. gluteus maximus, obturator internus et quadratus femoris dan bagian
superior otot-otot hamstring.
V. glutea inferior mengikuti arterianya dan juga berhubungan dengan venae
yang bermuara ke dalam v. femoralis.

Vasa Pudenda Interna


Arterianya yang juga merupakan cabang a. iliaca interna ini, berjalan ke inferior
EXTREMITAS INFERIOR

di posterior dari spina ischiadica, kemudian masuk kembali kedalam pelvis melalui
foramen ischiadica minor.
V. pudenda interna mengikuti perjalanan arterianya dan bermuara ke dalam v.
iliaca interna.

N. Gluteus Inferior
Saraf ini berjalan bersama a. glutea "inferior untuk menginervasi m. gluteus
maximus yang terletak di superficialnya.

N. Ischiadicus
Saraf yang merupakan saraf terbesar pada tubuh dan juga merupakan struktur
yang berada paling lateral di foramen infrapiriformis ini berjalan ke inferolateral di
profundus dari m. gluteus maximus di antara trochanter major dan tuber ischiadica.
Kemudian berjalan di posterior dari mm. obturator internus, quadratus femoris et
adductor magnus.

N. Cutaneus Femoris Posterior


Setelah melalui foramen infrapiriformis, saraf ini berjalan bersama a. glutea
inferior menuju tepi inferior m. gluteus maximus. Selanjutnya menuju regio femoris
dorsalis. Daerah yang diinervasi oleh saraf ini adalah kulit bagian inferior regio glutea,

N. Pudendus
Saraf ini merupakan struktur yang letaknya paling medial di foramen
infrapiriformis. Kemudian berjalan di lateral dari ligamentum sacrospinosum untuk
masuk kembali ke pelvis melalui foramen ischiadica minor.

Saraf untuk M. Piriformis


Sesudah melalui foramen infrapiriformis, saraf ini menuju permukaan anterior
m. piriformis.
Saraf untuk M. Obturator Internus
Saraf ini berjalan mengelilingi basis spinae ischiadicae untuk menginervasi m.
gemellus superior, kemudian berjalan di posterior spina ischiadica untuk masuk
kembali ke dalam pelvis melalui foramen ischiadica minor.
Saraf untuk M. Quadratus Femoris
Saraf ini berjalan di profundus dari n. ischiadicus dan m. obturator internus, serta
berjalan di permukaan posterior articulatio coxae. Selain menginervasi mm. gemellus
inferior et quadratus femoris, juga menginervasi articulatio coxae,
EXTREMITAS INFERIOR

PLEXUS LUMBOSACRALIS
Struktur-struktur yang terdapat di extremitas inferior diinervasi oleh cabang-
cabang plexus lumbosacral. Plexus ini dibentuk oleh rr. ventrales nn. L I-S III. Saraf-
saraf yang merupakan cabang dari plexus ini adalah nn. iliohypogastricus,
ilioinguinalis, genitofemoralis, cutaneus femoris lateralis, femoralis, obturatorius,
gluteus superior, gluteus inferior, ischiadicus, et cutaneus femoris posterior dan saraf-
saraf untuk mm. psoas major, piriformis, obturator internus, et quadratus femoris.

N. ILIOHYPOGASTRICUS (T XH - L I)
Di antara mm. transversus abdominis et obliquus abdominis internus, saraf ini
bercabang menjadi rr. cutanei lateralis et anterior. R. cutaneus lateralisnya
menginervasi bagian posterolateral kulit regio glutea.

N. ILIOINGUINALIS (L-I)
Saraf ini memberikan inervasinya untuk bagian superomedial regio femoris,
selain itu juga untuk radix penis dan scrotum pada laki-laki serta mons pubis dan
labium majus pada perempuan.

N. GENITOFEMORALIS (LI - II)


Di permukaan anterior m. psoas major, saraf ini bercabang menjadi rr. genitalis
et femoralis. R. femoralisnya berjalan di sepanjang a. iliaca externa. Kemudian berada
di profundus ligamentum inguinale. Di regio femoris. cabang ini berada di lateral dari
a. femoralis dan menginervasi kulit bagian superior daerah medius regio femoris
ventralis.

N. CUTANEUS FEMORIS LATERALIS (LI - III)


Saraf ini memasuki regio femoris sedikit di inferomedial SIAS, berjalan di
profundus ligamentum inguinale dan muncul agak di medial terhadap ujung superior
m. sartorius. N. cutaneus femoris lateralis menginervasi sisi lateral regio femoris.
N. FEMORALIS (L H-IV)
Saraf ini berada di permukaan m. iliopsoas, berjalan bersama otot ini di
profundus ligamentum inguinale dan mundul didalam trigonum femorale. N.
femoralis menginervasi kulit di sisi anterior dan medial regio femoris, sisi
anteromedial regio cruris, mm. iliacus, pectineus, sartorius et quadriceps femoris serta
articuJationes coxae et genu.
EXTREMITAS INFERIOR

N. GLUTEUS SUPERIOR (LIV - S J)


Saraf ini melalui fossa suprapiriformis, untuk berjalan di profundus m. gluteus
medius dan menginervasinya. Selain itu juga menginervasi mm. gluteus minimus et
tensor fasciae latae.

N. GLUTEUS INFERIOR (L V - SII)


Saraf ini berjalan bersama n. ischiadicus di foramen infrapiriformis dan
berbelok tajam ke posterior mengelilingi tepi lateral ligamentum sacrotuberosum
untuk menembus m. gluteus maximus.

N. ISCHIADICUS (LIV - S III)


Saraf yang merupakan saraf terbesar di tubuh ini, sebenarnya terdiri darti dua
saraf, yaitu nn. peroneus communis et tibialis, yang disatukan oleh jaringan ikat
mulai dari awal sampai tepi superior fossa poplitea. N. ischiadicus memasuki regio
glutea melalui foramen infrapiriformis. M. gluteus maximus berada di superficialnya
dan saraf ini terletak di antara trochanter major dan tuber ischiadica. Di anterior dari
saraf ini terdapat os ischium, mm. gemelli, obturator internus et quadratus femoris.
Selanjutnya n. ischiadicus memasuki regio femoris dorsalis.

N. CUTANEUS FEMORIS POSTERIOR (SI - HI)


Saraf ini menembus bagian inferior ligamentum sacrotubersum untuk berjalan
melalui foramen infrapiriformis. Kemudian berada di profundus dari m. gluteus
maximus bersama a. glutea inferior dan n. ischiadicus. N. cutaneus femoris posterior
menginervasi kulit di superficial otot ini. Di dekat fossa poplitea, saraf ini menjadi
superficial dan kemudian mengikuti v. saphena parva di pertengahan regio cruris
dorsalis.

REGIO FEMORIS DORSALIS

OTOT-OTOT REGIO FEMORIS DORSALIS


Di regio ini otot-ototnya berorigo pada tuber ischiadica, diinervasi oleh pars
tibialis n. ischiadicus dan berperan di dua articulationes, yaitu articulationes coxae et
genu. Kelompok otot ini disebut otot-otot hamstring, tetapi sebagai pengecualian
adalah caput brevis m. biceps femoris.
EXTREMITAS INFERIOR

M. Biceps Femoris
Otot ini terdiri dari dua capita, yaitu capita longum et brevis. Origo caput
longumnya pada permukaan medial tuber ischiadica bersama m. semitendinosis. Di
bagian inferior regio femoris, tendo insertio caput longumnya menyatu dengan tendo
insertio caput brevisnya. Caput brevisnya berorigo pada labium laterale linea aspera
dan septum intermusculare laterale. Tendo insertionya membentuk batas
lateropsupenor dari fossa poplitea. Insertio otot ini adalah pada capitulum fibulae dan
condylus lateralis tibiae.
Inervasi untuk caput longumnya berasal dari pars tibialis n. ischiadicus, sedang
untuk caput brevisnya dari pars peroneus communis n. ischiadicus.
Fungsi caput longumnya adalah untuk extentio pada articulatio coxae dan flexio
pada articulatio genu, sedang caput brevisnya hanya untuk flexio pada articulatio
genu.

M. Semitendinosus
Tendo insertionya yang panjang dan ramping menyilang m. semimebranosus
dan berinsertio pada bagian superior permukaan medial corpus tibiae, profundus
terhadap m. sartorius dan distal terhadap m. gracilis.
Fungsi otot ini sama dengan caput longum m. biceps femoris.

M, Semimembranosus
Otot ini terletak di profundus dari m. semitendinosus. Insertionya pada sisi
posterior condylus medialis tibiae.
Fungsinya juga sama dengan caput longum m. biceps femoris.

VASA DI REGIO FEMORIS DORSALIS


Aa. perforantes, yang merupakan cabang dari a. profunda femoris, berada di
regio ini setelah menembus m. adductor magnus. Otot-otot di regio ini arterialisasi
utamanya berasal dari aa. perforantes.
SARAF-SARAF DI REGIO FEMORIS DORSALIS
Di regio ini nn. Ischiadicus et cutaneus femoris dorsalis berjalan vertikal ke
inferior di garis median.

N. Ischiadicus
N. Ischiadicus berada di profundus dari m. gluteus maximus di superior regio
ini, sedang di inferior berada di profundus dari m. biceps femoris, serta di anterior dari
EXTREMITAS INFERIOR

saraf ini terdapat m. adductor magnus. Saraf ini bercabang menjadi dua cabang
terminalnya yaitu nn. tibialis et peroneus communis, di profundus dari m. biceps
femoris.

N. Cutaneus Femoris Posterior


Saraf ini setelah berada di profundus m. gluteus maximus, kemudian berjalan
ke inferior tepat di profundus dari fascia lata dan dipisahkan dari n. ischiadicus oleh
caput longum m. biceps femoris. Di bagian posterior regio genu, saraf ini menembus
fascia profundus dan melanjutkan perjalanan ke inferior sejauh pertengahan regio
cruris dorsalis.

REGIO GENU

ANATOMI PERMUKAAN
Di posterior dari condylus lateralis femoris dapat ditemukan tendo insertio m.
biceps femoris. N. peroneus communis dapat diraba membelok ke anterior pada
capitulum fibulae. Dalam keadaan flexio pada articulatio genu, ligamentum collaterale
fibulare dapat diraba seperti struktur yang kaku di posterior dari tractus iliotibialis.
Bila dilakukan flexio pada articulatio genu, maka tampaklah cekungan di bagian
posterior regio genu, yaitu fossa poplitea. Dibagian inferior fossa poplitea terlihat
kedua capita m. gastrocnemius membentuk tonjolan.

ANASTOMOSIS DI SEKELILING ARTICULATIO GENU


Anastomosis ini dilakukan oleh arteriae atau cabang arteria, yaitu aa. genu
superiores et genu inferiores yang merupakan cabang dari a. poplitea; a. genu
decendens yang merupakan cabang dari a. femoralis; r. descendens a. circumflexa
femoris lateralis dan aa. recurrentes tibiales anterior et posterior.

SARAF-SARAF UNTUK ARTICULATIO GENU


Yang menginervasi articulatio ini adalah cabang-cabang nn. femoralis, peroneus
communis, tibialis, et obturatorius.

FOSSA POPLITEA
Daerah yang berbentuk mirip berlian ini terletak di bagian posterior regio genu.
Batas superiomya adalah m. biceps femoris di lateral dan mm. semitendinosus et
semimembranosus di medial.
EXTREMITAS INFERIOR

Batas inferiornya adalah m. plantaris dan caput laterale m. gastrocnemius di lateral


serta caput mediale m. gastrocnemius di medial.
Atapnya dibentuk oleh fascia profundus. Di sini fascia profundusnya yang tipis, tetapi
kuat dan melekat erat pada tendines otot-otot yang membatasi fossa ini, juga
dinamakan fascia poplitea.
Dasar atau dinding anterior fossa ini, adalah planum popliteum, ligamentum
popliteum obliquum, segmen posterior capsula articularis genu, m. popliteus dan
fascia m. popliteus.
Fossa poplitea berisi nn. peroneus communis et tibialis, vasa poplitea, n.
cutaneus femoris posterior, r. articularis n. obturatorius, akhir v. saphena parva, Inn.
poplitea dan jaringan lemak.
Vasa Poplitea
A. poplitea, yang merupakan lanjutan a. femoralis, dimulai ketika a. femoralis
melalui hiatus adductorius (tendineus), kemudian berjalan ke inferolateral. Akhirnya
arteria ini bercabang menjadi dua cabang terminalnya, yaitu aa. tibiales anterior et
posterior, di tepi inferior m. popliteus. Dalam perjalanannya a. poplitea terletak di
profundus. Di anteriornya terdapat, berturut-turut dari proximal ke distal, permukaan
posterior os femur, capsula articularis genu dan fascia m. popliteus. Di posteriornya
terletak, berturut-turut dari proximal ke distal, m. semimembranosus, v. poplitea, n.
tibialis dan m. gastrocnemius.
Cabang-cabang lainnya adalah a. suralis, memberikan arterialisasi untuk m.
gastrocnemius; aa. genu superiores medialis et lateralis, di superior dari condyli
femores dan capita m. gastrocnemius; a. genu media yang berjalan ke anterior dan
menembus ligamentum popliteum obliquum menuju articulatio genu; aa. genu
inferiores medialis et lateralis, pada m. popliteus dan di profundus dari capita m.
gastrocnemius.
V. poplitea, yang dibentuk oleh gabungan dari w. tibiales anterior et posterior,
berjalan di posterior dari a. poplitea. V. saphena parva bermuara ke dalam vena ini.
Akhirnya setelah melalui hiatus adductorius v,. poplitea berubah menjadi v. femoralis.
V. Saphena Parva
Vena ini menembus fascia poplitea di tepi inferior fossa poplitea untuk
bermuara ke dalam v. poplitea.
N. Tibialis
Saraf ini merupakan cabang terminal bagian medial dari n. ischiadicus. Awalnya
saraf ini terdapat di profundus m. semimembranosus. Kemudian berjalan serong,
superficial terhadap vasa poplitea. Selanjutnya berada di medial dari vasa tersebut
ketika berada di profundus dari m. gastrocnemius.
EXTREMITAS INFERIOR

N. tibialis menginervasi mm. gastrocnemius, plantaris, popliteus et soleus.


Cabang n. tibialis lainnya adalah n. cutaneus surae medialis, yang berjalan di antara
kedua capita m. gastrocnemius menuju pertengahan regio cruris posterior untuk
menyatu dengan r. communicans peroneus n. peroneus communis membentuk n.
suralis.
N. Peroneus Communis
Saraf ini merupakan cabang terminal dari n. ischiadicus yang lebih kecil dan
letaknya di lateral. N. peroneus communis mengikuti tepi medial m. biceps femoris
dan tendo insertionya di sepanjang batas superolateral fossa poplitea. Kemudian
meninggalkan fossa ini dengan berjalan superficial terhadap caput laterale m.
gastrocnemius. Selanjutnya berjalan di superficial terhadap sisi posterior capitulum
fibulae sebelum mengitari permukaan lateral collum fibulae. Akhirnya berjalan di
profundus dari bagian superior m. peroneus longus. Setinggi collum fibulae, saraf ini
bercabang menjadi dua cabang terminalnya, yaitu nn. peronei profundus et
superficialis.
Articulationes genu et tibiofibularis proximalis mendapatkan inervasi dari saraf
ini. Cabang-cabang lainnya adalah n. cutaneus surae lateralis, yang menginervasi kulit
regio cruris posterior, serta r. communicans peroneus.
N. Cutaneus Femoris Posterior
Saraf ini berjalan di profundus dari fascia poplitea dan menginervasi kulit di
superficial fossa poplitea. Akhimya saraf ini memasuki fascia superficialis bersama v.
saphena parva di regio cruris posterior.
R. Articularis N. Obturatorius
Cabang yang merupakan cabang r. posterior n. obturatorius ini menembus
bagian distal m. adductor magnus, kemudian berjalan ke inferior bersama a. poplitea
dan menembus permukaan posterior capsula articularis genu.

Lnn. Poplitei
Letaknya di profundus dari fascia poplitea. Pembuluh limfe aferennya berasal
dari pembuluh limfe profundus regiones cruris et pedis. Sedang aliran limfenya
menuju Inn. inguinales profundi.

REGIO CRURIS

ANATOMI PERMUKAAN
Bagian paling inferior articulatio genu terletak setinggi kira-kira 1 cm di inferior
dari apex patellae. Capitulum fibulae dan tuberositas tibiae letaknya sama tinggi, kira-
EXTREMITAS INFERIOR

kira 1 cm di inferior dari articulatio genu. Tuberoritas tibiae dan margo anterior corpus
tibiae terletak subkutan.
Malleolus medialis letaknya sub kutan dan ujungnya lebih anterior dan superior
dari pada ujung malleolus lateralis. Tendines insertiones mm. tibialis posterior et
flexor digitorum longus dapat teraba di posterior dari malleolus medialis.
Titik tertinggi articulatio talocruralis terletak kira-kira 1 cm di superior dari
ujung malleolus medialis.
N. peroneus communis yang mengelilingi capitulum fibulae ke arah anterior
dapat teraba pada m. biceps femoris dan fibula.
Pulsasi a. tibialis posterior dapat diraba di antara malleolus medialis dan tendo
calcaneus.

FASCIA SUPERFICIALIS
Pada fascia superficial di daerah ini terdapat vv. saphenae magna et parva dan
nn. saphenus, peroneus superficialis, cutanei surae medialis et lateralis, suralis,
cutaneus femoris posterior.

V. Saphena Magna
Vena ini berjalan ke superior di anterior dari malleolus medialis, kemudian di
sepanjang sisi medial regio cruris, bersama n. saphenus. V. saphena magna
merupakan muara venae superficiales regio cruris.

V. Saphena Parva
Vena ini berada di posterior dari malleolus lateralis dan berjalan hampir lurus
ke superior di median regio cruris posterior. Kemudian berjalan superficial sampai
fossa poplitea dan menembus fascia poplitea untuk bermuara ke dalam v. poplitea. V.
saphena parva merupakan muara venae superficiales di regio cruris posterior.
N. Saphenus
Muncul di posterior dari tendo insertio m. sartorius dan berjalan ke inferior
bersama v. saphena magna. Kemudian berada di anterior dari malleolus medialis dan
berjalan ke anterior di sepanjang sisi medial regio pedis.
Saraf ini menginervasi kulit bagian anteromedial regio cruris.

N. Cutaneus Surae Medialis


Saraf ini berjalan ke inferior di antara kedua capita m. gastrocnemius. Kemudian
bersama r. communicans peroneus n. peroneus communis membentuk n. suralis, yang
menginervasi kulit bagian posterolateral regio cruris.
EXTREMITAS INFERIOR

N. Cutaneus Surae Lateralis


Saraf ini menembus fascia poplitea dan berjalan ke inferior di sisi posterolateral
regio cruris posterior untuk menginervasi kulit sisi lateral regio cruris.

N. Cutaneus Femoris Posterior


Berjalan ke inferior untuk menginervasi kulit di garis median regio cruris.

FASCIA PROFUNDUS
Fascia profundus di regio ini, yang dinamakan fascia cruris, merupakan lanjutan
fascia lata. Fascia cruris melekat pada margines anterior et medialis corpus tibiae. Di
bagian proximal sisi anterior regio ini, fascianya sangat tebal yang merupakan origo
untuk otot-otot yang berada di profundusnya. Meskipun fascia ini di bagian distal tipis,
tetapi pada saat membentuk retinacula fascia ini menebal. Ke arah profundus, fascia
cruris membentuk septum intermusculare anterior, yang melekat pada margo anterior
corpus fibulae, serta septum intermusculare posterior, yang melekat pada margo
posterior corpus fibulae. Dengan adanya kedua septa, maka regid cruris dibagi
menjadi tiga regiones, yaitu regio cruris ventralis, yang otot-ototnya diinervasi oleh n.
peroneus profundus; regio cruris lateralis, yang otot-ototnya diinervasi oleh n.
peroneus superficialisl dan regio cruris posterior, yang otot-ototnya diinervasi oleh n.
tibialis. Regio cruris posterior terbagi lagi oleh fascia transversa profundus, yang
terbentang antara margo medialis corpus tibiae dan margo posterior corpus fibulae,
menjadi dua lapisan otot, yaitu lapisan superficialis dan profundus. Membfana
interossea menghubungkan kedua margines interossei corpora tibiae et fibulae.
Di inferior, fascia cruris melanjutkan diri sebagai fascia pedis dan kira-kira
setinggi kedua malleoli, fascia cruris membentuk retinacula musculorum extensorum,
peroneorum et flexorum.

RETINACULA MUSCULORUM
Di distal, fascia cruris menebal karena adanya sabut-sabut transversal yang
membentuk retinacula di sekitar tendines insertiones otot-otot regio cruris. Terdapat
lima retinacula, yaitu di anterior adalah retinacula musculorum extensorum superior
et inferior; di posteromedial adalah retinaculum musculorum flexorum; dan di
posterolateral adalah retinacula musculorum peroneorum superior et inferior.

Retinaculum Musculorum Extensorum Superior (Ligamentum Transversum


Cruris)
EXTREMITAS INFERIOR

Struktur ini tidak begitu jelas, hanya berupa sabut-sabut transversal yang
terbentang antara sisi medial tibia dan sisi anterior fibula. Yang berjalan di
profundusnya adalah tendines insertiones mm.'tibialis anterior, extensor hallucis
longus et extensor digitorum longus, a. tibialis anterior dan n. peroneus profundus.
Retinaculum Musculorum Extensorum Inferior (Ligamentum Cruciatum
Cruris)
Bentuknya mirip huruf Y dan berawal dari sisi lateral calcaneus, kemudian
ujung superioraya melekat pada malleolus medialis dan ujung inferiomya melekat
pada os cuneiforme I, serta menyatu dengan fascia pedis di sisi medial. Struktur-
struktur yang berada di profundusnya sama dengan berjalan di profundus dari
ligamentum transversum cruris.
Retinaculum Musculorum Flexorum (Ligamentum Laciniatum Cruris)
Struktur ini terbentang antara malleolus medialis dan tuber calcanei. Di
profundusnya berjalan tendines insertiones mm. tibialis posterior, flexor digitorum
longus et flexor hallucis longus, a. tibialis posterior dan n. tibialis.
Retinaculum Musculorum Peroneorum Superior
Struktur ini terbentang antara malleolus lateralis dan sisi lateral calcaneus. Yang
berada di profundusnya adalah mm. peronei longus et brevis.
Retinaculum Musculorum Peroneorum Inferior
Struktur ini merupakan lanjutan retinaculum musculorum extensorum inferior
dan melekat pada permukaan lateral calcaneus. Di profundusnya juga berjalan mm.
peronei longus et brevis.
ANASTOMOSIS DI SEKTTAR ARTICULATIO TALOCRURALIS
Di sisi lateral a. malleolaris anterior lateralis, yang merupakan cabang dari a.
tibialis anterior, serta a. tarsalis lateralis, yang merupakan cabang dari a. dorsalis pedis,
beranastomosis dengan r. perforans dan cabang-cabang terminal a. peronea. Di sisi
medial, a. malleolaris anterior medialis yang merupakan cabang dari a. tibialis
anterior, beranastomosis dengan rr. calcanei mediates a. tibialis posterior. Di posterior
dari articulatio ini, a. tibialis posterior beranastomosis dengan a. peronea.

REGIO CRURIS VENTRALIS

OTOT-OTOT DI REGIO CRURIS VENTRALIS


Di regio ini otot-ototnya adalah mm. tibialis anterior, extensor hallucis longus,
extensor digitorum longus et peroneus tertius. Fungsi otot-otot di sini adalah untuk
dorsoflexio pada articulatio talocruralis.
EXTREMITAS INFERIOR

M. Tibialis Anterior
Origonya pada condylus lateralis tibiae, facies lateralis corpus tibiae dan
membrana interossea. Insertionya pada sisi medial os. cuneiforme II dan basis
metatarsalis I.
Fungsi lainnya otot ini adalah invertio pada articulationes intertarsales.

M. Extensor Hallucis Longus


Otot ini berorigo pada facies anterior corpus fibulae dan membrana interossea.
Insertionya pada basis phalangus distalis hallucis.
Fungsinya yang lain adalah untuk extensio phalanx distalis hallucis pada
articulatio interphalangealis.

M. Extensor Digitorum Longus


Origo otot ini pada condylus lateralis tibiae, facies anterior corpus fibulae dan
membrana interossea. Tendo insertio otot ini terbagi menjadi empat untuk empat digiti
yang lateral, kemudian berinsertio pada bases phalanges mediae et distales digiti II-
IV.
Otot ini mempunyai fungsi lainnya, yaitu untuk evertio pada articulationes
intertarsales dan extentio pada articulationes interphalangeales digiti II-V.

M. Peroneus Tertius
Otot ini merupakan bagian yang terpisah dari m. extensor digitorum longus.
Origonya pada sepertiga bagian inferior facies anterior corpus fibulae dan membrana
interossea. Insertionya pada basis metatarsalis V.
Fungsi lain otot ini adalah untuk evertio pada articulationes intertarsales.

VASA DI REGIO CRURIS VENTRALIS


Vasa tibialis anterior setelah melalui celah di tepi superior membrana interossa,
berjalan ke inferior. Awalnya di profundus dari m. tibialis anterior, kemudian di
profundus dari otot ini dan m. extensor hallucis longus. Selanjutnya berjalan di
permukaan anterior membrana interossea dan akhirnya berubah menjadi a. dorsalis
pedis pada saat lewat di antara kedua malleoli. Cabang-cabangnya adalah a. recurrens
tibialis anterior, yang berjalan ke superior; dan cabang terakhirnya yaitu aa.
malleolares anteriores medialis et lateralis.
V. tibialis anterior ikut membentuk v. poplitea.

SARAF-SARAF DI REGIO CRURIS VENTRALIS


EXTREMITAS INFERIOR

M. peroneus profundus, yang merupakan cabang dari a peroneus communis,


berawal di antara collum fibulae dan m. peroneus longus. Kemudian menembus
septum intermusculare anterior dan m. extensor digitorum longus untuk berada di
regio cruris ventralis bersama a. tibialis anteribr. Saraf ini berjalan di permukaan
anterior membrana interossea di antara mm. tibialis anterior, extensor hallucis longus
et extensor digitorum longus. Di dekat articulatio talocruralis, saraf ini disilang oleh
tendo insertio m. extensor hallucis longus dan memasuki dorsum pedis di antara kedua
malleoli.
Selain menginervasi otot-otot di regio ini, n. peroneus profundus menginervasi
juga m. extensor digitorum brevis.

REGIO CRURIS LATERALIS

OTOT-OTOT DI REGIO CRURIS LATERALIS


Disini terdapat mm. peronei longus et brevis, yang terletak di antara septa
intermusculares anterior et posterior, lateral terhadap fibula. Keduanya diinervasi oleh
n. peroneus superficialis.
M. Peroneus Longus
Origonya pada condylus lateralis tibiae, capitulum fibulae dan fades lateralis
corpus fibulae. Insertionya pada sisi lateral os cuneiforme I dan basis metatarsalis I.
Fungsinya adalah untuk plantaflexio pada articulatio talocruralis dan evertio
pada articulationes intertarsales.
M. Peroneus Brevis
Otot yang letaknya di profundus dari m. peroneus longus ini origonya pada
pertengahan facies lateralis corpus fibulae. Insertionya pada tuberoritas ossis
metatarsalis V.
Fungsi otot ini sama dengan m, peroneus longus.

VASA DI REGIO CRURIS LATERALIS


A. circumflexa peronea, yang merupakan cabang a. tibialis posterior, adalah
satu-satunya pembuluh darah yang berhubungan dengan mm. peronei. Arteria ini
mengelilingi fascies lateralis corpus fibulae sedikit di inferior dari n. peroneus
communis. Kemudian menembus tendo origo m,. soleus pada fibula untuk menuju
mm. peronei.

SARAF-SARAF DI REGIO CRURIS LATERALIS


N. peroneus superficialis yang merupakan salah satu dari dua cabang terminal
EXTREMITAS INFERIOR

n. peroneus communis, dimulai di antara m. peroneus longus dan fibula, serta berjalan
ke inferior d iposterolateral terhadap septum intermusculare anterior. Kemudian
berada di anterolateral terhadap fibula di antara mm. peronei dan fexor digitorum
longus. Saraf ini menginervasi mm. peronei dan menembus fascia cruris untuk
berjalan superficial di sepertiga distal regio cruris. Kemudian berjalan di fascia
superficialis untuk menginervasi kulit bagian distal regio cruris ventralis.

REGIO CRURIS DORSALIS

OTOT-OTOT REGIO CRURIS DORSALIS


Di regio ini terdapat fascia transversa profundus, sehingga otot-ototnya dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu superficial dan profundus. Yang termasuk kelompok
otot superficial adalah m. triceps surae, terdiri dari mm. gastrocnemius et soleus dan
m. plantaris. Sedang kelompok otot profundus terdiri dari mm. popliteus, flexor
digitorum longus, tibialis posterior et flexor hallucis longus.
Semua otot di regio ini diinervasi oleh n. tibialis.

M. Gastrocnemius
Otot ini terdiri dari dua capita, yaitu caput mediale dan caput laterale. Ca^ut
mediale berorigo pada planum popliteum dan bagian superior condylus medialis
femoris, sedang caput laterale pada bagian superior sisi lateral condylus lateralis
femoris. Kemudian keduanya menyatu dan berakhir di pertengahan regio ini menjadi
satu tendo insertio lebar yang menyatu dengan tendo insertio m. soleus membentuk
tendo calcanei dan berinsertio pada pertengahan permukaan posterior calcaneus.
Fungsinya untuk flexio pada articulatio genu dan plantaflexio pada articulatio
talocruralis.
M. Soleus
Otot yang lebar, rata dan letaknya di profundus dari m. gastrocnemius ini
berorigo pada sisi posterior capitulum fibulae, facies posterior corpus fibulae, linea
solei dan margo medialis corpus tibiae. Sebagai origo tambahan adalah arcus
tendineus, yang terbentang antara collum fibulae sampai linea solei. Tendo insertio
otot ini menyatu dengan aponeurosis m. gastrocnemius untuk membentuk tendo
calcanei.
Otot ini berfungsi untuk plantaflexio pada articulatio talocruralis.

M. Plantaris
Otot yang kecil ini berorigo pada linea supracondylaris femoris dan ligamentum
EXTREMITAS INFERIOR

popliteum obliquum. Tendo insertionya yang panjang dan ramping berjalan serong di
antara mm. gastrocnemius et soleus untuk akhirnya berinsertio pada sisi medial tendo
calcanei.
Fungsi otot ini untuk flexio pada articulatio genu dan plantaflexio pada
articulatio talocruralis.

M. Popliteus
Otot yang tipis, rata dan mirip segi tiga ini membentuk dasar fossa poplitea.
Origonya pada permukaan lateral condylus lateralis femoris dan meniscus lateralis,
sedang insertionya pada facies posterior corpus tibiae.
Fungsinya untuk flexio dan rotatio medial pada articulatio genu.

M. Flexor Digitorum Longus


Otot ini letaknya di medial dan lebih kecil dari pada m. flexor hallucis longus.
Origonya pada facies posterior corpus tibiae. Tendo insertionya berjalan ke inferior
dan berada di posterior dari tendo insertio m. tibialis posterior dan malleolus medialis.
Kemudian berjalan diagonal di planta pedis, superficial terhadap tendo insertio m.
flexor hallucis longus. Ketika mencapai pertengahan planta pedis, tendo insertionya
terbagi menjadi empat untuk berinsertio pada bases phalanges distales digiti II-V.
Otot ini berfungsi untuk flexio digiti II-V pada articulationes interphalanges,
plantaflexio pada articulatio talocruralis dan invertio pada articulationes intertarsales.

M. Tibialis Posterior
Otot besar dan letaknya paling profundus di regio cruris posterior ini berorigo
pada membrana interossea, facies posterior corpus tibiae dan facies posterior corpus
fibulae. Posisinya di antara mm. flexores digitorum longus et hallucis longus. Tendo
insertionya berjalan di posterior dari malleolus medialis dan akhirnya berinsertio pada
tuberositas ossis navicularis, sustentaculum tali, ossa cuneiformia, os cuboideum dan
bases metatarsales II-IV.
Fungsinya untuk plantaflexio pada articulatio talocruralis dan invertio pada
articulationes tarsi.

M. Flexor Hallucis Longus


Otot terbesar di antara ketiga otot kelompok profundus dan letaknya paling
lateral ini berorigo pada dua pertiga inferior facies posterior corpus fibulae dan
membrana interossea. Tendo insertionya berjalan di posterior dari malleolus medialis,
kemudian menyilang di profundus tendo insertio m. flexor digitorum longus di planta
EXTREMITAS INFERIOR

pedis. Insertionya pada basis phalangis distalis hallucis.


Otot ini berfungsi untuk flexio phalanx distalis hallucis pada articulatio
interphalangealis, plantaflexio pada articulatio talocruralis dan invertio pada
articulationes tarsi.
VASA DI REGIO CRURIS DORSALIS
A. tibialis posterior merupakan cabang terminal a. poplitea yang paling besar.
Arteria ini dimulai dari tepi inferior m. popliteus. Di anteriornya terdapat mm. tibialis
posterior et flexor digitorum longus dan facies posterior corpus tibiae. Di posteriornya
terdapat facia transversa profundus dan mm. soleus et gastrocnemius. Di distal, arteria
ini berjalan lebih superficial, tetapi ketika bercabang menjadi dua cabang terminalnya,
yaitu aa. plantares medialis et lateralis, a. tibialis posterior berada di profundus dari
retinaculum musculorum flexorum dan m. abductor hallucis.
Cabang-cabangnya adalah a. circumflexa peronea, berjalan ke lateral di
sekeliling collum fibulae dan menembus tendo origo m. soleus pada fibula; dan a.
peronea, yang merupakan cabang terbesar, berjalan ke lateral pada m. tibialis posterior
untuk berada di permukaan posterior membrana interossea dan fibula di profundus m.
flexor hallucis longus. A. peronea memberikan cabang r. perforans, yang berjalan ke
anterior melalui celah di bagian inferior membrana interossea, kemudian berjalan ke
inferior di profundus dari mm. extensor digitorum longus et peroneus tertius. Cabang-
cabang a. peronea lainnya adalah a. malleolaris posterior lateralis, juga rr. calcanei
laterales posteriores. Sedang cabang terminal a. tibialis posterior adalah aa. plantares
medialis et lateralis.
Vv, tibiales posteriores berjalan bersama arterianya dan ikut membentuk v.
poplitea.
SARAF-SARAF DI REGIO CRURIS DORSALIS
N. tibialis berjalan di superficial dari m. popliteus dan di profundus dari m.
gastrocnemius. Di tepi inferior m. popliteus saraf ini berada di profundus arcus
tendineus m. soleus. Berjalan ke inferior awalnya di posterior dari mm. tibialis
posterior et flexor digitorum longus, kemudian di posterior dari tibia. Selanjutnya
berjalan lebih superficial dan menyilang di posterior dari a. tibialis posterior untuk
berada di lateralnya. Saraf ini berakhir di profundus dari retinaculum musculorum
flexorum dengan bercabang menjadi dua cabang terminalnya, yaitu nn. plantares
medialis et lateralis.
Selain menginervasi otot-otot regio ini, saraf ini mempunyai cabang rr. calcanei
mediales untuk kulit daerah calcaneus dan planta pedis

REGIO PEDIS
EXTREMITAS INFERIOR

ANATOMI PEMUKAAN
Di regio ini ujung malleolus medialis dapat diraba. Di inferiornya, kira-kira
selebar jari, terdapat sustentaculum tali; tuberositas ossis navicularis terdapat kira-kira
dua jari di anterior dari susrentaculum tali. Sedang caput tali terdapat diantara
sustentaculum tali dan tuberositas ossis navicularis. Basis metatarsalis V terdapat di
pertengahan tepi lateral regio pedis.
Pulsasi a. tibialis anterior dapat diraba diantara kedua malleoli, ketika arteria ini
berubah menjadi a. dorsalis pedis. Tendines insertiones mm. tibialis anterior et
extensor hallucis longus terletak di medialnya, sedang tendines insertionya mm.
extensor digitorum longus et peroneus tertius di lateralnya.

FASCIA SUPERFICIALIS
Di dorsum pedis, fascia superficiallisnya tipis dan terdapat venae superficiales,
yaitu w. digitales dorsales pedis, metatarsales dorsales pedis et arcus venosus dorsalis
pedis; serta cabang-cabang nn. peroneus profundus, saphenus, cutanei dorsales pedis
medialis intermedins et lateralis.
Fascia superficial di planta pedis lebih tebal, karena berfungsi sebagai bantalan
antara tulang dan kulit. Disini terdapat w. plantares superficiales yang membentuk
arcus venosus plantaris pedis serta cabang-cabang rr. calcanei mediates n, tibialis, nn.
plantares medialis et lateralis dan nn. digitales plantares.

Vv. Digitales Dorsales Pedis


Pada tiap digitus terdapat dua venae ini. Setiap vena ini menyatu dengan v.
digitalis dorsalis pedis pada digitus didekatnya untuk membentuk v. metartarsalis
dorsalis pedis.

Vv. Metatarsales Dorsales Pedis


Venae ini membentuk arcus venous dorsalis pedis

Arcus Venosus Dorsalis Pedis


Arcus ini terletak di bagian distal corpora metatarsales. V. digitalis dorsalis
pedis di sisi medial hallux bersama dengan ujung medial arcus venosus dorsalis pedis
membentuk v. saphena magna. Sedang v. digitalis dorsalis pedis di sisi lateral digitus
V bersama dengan ujung lateral arcus venosus dorsalis pedis membentuk v. saphena
parva.
EXTREMITAS INFERIOR

N. Peroneus Profundus
Saraf ini berakhir sebagai nn. digitales dorsales dan menginervasi sisi lateral
halluf dan sisi medial digitus II.

N. Saphenus
Setelah berjalan di anterior dari malleolus medialis kemudian berjalan di
sepanjang sisi medial regio pedis untuk menginervasi kulit daerah ini.

Nn. Cutanei Dorsales Medialis et Intermedins


N. peroneus superficialis di bagian inferior regio cruris bercabang menjadi dua
cabang terminalnya. Keduanya berjalan di anterior dari retinacula musculorum
extensorum. Selanjutnya keduanya berjalan di profundus dari arcus venosus dorsalis
pedis. Akhirnya kedua saraf ini masing-masing bercabang menjadi nn. digitales
dorsales untuk menginervsi sisi medial hallux sampai sisi medial digitus V, selain itu
n. cutaneus dorsalis medialis menginervasi kulit di sisi medial regio pedis.

N. Cutaneus Dorsalis Lateralis


Saraf ini berasal dari n. suralis dan menginervasi tepi lateral dorsum pedis dan
sisi lateral digitus V.

Arcus Venosus Plantaris


Vv. plantares superficiales menyatu untuk membentuk arcus venosus plantaris.
Dari sini aliran darah venanya menuju w. saphena magna et parva.

Rr. Calcanei Mediates N. Tibialis


Cabang-cabangnya menginervasi kulit darah calcaneue

Nn. Plantares Medialis et Lateralis


Saraf-saraf ini cabang-cabangnya menginervasi sebagian besar kulit planta
pedis.

Nn. Digitales Plantares


Kulit pada digiti diinervasi oleh cabang-cabang saraf-saraf ini.

FASCIA PROFUNDUS
Fascia ini merupakan lanjutan fascia cruris. Di dorsum pedis fascianya tipis dan
merupakan lanjutan retinaculum musculorum extensorum inferior. Di sisi lateral dan
EXTREMITAS INFERIOR

posterior, fascia profundusnya melanjutkan diri sebagai fascia plantaris.


Di planta pedis fascia plantaris bagian sentral menebal, membentuk aponeurosis
plantaris. Struktur ini berfungsi untuk menyangga arcus pedis longitudinalis.
Aponeurosis plantaris melekat pada tuber calcanei dan menyebar ke seluruh planta
pedis, makin lebar dan makin tipis. Dari tepi-tepi bagian sentral aponeurosis ini, septa
vertical menonjol ke profundus, sehingga terbentuk tiga ruang di planta pedis, yaitu
medial, lateral dan sentral.

REGIO DORSALIS PEDIS

OTOT-OTOT DI REGIO DORSALIS PEDIS


Hanya terdapat dua otot yang saling berhubungan erat di regio ini, yaitu mm.
extensores hallucis brevis et digitorum brevis. Keduanya berorigo pada bagian
anterolateral permukaan superior calcaneus dan retinaculum musculorum extensorum
inferior, serta diinervasi oleh n. peroneus profundus.

M. Extensor Hallucis Brevis


Merupakan bagian paling medial dari m. extensor digitorum brevis. Insertionya
pada basis phalangis proximalis hallucis.
Fungsinya untuk extentio hallux pada articulatio metatarsophalangealis.

M. Extensor Digitorum Brevis


Otot ini terbagi menjadi tiga tendines insertiones untuk berinsertio pada sisi
lateral tendines insertiones m. extensor digitorum longus dan bases phalanges
proximales digiti II-IV.
Fungsinya untuk extentio digiti II-IV pada articulationes metatarsophalangealis

VASA DI REGIO DORSALIS PEDIS


A. dorsalis pedis merupakan lanjutan dari a. tibialis anterior yang muncul tepat
di medial dari n. peroneus profundus dan diantara tendines insertiones mm. extensores
hallucis longus et digitorum longus. Kemudian berjalan ke distal menuju daerah di
antara hallux dan digitus II, dan akhimya bercabang menjadi dua arteriae, yaitu a.
arcuata, yang berjalan transversal dan lebih kecil, serta r. plantaris profundus, yang
menuju m. interosseus dorsalis I. keduanya mengeluarkan cabang-cabang, yaitu aa.
metatarsals dorsales, yang berhubungan dengan arcus plantaris dan aa. metatarsals
plantares, serta berakhir sebagai aa. digitales dorsales.
Cabang-cabang a. dorsalis pedis lainnya adalah aa. tarsales medialis et lateralis.
EXTREMITAS INFERIOR

SARAF-SARAF DI REGIO DORSALIS PEDIS


N. peroneus profundus muncul di dorsum pedis awalnya di profundus dari
retinaculum musculorum extensorum inferior dan berjalan di antara tendines
insertiones mm. extensores hallucis longus et digitorum longus. Kemudian berjalan
ke distal di profundus dari m. extensor digitorum brevis dan akhirnya bercabang
menjadi nn. digitales dorsales.

REGIO PLANTARIS PEDIS

OTOT-OTOT DI REGIO PLANTARIS PfeDIS


Untuk keperluan deseksi, maka otot-otot di regio ini dibagi menjadi empat
lapisan. Lapisan pertama, yang paling superficial, terdiri dari mm. adducto hallucis,
flexor digitorum brevis et abductor digiti V.
Di lapisan kedua terdapat mm. quadratus plantae et lumbricales dan tendines
insertiones mm. flexores hallucis longus et digitorum longus.
Lapisan ketiga terdiri dari mm. flexor hallucis brevis, adductor hallucis et flexor digiti
V brevis.
Sedang lapisan keempat atau paling profundus, terdiri dari mm. interossei dan
tendines insertiones mm. tibialis posterior et peroneus longus.

M. Abductor Hallucis
Otot ini letaknya superficial di tepi medial regio pedis. Origonya pada processus
medialis tuberis calcanei dan insertionya pada basis phalangis proximalis hallucis.
Inervasinya berasal dari n. plantaris medialis.
Fungsi otot ini untuk flexio dan abductio hallux pada articulatio
metatarsophangealis.

M. Flexor Digitorum Brevis


Letaknya di antara mm. abductores hallucis et digiti V. Origonya pada processus
medialis tuberis calcanei dan berinsertio opada phalanges mediae digiti II-V.
Otot ini diinervasi oleh n. plantaris medialis. Fungsi otot ini untuk flexio digiti
II-V pada articulationes interphalangeales.

M. Abductor Digiti V
Diantara ketiga otot lapisan pertama m. abductor digiti V letaknya paling lateral.
EXTREMITAS INFERIOR

Origonya pada procesi medialis et lateralis tuberis calcanei, sedang insertionya pada
sisi lateral basis phalangis proximalis digiti V.
Otot ini diinervasi oleh n. plantaris lateralis.
Fungsinya adalah untuk flexio dan abductio phalanx proximalis digiti V pada
articulatio metatarsophalangeal.

M. Quadratus Plantae
Otot ini berorigo pada permukaan medial dan tepi lateral calcaneus, serta
insertionya pada tepi posterolateral tendo insertio m. flexor digitorum longus.
Inervasinya dari n. plantaris lateralis.
Otot ini berfungsi untuk flexio phalanges distales digiti II-V pada articulationes
interphalangeales.

Mm. Lumbricales
Jumlah ototnya empat dan penamaanya dimulai dari medial. Origonya pada
tendo insertio m. flexor digitorum longus. Sedang insertionya pada phalanges
proximales digiti II-V dan tendo insertio m. extensor digitorum longus.
Inervasi untuk m. lumbicalis I dari n. plantaris medialis, sedang untuk mm.
lumbicales II-IV dari n. plantaris lateralis.
Fungsinya untuk flexio phalanges proximales digiti II-V pada articulationes
metatarsophalangeales dan extentio phalanges distales digiti II-V pada articulationes
interphalangeales.

M. Flexor Hallucis Brevis


Otot ini berada di superficial dari permukaan plantar os metatarsalis I. origonya
pada ossa cuboideum dan cuneiforme III, serta berinsertio pada basis phalangis
proximalis hallucis.
Inservasinya dari n. plantaris medialis.
Otot ini berfungsi untuk flexio phalanx proximalis hallucis pada articulatio
metatasophalangealis.

M. Adductor Hallucis
Otot yang bentuknya mirip segitiga ini mempunyai dua capita, yaitu caput
obliquum dan caput transversum. Origo caput obliquumnya pada bases metatarsals II-
IV dan caput transversumnya pada ligamentum metatarsal transversum profundus.
Keduanya berinsertio pada sisi lateral basis phalangis proximalis hallucis.
Inervasi untuk otot ini dari n. plantaris lateralis.
EXTREMITAS INFERIOR

Fungsinya untuk adductio dan flexio phalax proximalis hallucis pada articulatio
metatarsophalangeal.

M. Flexor Digiti V Brevis


Otot ramping dan kecil ini origonya pada basis metatarsalis V dan insertionya
pada basis phalangis proximal digiti V.
Inervasinya berasal dari n. plantaris lateralis.
Otot ini mempunyai fungsi untuk flexio phalanx proximalis digiti V pada
articulatio metatarsophalangealis.

Mm. Interossei
Terdapat tiga mm. interossei plantares dan empat mm. interossei dorsales. Otot-
otot ini menempati ruang d iantara ossa metatarsalia. Origo mm. interossei plantares
pada bases dan sisi-sisi medial ossa metatarsalia III-V dan berinsertio pada sisi-sisi
medial bases phalanges proximales digiti III-V. sedang origo mm. interossei dorsales
pada sisi-sisi yang berdampingan metatarsals I-IV dan bases metatarsals I-IV. Insertio
mm. interossei plantares pada bases phalanges proximales digiti III-V, untuk m.
interosseus dorsalis I pada sisi medial phalanx proximalis digiti II dan mm. interossei
dorales II -IV pada sisi sisi lateral phalanges proximales digiti II-IV.
Otot ini diinervasi oleh n. plantaris lateralis.
Fungsi semua mm. interossei adalah untuk flexio digiti II-V, sedang mm.
interossei plantares untuk adductio digiti II-IV pada articulationes
metatarsophalangeales dan mm. interossei dorsales untuk abductio digiti II-IV pada
articulationes metatarsophalangeales.

VASA DIREGIO PLANTARIS PEDIS


A. tibialis posterior di profundus retinaculum musculorum flexorum bercabang
menjadi cabang terminalnya, yaitu aa. plantares medialis et lateralis. Keduanya
memasuki planta pedis di profundus dari m. abductor hallucis bersama nn. plantares
medialis et lateralis.
Venae di planta pedis dimulai dari w. digitales plantares yang berjalan ke
proximal dan bersama venae dari rete venosus plantaris membentuk w. metatarsales
plantares. Kemudian w. metatarsals plantares membentuk arcus venosus plantaris.
Dari sini, w. plantares medialis et lateralis berjalan ke posterior dan keduanya menyatu
di posterior dari malleolus medialis membentuk v. tibialis posterior.

A. Plantaris Medialis
EXTREMITAS INFERIOR

Arteria yang merupakan cabang terminal yang lebih kecil dari a. tibialis
posterior berjalan ke distal di sisi medial regio pedis diantara mm. abductor hallucis et
flexor digitorum brevis R. superficialisnya melanjutkan diri ke anterior dan
memberikan arterialisasi untuk sisi medial hallux, sedang r. profundusnya
mengeluarkan cabang-cabang yang beranastomosis dengan aa. metatarsals plantares.

A. Plantaris Lateralis
Arteria yang lebih besar dari pada a. plantaris medialis ini berjalan ke
anterolateral, diantara mm. flexor digitorum brevis et quadratus plantae. Ketika
mencapai basis metatarsalis V, arteria ini melengkung ke medial diantara lapisan otot
ketiga dan keempat untuk membentuk arcus plantaris.

Arcus Plantaris
Arcus ini dibentuk oleh a. plantaris lateralis dengan r. plantaris profundus a.
dorsalis pedis dan berada di antara lapisan otot ketiga dan keempat bersama r.
profundus n. plantaris lateralis. Arcus plantaris mempunyai cabang aa. metatarsals
plantares dan rr. perforantes. Aa. metatarsals plantares bercabang menjadi aa. digitales
plantares communes. Akhirnya aa. digitales plantares communes bercabang menjadi
aa.digitales plantares propriae.

SARAF-SARAF DI REGIO PLANTARIS PEI*IS


N. tibialis bercabang menjadi dua cabang terminalnya, yaitu nn, plantares
medialis et lateralis, di posterior dari malleolus medialis. Keduanya menginervasi otot-
otot intrinsik regio pedis, kecuali mm. extensores hallucis brevis et digitorum brevis
dan juga menginervasi kulit planta pedis.

N. Plantaris Medialis
Saraf yang lebih besar dari pada n. plantaris lateralis ini berjalan di profundus
dari m. abductor hallucis. Kemudian berjalan ke anterior di antara mm. abductor
hallucis et flexor digitorum brevis di lateral dari a. plantaris medialis. Saraf ini
bercabang menjadi n. digitalis plantaris proprius di sisi medial hallux dan juga
mengeluarkan cabang untuk inervasi bagian medial planta pedis. Ke distal saraf ini
bercabang menjadi nn. digitales plantares communes dan masing-masing a digitalis
plantaris communis akhirnya bercabang menjadi nn. digitales plantares proprii.

N. Plantaris Lateralis
Saraf ini dimulai di profundus dari retinaculum musculorum flexorum dan m.
EXTREMITAS INFERIOR

abductor hallucis. Kemudian berjalan ke anterolateral di medial dari a. plantaris


lateralis serta diantara lapisan otot pertama dan kedua. N. plantaris lateralis berakhir
menjadi dua cabang terminalnya, yaitu rr. superficialis et profundus. R.
superficialisnya bercabang menjadi nn. digitales plantares communes dan akhirnya
masing-masing n. digitalis plantaris communis bercabang menjadi nn. digitales
plantares proprii.
EXTREMITAS INFERIOR

DAFTAR PUSTAKA

April, E.W. : Anatomy, 2nd Ed. A Willey Medical Publication!, Baltimore, 1990.

Basmajian, J.V. (ed) : Grant's Method of Anatomy, 11th Ed. Williams & Wilkins
Company, Baltimore, 1989.

Garner, E., Gray, D.J., and O'Rahilly, B. : Anatomy : A Regional Study of Human
Structure, W.B. Saunders Company, Philadelphia, 1986.

Goss, CM. (ed) : Gray's Anatomy of Human Body, 27th Am. Ed. Lea & Febiger,
Philadelphia, 1962.

Hollinshead, W.H. : Anatomy for Surgeons, Vol. 3. Harper & Row, New York, 1966.

Hollinshead, W.H. : Textbook of Anatomy, 2nd Ed. Harper & Row, New York, 1967.

International Anatomical Nomenclature Committee : Nomina Anatomica, 5 th Ed.


Waverly Press, Baltimore, 1983.

Lindner, H.H.: Clinical Anatomy, 1st Ed. Appleton & Lange, Connecticut, 1989.

Moore, K.L. : Clinically Oriented Anatomy, 3rd ed. Williams & Wilkins Company,
Baltimore, 1992.

Rasch, P.J. and Burke R.K. : Kinesiology & Applied Anatomy, 6th Ed. Lea &
Febiger, Philadelphia, 1978.

Rasch, P.J. and Burke, R.K. : Kinesiology & Applied Anatomy, 6th Ed. Lea &
Febiger, Philadelphia, 1978.

Snell, R.S. : Clinical Anatomy for Medical Students, 5th Ed. Little, Brown &
Company, Boston, 1995.
EXTREMITAS SUPERIOR

EXTREMITAS SUPERIOR

PENDAHULUAN
Ciri khas extremitas superior adalah gerakannya yang bebas terutama pada
manus. Banyak gerakan yang dipengaruhi oleh otot-otot yang mempunyai origo yang
luas di costae dan vertebrae. Dengan demikian otot-otot di regiones thoracales
ventralis et dorsalis termasuk dalam pembicaraan mengenai extremitas superior.
Extremitas superior awalnya muncul sebagai kuncup kecil pada embrio yang
panjangnya kira-kira 5 mm atau berumur 4 minggu pascaovulasi. Tiap-tiap kuncup
bakal extremitas superior memanjang dan tumbuh dengan urutan proximodistal.
Sebagai contoh antebrachium muncul lebih dahulu dari pada manus. Beberapa hari
setelah extremitas superior pertama kali dapat terlihat, saraf-saraf tumbuh di
dalamnya, demikian juga kerangka dan otot-otot mengalami diferensiasi. Tak berapa
lama kemudian, digiti dapat dikenali.
Extremitas superior dibagi menjadi beberapa regiones, yaitu regiones thoracalis
(termasuk fossa axillaris), brachii, cubiti, antebrachii et manus. Masing-masing regio
terdiri dari dua bagian, yaitu ventral (anterior) dan dorsal (posterior), misalnya regio
thoracalis terdiri dari regiones thoracales ventralis et dorsalis.

REGIO THORACALIS

ANATOMI PERMUKAAN
Pada laki-laki di regio thoracalis ventralis terutama tampak adanya
m.pectoralis major, yang melanjutkan diri sebagai dinding anterior Sedang pada
perempuan, gambaran yang menonjol adalah adanya glandulae mammae, yang
diakibatkan oleh elemen kelenjamya, maupun lemak yang terdapat diantara elemen-
elemennya.
Scapula yang terdapat di regio thoracalis dorsalis, letaknya setinggi costae III-
VII dalam posisi anatomik, sedang trigonum spinae scapulaenya setinggi corpus
vertebrae thoracalis III. Processus coracoideusnya dapat teraba di inferior dari titik
pertemuan sepertiga bagian lateral dan sepertiga bagian tengah clavicula, profundus
terhadap tepi anterior m. deltoideus. Acromion akan tergambar jelas bila m. deltoideus
berkontraksi. Articulatio acromioclavicularis terdapat disebelah medial dari bagian
lateral acromion.
EXTREMITAS SUPERIOR

FASCIA SUPERFICIALIS
Di regio thoracalis ventralis fascia superficialisnya mengandung lemak, yang
pada laki-laki lapisan lemak yang tertebal berada di daerah profundus dari papilla et
areola mammae, sedang pada perempuan lapisan lemaknya membentuk massa besar
yang terletak diantara dan sekeliling jaringan glandulae mammae. Fascia superficialis
di bagian paling superior regio thoracalis mengandung m. platysma yang terutama
terletak di regio colli, dan menyilang clavicula. Selain itu, di fascia superficialisnya
terdapat vasa superficial dan nn. cutanei. Vasa superficial di regio ini berasal dari rr.
perforantes vasa thoracica interna et thoracalis lateralis dan v. cephalica. Saraf-saraf
superficial di regio ini adalah nn. supraclaviculares, rr. cutanei anteriores et laterales
nn. intercostales II-VII.
Fascia superficialis di regio thoracalis dorsalis tebal seperti juga kulitnya.
Permukaan profundus fascia superficial menyatu dengan fascia profundus yang
membungkus otot-otot di regio ini. Vasa superficialnya berasal dari cabang-cabang rr.
dorsales vasa intercostales posteriores et lumbales. Saraf-saraf superficial yang
terdapat di sini adalah cabang-cabang rr. dorsales nn. cervicales I-thoracales VIII, rr.
cutanei laterales nn. intercostales dan nn. supraclaviculares.

Rr. Perforantes Vasa Thoracica Interna


Rami ini menembus m. pectoralis major bersama rr. cutanei anteriores nn.
intercostalis II-VIII.

Rr. Perforantes Vasa Thoracalis Lateralis


Cabang-cabang ini mencapai regio thoracalis ventralis dengan berjalan di dalam
fascia superficialis yang berada di superficial dari tepi lateral m. pectoralis major.
Rr. Dorsales Vasa Intercostales Posteriores
Rami ini memberikan anrterialisasi otot-otot regio thoracalis dorsalis dan
columna vertebralis.

Rr. Dorsales Vasa Lumbales


Cabang-cabang ini juga memberikan arterialisasi untuk otot-otot regio
thoracalis dorsalis dan columna vertebralis.

V. Cephalica
Ujung superior vena ini berjalan di trigonum deltoideopectorale dan menuju ke
profundus di inferior dari calvicula untuk mencapai fossa axillaris.
Nn. Supraclaviculares
EXTREMITAS SUPERIOR

Saraf-saraf ini berasal dari plexus cervicalis dan cabang-cabangnya berjalan ke


inferior di superficial dari clavicula dan m. platysma untuk menginervasi kulit di spatia
intercostales I et II

Rr. Cutanei Anteriores Nn. Intercostales II-VH


Cabang-cabang ini menembus m. pectoralis major bersama cabang-cabang vasa
thoracica interna dan berjalan ke medial menginervasi kulit sejauh linea mediana, ke
lateral menginervasi kulit sejauh daerah yang diinervasi tumpang tindih bersama
dengan rr. cutanei laterales nn. intercostales II-VII.

Rr. Cutanei Laterales Nn. Intercostales II-VII


Rami ini bercabang lagi menjadi cabang-cabang anterior dan posterior. Cabang
anteriornya menginervasi glandulae mammae pada perempuan. Secang cabang
posteriornya berjalan posteromedial menyilang tepi anterior m. latissimus dorsi untuk
menginervasi kulit daerah lateral regio thoracalis dorsalis.

Rr. Dorsales Nn. Cervicales I-Thoracales VIII


Cabang-cabang ini perjalanannya menjadi superficial di dekat linea mediana.

GLANDULAE MAMMAE

Glandula mammae terletak di dalam fascia superficialis. Tiap glandula terdiri


dari parenchyma dan stroma. Parenchymanya tersusun dari 15-20 lobi, yang tersebar
di dalam stroma yang terdiri jaringan ikat dan jaringan lemak. Tiap lobus mempunyai
ductus lactiferus tersendiri, yang bermuara di papilla mammae. Di dekat muaranya,
ductus ini melebar dan disebut sinus lactiferus. Jaringan lemak merupakan komponen
terbesar dari glandulae mammae perempuan.
Glandula mammae terbentang di antara costa II-VI dan di antara tepi lateral
sternum sampai linea medioaxillaris. Dua pertiga bagiannya terdapat di superficial
dari m. pectoralis major, sedang sepertiganya terletak di superficial dari m. serratus
anterior. Glandula ini difiksasi ke kulit oleh adanya ligamentum suspensorium yang
berjalan dari fascia profundus sampai permukaan profundus kulit.
Papilla mammae berupa suatu tonjolan yang biasanya terletak setinggi spatium
intercostalis IV, merupakan muara ductus lactiferus. Struktur ini terutama terdiri dari
jaringan otot polos sirkuler, sehingga pada saat berkontraksi, jaringan otot polos ini
menekan ductus lactiferus serta menyebabkan papilla mammae erectio. Jaringan otot
polos longitudinalnya dapat menyebabkan depressio atau retractio papilla mammae.
EXTREMITAS SUPERIOR

Di areola mammae, suatu daerah sekeliling papilla mammae yang


pigmentasinya lebih banyak daripada sekitarnya, terdapat glandula areolaris. Fungsi
glandula areolaris adalah menghasilkan pelumas untuk melindungi areola et papilla
mammae. Di profundus dari areola mammae terdapat otot polos dan plexus
lymphaticus, tetapi tidak terdapat jaringan lemak.
Inervasinya berasal dari rr. cutanei arteriores et laterales nn. intercostales II-VI.
Rr. perforantes aa. thoracica interna et thoracalis lateralis mencapai glandula
mammae melalui tepi-tepinya, sedang cabang-cabang aa. intercostales melalui
permukaan profundusnya. Venae superficialesnya bermuara pada v. thoracica interna
atau w. superficiales di bagian inferior regio [colli, sedang venae profundinya
bermuara ke w. thoracica interna, axillaris atau intercostales.
Pembuluh limfe interlobaris mengalirkan limfenya menuju plexus subareolaris.
Dari sini dan bagian lain glandula mammae, kebanyakan pembuluh limfenya
mengikuti venae menuju fossa axillaris. Sekitar 75% aliran limfenya menuju Inn.
axillares.

FASCIA PROFUNDUS
Fascia profundus di regio thoracalis ventralis, yang disebut fascia pectoralis,
melekat pada clavicula dan sternum, serta membungkus m. pectoralis major. Di tepi
inferolateral otot ini fascia pectoralis melanjutkan diri ke m. latissimus dorsi. Di sini
fascia pectoralis terbagi menjadi dua lapisan yang akan membungkus m. latissimus
dorsi dan di posterior melekat pada processi spinosi vertebrae thoracales. Di antara
mm. pectoralis major et latissimus dorsi, fascia ini menebal dan disebut fascia axillaris
yang membentuk dasar fossa axillaris. Selapis fascia ini berjalan ke superior dan
membungkus m. pectoralis minor, kadang-kadang disebut sebagai ligamentum
suspensorium axillaris. Selanjutnya selapis lapisan fascia ini melanjutkan diri ke
superior sebagai fascia clavipectoralis untuk membungkus m. subclavius dan melekat
pada clavicula.
Fascia clavipectoralis ke medial menyatu dengan fascia yang melapisi spatia
intercostales I et II dan melekat pada costa I. Ke lateral, fascia ini meluas sampai
processus coracoideus scapulae dan menyatu dengan fasciae mm. biceps brachii et
coracobrachialis. Bagian dari fascia coiracocleidopectorale yang terletak di antara
costa I dan processus coracoideus scapulae menebal dan dinamakan ligamentum
costocoracoideum. Di posterior, fascia ini menyatu dengan axillary sheath dan
ditembus oleh v.cephalica, a. thoracoacromialis serta n. pectoralis lateralis.
Fascia profundus di regio thoracalis dorsalis yang terletak di superficial dari
mm. trapezius et latissimus dorsi tipis tetapi kuat dan melekat pada otot-otot ini serta
EXTREMITAS SUPERIOR

fascia superficialis. Ditepi bebas kedua otot ini, fascia profundus menyatu dengan
fascia yang terletak di profundus dari kedua otot. Fascia di profundus dari m.
latissimus dorsi ketika mencapai tepi lateral otot ini, menyatu dengan fascia yang
terletak di superficialnya. Lebih jauh dari tepi lateral m. latissimus dorsi, fascia ini
menyatu dengan fasciae mm. obliquus abdominis externus et serratus anterior serte
sebagian melanjutkan diri sebagai fasciae profundi regio brachii dan fossa axillaris.
Ke medial, fascia yang terletak di profundus dari m. latissimus dorsi menyatu dengan
aponeurosis otot ini.

REGIO THORACALIS VENTRALIS

OTOT-OTOT DI REGIO THORACALIS VENTRALIS


Di regio ini terdapat mm. pectorales major et minor, subclavius, serratus
anterior, yang semuanya, menghubungkan extremitas superior dengan skeleton
thoracalis. M. pectoralis major merupakan satu-satunya otot di regio thoracalis
ventralis yang berinsertio di humerus, yang lain berinsertio di cingulum extremitatis
superior. Dengan gambaran diatas, maka sebagian otot-otot extremitas superior dapat
dibagi menjadi tiga kelompok menurut letak origo maupun insertionya, yaitu
truncocingular, truncoextreminal dan cinguloextremital. Kelompok truncocingular
berorigo di truncus dan berinsertio di cingulum extremitatis superioris sebagai contoh
adalah m. pectoralis minor. Otot yang berorigo di truncus dan berinsertio di extremitas
superior termasuk kelompok truncoextremital, contohnya adalah m. pectoralis major
pars stemocostalis. Sedang kelompok cinguloextremital adalah otot yang berorigo di
cingulum extremitatis superioris dan berinsertio di extremitas superior, misalnya m.
pectoralis major pars clavicularis.
Inervasi otot-otot di regio ini semuanya berasal dari cabang-cabang plexus
brachialis.

M. Pectoralis Major
Otot yang besar dan bentuknya mirip kipas ini berorigo di sepertiga bagian
medial clavicula, bagian lateral; fascies anterior manubrium et corpus sterni,
cartilagines costales I-VI dan aponeurosis m. obliquus abdominis externus. Karena
origonya begitu luas, maka otot ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu paries
clavicularis, stemocostalis et abdominalis. Insertionya di crista tuberculi majoris
humeri.
Inervasinya berasal dari nn. pectorales lateralis et medialis.
Fungsi otot ini untuk flexio, adductio dan rotatio medial pada articeiatio humeri.
EXTREMITAS SUPERIOR

M. Pectoralis Minor
Otot ini terletak profundus dari m. pectoralis major. Origonya di costae III-V
dan insertionya di processus coracoideus scapulae.
Nn. pectorales medialis et lateralis juga menginervasi otot ini.
M. pectoralis minor fungsinya untuk abductio dan rotatio inferior scapula.

M. Subclavius
Origo otot yang kecil dan tertutup oleh clavicula ini adalah di pertemuan antara
costa I dan cartilago costalis I, sedang insertionya adalah di sulcus m. subclavii
claviculae.
N. subclavius diinervasi oleh n. subclavius.
Otot ini fungsinya untuk menarik clavicula ke medial.

M. Serratus Anterior
Otot yang besar ini origonya di costae I-VIII dan insertionya di angulus superior,
margo medialis et angulus inferior scapulae.
Inervasinya berasal dari n. thoracalis longus.
Fungsi otot ini untuk rotatio scapula.

TRIGONUM DELTOIDEOPECTORALE
Celah sempit berbentuk segitiga ini dibatasi oleh m. pectoralis major, m.
deltoideus dan clavicula. Atapnya dibentuk oleh fascia pectoralis yang ditembus oleh
r. deltoideus a. thoracoacromialis dan v. cephalica. Dasarnya dibentuk oleh fascia
clavipectorale yang ditembus oleh r. deltoideus a.thoraciacrominalis, v. cephalica dan
n. pectoralis lateralis.

VASA DI REGIO THORACALIS VENTRALIS


Arteriae utama di regio ini adalah aa. thoracoacrominalis et thoracalis lateralis.
Selain itu terdapat rr. perforantes a. thoracica interna dan a. thoracica suprema.
Semua arteriae diikuti oleh venaenya dan semua venae ini bermuara ke dalam
v. axillaris. V. thoracalis lateralis beranastomosis dengan v. epigastrica superficialis,
yang terletak di extremitas inferior, melalui v. thoracoepigastrica. Juga terdapat v.
cephalica di regio ini.

A. Thoracoacromialis
Arteria ini merupakan cabang a. axillaris dan menembus fascia clavipectorale.
EXTREMITAS SUPERIOR

Selanjutnya bercabang menjadi rr. clavicularis, pectoralis, deltoideus et acromialis.


R. clavicularisnya yang kecil berjalan ke mediosuperior menuju articulatio
stemoclavicularis untuk memberikan arterialisasinya bagi articulatio ini dan juga
untuk sebagian kecil dinding anterior thorax.
Cabang terbesarnya, yaitu r. pectoralis berjalan ke inferior bersama n. pectoralis
lateralis di permukaan profundus m. pectoralis major.
R. deltoideus a. thoracoacromialis berjalan ke anterior di antara pars clavicularis
m. pectoralis major dan tepi anterior m. deltoideus, kemudian berjalan ke inferior
sejajar dengan v. cephalica di trigonum deltoideopectorale.
Cabang kecil lainnya, yaitu r. acromialis berjalan ke laterosuperior, muncul di
antara mm. deltoideus et pectoralis major untuk membentuk rete acromiale di sekitar
acromion bersama cabang aa. suprascapularis et circumflexa humeri posterior.

A. Thoracalis Lateralis
Cabang a. axillaris ini berjalan ke inferior di sepanjang sisi anterolateral dinding
thorax setinggi tepi lateral m. pectoralis minor. Arteria ini memberikan arterialisasinya
untuk mm. serratus anterior et pectorales dan glandulae mammae, serta
beranastomosis dengan aa. intercostales.

A. Thoracica Suprema
Arteria yang juga merupakan cabang a. axillaris ini berjalan ke medial untuk
memberikan arteriaiisasi bagi spatia intercostales I et II.

V. Cephalica
Vena ini berjalan di antara mm. pectoralis major et deltoideus, kemudian
berbelok ke profundus di antara kedua otot ini untuk bermuara ke ujung superior v.
axillaris.

SARAF-SARAF DI REGIO THORACALIS VENTRALIS


Di regio ini hanya terdapat nn. pectorales medialis et lateralis, yang
menginervasi kedua mm. pectorales.

N. Pectoralis Medialis
Saraf ini berjalan diantara arteria et vena axillaris dan menuju permukaan
profundus m. pectoralis minor, memberikan inervasi untuknya dan menembus otot ini.
Kemudian menuju m. pectoralis major.
EXTREMITAS SUPERIOR

N. Pectoralis Lateralis
Bersama a. thoracoacromialis, saraf ini menembus fascia clavicupectorale dan
menembus permukaan profundus pars clavicularis m. pectoralis major.

FOSSA AXILLARIS

Ruang yang berbentuk mirip piramid ini terletak di antara extremitas superior
dan dinding thorax. Binding arteriomya dibentuk oleh mm. pectorales major et minor;
dinding posteriornya dibentuk oleh mm. subscapularis, teres major et latissimus dorsi;
dinding medialnya dibentuk oleh costae I-V beserta mm. intercostalesnya dan m.
serratus anterior; sedang dinding lateralnya adalah sulcus intertubercularis humeri.
Sebagai apexnya adalah celah yang terletak di antara tepi posterior clavicula, margo
superior scapulae dan tepi externa costa I, serta basisnya dibentuk oleh fascia axillaris.
Di dalam fossa axillaris terdapat vasa axillaris, bagian terakhir v. cephalica,
plexus brachialis dan cabang-cabangnya, nn. intercostales, serta Inn. axillares. Vasa
axillaris di proximal dibungkus oleh axillary sheath^ yang merupakan perluasan
lamina prevertebralis fascia cervicalis ke inferior.

VASA AXILLARIS
A. axillaris yang merupakan lanjutan a. subclavia, dimulai dari tepi external
costa I. Akhirnya a. axillaris melanjutkan diri sebagai a.. brachialis di tepi inferior m.
teres major. Dalam perjalanannya di dalam fo|ssa axillaris, a axillaris antara lain
berada di posterior dari m. pectoralis minor. Karena itu a. axillaris dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu bagian pertama yang terletak di superior dari m. pectoralis minor, bagian
kedua adalah yang terdapat di posterior dari otot ini, serta bagian ketiga adalah yang
terletak di inferior dari otot ini.
Cabang bagian pertama a. axillaris adalah a. thoracica suprema; cabang bagian
kedua adalah aa. thoracoacromialis et thoracalis lateralis; sedang cabang bagian ketiga
adalah aa. subscapularis, circumflexae humeri anterior et posterior.
V. axillaris yang berjalan sejajar dan berada di medial dari a. axillaris,
merupakan lanjutan v. basilica dan dimulai di tepi inferior m. teres major. Selanjutnya
v. axillaris akan melanjutkan diri sebagai v. subclavia di tepi external costa I.

A. Thoracica Suprema
Cabang a. axillaris bagian pertama yang kecil ini berjalan ke medial untuk
memberikan arterialisasi bagi spatia intercostales I et II.
EXTREMITAS SUPERIOR

A. Thoracoacromial
Pangkal arteria ini pendek, kemudian bercabang menjadi empat rami dan
menembus fascia clavipectoralis.
Cabang pertama yaitu r. acromialis menuju acromion untuk ikut membentuk
rete acromiale.
R. clavicularisnya memberikan arterialisasi untuk m. subclavius.
Mm. .pectorales mendapatkan arterialisasi dari r. pectoralis a.
thoracoacromialis.
R. deltoideus menuju ke inferior dan berjalan bersama v. cephalica.

A. Thoracalis Lateralis
Arteria yang juga merupakan cabang bagian kedua a. axillaris ini berjalan ke
inferior di sepanjang tepi lateral m. pectoralis minor.

A. Subscapularis
Cabang bagian ketiga dan biasanya merupakan cabang terbesar a.axillaris ini
berawal setinggi tepi inferior m. subscapularis, berjalan ke posterior dan mempunyai
cabang a. circumflexa scapulae serta melanjurkan diri sebagai a. thoracodorsalis.
A. circumflexa scapulae yang biasanya lebih besar dari pada a. thoracodorsalis,
berjalan ke posterior melalui hiatus axillaris medialis dan berjalan disekitar margo
lateralis scapulae.
A. thoracodorsalis berjalan ke inferior di sepanjang dinding posterior fossa
axillaris bersama n. thoracodorsalis. Otot-otot yang membentuk dinding posterior
fossa axillaris mendapat arterialisasi dari arteria ini.

A. Circumflexa Humeri Anterior


Arteria yang kecil ini berjalan ke lateral disepanjang sisi arterior collum
chirurgicum humeri

A. Circumflexa Humeri Posterior


Arteria yang lebih besar daripada a. circumflexa humeri anterior ini berada disisi
posterior collum chirurgicum humeri bersama n. axillaris dan keduanya berada di
hiatus axillaris lateralis, serta keduanya terletak di profundus dari m. deltoideus.
Arteria ini memberikan arterialisasi untuk m. deltoideus dan beranastomosis dengan
a. circumflexa humeri anterior.

PLEXUS BRACHIALIS
EXTREMITAS SUPERIOR

Rr. ventrales nn. cervicales V-thoracalis I adalah yang membentuk plexus ini.
Dari penyatuan kelima rami ventrales ini terbentuklah tiga trunci, yaitu truncus
superior yang dibentuk oleh rr. ventrales nn. cervicalis V-VI, truncus medius yang
dibentuk oleh rr. ventrales n. cervicalis VII, serta truncus inferior yang dibentuk oleh
rr. ventrales nn. cervicales VHI-thoracalis I. Masing-masing truncus bercabang dua,
yaitu divisiones arterior et posterior. Kemudian divisiones arteriores trunci superior et
medius menyatu membentuk fasciculus lateralis. Sedang divisio anterior truncus
inferior membentuk fasciculus medialis dan divisiones posteriores dari ketiga trunci
menyatu membentuk fasciculus posterior. Akhirnya masing-masing fasciculus akan
mengeluarkan cabang-cabangnya.
Cabang-cabang plexus brachialis dapat berasal dari cabang rr. ventrales,
truncus, maupun cabang dari fasciculus. Untuk mempermudah mencapai cabang-
cabang ini, maka cabang-cabang plexus brachialis dapat dibagi menjadi dua bagian,
yaitu pars supraciavicularis yang terdiri dari cabang-cabang rr. ventrales dan truncus
serta pars infraclavicularis yang terdiri dari cabang-cabang fasciculi. Cabang-cabang
yang berasal dari rr. ventrales adalah nn. dorsalis scapulae et thoracalis longus. Yang
berasal dari truncus superior adalah nn. subclavius et suprascapularis; sedang yang
berasal dari fasciculus lateralis adalah nn. pectoralis lateralis et musculocutaneus dan
radix lateralis n. medianus; cabang dari fasciculus medialis adalah nn. pectoralis
medialis, cutanei brachii et anterbrachii medialis, ulnaris dan radix medialis n. medius;
cabang dari fasciculus posterior adalah nn. subscapularis, thoracodorsalis, radialis et
axillaris.

N. Dorsalis Scapulae (C V)
Saraf ini menembus m. scalenus medius, berjalan di profundus m. levator
scapulae dan akhirnya menembus permukaan profundus mm. rhomboidei.

N. Thoracalis Longus (C V-VH)


Di posterior dari plexus brachialis dan bagian pertama a. axillaris, saraf ini
berjalan ke inferior serta berada di permukaan external m. serratus anterior yang
diinervasinya.

N. Subclavius (C V)
Saraf ini berjalan ke inferior, di posterior dari clavicula serta di anterior dari
plexus brachialis dan bagian ketiga a. subclavia. Kemudan berakhir di m. subclavius
untuk menginervasinya dan juga menginervasi articulatio sternoclavicularis.
EXTREMITAS SUPERIOR

N. Suprascapularis (C V-VT)
Untuk menuju incisura scapulae, saraf ini berjalan ke lateroposterior dan di sini
berada di inferior dan ligamentum transversum scapulae superius. Saraf ini
menginervasi articulationes acromioclavicularis et humeri dan mm.supraspinatus et
infraspinatus.

N. Pectoralis Lateralis (C V-VII)


Saraf ini menyilang di anterior vasa axillaris, menembus fascia clavipectorale
dan berakhir di m. pectoralis major. Articulationes acromioclavicularis et humeri
diinervasi oleh saraf ini.

N. Musculocutaneus (C V-VH)
M. coracobrachialis ditembus oleh saraf ini. N. musculocutaneus menginervasi
otot-otot flexor regio brachii, kulit di sisi lateral regio antebrachii dan articulatio cubiti.

N. Medianus (C V-T I)
Saraf ini dibentuk oleh cabang fasciculi lateralis et medialis N.medianus
menginervasi kulit di sisi anterior bagian lateral regio manus, sebagian besar otot-otot
flexor regio antebrachii, sebagian besar otot-otot pendek pollex, articulatio cubiti dan
sebagian besar articulationes di regio manus.

N. Pectoralis Medialis (C VHI-T I)


Saraf ini berjalan ke anterior di antara arteria dan vena axillaris, menembus dan
menginervasi m. pectoralis minor dan berakhir di m.pectoralis major.

N. Cutaneus Brachii Medialis (T I)


Cabang terkecil plexus brachialis adalah saraf ini, N. cutaneus brachii medialis
menyilang di anterior v. axillaris untuk mencapai sisi medial vena ini dan
menginervasi kulit di sisi medial dan posterior regio brachii. Bersama aintercostalis II,
saraf ini membentuk n. intercostabrachialis.

N. Cutaneus Antebrachii Medialis (C VHI-T I)


Saraf ini berjalan di antara arteria dan vena axillaris serta berjalan ke inferior di
medial dari a. brachialis untuk menginervasi sisi anteromedial dan posteromedial regio
antebrachii.
EXTREMITAS SUPERIOR

N. Ulnaris (C VII-T I)
Awalnya saraf ini terletak di antara arteria dan vena axillaris, serta di anterior
dari m. teres major. N. ulnaris menginervasi kulit di sisi anterior dan posterior bagian
medial regio manus, serta articulatio cubiti dan beberapa articulationes di regio manus.

N. Subscapularis (C V)
Saraf ini menginervasi mm. subscapularis et teres major

N. Thoracodorsalis (C VH-VIII)
Awalnya saraf ini berjalan ke inferior bersama a. subscapularis dan kemudian
berjalan bersama a. thoracodorsalis, N. thoracodorsalis menginervasi m. latissimus
dorsi.

N. RadiaSis (C V-T I)
Cabang terbesar plexus brachialis ini awalnya berjalan di posterior dari a.
axillaris dan di anterior dari m. subscapularis. Saraf ini menginervasi kulit di sisi
posterior regiones brachii, antebrachii et manus, otot-otot extensor regiones brachii et
antebrachii; articulatio cubiti dan beberapa articulationes di regio manus.

N. Axillaris (C V-VI)
Saraf ini berjalan di anterior dari m. subscapularis dan di posterior dari a.
axillaris, serta di lateral dari n. radialis. Di tepi inferior m. subscapularis, saraf ini
berbelok ke posterolateral untuk menuju hiatus axillaris lateralis, bersama a.
circumflexa humeri posterior. N. axillaris menginervasi mm. deltoideus et teres minor,
articulatio humeri dan kulit di sisi posterior regio brachii.

LNN. AXILLARES
Terdapat 20 - 30 lymphonodi di dalam fossa axillaris dan lymphonodi ini
merupakan lymphonodi utama extremitas superior. Semuanya dikelompokkan dalam
lima kelompok, yaitu Inn. axillares pectorales, laterales, subscapulars, centrales et
apicales. Empat diantaranya terletak di inferior dari tendo insertio m. pectoralis minor
dan hanya satu, yaitu Inn. axillaris apicales yang terletak di superiornya.
Lnn. axillares pectorales terletak di sepanjang dinding medial fossa axillaris,
sekeliling a. thoracalis lateralis dan di tepi inferior m. pectoralis major. Kelompok ini
menerimf aliran limfe dari dinding anterior thorax, termasuk glandulae mammae.
Aliran limfenya menuju Inn. axillares centrales et apicales.
Lnn. axillares laterales terdapat di sepanjang dinding lateral fossa axillaris,
EXTREMITAS SUPERIOR

medioposterior terhadap v. axillaris. Sebagian besar extremitas superior aliran


limfenya menuju ke kelompok ini.
Lnn axillares subscapulares terletak di sepanjang pilca axillaris posterior dan
vasa subscapularis. Aliran limfenya berasal dari sisi posterior dinding thorax dan
daerah sekitar scapula. Dari sini aliran limfenya menuju lnn. axillares centrales.
Lnn. axillares centrales terletak di profundus dari m. pectoralis minor dekat
basis fossa axillaris, bersama dengan a. axillaris. Dari ketiga kelompok sebelumnya
lnn. axillares centrales menerima aliran limfe. Dari lymphonodi ini aliran limfenya
menuju lnn. axillares apicales.
Lnn. axillares apicales terdapat di apex fossa axillaris, sepanjang sisi medial v.
axillaris dan bagian pertama a. axillaris. Aliran limfenya berasal dari semua kelompok
lainnya. Lewat trunci subclavii aliran limfenya menuju pertemuan antara v. jugularis
interna dengan v. subclavia.

REGIO THORACALIS DORSALIS

OTOT-OTOT DI REGIO THORACALIS DORSALIS


Di regio ini otot-ototnya dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu otot-otot extrinsic
superficial, extrinsic profundus dan intrinsic. Yang termasuk kelompok otot extrinsic
superficial adalah mm. trapezius et latisimus dorsi. Otot-otot yang termasuk kelompok
kedua adalah mm. levator scapulae, rhomboidei minor et major. Sedang yang
termasuk kelompok otot intrinsic adalah mm. deltoideus, supraspinatus, infraspinatus,
subscapularis, teres minor et major.

M. Trapezius
Otot yang besar dan bentuknya mirip segitiga ini origonya di protuberantia
occipitalis externa, bagian medial linea nuchae superior, ligamentum nuchae, processi
spinosi vertebrae cervicalis Vll-thoracales XII dan ligamentum supraspinosum.
Insertionya di tepi posterior bagian lateral clavicula, tapi medial acromion dan tepi
posterior spina scapulae.
Inervasinya berasal dari n. accessorius.
Fungsi otot ini untuk rotatio dan adductio scapula.

M. Latissimus Dorsi
Otot ini juga besar dan bentuknya mirip segitiga. Batas posterior trigonum
lumbale dibentuk oleh m. latissimus dorsi. Bersama m. teres major, otot ini
membentuk plica axillaris posterior, serta ikut membentuk dinding posterior fossa
EXTREMITAS SUPERIOR

axillaris. Origonya di processi spinosi vertebrae thoracales Vll-sacrales V dan crista


iliaca. Insertionya di sulcus intertubercularis humeri.
M. latissimus dorsi diinervasi oleh n. thoracodorsalis. Fungsinya untuk extentio,
adductio dan rotatio medial pada articulatio humeri.
M. Levator Scapulae ;
Otot yang tipis ini berorigo di tuberculi posteriores processi transversi vertebrae
cervicales I-IV. Insertio m. levator scapulae di margo medialis scapulae, superior dari
spina scapulae.
Inervasinya berasal dari cabang nn. cervicales III-IV dan n. dorsalis scapulae.
M. levator scapulae berfungsi untuk elevatio dan rotatio scapulae.

M. Rhomboideus Minor
Origonya di processi spinosi vertebrae cervicales VH-thoracalis I dan bagian
inferior ligamentum nuchae. Insertionya di margo medialis scapulae setinggi trigonum
spinae scapulae.
Otot yang letaknya lebih superior daripada m. rhomboideus major ini diinervasi
oleh n. dorsalis scapulae.
Fungsinya untuk retractio dan fixatio scapula.

M. Rhomboideus Major
Otot ini berorigo di processi spinosi et iigamenta supraspinosi vertebrae
thoracales II-V, sedang insertionya di margo medialis scapulae inferior dari spina
scapulae.
Inervasinya juga berasal dari n. dorsalis scapulae. Fungsi otot ini juga untuk
retractio dan fixatio scapula.

M. Deltoideus
Otot yang tebal dan letaknya superficial ini berorigo di tepi anterior dan
permukaan superior sepertiga bagian lateral clavicula, tepi lateral permukaan superior
acromion, serta tepi inferior spina scapulae. Insertionya di tuberositas deltoidea
humeri.
Inervasi m. deltoideus berasal dari n. axillaris.
Otot ini fungsinya untuk abductio pada articulatio humeri, bagian anteriornya
untik flexio dan rotatio medial pada articulatio humeri, sedang bagian posteriomya
untuk extentio dan rotatio lateral pada articulatio humeri.

M. Supraspinatus
EXTREMITAS SUPERIOR

Bagian medial fossa supraspinata merupakan origo otot ini dan insertionya di
tuberculum majus humeri, tendo insertionya menyatu dengan capsula articularis
humeri.
Inervasinya berasal dari n. suprascapularis.
Otot ini berfungsi untuk abductio pada articulatio humeri. Otot ini bersama mm.
infraspinatus, teres minor et subscapularis membentuk rotator cuff yang berfungsi
untuk mempertahankan caput humeri tetap ditempatnya dan mencegahnya tertarik
ojeh m. deltoideus menuju acromion.

M. Infraspinatus
Mm. deltoideus et trapezius berada di superficial dari sebagian otot ini.
Origonya di dua pertiga bagian medial fossa infraspinatus dan permukaan inferior
spina scapulae. Tendo insertionya juga menyatu qlengan capsula articularis humeri
dan tempat insertionya adalah di tuberculum majus humeri. M. infraspinatus juga
diinervasi oleh n. suprascapularis.
Rotatio lateral pada articulatio humeri merupakan fungsinya tetapi khusus
bagian superior untuk abductio dan bagian inferior untuk adductio pada articulatio
humeri.

M. Subscapularis
Otot ini ikut membentuk dinding posterior fossa axillaris. Origonya di fossa
subscapularis. Tendo insertionya berjalan di anterior dari dan melekat pada capsula
articularis humeri serta tuberculum minus humeri.
N. subscapularis menginervasi otot ini..
Fungsinya untuk rotatio medial pda articulatio humeri.

M. Teres Minor
Otot ini mungkin sulit dipisahkan dari m. infraspinatus. Origonya di tepi lateral
fossa infraspinata dan tendo insertionya mula-mula melekat pada capsula articularis
humeri, kemudian melekat pada tuberculum majus humeri.
Inervasi otot ini berasal dari n. axillaries.
Seperti m. infraspinatus, otot ini juga berfungsi untuk rotatio lateral pada
articulatio humeri.

M. Teres Major
Origonya di fascies dorsalis scapulae dekat angulus inferior. Insertionya di
labium mediale sulcus intertubercularis humeri di inferior dari insertio m.
EXTREMITAS SUPERIOR

subscapularis.
Inervasinya berasal dari n. subscapularis.
Bersama m. larissimus dorsi otot ini berfungsi untuk adductio pada articulatio
humeri,

TRIANGLE OF AUSCULTATION
Celah berbentuk segitiga ini dibatasi di lateral oleh margo vertebralis scapulae,
di medial oleh tepi lateral m. trapezius dan di inferior oleh tepi superior m. latissimus
dorsi. Sebagai dasarnya adalah m. rhomboideus major.

HIATUS AXILLARIS MEDIALIS, HIATUS AXILLARIS LATERALIS ET


TRIANGULAR INTERVAL
Dengan posisi mm. teres minor, major et triceps brachii sedemikian, maka
terbentuklah celah-celah sempit di antara otot-otot tersebut.
Hiatus axillaris medialis merupakan celah berbentuk mirip segitiga, yang
dibatasi di superior oleh m. teres minor, di inferior oleh m. teres major dan di lateral
oleh caput longum m. truceps brachii. Dari celah ini akan tampak a. circumflexa
scapulae.
Hiatus axillaris lateralis yang bentuknya mirip segi empat dan terletak di lateral
dari hiatus axillaris medialis dibatasi di superior juga oleh m. teres minor, di inferior
juga oleh m. teres major, di medial oleh caput longum m. triceps brachii dan di lateral
oleh collum chimrgicum humeri. A. circumflexa humeri posterior bersama n. axillaris
menembus celah ini.
Triangular interval yang berbentuk mirip segitiga dan letaknya di inferior dari
hiatus axillaris lateralis, di medial juga dibatasi oleh caput longum m. triceps brachii,
di lateral oleh caput laterale m. triceps brachii dan di superior oleh m. teres major.
Celah ini dilalui oleh a. profunda brachii bersama n. radialis.

VASA DI REGIO THORACALIS DORSALIS


Di regio ini venae dan arteriaenya berjalan sejajar, kecuali v.cephalica, yang
berjalan di tepi anterior m. deltoideus, hanya di bagian superiomya berjalan bersama
r. deltoideus a. thoracoacromialis. Vasa di regio ini adalah aa. transversa colli et
suprascapularis, keduanya merupakan cabang-cabang truncus thyreocervicalis; r.
deltoideus a. thoracoacromialis, aa. thoracalis lateralis, subscapularis et circumflexa
humeri posterior.

A. Transversa Colli
EXTREMITAS SUPERIOR

Aa. transversa colli et suprascapularis yang berawal di regio colli berjalan ke


lateral, kemudian ke posterior. Ketika mencapai m. levator scapulae, a. transversa colli
bercabang menjadi r. superficialis yang berjalan ke superior dan ke inferior di
superficial dari m. trapezius; serta r. profundus yang berjalan ke inferior di profundus
dari mm. rhomboidei bersama n. dorsalis scapulae.

A.Suprascapularis
Dalam perjalanannya ke posterior menuju incisura scapulae arteria ini berjalan
bersama n. suprascapularis dan berada di superior dari ligamentum transversum
scapulae superius, sedang n. suprascapularis berjalan di inferior ligamentum ini.
Kemudian cabang-cabang a. et n. suprascapularis berjalan bersama di fossae supra et
infraspinata. Di fossa supraspinata arteria ini beranastomosis dengan r. descendens a.
transversa colli, sedang di fossa infraspinata beranastomosis selain dengan a.
transversa colli juga dengan a.circumflexa scapulae.

R. Deltoideus A. Thoracoacromialis
Cabang ini membantu memberikan arterialisasi untuk m. deltoideus.

A. Thoracalis Lateralis
Arjeria ini memberikan arterialisasi untuk bagian superior m. serratus anterior.

A. Subscapularis
Cabang dari a. axillaris ini segera bercabang menjadi aa. circumflexa scapulae
et thoracodorsalis.
A. circumflexa scapulae berbelok ke posterior di sekitar tepi inferior
m.subscapularis, melalui hiatus axillaris medialis. Kemudian berbelok ke superior
berada di antara m. infraspinatus dan scapula untuk memberikan arterialisasi otot ini,
serta beranastomosis dengan a. suprascapularis dan r. profundus a. transversa colli.
A. thoracodorsalis meneruskan perjalanan ke inferior di permukaan anterior m.
subscapularis untuk memberikan arterialisasi otot ini dan m. teres major dan kemudian
bercabang dua untuk arterialisasi mm. latissimus dorsi et serratus anterior.
A. Circumflexa Humeri Posterior
Arteria ini berjalan ke posterior melalui hiatus axillaris lateralis bersama n.
axillaris, kemudian berjalan di sekeliling collum chirurgicum humeri untuk
memberikan arterialisasi m. deltoideus serta akhirnya beranastomose dengan a.
circumflexa humeri anterior.
EXTREMITAS SUPERIOR

SARAF-SARAF DI REGIO THORACALIS DORSALIS


Di regio ini terdapat n. acessorius, cabang nn. cervicales III-IV, nn. dorsalis
scapulae, thoracalis longus, suprascapularis, subscapularis, thoracodorsalis et axillaris.

N. Accesorius
Setelah saraf ini berada di permukaan external m. levator scapulae, kemudian
menembus permukaan profundus m. trapezius.

Nn. Cervicales HI-IV


Cabangnya menembus permukaan anterior m. levator scapulae.

N. Dorsalis Scapulae
Setelah berjalan di medial dari m. levator scapulae, saraf ini berjalan ke inferior
di permukaan profundus mm. rhomboidei, sejajar dengan margo medialis scapulae.

N. Thoracalis Longus
Sesudah berada di anterior dari m. scalenus medius, n. thoracalis longus berada
di bagian paling superior m. serratus anterior dan berjalan ke inferior di permukaan
external otot ini, serta menginervasinya.

N. Suprascapularis
Saraf ini setelah berada di profundus dari m. trapezium kemudian bersama vasa
suprascapularis mencapai incisura scapulae dan n. suprascapularis berjalan di
profundus ljgamentum tranversum scapulae superius. Selanjutnya berada di antara
mm. supraspinatus et infraspinatus dan scapulae untuk menginervasi kedua otot ini.

N. Subscapularis
Saraf yang merupakan cabang fasciculus posterior plexus brachialis ini
menginervasi mm. subscapularis et teres major.
N. Thoracodorsals
Di permukaan costal m. latissimus dorsi saraf ini berada dan juga
menginervasinya.

N. Axillaris
Awalnya saraf ini berjalan sejajar dengan n. radialis. Setinggi tepi inferior m.
subscapularis memisahkan diri dari n. radialis dan berada di lateralnya, kemudian
berjalan ke posterior bersama a. circumflexa humeri posterior melewati hiatus axillaris
EXTREMITAS SUPERIOR

lateralis. Selanjutnya saraf ini berjalan di inferior dari tepi inferior m. teres minor dan
menginervasinya. Ketika mencapai sisi posteromedial collum chinirgicum humeri, n.
axillaris memberi cabang n. cutaneus brachii lateralis ntuk menginervasi kulit di
superficial m.deltoideus. Akhirnya melanjutkan diri ke anterior sekeliling sisi lateral
collum chinirgicum humeri untuk menginervasi m. deltoideus.

REGIO BRACHII

ANATOMI PERMUKAAN
Caput humeri dapat diraba di profundus di bagian superior fossa axillaris,
terutama pada orang kurus. Tuberculum majus humeri terletak di profundus dari m.
deltoideus dan terletak dalam satu bidang vertikal dengan caput humeri. Bila brachium
terletak di lateral, maka epicondylus medialis berada setinggi bidang transpilorik.
Articulatio cubiti terletak kira-kira 2-3 cm di inferior dari kedua epicondyli.
A. brachialis berjalan di sepanjang tepi medial mm. coracobrachialis et biceps
brachii sampai fossa cubiti setinggi collum radii. N. axillaris dapat ditandai
keberadaannya dengan membuat garis horizontal melalui pertengahan m. deltoideus.
Nn. ulnaris et medianus mengikuti perjalanan a.brachialis. N. ulnaris yang melalui
sulcus n. ulnaris di sisi posterior epicondylus medialis dapat dipalpasi. N. radialis
berjalan serong mulai dari tepi medial m. biceps brachii, melalui sulcus n. radialis di
sisi posterior corpus humeri.

FASCIA SUPERFICIALIS
Fascia ini merupakan lanjutan fascia superficialis di regiones thoracales
ventralis et dorsalis dan ke distal melanjutkan diri sebagai fascia superficialis di regio
cubiti. Saraf-saraf superficialis yang terdapat di (:regio ini adalah nn. cutanei brachii
lateralis, posterior, medialis et antebrachii medialis. Sedang vasa superficialnya adalah
w. cephalica et basilica.
N. Cutaneus Brachii Lateralis
Saraf yang merupakan cabang n. axillaris ini terutama menginervasi kulit di
superficial dari m. deltoideus.

N. Cutaneus Brachii Posterior


Berawal di fossa axillaris, saraf yang merupakan cabang n. radialis ini
menginervasi sisi posterior regio brachii.

N. Cutaneus Brachii Medialis


EXTREMITAS SUPERIOR

Kulit bagian superomedial regio brachii diinervasi oleh saraf ini bersama n.
intercostobrachialis yang dibentuk oleh n. intercostalis II dengan n. cutaneus brachii
medialis.

FASCIA PROFUNDUS
Di regio brachii fascia profundusnya yang disebut fascia brachii, merupakan
lanjutan fasciae mm. deltoideus et pectoralis major. Di inferior, fascia ini menebal di
superficial dari m. biceps brachii dan melekat di kedua epicondyli humeri dan
olecranon. Ke arah profundus fascia brachii membentuk septa, yaitu septum
intermusculare mediale, yang melekat di linea supracondylaris medialis dan
epicondylus medialis humeri, serta septum intermusculare laterale yang melekat di
linea supracondylaris lateralis dan epicondylus lateralis humeri. Dengan adanya kedua
septa ini, maka regio brachii dapat dibagi menjadi dua regiones, yaitu regio brachii
ventralis dan regio brachii dorsalis.
Di pertengahan regio brachii, fascia brachii ditembus oleh n. cutaneus
antebrachii medialis di anterior dari m. coracobrachialis, untuk berjalan superficial.
Dan v. basilica, yang mulanya berjalan di superficial, juga menembus fascia brachii
untuk berjalan ke superior bersama a. brachialis.

REGIO BRACHII VENTRALIS

OTOT-OTOT DI REGIO BRACHII VENTRALIS


Di regio ini terdapat mm. biceps brachii, coracobrachialis et brachialis,
semuanya diinervasi oleh n. musculocutaneus.

M. Biceps Brachii
Otot yang berorigo di scapula ini mempunyai dua caput, yaitu caput brevis et
longum. Caput brevisnya mempunyai origo bersama dengan m. coracobrachialis di
processus coracoideus. Sedang caput longumnya berorigo di tuberositas
supraglenoidalis. Ketika melalui sulcus intertubercularis humeri, tendo origonya di
fiksasi oleh ligamentum transversum humeri. Insertionya di tuberositas radii.
Sebagian tendo insertionya, sebagai lacertus fibrous, berinsertio di fascia antebrachii
dan ulna.
Fungsi caput longumnya untuk flexio pada articulationes humeri et cubiti dan
caput brevisnya untuk supinatio pada articulatio radioulnaris.

M. Coracobrachialis
EXTREMITAS SUPERIOR

Origonya di processus coracoideus. Otot ini di tembus oleh n.musculocutaneus


dan insertionya di sepertiga distal medialis humeri.
Otot ini berfungsi untuk flexio dan adductio pada articulatio humeri.
M. Brachialis
Otot ini berorigo di dua pertiga distal fascia anteromedial et anterolateral humeri
dan insertionya di capsula articularis cubiti, processus coronoideus et tuberositas
ulnae.
Fungsinya untuk flexio pada articulatio cubiti.

VASA DI REGIO BRACHII VENTRALIS


A. brachialis merupakan lanjutan a. axillaris, dimulai dari tepi inferior m.teres
major. Arteria ini melanjutkan diri ke fossa cubiti dan di sini berakhir sebagai dua
cabang terminalnya, yaitu aa. ulnaris et radialis. Cabang-cabangnya yang berada di
regio ini adalah aa. profunda brachii, collaterals ulnares proximalis et distalis.
A .profunda brachii berjalan ke posterior bersama n. radialis. Di sini lateral regio
brachii arteria ini berakhir sebagai dua cabang terminalnya, yaitu a. collateralis
radialis, yang berjalan ke anterior bersama n. radialis dan axollateralis media, yang
menuju sisi posterior epicondylus lateralis humeri.
A.collateralis ulnaris proximalis berawal di pertengahan regio brachii dan
berjalan bersama n. ulnaris menuju sisi posterior epicondylus medialis humeri.
A.collateralis ulnaris distalis awalnya sedikit di superior dari articulatio cubiti
dan berjalan di posterior dari n. medianus, kemudian cabang-cabangnya menuju sisi
anterior dan posterior epicondylus medialis humeri.
Vv. brachiales mengikuti arterianya dan kira-kira di dua pertiga proximal regio
ini v. basilica berjalan superficial terhadap a, brachialis.

ANASTOMOSIS DI SEKTTAR ARTICULATIO CUBITI


Di anterior dari epicondylus medialis humeri, cabang anterior a. collateralis
ulnaris distalis beranastomosis dengan a. recurens ulnaris anterior, yang merupakan
cabang a. ulnaris. Di sisi posterior epicondylus medialis humeri, a. collateralis ulnaris
proximalis bersama cabang posterior axollateralis ulnaris distalis bernastomosis
dengan a. recurrens ulnaris posterior yang juga merupakan cabang a. ulnaris.
Di anterior dari epicondylus lateralis humeri, a. collateralis radialis
bernastomosis dengan a. recurrens radialis, yang merupakan cabang a.radialis. Di sisi
posterior epicondylus lateralis humeri, a. collateralis medis beranastomosis dengan a.
recurrens interossea, yang merupakan cabang ainterossea posterior.
EXTREMITAS SUPERIOR

SARAF-SARAF DI REGIO BRACHII VENTRALIS


Otot-otot regio ini semuanya diinervasi oleh n. musculocutaneus, sedang dua
diantara tiga saraf utama yang menginervasi regiones antebrachii et manus, yaitu nn.
medianus et ulnaris, hanya lewat saja di regio ini.

N. Musculocutaneus
Saraf yang merupakan cabang fasciculus lateralis plexus brachialis ini, setelah
menembus m. coracobrachialis berjalan di antara mm. biceps brachii et brachialis.
Disini n. musculocutaneus menginervasi kedua otot tadi, kemudian berjalan ke
inferior untuk muncul di lateral dari m. biceps brachii sebagai nxutaneus antebrachii
lateralis.

N. Medianus
Di sisi anterolateral dari a. axillaris, saraf ini terbentuk dari pertemuan radix
lateralisnya yang merupakan cabang fasciculus lateralis plexus brachialis dengan radix
medialisnya, yang merupakan cabang fasciculus medialis plexus brachialis.
Selanjutnya berjalan bersama a. axillaris dan lanjutannya, yaitu a. brachialis. Saraf ini
sedikit demi sedikit menyilang di anterior a. brachialis untuk berada di medial dari
arteria ini didalam fossa cubiti. N. medianus bersama a. brachialis berjalan di
permukaan anterior m. brachialis menuju fossa cubiti.

N. Ulnaris
Saraf ini berjalan ke inferior di posteromedial dari a. brachialis, jadi sejajar
dengan n. medianus. Kira-kira di pertengahan regio brachii, n. ulnaris menjauhi a.
brachialis dan n. medianus untuk berjalan ke posteroinferior menembus septum
intermusculare mediale bersama a. collateralis ulnaris proximalis menuju sisi medial
m. triceps brachii. Akhirnya berada di sisi posterior epicondylus medialis humeri.
REGIO BRACHIIDORSALIS

OTOT-OTOT DI REGIO BRACHII DORSALIS


Satu-satunya otot di regio ini adalah m. triceps brachii yang berada di superficial
dari sisi posterior humerus di inferior dari m. deltoideus.

M. Triceps Brachii
Otot ini mempunyai tiga capita dan tersusun dalam dua lapisan. Caput longum
et lateralis menempati lapisan superficial, sedang caput mediale menempati lapisan
profundus. Caput longumnya berorigo di tuberositas infraglenoidelis. Dalam
EXTREMITAS SUPERIOR

perjalanannya ke inferior caput ini memisahkan hiatus axillaris medialis dari hiatus
axillaris lateralis. Origo caput laterale et mediale dipisahkan oleh sulcus n. radialis
humeri. Caput lateralnya berorigo di fascies posterior humeri di superior dari sulcus
ini, sedang caput medialenya berorigo di inferiornya. Insertionya di bagian posterior
permukaan superior olecranon, fascia antebrachii dan capsula articularis cubiti.
Inervasi otot ini berasal dari n. radialis.
Fungsi caput longumnya untuk extentio dan adductio pada articulatio humeri,
caput laterale et medialenya untuk extentio pada articulatio cubiti.

VASA DI REGIO BRACHII DORSALIS


A. profunda brachii berjalan di sulcus n. radialis bersama n. radialis. Cabang-
cabang terminalnya yaitu a. collaterals radialis bersama n. radialis menembus septum
intermusculare laterale untuk beranastomose dengan a.recurens radialis dan a.
collaterals media berjalan ke inferior menuju profundus dari m. anconeus untuk
beranastomosis dengan a. recurrens interossea.

SARAF-SARAF DI REGIO BRACHH DORSALIS


N. ulnaris berada di regio ini hanya untuk sekedar lewat, sedang n. radialis
menginervasi otot di regio ini.

N. Ulnaris
Setelah menembus septum intermusculare mediale, saraf ini berada di sisi
anteromedial caput mediale m. triceps brachii. Selanjutnya untuk menuju regio
antebrachii, n. ulnaris berjalan diantara kedua caput m. flexor carpi ulnaris.

N. Radialis
Satu-satunya vabang fasciculus posterior plexus brachialis yang berada di
regiones brachii et antebrachii ini, sebelum meninggalkan fossa axillaris
mengeluarkan cabang n. cutaneus brachii posterior. N. radialis berjalan di antara caput
mediale et laterale m. triceps brachii, kemudian menembus septum
intermusculare laterale untuk berada di antara m.brachialis dan otot-otot bagian
proximal regio antebrachii dorsalis.

REGIO CUBITI

ANATOMI PERMUKAAN
Saat melakukan pronatio dan supinatio pada articulatio radioulnaris, maka
EXTREMITAS SUPERIOR

capitulum radii dapat dipalpasi tepat di inferior dari epicondylus lateralis humeri.
Sedangkan olecranon berada satu garis horisontal dengan kedua epicondyli humeri
saat extentio pada articulatio cubiti.
Pulsasi a. brachialis dapat terasa tepat di medial dari tendo insertio m.biceps
brachii. N. ulnaris dapat dipalpasi ketika melalui sulcus n. ulnaris.

FASCIA SUPERFICIALIS
Fascia di regio ini merupakan lanjutan fascia superficialis regio brachii dan
melanjutkan diri sebagai fascia superficialis regio antebrachii. Di fascia ini terdapat
w. basilica, cephalica et mediana cubiti, serta nn. cutanei antebrachii medialis, lateralis
et posterior.

V. Basilica
Vena ini mula-mula berada di sisi anteromedial regio antebrachii, kemudian
berada di sisi medial dari m. biceps brachii.

V. Cephalica
Mula-mula di regio antebrachii vena ini berjalan di sisi anterolateral,
selanjutnya berada di lateral dari m. biceps brachii.

V. Mediana Cubiti
Vena ini menghubungkan v. basilica dengan v. cephalica. Aliran darahnya lebih
banyak ke arah v. basilica.

N. Cutaneus Antebrachii Medialis


Saraf yang merupakan cabang fasciculus medialis plexus brachialis ini
cabangnya berjalan di anterior dari v. mediana cubiti.
N. Cutaneus Antebrachii Lateralis
Cabang n. musculocutaneus ini menembus fascia profundus di lateral dari tendo
insertio n. biceps brachii.

N. Cutaneus Antebrachii Posterior


Saraf yang merupakan cabang n. radialis ini menembus caput laterale m. triceps
brachii dan menginervasi kulit regio antebrachii dorsalis sampai sejauh carpus.

FASCIA PROFUNDUS
Di regio ini fascia profundusnya menebal karena perluasan mm. biceps et triceps
EXTREMITAS SUPERIOR

brachii dan oleh adanya origo otot-otot regio antebrachii di permukaan profundus
fascia ini.
Lacertus fibrosus merupakan perluasan ke medial dari tendo insertio m. biceps
brachii ke fascia profundus. Secara tidak langsung struktur ini melekat pada margo
posterior ulnae.

FOSSA CUBITI
Cekungan ini terletak di sisi anterior regio cubiti dan bentuknya mirip huruf V.
Kaki-kaki huruf V ini dibentuk oleh m. pronator teres di medial dan m. brachioradialis
di lateral. Batas superiomya berupa garis yang terbentang antara kedua epicondyli
humeri. Dasarnya dibentuk oleh mm. brachialis et supinator. Sebagai atapnya adalah
fascia profundus yang diperkuat oleh lacertus fobrosus. Di superficial dari atapnya
terdapat w. basilica, cephalica et mediana cubiti dan nn. cutaneu antebrachii medialis
et lateralis.
Isi fossa cubiti, dari lateral ke medial, adalah tendo insertio m. biceps brachii, a.
brachialis beserta kedua cabang terminalnya, yaitu aa. ulnaris et radialis, serta n.
medianus.
N. radialis berada di celah yang terletak di antara mm. brachialis et
brachioradialis. Di anterior dari epicondylus lateralis, saraf ini bercabang menjadi r.
profundus, yang menembus m. Supinator; dan r. superficialis yang menuju regio
antebrachii di profundus dari m. brachioradialis.

REGIO ANTEBRACHII

ANATOMI PERMUKAAN
Ulna dapat dipalpasi seluruhnya di sepanjang sisi posteromedial regio
antebrachii dan ujung distalnya yang melebar membentuk tonjolan bulat di carpus
tepat di superior dari tepi posteromedial regio manus. Tepat di distal dari tonjolan ini,
di tepi medialnya terdapat rendo insertio m. flexor carpi ulnaris yang dapat dipalpasi
ketika melintasi articulatio radiocarpalis. Serta tepat di anteromedial dari tendo ini
dapat dipalpasi processus styloideus ulnae.
Radius, yang terletak di lateral dari ulna, sebagian besar tertutup oleh otot, tetapi
bagian distalnya terutama processus styloideus radii, dapat dipalpasi kira-kira 1 cm
lebin distal dari pada processus styloideus ulnae.

FASCIA SUPERFICIALIS
Di regio ini fascianya merupakan lanjutan fascia superficialis regio cubiti dan
EXTREMITAS SUPERIOR

melajutkan diri ke distal sebagai fascia superficialis regio manus. Vasa superficialis
yang terdapat di regio ini adalah w. basilica; et cephalica, sedang saraf-sarafnya adalah
nn. cutanei antebrachii medialis, lateralis et posterior.

V. Basilica
Vena ini dimulai dari sisi medial rete venosum dorsale manus, yang sedikit demi
sedikit berjalan ke anterior di sisi medial regio antebrachii untuk berada di permukaan
anterior regio ini.

V. Cephalica
Awal vena ini adalah di sisi lateral rete venosum dorsale manus, kemudian
berjalan di sisi lateral regio antebrachii untuk menuju sisi anterior regio cubiti.

N. Cutaneus Antebrachii Medialis


Saraf yang merupakan cabang fasciculus medialis plexus brachialis ini
menembus fascia brachii di permukaan antara sepertiga tengah dan sepertiga distal
regio brachii. Kemudian berjalan superficial ke inferior bersama v. basilica untuk
menginervasi kulit sisi anterior dan posterior bagian medial regio antebrachii.

N. Cutaneus Antebrachii Lateralis


Cabang dari n. musculocutaneus ini menembus fascia brachii di lateral dari m.
biceps brachii dan sedikit di superior dari regio cubiti. Selanjutnya berjalan ke inferior
untuk menginervasi kulit di sisi anterior dan posterior bagian lateral regio antebrachii,
kira-kira sampai sejauh carpus.

N. Cutaneus Antebrachii Posterior


Saraf yang merupakan cabang dari n. radialis ini menginervasi kulit di bagian
median regio antebrachii dorsalis diantara daerah yang telah diinervasi oleh nn.
cutanei antebrachii medialis et lateralis.

FASCIA PROFUNDUS
Di sini fascia profundusnya yang disebut fascia antebrachii, membungkus
seluruh otot-otot di regio ini dan melekat pada ulna. Di regio ini otot-ototnya terbagi
menjadi dua kelompok, yaitu kelompok otot flexor, yang terletak di regio antebrachii
ventralis dan kelompok otot extensor, yang terletak di regio antebrachii dorsalis.
Di distal, fascia profundus menebal membentuk retinacula flexorum et
EXTREMITAS SUPERIOR

extensorum yang memfiksasi sebagian besar tendines insertiones otot-otot di regio ini
, sehingga pada waktu berkontraksi otot-otot ini tidak sembarangan arahnya.

RETINACULUM MUSCULORUM FLEXORUM


Struktur ini di medial melekat pada os pisiforme dan hamulus ossis humati, serta
di lateral melekat pada os naviculare manus dan sisi anterior os multangulum majus.
Permukaan anterior retinaculum ini merupakan perlekatan m. palmaris longus dan
otot-otot thenar dan hypothenar, selain itu di superficialnya disilang oleh r. palmaris
n. medianus dan a. et n. ulnaris. Dengan adanya retinaculum musculorum flexorum,
maka sulcus carpi berubah menjadi canalis carpi. Di dalam canalis carpi berjalan
tendines insertiones mm. flexores digitorum superficialis et profundus, pollicis longus
dan n. medianus.
A.et n. ulnaris di superficialnya disilang oleh ligamentum carpi volare. Di lateral
dan medial, ligementum ini melekat di processi styloidei ulnae et radii. Tepi distal
ligamentum carpi volare sulit ditentukan, karena menyatu dengan retinaculum
musculorum flexorum. Sedang di profundus dari ligamentum ini terdapat tendines
insertiones mm. flexores,

RETINACULUM MUSCULORUM EXTENSORUM


Struktur yang juga merupakan penebalan fascia antebrachii di sisi posterior
ujung distal regio antebrachii ini, di medial melekat di processus styloideus ulnae dan
sisi posterior os triquetrum serta di lateral melekat di margo anterior radii. Di
superficialnya disilang oleh r. superficialis n. radialis dan r. dorsalis n. ulnaris:
Dari permukaan profundus struktur ini ke arah profundus terbentuk septa yang
melekat di ulna dan radius, sehingga terbentuk enam "'terowongan'" yang masing-
masing dilewati oleh tendines insertiones otot-otot regio antebrachii dorsalis.
Tendines insertiones otot-otot yang melewati terowongan, di unit dari medial ke
lateral, adalah m. extensor carpi ulnaris, m. extensor digiti minimi, mm. extensores
digitorum communis et indicis proprius, m. extensor pollicis longus, mm. extensores
carpi radialis longus et brevis, mm. abductor pollicis longus et extensor pollicis brevis.

REGIO ANTEBRACHII VENTRALIS

OTOT-OTOT DI REGIO ANTEBRACHII VENTRALIS


Di regio ini otot-ototnya dibagi menjadi dua lapisan, yaitu lapisan superficial
yang terdiri dari lima otot, yaitu mm. pronator teres, flexor carpi radialis, palmaris
longus, flexor carpi ulnaris, et flexor digitorum superficialis dan lapisan profundus
EXTREMITAS SUPERIOR

yang terdiri dari tiga otot, yaitu mm. flexor digitorum profundus, flexor pollicis longus
et pronator quadratus. Salah satu otot di lapisan superficial, yaitu m. flexor digitorum
superficialis, terletak lebih profundus daripada keempat otot lainnya yang termasuk
lapisan superficial.

M. Pronator Teres
Otot ini berorigo di linea supracondylaris medialis et epicondylus medialis
humeri, serta processus coronoideus ulnae. Insertionya di pertengahan fasciae lateralis
radii.
Inervasinya berasal dari n. medianus yang menembus otot ini.
Fungsi otot ini untuk pronatio pada articulatio radiculnaris dan flexio pada
articulatio cubiti.

M. Flexor Carpi Radialis


Origonya berupa tendo origo bersama di epicondylus medialis humeri insertio
otot ini disisi anterior bases metacarpals II et III. Tendo insertio m.flexor carpi radialis
dapat dipakai untuk petanda adanya a. radialis yang berada di lateralnya.
Otot ini diinervasi oleh n. medianus.
Selain untuk flexio, otot ini juga berfungsi untuk abductio pada articulatio
radiocarpal.

M. Palmaris Longus
Origo otot ini juga berupa tendo origo bersama di epicondylus medialis humeri.
Dengan tendo insertionya yang panjang, otot ini insertionya di permukaan anterior
retinaculum musculorum flexorum dan apex aponeurosis palmaris. Inervasi untuk m.
palmaris longus berasal dari n. medianus.
Fungsinya untuk flexio pada articulationes cubiti et radiocarpalis.

M. Flexor Carpi Ulnaris


Selain origonya berupa tendo origo bersama di epicondylus medialis humeri,
otot ini juga berorigo di olecranon dan margo posterior ulnae. Insertionya di os
pisiforme, hamulus ossis hamati dan basis metacarpalis V. Tendo insertionya dapat
dipakai petanda perjalanan a et n. ulnaris yang berada di lateralnya.
Inervasinya berasal dari n. ulnaris, yang berjalan di antara kedua caput otot ini.
M. flexor carpi ulnaris berfungsi untuk flexio dan adductio pada articulatio
radiocarpalis, serta untuk flexio pada articulatio cubiti.
EXTREMITAS SUPERIOR

M. Flexor Digitorum Superficialis


Otot yang mempunyai dua caput ini, salah satu caput origonya juga berupa
tendo origo bersama di epicondylus m3edialis humeri, sedang caput lainnya di bagian
superior margo anterior radii. Kedua caput dihubungkan oleh arcus tendineus yang
melintas di superficial dari n. medianus dan a. ulnaris. Insertionya di sisi lateral
maupun medial phalanges mediae digiti II-V.
Otot ini diinervasi oleh n. ulnaris.
Fungsinya untuk flexio pada articulationes interphalangeales.

M. Flexor Digitorum Profundus


Origo otot ini cukup luas, yaitu di sebagian besar faciei anterior et medialis
ulnae, processus coronoideus ulnae, margo posterior ulnae dan membrana interossea.
Bases phalanges distales digiti II-V merupakan insertio otot ini.
Bagian medial otot ini diinervasi oleh n. ulnaris, sedang bagian lateralnya oleh
n. interosseus anterior, yang merupakan cabang n. medianus.
Otot ini berfungsi untuk flexio pada articulationes interphalangeales.

M. Flexor Pollicis Longus


Origo otot ini di sebagian besar facies anterior radii dan membrana interossea,
sedang insertionya di sisi anterior basis phalangis distalis pollicis.
Inervasi berasal dari n. interosseus antreior.
Fungsi m. flexor pollicis longus adalah untuk flexio pada articulatio
interphalangealis.

M. Pronator Quadratus
Dari origonya di bagian distal facies et margo anterior ulnae otot ini berjalan ke
lateral untuk berinsertio di sepertiga distal facies et margo anterior radii.
M. pronator quadratus diinervasi oleh n. interosseus anterior
Sesuai dengan namanya, otot ini berfungsi untuk pronatio pada articulatio
radiculnaris.

VASA DI REGIO ANTEBRACHII VENTRALIS


Di regio ini vasanya hanyalah cabang-cabang terminal a. brachialis, yaitu aa.
ulnaris et radialis.

Vasa Ulnaris
EXTREMITAS SUPERIOR

A. ulnaris di regio ini diikuti oleh w. ulnares yang bersama w. radiales


membentuk w. brachiales. Arteria ini yang lebih besar dari pada a. radialis, dimulai di
dalam fossa cubiti setinggi colum radii. Perjalanan awalnya berarah inferomedial di
sepertiga bagian proximal regio antebrachii, kemudian ke inferior dipermukaan
anterior m. flexor digitorum profundus. Dalam perjalanannya yang serong, di
superficial dari arteria ini terdapat otot-otot yang berorigo di epicondylus medialis
humeri. H sini n. medianus menyilang a. ulnaris, tetapi kedua struktur dipisahkan oleh
caput ulnare m. pronator teres. Di dua pertiga bagian distal regio ini, a. ulnaris berjalan
di lateral dari n.ulnaris. Di sepertiga tengah regio antebrachii m. flexor carpi ulnaris
berada di superficial dari a. et n. ulnaris. Sedang di sepertiga distal regio ini, keduanya
berjalan di lateral dari tendo insertio otot ini dan keduanya berjalan di superficial. A.
ulnaris meninggalkan regio antebrachii dengan berada di superficial dari retinaculum
musculorum flexorum di lateral dari os pisiforme, dan mengeluarkan cabang r.
palmaris profundus, serta melanjutkan diri ke distal untuk membentuk arcus palmaros
superficialis.
Cabang-cabang a. ulnaris adalah aa. recurrentes ulnares anterior et posterior,
interosseus communis dan rr. calpales palmaris et dorsalis.
Aa. recurrentes ulnares anterior et posterior masing-masing berjalan menuju sisi
anterior dan posterior epicondylus medialis humeri, serta keduanya ikut membentuk
anastomosis di sekitar articulatio cubiti.
A. interossea communis berupa cabang pendek dan berawal di ujung inferior
fossa cubiti. Arteria ini berjalan ke posterior dan berakhir sebagai dua cabang
terminalnya, yaitu aa. interossei anterior et posterior. A. interossea anterior berjalan
ke inferior di permukaan anterior membrana interossea disertai n. interosseus anterior,
kemudian menembus membrana interossea dan ikut membentuk rete carpi dorsale. Di
posterior dari m. pronator quadratus a. interossea anterior mengeluarkan cabang yang
ikut membentuk rete carpi palmare dan a. mediana, yang berjalan bersama n.
medianus di regiones antebrachii et manus. Sedang a. interossea posterior berjalan ke
dorsal, di superior dari tepi cranial membrana interossea dan berjalan ke inferior di
regio antebrachii dorsalis diantara kedua lapisan otot bersama n. interossesus
posterior. A. interossea posterior berakhir dengan beranastomosis dengan a. interosea
anterior dan ikut membentuk rete carpi dorsale. Di awal a. interossea posterior ini
mengeluarkan cabang a. recurrens interossea.
Rr. carpales palmaris et dorsalis berawal di bagian paling distal regio
antebrachii.

SARAF-SARAF DI REGIO ANTEBRACHII VENTRALIS


EXTREMITAS SUPERIOR

Di regio ini hanya terdapat nn. medianus et ulnaris

N. Medianus
Saraf ini memasuki regio antebrachii ventralis dengan berjalan d iantara kedua
caput m. pronator teres. Di regio in maupun regio manus, n. medianus disertai oleh a.
mediana yang merupakan cabang a. interossea anterior. Saraf ini berada di profundus
dari arcus tendineus yang menghubungkan kedua caput m. flexor digitorum
superficialis dan tetap diantara otot ini dengan m. flexor digitorum profundus sampai
carpus. Disini, n. ulnaris berjalan superficial dan muncul diantara mm. flexor
digitorum superficialis et flexor carpi radialis. Saraf ini memasuki regio manus dengan
melalui canalis carpi, berada di profundus dari retinaculum musculorum flexorum dan
di superficial dari tendines insertiones mm. flexores.
N. medianus di fossa cubiti mengeluarkan cabang-cabang yang menginervasi
mm. pronator teres, flexor carpi radialis, palmaris longus et flexor digitorum
superficialis. Selain itu juga mengeluarkan cabang-cabang yaitu n. interosseus
anterior dan r. palmaris. N. interosseus anterior berjalan bersama a. interossea anterior
untuk menuju ke inferior di permukaan anterior membrana interossea, diantara mm.
flexores pollicis longus et digitorum profundus dan kedua otot ini diinervasi olehnya.
Kemudian berjalan di profundus dari m. pronator qujadratus, otot ini juga diinervasi
olehnya. Akhirnya saraf ini berakhir didaerah carpus dan menginervasi articulationes
intercarpales. R. palmaris n. medianus muncul dibagian distal regio ini dan
menginervasi sedikit daerah di palma manus.

N. Ulnaris
Saraf ini berada di regio antebrachii ventralis dengan melalui kedua caput m.
flexor carpi ulnaris. Selanjutnya berada di superficial dari m. flexor digitorum
profundus dan di profundus dari m. flexor carpi ulnaris. Di pertemuan antara sepertiga
bagian superior dan sepertiga bagian tengah regio ini, a. ulnaris mendampingi
perjalanan saraf ini di lateralnya. Di bagian distal regio antebrachii ventralis, n. ulnaris
berjalan superficial di antara mm.flexores carpi ulnars et digitorum superficialis. N. et
a. ulnaris menuju regio manus dengan berjalan di superficial retinaculum musculorum
flexorum, serta di profundus dari ligamentum carpi volare.
Selain menginervasi mm. flexores digitorum profundus et carpi ulnaris, saraf
yang berjalan diantara kedua otot tersebut mempunyai cabang-cabang lain yaitu it.
dorsalis et palmaris.
R. dorsalis n. ulnaris muncul di pertengahan regio antebrachii dan berjalan ke
inferior diantara ulna dan m. flexor carpi ulnaris, kemudian setinggi carpus belok ke
EXTREMITAS SUPERIOR

posterior untuk menginervasi regio manus.


R. palmaris n. ulnaris muncul di bagian inferior regio ini, kemudian menyilang
di permukaan anterior retinaculum musculorum flexorum untuk menginervasi kulit di
sisi medial palma manus.

REGIO ANTEBRACHII DORSALIS

OTOT-OTOT DI REGIO ANTEBRACHII DORSALIS


Regio ini terutama ditempati oleh otot-tot extensor dan terbagi dalam dua
lapisan, yaitu lapisan superficial yang terdiri dari tujuh otot, serta lapisan profundus
yang terdiri dari lima otot. Di lapisan superficial terdapat mm. brachioradialis,
extensoares carpi radiales longus et brevis, extensor digitorum communis, extensor
digiti V, extensor carpi ulnaris, anconeus. Sedang di lapisan profundus terdapat mm.
supinator, abductor pollicis longus, extensores pollicis brevis et longus, extensor
indicis proprius. Sebagian besar otot disini origonya berupa tendo origo bersama disisi
posterior epicondylus lateralis humeri.

M. Brachioradialis
Origo otot ini dibagian superior dari linea supracondylaris lateralis humeri,
sedang insertionya di facies lateralis radii di superior dari processus styloideus radii.
Otot ini diinervasi oleh n. radialis.
Fungsinya adalah untuk flexio pada articulatio cubiti.

M. Extensor Carpi Radialis Longus


Di bagian inferior linea supracondylaris lateralis humeri otot ini berorigo dan
berinsertio disisi posterior bases metacarpals II et III.
Inervasinya berasal dari n. radialis.
Otot ini fungsinya untuk extentio pada articulatio radio carpalis.

M. Extensor Carpi Radialis Brevis


Origonya berupa tendo origo bersama di epicodylus lateralis humeri dan
insertionya disisi posterior bases metacarpals II et III.
N. radialis menginervasi otot ini.
Fungsinya juga untuk extentio pada articulatio radiocarpalis.

M. Extensor Digitorum Communis


EXTREMITAS SUPERIOR

Tendo origo bersama di epicondylus lateralis humeri juga merupakan origo otot
ini. Di superior dari carpus, m. extensor digitorum communis terbagi menjadi empat
tendines insertiones yang berjalan di profundus dari retinaculum musculorum
extensorum. Insertionya disisi posterior phalanges proximalis dan base phalanges
mediae et distales digiti II-V.
Otot ini diinervasi oleh r.profundus n. radialis.
Flexio pada articulationes metacarpophalangeales digiti II-V dan articulatio
radiocarpalis adalah fungsi otot ini.

M. Extensor Digiti V
Origonya juga berupa tendo origo bersama di epicondylus lateralis humeri.
Tendo insertionya berjalan di profundus dari retinaculum musculorum extensorum
dan kemudian terbagi menjadi dua yang lateral menyatu dengan tendo insertio m.
extensor digitorum communis. Akhirnya otot ini berinsertio di sisi posterior phalangis
proximalis digiti V.
Inervasi m. extensor digiti V berasal dari r. profundus n. radialis.
Otot ini fungsinya untuk extentio pada articulatio metacarpophalangealis digiti
V.

M. Extensor Carpi Ulnaris


Selain origonya berupa tendo origo bersama di epicondylus lateralis humeri,
otot ini juga berorigo di margo posterior ulnae. Insertionya disisi medial basis
metacarpalis V.
R. profundus n. radialis juga menginervasi otot ini.
Extentio dan adductio pad aarticulatio radiocarpalis merupakan fungsi otot ini.

M. Anconeus
Origonya di sisi posterior epicondylus lateralis humeri dan insertionya di
permukaan posterior olcranon dan facies posterior ulnae.
Inervasinya berasal dari n. radialis.
Fungsinya untuk extentio maupun stabilisasi articulatio cubiti.

M. Supinator
Sebagian besar otot ini terletak di profundus dari otot-otot lapisan superficial.
Origonya di epicondylus lateralis humeri dan di inferior dari incisura radialis ulnae.
M. supinator terdiri dari dua lapisan, lapisan superficial berinsertio di tuberositas radii,
sedang lapisan profundus di sepertiga bagian superior corpus radii. R. profundus n.
EXTREMITAS SUPERIOR

radialis berjalan diantara kedua lapisan otot ini.


Otot ini diinervasi oleh r. profundus n. radialis.
Sesuai namanya, supinatio pada articulatio radioulnaris merupakan fungsi otot
ini.

M. Abductor Pollicis Longus


Origo otot ini di membrana interossea, sisi lateroposterior ulna dan facies
posterior radii. Insertionya di sisi lateral basis metacarpalis I dan os multangulum
majus. Tendines insertiones mm. abductor pollicis longus et extensor pollicis brevis
menyilang serong mm. extensores carpi radiateslongus et-brevis dan berjalan di
profundus dari retinaculum musculorum extensorum.
Inservasinya berasal dari n. interosseus posterior.
Fungsinya untuk abductio os metacarpalis I pada articulatio carpometacarpalis.

M. Extensor Pollicis Brevis


Otot yang hanya terdapat pada manusia dan gorila ini, origonya dibagian distal
facies posterior radii dan membrana intercossea, sedang insertionya disisi posterior
basis phalangis proximalis pollicis.
N. interosseus posterior yang menginervasi otot ini.
Extentio pollex pada articulatio metacarpophalangealis merupakan fungsi otot
ini.

M. Extensor Pollicis Longus


Pertengahan facies posterior ulnae dan membrana interossea merupakan origo
otot ini dan insertionya disisi posterior basis phalangis distalis pollicis. Tendo
insertionya berjalan di profundus retinaculum musculorum extensorum, serta
menyilang serong mm. extensores carpi radiales longus et brevis.
Inervasi otot ini berasal dari n. interosseus posterior.
Fungsinya untuk extentio pollex pada articujatio interphalangealis.

M. Extensor Indicis Proprius


Origonya dibagian distal facies posterior ulnae dan membrana interossea,
sedang insertio otot ini disisi medial tendo insertio m. extensor digitorum communis
yang menuju index.
Yang menginervasinya adalah interosseus posterior.
Fungsi otot ini adalah untuk extentio index pada artyiculatio
metacarpophalangealis.
EXTREMITAS SUPERIOR

ANATOMICAL SNUFF-BOX (TABATIERE ANATOMIQUE)


Bila pollex yang sedang extentio dipisahkan sejauh mungkin dari index,
terdapat dua tonjolan memanjang akibat adanya tendon-tendon dan yang keduanya
tampak menyatu kearah basis metacarpals I, serta membatasi suatu cekungan di distal
dari ujung inferior radius. Cekungan ini disebut anatomical snuffbox.
Batas-batasnya adalah tendo insertio m. extensor pollicis longus di medial dan
tendines insertio mm. extensor pollicis brevis et abductor pollicis longus di lateral,
serta processus styloideus radii di proximal. Dasaraya dibentuk oleh ossa naviculare
manus et multangulum majus. A. radialis, yang menyilang di dasar cekungan ini,
merupakan isinya. R. superficialis n. radialis berjalan di superficial struktur ini.

VASA DI REGIO ANTEBRACHII DORSALIS


Arteriae yang berada di regio ini adalah aa interossease posterior et anterior.

A. Interossea Posterior
Arteria yang merupakan cabang a. interossea communis ini, berjalan ke
posterior di superior dari tepi cranial membrana interossea dan berjalan ke inferior di
profundus dari m. supinator. Ketika muncul di tepi inferior otot ini, a. interossea
posterior mengeluarkan cabang a. recurrens intreossea, yang berjalan ke superior
menyilang m..supinator dan berada di profundus m. anconeus, serta ikut membentuk
anastomosis di sekitar articulatio cubiti. Akhirnya a.intercossea posterior berjalan ke
inferior untuk beranastomosis dengan cabang a. interossea anterior.

A. Interossea Anterior
Salah satu cabang terminal arteria ini mengarah ke posterior dan menembus
bagian inferior membrana interossea untuk berada di regio antebrachii dorsalis dan
beranastomosis dengan a. interossea posterior dan melanjutkan diri ke inferior untuk
ikut membentuk rete carpi dorsale.

SARAF-SARAF DI REGIO ANTEBRACHII DORSALIS


Di regio ini hanya terdapat cabang-cabang n. radialis.

N. Radialis
Setelah menembus septum intermusculare laterale di regio brachii, saraf ini
menuju regio antebrachii di antara mm. brachioradialis et brachialis. Setinggi
epicondylus lateralis humeri, n. radialis berakhir menjadi dua cabang terminalnya,
EXTREMITAS SUPERIOR

yaitu rr. superficialis et profundus.


R. superficialis n, radialis berjalan ke inferior di profundus dari
m.brachioradialis dan berada di superficial dari tendines insertiones mm.supinator et
pronator teres. Disini a. radialis berjalan bersamanya dan berada di lateralnya. Di
bagian distal regio ini, r. superficialis n. radialis berjalan ke posterior, menembus
fascia antebrachii dan berjalan subkutan. Selanjutnya berjalan ke inferior menuju
dorsum manus dan bercabang menjadi nn. digitales dorsales untuk menginervasi tiga
setengah digiti bagian lateral dan bagian yang setara di dorsum manus.
R. profundus n. radialis berawal di profundus dari m. brachioradialis dan
berjalan ke lateral sekeliling radius, diantara lapisan superficial dan lapisan profundus
m. supinator. Ketika mencapai regio antebrachii dorsalis, saraf ini berjalan bersama a.
interossea posterior diantara lapisan superficial dan lapisan profundus otot regio ini.
Setelah itu r. profundus n. radialis berubah nama menjadi n. interosseus posterior, yang
berjalan sejajar dengan a. interossea posterior dan berakhir sebagai cabang-cabang
yang antara lain menginervasi articulatio radiocarpalis. Dalam perjalanan terakhirnya,
n. interosseus posterior berjalan di superficial dari tendines insertiones mm.abductor
pollicis longus et extensor pollicis brevis, tetapi cabang terminal yang menginervasi
articulatio radiocarpalis berjalan di profundus dari tendines insertiones mm.
extensores pollicis longus et indicis proprius.

REGIO MANUS

ANATOMI PERMUKAAN
Os naviculare manus dapat dipalpasi di dalam anatomical snuff-box tepat di
distal dari processus styloideus radii.
Os poisiforme dapat ditelusuri dengan mengikuti tendo insertio m. flexor carpi
ulnaris yang berinsertio ke tulang ini. Hamulus ossis hamati terletak kira-kira 2 cm di
inferolateral dari os pisiforme, letaknya profundus dan sulit dipalpasi.
Caput metacarpalis membentuk buku jari pada waktu mengepal. Capitula
phalanges proximales et mediae membentuk buku jari pada digiti yang sedang flexio.
Tendines insertiones otot-otot yang membentuk batas anatomical snuff-box
dapat terlihat.bila otot-otot ini dalam keadaan berkontraksi.
Tepi proximal retinaculum flexorum letaknya kira-kira setinggi garis yang
menghubungkan os pisiforme dengan tuberculum ossis navicularis manus, sedang tepi
EXTREMITAS SUPERIOR

distalnya kira-kira setinggi garis yang menghubungkan hamulus ossis hamati dengan
tuberculum ossis multanguli majoris.
Bagian paling distal arcus palmaris superficialis letaknya kira-kira setinggi
permukaan palmar pollex dalam keadaan extentio. Sedang bagian paling distal arcus
palmaris profundus kira-kira 1 cm di proximal dari arcus palmaris superficialis.

FASCIA SUPERFICIALIS
Di palma manus fascianya padat dan ditembus oleh berkas jaringan yang
mengikat erat kulit pada fascia profundus dan tulang di profundusnya. Perlekatan yang
erat antara berkas jaringan dengan kulit ditandai dengan adanya garis-garis flexio di
kulit. Sedang di dorsum manus, fascianya tipis dan longgar, sehingga kulit mudah
digerakkan.
Di sisi palmar digiti, fascianya cukup tebal dan mengikat kulit pada vaginae
tendinei dan tulang di profundusnya, serta menyalurkan nn. et vasa digitales. Sedang
di sisi dorsal digiti, fascianya tipis.
Venae superficiales di palma manus aliran darahnya menuju rete venosum
dorsale manus, sedang arteriae superficiales yang berada di regio ini adalah aa.
digitales palmares et dorsales.
Saraf-saraf superficial di regio ini merupakan cabang-cabang nn. medianus,
ulnaris et radialis.

Rete Venosum Dorsale Manus


Di palma manus, venae superficialesnya, yang melalui tepi-tepi digiti, sebagian
besar bermuara ke rete venosum dorsale manus. Di dorsum manus, rete venosum
dorsale manus di sisi medial merupakan awal dari v. basilica, yang berjalan di sisi
medial antebrachii sedikit demi sedikit akan berada di permukaan anterior. Sedang di
sisi lateral merupakan awal v.cephalica yang berada di tepi lateral, akhirnya berjalan
di permukaan anterior.

SARAF-SARAF SUPERFICIAL DI REGIO MANUS


Di palma manus, r. palmaris n. medianus, yang berawal sedikit di superior dari
carpus, menginervasi bagian proximal sisi lateral palma manus. R. palmaris n. ulnaris
yang berawal di regio antebrachii, menginervasi daerah yang lebih sempit di sisi
medial palma manus. Lebih distal cabang-cabang kedua saraf ini berakhir sebagai nn.
digitales palmares proprii yang berjalan sepanjang tepi tiap digitus, di lateral dari
tendines insertiones mm. flexores dan di anterior dari aa. digitales palmares propriae.
EXTREMITAS SUPERIOR

Nn. digitales palmares proprii yang berada di digitus V dan sisi medial digitus IV
merupakan cabang n. ulnaris, sedang yang lainnya merupakan cabang n. medianus.
Masing-masing n. digitalis palmaris proprius menginervasi kulit, articulationes
interphalangeales dan daerah profundus dari kuku. Serta nn. digitales palmares proprii
cabang dari n. medianus, mengeluarkan cabang-cabang yang berjalan ke dorsal untuk
menginervasi sisi posterior phalanges mediae et distales kecuali pollex.
Di dorsum manus, inervasinya berasal dari cabang-cabang rr.superficialis n.
radialis et dorsalis n. ulnaris. R. superficialis n. radialis berawal sedikit di superior dari
carpus di profundus dari tendo insertio m.brachioradialis dan berjalan superficial ke
inferior di sisi lateral regio manus, untuk menginervasi sisi lateral dorsum manus.
Akhirnya bercabang menjadi nn. digitales dorsales proprii untuk menuju pollex, digiti
II et III dan separuh bagian lateral digitus IV. Nn. digitales dorsales proprii yang
menuju pollex menginervsi kulitnya sampai sejauh daerah profundus dari kuku,
sedang untuk digiti lainnya sampai lebih dekat dari articulationes interphalangeales
proximales. R. dorsalis n. ulnaris yang berawal di profundus dari m. flexor carpi
ulnaris, melengkung disekitar sisi medial carpus dan akhirnya bercabang menjadi nn.
digitales dorsales proprii untuk digitus V dan separuh bagian medial digitus IV.

FASCIA PROFUNDUS
Fascia antebrachii melanjutkan diri ke distal sebagai fascia profundus di regio
manus. Di anterior dari carpus, facia ini membentuk aponeurosis palmaris di bagian
sentral palma manus, sedang di bagian medialnya terdapat fascia thenar dan di
lateralnya terdapat fascia hypothenar.
Di dorsum manus, fascia profundusnya melanjutkan diri sampai digiti sebagai
selapis fascia di superficial dari tendines insertiones mm. extensores. Selain itu
terdapat selapis fascia yang terletak di profundus dari tendines insertiones mm.
extensores, kemudian kedua lapisan fascia ini menyatu di tepi lateral dan medial digiti
untuk membentuk pembungkus tendines ini.

Aponeurosis Palmaris
Struktur ini berapa membran kuat berbentuk mirip segitiga dan berada di
superficial dari tendines insertiones musculi di palma manus. Apexnya menyatu
dengan tendo insertio m. palmaris longus dan melekat di permukaan anterior
retinaculum musculorum flexorum. Aponeurosis ini hanya dapat dibedakan dari
retinaculum dengan melihat arah serat-seratnya yang longitudinal. Tepi medialnya
melanjutkan diri sebagai facia hypothenar, yang terdapat di superficial dari otot-otot
hypothenar, serta meluas ke profundus untuk melekat di os metacarpal V. Sedang tepi
EXTREMITAS SUPERIOR

lateralnya melanjutkan diri sebagai fascia thenar, yang terdapat di superficial dari otot-
otot thenar, serta meluas ke profundus untuk melekat di os metacarpal I. dengan
adanya perluasan ke profundus ini, maka terbentuklah mang sentral yang terpisah dari
eminetiae thenar et hypothenar.
Tendines insertiones mm. flexores yang panjang setelah meninggalkan canalis
carpi, masuk ke dalam ruang sentral. Ruang ini selain berisi tendines insertiones mm.
flexores panjang beserta vaginae synovialesnya juga berisi mm. lumbricales, arcus
palmaris superficialis dan cabang digitalesnya, serta mm. digitales palmares cabang
dari nn.medianus et ulnaris. Batas-batasnya adalah sisi profundus aponeurosis palmari|
di anterior, lemak di fascia interossea dan fascia di superficial dari m. adductor pollicis
di posterior, serta fascia yang membungkus otot-otot thenar di lateral dan fascia yang
membungkus otot-otot hypothenar di medial.
Ketika sabut-sabut aponeurosis menuju digiti, sabut-sabut ini terbagi menjadi
empat berkas, yaitu masing-masing untuk digiti I, II, III et IV. Di antara berkas-berkas
ini terdapat fasciculi transversi, yang menyatukan berkas-berkas ini pada awalnya.

VAGINAE TENDINUM
Tendines insertiones mm. flexores selain difiksasi oleh retinaculum
musculorum flexorum, juga dibungkus oleh vaginae tendinum, sehingga
memudahkan gerakan meluncur. Di anterior dari ossa carpalia terdapat tiga vaginae
tendinum, yaitu yang membungkus seluruh tendines insertiones mm. flexores
digitorum superficialis et profundus, dinamakan vagina tendinis mm. flexorum
communium; yang mebungkus tendo insertio m. flexor pollicis longus, dinamakan
vagina tendinis m. flexoris pollicis longi; serta yang membungkus tendo insertio m.
flexor carpi radialis, dinamakan vagina tendinis m. flexoris carpi radialis. Vaginae
tendinum yang membungkus tendines insertiones mm. flexores digitorum
superficialis et profundus dan m. flexor pollicis longus ke proximal berakhir sedikit di
superior dari retinaculum musculorum flexorum dan keduanya berhubungan di dalam
canalis carpi. Ke distal vaginae tendinum untuk digiti I et V berakhir sampai dekat
inserrionya. Di inferior, digiti II, III et IV mempunyai pembungkus tersendiri yang
dinamakan vaginae tendinum digitales dan ke distal berakhir tidak lebih inferior dari
collum metacarpals II, III et IV, serta ke proximal berjarak 1-3 cm dari ujung distal
vagina tendinis mm. flexorum communium di digiti II, III et IV.

VINCULA LONGUM ET BREVIS


Ketika tendines insertions m. flexor digitorum superficialis mencapai
articulariones metacarpophalangeales, tendines insertiones ini bersama tendines
EXTREMITAS SUPERIOR

insertiones m. flexor digitorum profundus memasuki vaginae tendinumnya. Di dalam


vaginae tendinum masing-masing tendo insertio m. flexor digitorum superficialis
awalnya berada di anterior dari tendo insertio m. flexor digitorum profundus. Tetapi
di superficial dari corpus phalangis proximalis tendo insertio m. flexor digitorum
superficialis terbagi menjadi dua bagiaa Kedua bagian ini berjalan di kedua sisi tendo
insertio m. flexor digitorum profundus dan kemudian berjalan di dorsalnya. Sehingga
seolah-olah tendo insertio m.flexor digitorum superficialis membentuk terowongan
untuk tendo insertio m. flexor digitorum profundus. Akhirnya kedua bagian tendo
insertio ini menyatu, tetapi sebelum mencapai tempat insertionya, keduanya
dihubungkan dengan tulang yang berdekatan oleh vinculum brevis. Biasanya juga
terdapat vinculum longum, yang menghubungkan kedua bagian tendo insertio m.
flexor digitorum superficialis dengan phalanx proximalis. Vasa mencapai tendo
insertio dengan melalui vincula, terutama vinculum brevis.

REGIO MANUS PALMARIS

OTOT-OTOT DI REGIO MANUS PALMARIS


Di regio ini otot-ototnya terbagi dalam otot-otot thenar, otot-otot hypothenar,
mm. lumbricales dan mm. interossei palmares et dorsales. Otot-otot thenar terdiri dari
mm. abductor pollicis brevis, flexor pollicis brevis, opponens pollicis et adductor
pollicis. Sedang otot-otot hypothenar terdiri dari mm. abductor digiti V, opponens
digiti V et flexor digiti V brevis.

M. Abductor Pollicis Brevis


Bersama mm. flexor pollicis brevis et opponens pollicis, otot ini membentuk
eminentia thenar, serta ketiganya berorigo di sisi anterior retinaculum musculorum
flexorum tuberculum ossis multanguli majoris. Otot ini letaknya paling superficial dan
membentuk sisi lateral eminentia thenar. Origo m. abductor pollicis brevis juga di
tuberculum ossis navicularis manus. Insertionya di sisi lateral basis phalangis
proximalis pollicis.
Inervasinya berasal dari n. medianus.
Fungsinya abductio pollex pada articulationes carpometacarpal et
metacarpophalangealis.

M. Flexor Pollicis Brevis


Bagian medial eminentia thenar dibentuk oleh otot ini. Insertionya selain sama
dengan m. abductor pollicis brevis, juga di sisi medial basis phalangis proximalis
EXTREMITAS SUPERIOR

pollicis.
N. medianus juga menginervasinya.
Otot ini fungsinya selain untuk flexio, juga untuk adductio pollex pada
articulationes carpometacarpalis et metacarpophalangealis.

M. Opponens Pollicis
Otot yang berbentuk mirip segitiga dan letaknya di profundus dari m.abductor
pollicis brevis ini, insertionya di sisi lateral os metacarpal I.
Inervasi otot ini berasal dari n. medianus dan r. profundus n. ulnaris.
Fungsi otot ini untuk rotatio medial os metacarpal I pada articulatio
carpometacarpalis.

M. Adductor Pollicis
Otot ini merupakan otot thenar terprofundus dan mempunyai dua caput, yaitu
caput obliquum, yang berorigo di os capitatum, bases metacarpales II et III dan
ligamentum intercapale, serta caput transversum, yang berorigo di dua pertiga bagian
inferior permukaan palmar os metacarpal III. Insertionya di basis phalangis proximalis
pollicis.
M. adductor pollicis diinervasi oleh r. profundus n. ulnaris.
Sesuai namanya, fungsinya untuk adductio os metacarpal I pada articulatio
carpometacarpalis.

M. Abductor Digiti V
Otot ini mudah dipalpasi di sisi medial regio manus. Origonya di os pisiforme
dan tendo insertio m. flexor carpi ulnaris. Insertio otot ini di sisi medial basis phalangis
proximalis digiti V.
Inervasi otot ini berasal dari r. profundus n. ulnaris.
Abductio digitus V pada articulatio metacarpophalangealis adalah fungsinya.

M. Opponens Digiti V
Bentuknya mirip segitiga dan letaknya tepat di profundus dari m. flexor digiti V
brevis. Origo otot ini di hamulus ossis hamati dan retinaculum musculorum flexorum.
Insertionya di sisi medial os metacarpal V.
R. profundus n. ulnaris juga menginervasinya.
Fungsinya untuk oppositio os metacarpal V pada articulatio carpometacarpalis.

M. Flexor Digiti V Brevis


EXTREMITAS SUPERIOR

Karena sabut-sabut otot ini menyatu dengan sabut-sabut m. abductor digiti V


yang letaknya berdekatan, maka seolah-olah otot ini merapakan bagian dari m.
abductor digiti V. origonya sama dengan m. opponens digiti V, sedang insertionya di
sisi medial phalanx proximalis digiti V.
Inervasinya juga dari r. profundus n. ulnaris.
Fungsinya untuk flexio phalanx proximalis digiti V pada articulatio
metacarpophalangealis.

Mm. Liimbricales
Otot ini terdiri dari empat buah, berurutan dari lateral ke medial. Origo mm.
lumbricales I et II, yang masing-masing mempunyai satu caput, di sisi lateral tendines
insertiones m. flexor digitorum profundus untuk digiti II et III, sedang origo mm.
lumbicales HI et IV, yang masing-masing mempunyai dua caput di sisi yang
berdekatan tendines insertiones m. flexor digitorum profundus untuk digiti II, IV et V.
insertio mm. lumbricales I et II di tendines insertiones m. extensor digitorum
communis di sisi dorsal phalanges proximales digiti II et III, untuk mm. lumbricales
III et IV di tendines insertiones m. extensor digitorum communis di sisi dorsal
phalanges proximales digiti IV et V.
Mm. lumbricales I et II diinervasi oleh nn. digitales n. medianus, sedang mm.
lumbricales II et IV diinervasi oleh r. profundus n. ulnaris.
Fungsi mm. lumbricales I et II untuk flexio phalanges proximales pada
articulationes metacarpophalangealis dan extentio phalanges mediae et distales pada
articulationes interphalangeales digiti II et III, serta mm. lumbricales III et IV untuk
flexio phalanges proximales pada articulationes metacarpophalangeals dan extentio
phalanges clfstales pada articulationes interphalangeales digiti IV et V.

Mm. Interossei Palmares


Otot ini terdiri dari tiga buah, berurutan dari lateral ke medial. Origo m.
interosseus palmaris I di sisi medial os metacarpal II, m. interosseus palmaris III di
sisi lateral os metacarpal IV dan m. interosseus palmaris Ii disisi lateral os metacarpal
V. Insertionya masing-masing di sisi medial basis phalangis proximalis dan tendo
insertio m. extensor digitorum communis untuk digit! II, IV et V.
Inervasinya dari r. profundus n. ulnaris.
Fungsi ketiga otot ini untuk adductio, flexio phalanges proximales dan extentio
phalanges mediae et distales digiti II, IV et V.

Mm. Interossei Dorsales


EXTREMITAS SUPERIOR

Otot yang terdiri dari empat buah ini, juga berurutan dari lateral ke medial. Origo
m. interosseus I disisi yang berdekatan ossa metacarpales I et II sedang insertionya di
sisi lateral basis phalangis proximalis dan tendo insertio m. extensor digitorum
communis untuk digitus II. Origo m. interosseus dorsalis II di sisi yang berdekatan
ossa metacarpales II et III, serta insertionya di sisi lateral basis phalangis proximalis
dan tendo insertio m. extensor digitorum communis untuk digitus III. Origo m.
interosseus dorsalis III di sisi yang berdekatan ossa metacarpales III et IV, sedang
insertionya di sisi medial basis phalangis proximalis dan tendo insertio m. extensor
digitorum communis untuk digitus III. Origo m. interosseus dorsalis IV di sisi yang
berdekatan ossa metacarpales IV et V, serta insertionya di sisi medial basis phalangis
proximalis dan tendo insertio m. extensor digitorum communis untuk digitus IV.
Semuanya diinervasi oleh r. profundus n. ulnaris.
Fungsinya untuk abductio digiti II-IV, flexio phalanges proximales pada
articulationes metacarpophalangeals, serta extentio phalanges mediae et distales pada
articulationes interphalangeales.

VASA DI REGIO MANUS PALMARIS


Di regio ini sebagian besar arteriaenya merupakan cabang-cabang a. ulnaris dan
sebagian kecil merupakan cabang-cabang a. radialis.
A. Ulnaris
Arteria ini memasuki palma manus melewati sisi anterior retinaculum
musculorum flexorum, di sisi lateral os pisiforme, di antara tulang ini dan hamulus
ossis hamati. A. ulnaris berjalan di lateral dari n. ulnaris dan keduanya berada di
profundus dari ligamentum carpi volare. Kemudian berakhir sebagai dua cabang
terminalnya, yaitu arcus palmaris superficialis dan r. palmaris profundus. Cabang-
cabang lainnya adalah rr. carpales palmaris et dorsalis, r. palmaris profundus.
R. carpalis palmaris a. ulnaris berjalan ke lateral di posterior dari tendines
insertiones mm. flexores dan ikut membentuk rete carpi volare.
R. carpalis dorsalis a. ulnaris juga berjalan ke lateral di posterior dari tendines
insertiones mm. flexor et extensor carpi ulnaris dan ikut membentuk rete carpi dorsale.
Arcus palmaris superficialis merupakan cabang terminal utama a. ulnaris dan
dilengkapi oleh r. carpeus superficialis a. radialis. Di profundus arcus ini terdapat
tendines insertiones mm. flexores, mm. lumbicales dan cabang-cabang n. medianus.
Sedang di superficialnya terdapat aponeurosis palmaris dan m. palmaris brevis.
Akhirnya arcus ini mengeluarkan cabang-cabang yaitu aa. digitales palmares
communes.
R. palmaris profundus a. ulnaris berjalan bersama r. profundus n. ulnaris
EXTREMITAS SUPERIOR

diantara mm. abductor di flexor digiti V brevis. Cabang ini ikut membentuk arcus
palmaris profundus bersama a. radialis.

A. Radialis
Dari dorsum manus arteria ini menuju palma manus, lewat di antara kedua caput
m. interosseus dorsalis I dan bercabang menjadi a. princeps pollicis dan arcus palmaris
profundus.
A. princeps pollicis berjalan ke distal di superficial dari m. interosseus dorsalis
I, kemudian di antara otot ini dengan m. adductor pollicis dan mengeluarkan cabang
a. radialis indicis, yang berjalan disisi lateral index. Ketika mendekati articulatio
metacarpophalangealis pollicis, a. princeps pollicis ini berakhir sebagai cabang-
cabang untuk kedua sisi pollex.
Arcus palmaris profundus berjalan ke medial di superficial dari mm. interossei
dan ossa metacarpalia, sejajar dengan r. palmaris profundus a.ulnaris. Kemudian
mengeluarkan cabang-cabang, yaitu aa. metacarpals palmares et perforantes.
Aa. metacarpals palmares yang berjumlah tiga buah berjalan di superficial dari
mm. interossei dan setinggi articulationes metacarpophalangeales bercabang menjadi
rr. perforantes yang berjalan ke dorsal untuk beranastomose dengan aa. metacarpals
dorsales.
Aa. perforantes berjalan lurus ke dorsal di antara kedua caput mm.interossei
dorsales II, III et IV untuk beranastomose dengan aa.metacarpales dorsales.

SARAF-SARAF DI REGIO MANUS PALMARIS


Mm. interossei yang berada di antara ossa metacarpalia, disilang dekat ujung
proximalnya oleh r. profundus n. ulnaris yang berjalan bersama arcus palmaris
profundus.

R. Profundus N. Ulnaris
Cabang ini muncul setinggi os pisiforme dan berjalan ke dorsal di antara origo
mm. abductor et flexor digiti V brevis. Kemudian berbelok ke lateral di posterior dari
m. opponens digiti V, serta menyilang mm. interossei dan ossa metacarpalia sejajar
dengan arcus palmaris profundus. Disini menginervasi mm. interossei, lumbricales et
adductor pollicis.

REGIO MANUS DORSALIS

OTOT-OTOT DI REGIO MANUS DORSALIS


EXTREMITAS SUPERIOR

Di regio ini hany terdapat tendines insertiones mm. extensores. Empat tendines
insertiones m. extensor digitorum communis berjalan terpisah di dorsum manus, tetapi
dihubungkan oleh eonexus intertendineus di proximal dari articulationes
metacarpophalangeales. Dengan adanya connexus ini, maka dapat dihindari terjadinya
kontraksi masing-masing tendon tersendiri. Digiti II et V mempunyai tambahan
tendines insertiones, yaitu dari mm. extensores indicis proprius et digiti V, keduanya
menyatu dengan tendines insertiones m. extensor digitorum communis di distal dari
connexus.

VASA DI REGIO MANUS DORSALIS


Arteriae di regio ini merupakan cabang dari a. radialis dan rete carpi dorsale

A. Radialis
Arteria ini berjalan di profundus dari tendines insertiones mm. abductor pollicis
longus et extensor pollicis brevis dan menembus anatomical snuff-box dan berjalan di
profundus dari tendo insertio m. extensor pollicis longus. Kemudian a. radialis
berjalan ke anterior untuk berada di antara kedua capita m. interosseus dorsalis I.
Rete Carpi Dorsale
R. carpalis dorsalis a. radialis bersama r. carpalis dorsalis a. ulnaris dan cabang
a. interossea posterior membentuk rete carpi dorsale. Dan rete ini mengeluarkan
cabang, yaitu tiga aa. metacarpals dorsales.

SARAF-SARAF DI REGIO MANUS DORSALIS


Di regio ini saraf-sarafhya merupakan cabang dari r. superficialis n. radialis.

R. Superficialis N. radialis
Setelah menembus fascia antebrachii di regio antebrachii dorsalis, cabang dari
n. radialis ini menuju dorsum manus dan bercabang menjadi rr. digitales dorsales yang
menginervasi sisi dorsal digiti I-III dan separuh bagian lateral digitus IV, tetapi tidak
sampai bagian distalnya karena bagian distal diinervasi oleh n. medianus.
EXTREMITAS SUPERIOR

DAFTAR PUSTAKA

April, E.W. : Anatomy, 2nd Ed. A Willey Medical Publication!, Baltimore, 1990.

Basmajian, J.V. (ed) : Grant's Method of Anatomy, 11th Ed. Williams & Wilkins
Company, Baltimore, 1989.

Garner, E., Gray, D.J., and O'Rahilly, B. : Anatomy : A Regional Study of Human
Structure, W.B. Saunders Company, Philadelphia, 1986.

Goss, CM. (ed.) : Gray's Anatomy of Human Body, 27th Am. Ed. Lea & Febiger,
Philadelphia, 1962.

Hollinshead, W.H.: Anatomy for Surgeons, Vol. 3. Harper & Row, New York, 1966.

Hollinshead, W.H. : Textbook of Anatomy, 2nd Ed. Harper & Row, New York, 1967.

International Anatomical Nomenclature Committee : Nomina Anatomica, 5 th Ed.


Waverly Press, Baltimore, 1983.

Lindner, H.H.: Clinical Anatomy, 1st Ed. Appleton & Lange, Connecticut, 1989.

Moore, K.L. : Clinically Oriented Anatomy, 3rd ed. Williams & Wilkins Company,
Baltimore, 1992.

Rasch, P.J. and Burke R.K. : Kinesiology & Applied Anatomy, 6th Ed. Lea &
Febiger, Philadelphia, 1978.

Rasch, P.J. and Burke, R.K. : Kinesiology & Applied Anatomy, 6th Ed. Lea &
Febiger, Philadelphia, 1978.

Snell, R.S. : Clinical Anatomy for Medical Students, 5th Ed. Little Brown &
Company, Boston, 1995.
ARTHROLOGI

ARTHROLOGI

PENDAHULUAN
Pada kerangka manusia dewasa terdapat 206 buah tulang baik sebagai tulang
tunggal maupun berpasangan yang membentuk rangkaian tulang yang disebut
skeleton. Skeleton dibagi menjadi dua bagian, yaitu skeleton axiale yang menyusun
kerangka truncus dan skeleton apendiculare yang menyusun kerangka extremitas.
Hubungan tulang yang satu dengan lainnya membentuk sendi (articulatio, joint) dan
ilmu yang mempelajarinya disebut arthrologi.

PEMBAGIAN JENIS SENDI


Berdasarkan kemampuan gerakan / mobilitas dari suatu persendian, maka
terdapat 3 macam tipe sendi :
1. Synarthroses (Immovable)
Yaitu jenis persendian yang tidak dapat digerakkan.
2. Amphiarthroses (Slightly Movable)
Yaitu jenis persendian yang dapat digerakkan sedikit.
3. Diarthroses (Freely Movable)
Yaitu jenis persendian yang dapat digerakan bebas.

SYNARTHROSES (JUNCTURA FIBROSAE; IMMOVABLE


ARTICULATION)
Merapakan persendian dimana kedua permukaan tulang yang membentuk sendi
hampir berhimpitan dan hanya dihubungkan dengan jaringan ikat atau cartilage hyalin
yang tipis sehingga tidak dapat melakukan gerakan. Jenis ini diantaranya menyusun
tengkorak, kecuali articulatio temporo mandibularis.
Terdapat 4 bentuk variasi synarthroses :
1. Sutura
Bentuk ini yang menyusun tulang cranium, mempunyai 2 variasi:
Sutura vera (true suture), terdapat 3 macam bentuk :
- Sutura dentata
- Sutura serrata
- Sutura limbosa
Sutura notha (false suture ), terdapat 2 macam bentuk :
- Sutura squamosa
- Sutura harmonia
ARTHROLOGI

2. Schindylesis
Dibentuk oleh lempengan tulang yang pipih dengan celah dari lempengan tulang
yang lain. Terdapat pada persendian yang dibentuk oleh lamina perpendiculare
ossis ethmoidale dengan vomer dan os maxillaris dengan os palatina.
3. Gomphosis (Articulatio Dento Aiveolaris)
Dibentuk oleh ujung tulang berbentuk conus dengan bentuk kantong dari tulang
lain yaitu antara radices dentis dengan alveoli dentalis.
4. Synchondrosis
Jaringan penghubungnya merupakan jaringan tulang rawan dan ini merupakan
bentuk sementara. Sebelum dewasa, jaringan penghubungnya akan menjadi
tulang dewasa. Bentuk ini dijumpai pada epiphysis pada tulang panjang dan
antara pars petrosa ossis temporalis dengan processus jugularis ossis occipitalis.

AMPHIARTHROSES (JUNCTURA CARTILAGINEAE;


SLIGHTLY MOVABLE ARTICULATION)
Pada persendian jenis ini ke dua permukaan tulang yang membentuk sendi
dihubungkan dengan lempengan jaringan fibrocartilago yang datar dan lebar. Bentuk
ini terdapat pada persendian yaitu diantara 2 vertebra yang dihubungkan dengan
discus intervertebralis (symphysis); articulatio tibiofibulare inferior yang jaringan
penghubungnya berbentuk ligament (syndesmosis).

DIARTHROSES (JUNCTURA SYNOVIALES; FREELY MOVABLE


ARTICULATION)
Sebagian besar persendian yang menyusun kerangka tubuh manusia berbentuk
persendian diarthroses, sehingga manusia mampu melakukan gerakan tubuh yang
komplex. Pada persendian diarthroses kedua permukaan tulang yang membentuk
sendi diliputi oleh cartilago articularis dan kedua caput articulare dihubungkan oleh
capsula articulare. Dengan bentuk susunan tersebut maka pada sendi diarthroses
mempunyai ruang sendi (cavitas articulare), yang mengakibatkan kemampuan
gerakannya lebih bebas.
Komponen yang menyusun sendi diarthroses adalah :
1. Caput Articulare
Terdiri dari 2 buah caput articulare dari 2 buah tulang yang membentuk sendi.
Ke dua permukaan caput yang berhadapan diliputi oleh tulang rawan hyalin
yang sifatnya kenyal dan kuat menyebabkan permukaan sendi menjadi lebih
halus, mampu menyerap/meredam goncangan dan mencegah kerusakan
langsung pada tulang.
ARTHROLOGI

2. Capsula Articularis
Terdiri dari 2 buah lapisan, lapisan externa dibentuk oleh jaringan fibrosa
(stratum fibrosum) dan lapisan interna dibentuk membrana synoviale (stratum
synoviale). Stratum fibrosum melekat melingkar pada tepi luar masing-masing
caput articulare. Membrana synovialis melekat / menutup interior dalam sendi,
yaitu permukaan dalam capsula fibrosa, caput articulare yang tidak tertutup
cartilago articulare dan struktur-struktur intra articular yaitu tendon dari otot
yang menembus / berjalan intraarticular (sebagai contoh tendoorigo m. biceps
brachii pada articulatio humeri) dan ligament intraarticular.
Membrana synovialis terdiri dari jaringan ikat kendor yang mengandung
banyak pembuluh darah dan permukaan dalamnya tertutup oleh mesothelium,
mampu menghasilkan cairan serous yang disebut sebagai synovia ke dalah cavum
articulare. Synovia berperan sebagai pelumas, memberi nutrisi pada cartilago
articulare serta merubah tekanan kompressif yang membahayakan bagi sendi
menjadi tekanan hydrostatik yang tidak / sedikit merusak.
3. Cavitas Articulare
Capsula articularis dengan caput articulare membatasi / membentuk ruang sendi
atau cavitas articulare. Didalam cavum articulare terdapat 2 cc atau kurang cairan
synovia yang berfungsi sebagai pelumas pada pergerakan sendi. Suatu iritasi
atau trauma pada sendi dapat mengakibatkan secresi synovia dalam jumlah
besar sehingga tampak sebagai pembengkakan sendi. Dalam cavum articulare
terdapat tekanan negative yang ringan sehingga cavum articulare sebenamya
merupakan ruang potensial yang tidak tampak.
4. Ligament
Ligament pada sendi diarthroses mempunyai fungsi untuk mencegah dislokasi
dan membatasi pergerakan sendi.
Terdapat 3 macam bentuk ligament:
a. Intracapsularis
Merupakan ligament yang terdapat di dalam cavitas articularis. Contoh : lig.
cruciatum anterior pada articulatio genu
b. Capsularis
Dalam sendi diarthroses capsula articularis merupakan ligament yang sangat
penting dalam menghubungkan dan memfiksasi kedua caput articulare.
Pada beberapa tempat terdapat penebalan membrana fibrosa atau perlekatan
dari tendoinsertio/origo pada capsula articulare untuk membentuk ligament.
Contoh : - lig. pubofemorale yang merupakan penebalan membrana
fibrosa capsula articularis coxae
ARTHROLOGI

- lig. popliteum obliqum merupakan perlekatan tendoinsertio


m. semimembranosus pada capsula articularis genu
c. Extracapsularis
Merupakan ligament yang melekat pada kedua caput articulare dan terletak
diluar capsula articularis.
Contoh: lig. collaterale tibiale pada articulatio genu
Pada beberapa persendian mempunyai ketidak samaan (diskongruensi)
permukaan dari caput articulare yang membentuk sendi. Beberapa struktur dibentuk
untuk mengatasi adanya diskongruensi sendi, yaitu :
1. Discus Articularis
Terbuat dari jaringan fibrocartilago yang tebal, terdapat di:
- Articulatio temporomandibularis
- Articulatio sternoclavicularis
- Articulatio acromioclavicularis
- Articulatio genu
Berbentuk bulatan cincin tidak lengkap yang disebut meniscus articularis
- Articulatio radioulnaris distalis

Selain untuk mengurangi diskongruensi discus articularis mempunyai peranan


sebagai peredam kejut pada gerakan sendi dan mempermudah perluasan synovia
dalam pelumasan permukaan sendi.
2. Labrum Articularis
Terdapat pada persendian yang salah satu caput articularenya berbentuk
cekungan / mangkuk dimana labrum articulare yang terbuat dari jaringan
fibrocartilago melekat pada bibir cekungan / mangkuk. Struktur ini untuk
menambah kedalaman cekungan / mangkuk, sehingga akan menambah cekaman
pada caput articulare lainnya. Bentukan ini terdapat pada :
- Articulatio humeri sebagai labrum glenoidale
- Articulatio genu sebagai labrum acetabulare
3. Plica Synovialis
Merapakan lipatan membrana synovialis yang mengandung pembuluh darah,
syaraf, lemak dan menjorok ke dalam cavitas articulare. Bentukan ini terdapat
pada articulatio genu sebagai plica alares dan plica synovialis infrapatellaris.
Terdapat bentukan-bentukan mirip cavitas articulare dimana permukaan bagjan
dalam diliputi membrana synovialis, yaitu :
- Vagina synoviales (vaginae mucosae)
Untuk mempermudah meluncurnya tendon-tendon yang berjalan didalam
ARTHROLOGI

terowongan jaringan ikat dan tulang, maka tendon-tendon tersebut diliputi


oleh selongsong membrana synovialis berbentuk kantong tertutup.
- Bursa synoviales (bursae mucosae)
Suatu kantong tertutup dari membrana synovialis yang terdapat pada celah-
celah jaringan ikat diantara otot, tendon, ligament dan tulang. Bursa
synoviales berfungsi untuk mempermudah meluncurnya dan mencegah
kerusakan otot-otot atau tendon-tendon saat melalui penonjolan-penonjolan
tulang atau ligament. Pada beberapa tempat bursa synoviales mempunyai
hubungan dengan cavitas articulares, diantaranya adalah bursa synovialis
suprapatelaris yang berhubungan dengan cavitas articulares genu. Pemberian
nama bursa synoviales sesuai dengan lokasinya, yaitu: bursa subcutaneus,
bursa submuscularis, bursa subfascialis dan bursa subtendineus.

GERAKAN SENDI DIARTHROSES :


Gerakan yang dimungkinkan pada sendi diarthroses adalah :
1. Meluncur
Merupakan gerakan sendi yang paling sederhana, gerakannya sifatnya
menggeser diantara facies articularis satu terhadap yang lainnya pada sendi
tersebut. Contoh : articulatio intertarsalia dan intercarpal
2. Angular
a. Flexi
Adalah gerakan yang menimbulkan pengecilan sudut di antara dua buah
tulang yang membentuk sendi.
b. Extensi
Adalah gerakan yang menyebabkan sudut diantara ke dua buah tulang yang
membentuk sendi bertambah besar. Gerakan extensi yang berlebihan disebut
hyperextensi. Pada extensi pedis disebut juga sebagai flexi plantar.
c. Abduksi
Adalah gerakan dimana lengan atau tungkai menjauhi bidang median dan
pada jari-jari tangan atau kaki jari-jari menjauhi sumbu tengah longitudinal
tangan atau kaki.
d. Adduksi
Adalah gerakan dimana lengan atau tungkai mendekati bidang median,
sedangkan pada jari-jari tangan atau kaki jari-jari digerakan kearah sumbu
tengah longitudinal tangan atau kaki.
3. Circumduksi
Merupakan gerakan flexi, abduksi, extensi dan adduksi secara simultan pada
ARTHROLOGI

satu sendi, membentuk kerucut dengan dasar kerucut digambarkan oleh ujung
distal tulang dan puncaknya terletak di dalam cavitas articulare. Contoh:
articulatio humeri dan coxae
4. Rotasi
Gerakan tulang memutari sumbu rotasi, dimana sumbu rotasi:
- Terletak pada sumbu panjang tulang : articulatio humeri gerakannya
disebut rotasi lateral / external dan rotasi medial / internal
- Terletak di luar sumbu panjang tulang : articulatio coxae gerakannya
disebut rotasi lateral / external dan rotasi medial / internal
- Terletak pada tulang lain : - articulatio atlanto
- axialis mediana
- Tidak sejajar dengan sumbu panjang tulang : pronasi/supinasi

Berdasarkan gerakannya, diarthroses dibagi menjadi beberapa tipe :


1. Persendian Mono (Uni) Axial
Mempunyai satu sumbu gerak, dengan kemungkinan sebagai berikut:
a. Sumbu gerak memotong satu ujung tulang (articulatio interphalangeales)
atau memotong kedua ujung tulang (articulatio talocrurales)
b. Sumbu gerak transversal terhadap sumbu panjang tulang disebut
ginglymus yang dapat dibedakan:
- Articulatio angularis : articulatio interphalangeales
- Articulatio trochlearis : articulatio humeroulnaris
c. Sumbu geraknya serong terhadap sumbu panjang tulang :
- Articulatio spiralis : articulatio genus
- Articulatio trochlearis : articulatio humeroulnaris
d. Sumbu geraknya berhimpit dengan sumbu panjang tulang yang disebut
sebagai articulatio trochoida atau pivot joint.
Contoh : - Articulatio humeroulnaris
- Articulatio atlantoaxial mediana
2. Persendian Biaxial
Gerakannya memutari dua buah sumbu horizontal yang membentuk sudut satu
dengan yang lainnya.
a. Articulatio ellipsoidea (condylaris)
Persendian yang dibentuk oleh dua buah caput articularis yang masing-
masing berbentuk berbentuk bulat panjang (ovoid) dan cekungan
ellips. Dapat melakukan gerakan flexi, extensi, abduksi, adduksi dan
circumduksi.
ARTHROLOGI

Contoh: articulatio radiocarpea


b. Articulatio sellaris (saddle joint)
Persendian yang dibentuk oleh dua buah caput articulare yang satu
berbentuk cekung dan yang lainnya berbentuk cembung. Dapat melakukan
gerakan yang sama articulatio ellipsoidea.
Contoh : articulatio carpometacarpea pollicis
3. Persendian Polyaxial
Pada persendian jenis ini tulang yang distal dapat bergerak memutari banyak
sekali sumbu mempunyai satu pusat umum. Sendinya dibentuk oleh satu caput
yang bulat dan caput lain berbentuk cekungan / mangkuk sehingga disebut ball
and socket joint atau enarthrosis.
Contoh: articulatio humeri dan coxae
4. Persendian Arthrodia (Gliding Joint)
Tak memiliki sumbu gerak, gerakannya meluncur karena dibentuk oleh dua
permukaan sendi yang relatif datar. Luas gerakannya dibatasi oleh ligament-
ligament dan atau tonjolan-tonjolan tulang yang mengelilinginya.
Contoh : Persendian pada ossa carpalia, ossa tarsalia dan processus
articularis pada vertebrae

MOBILITAS DARI PERSENDIAN


Jarak suatu gerakan (range of motion) dari persendian tergantung pada
beberapa faktor:
1. Ligament
2. Extensibility (derajat perpanjangan) dari otot, fascia dan tendon.
3. Jaringan lunak sekitar sendi
4. Pergeseran tulang dengan tulang
5. Kekuatan kontraksi otot skelet
Flexibilitas dari persendian membentuk performance seseorang, sangat
dipengaruhi oleh umur, pekerjaan, latihan dan jenis olah raga. Hasil suatu gerakan
sendi tergantung dari jenis sendi dan kontraksi otot skelet. Sendi berperan sebagai
pengungkit yang terdiri dari komponen aktif dan pasif. Sedangkan peranan otot pada
gerakan sendi tergantung pada bentuk, besar, jumlah serabut otot dan jenis
kontraksinya yang dapat bersifat bersifat kontraksi konsentrik, eksentrik atau
isometrik.
Susunan serabut otot skelet mempunyai hubungan erat dengan kekuatan serta
jarak kontraksinya. Telah dikenal dua jenis utama struktur otot yaitu fusiform atau
berbentuk kumparan (spindle shaped) dan penniform atau pennatus dengan banyak
ARTHROLOGI

variasinya dari masing-masing jenis dasar ini.


Jenis fusiform terdiri atas serabut-serabut sejajar mengikuti panjang otot dan
sebagian besar otot tubuh manusia termasuk jenis ini. Jenis penniform bentuknya
seperti bulu ayam dimana batangnya sebagai tendon sedang alur bulunya sebagai
serabut-serabut otot.
Terdapat beberapa jenis otot penniform :
1. Unipennatus
Ototnya terdapat pada salah satu sisi tendon Contoh: m. semimembranosus
2. Bipennatus
Ototnya berkonvergensi ke kedua sisi dari tendon Contoh : m. rectus femoris
3. Multipennatus
Ototnya berkonvergensi ke beberapa tendon
Contoh: m. deltoideus
Otot terdiri dari bagian tengah disebut sebagai venter yangberwarna merah,
banyak mengandung sel-sel kontraktil dan kedua ujungnya yang terutama terdiri dari
jaringan ikat yang berwarna keputihan disebut sebagai tendon/aponeurosis. Bila
bentuknya seperti tali disebut sebagai tendon dan bila bentuknya pipih disebut
aponeurosis.
Tendon yang melekat pada komponen pasif ( punctum fixum ) dari pengungkit
disebut origo sedangkan yang melekat pada komponen aktif (punctum mobile) disebut
sebagai insertio.
Untuk pembahasan selanjutnya mengenai kontraksi otot skelet pada persendian
hanya yang bersifat memendek (konsentrik) dan mengendor (relaksasi).
Dalam kontraksinya untuk menggerakkan sendi otot mempunyai beberapa
peran, yaitu dapat sebagai :
1. Agonis
a. Penggerak utama (prime movers)
Suatu otot yang primer bertanggung jawab untuk suatu gerakan tertentu
dari sendi.
b. Penggerak pembantu (secundary/assistant movers)
Suatu otot yang membantu otot penggerak utama dalam menimbulkan
suatu gerakan tertentu dari sendi.

2. Antagonis
Otot yang melakukan relaksasi, sehingga otot lain dapat berkontraksi untuk
menghasilkan gerakan terhadap suatu sendi.
ARTHROLOGI

3. Fiksator / Stabilisator
Otot yang kontraksinya akan memfiksasi/menstabilisir/menyangga suatu tulang
atau bagian tubuh dengan tujuan supaya otot lain mempunyai landasan yang
kokoh untuk kontraksi.

4. Sinergis
Kontraksi beberapa otot secara bersama-sama.

5. Neuiralizer (Penetralisir)
Suatu kontraksi otot untuk meniadakan/menyingkirkan atau menetralisir suatu
gerakan yang tidak dikehendaki dari kontraksi otot lain.

PERSENDIAN PADA EXTREMITAS SUPERIOR


Persendian pada pada extremitas superior meliputi:
1. Articulatio sternoclavicularis
2. Articulatio acromioclavicularis
3. Articulatio humeri
4. Articulatio cubiti
5. Articulatio radioulnaris
6. Articulatio radiocarpea
7. Articulatio intercarpalia
8. Articulatio carpometacarpal
9. Articulatio intermetacarpalia
10. Articulatio metacarpophalangealis
11. Articulatio interphalangealis

ARTICULATIO STERNOCLAVICULARS
1. Type
Merupakan arthrodial joint ganda.

2. Tulang
Dibentuk oleh pars sternalis clavicula yang berarticulasi dengan cartilago costa 1
dan manubrium sterni pada incisura clavicularis.

3. Ligament
Ligament-ligament pada sendi ini terdiri dari :
ARTHROLOGI

a. Capsula articularis
Dengan lapisan ketebalan dan kekuatan yang tidak sama capsula articularis
terdapat mengelilingi persendian.
b. Lig. sternoclaviculare anterior
Melekat di bagian superior pada bagian superior dan ventral dari pars
sternalis clavicula membentuk pita yang tebal berjalan ke inferomedial dan
oblique menutup bagian anterior sendi dan akhirnya melekat pada bagian
ventrocranial manubrium sterni.
Ligament ini tertutup oleh pars sternalis m. sternocleidomastoideus. Pada
bagian posterior berhubungan dengan capsula articularis dan discus
articularis.
c. Lig. sternoclaviculare posterior
Menyerupai lig. sternoclaviculare anterior yang terletak di bagian dorsal
sendi.
d. Lig. Interclavicular
Merupakan pita pipih melekat pada bagian superior pars sternalis clavicula
dextra dan sinistra, juga bagian superior manubrium sterni.
e. Lig. costoclavicular (lig. rhomboidea)
Merupakan ligamentum yang pendek, pipih, dan kuat, berbentuk rhomboid
yang melekat pada bagian superomedial cartilago costa 1 dan berjalan ke
cranial oblique melekat pada tuberositas costae di bagian inferior clavicula.
Di bagian ventral melekat tendo origo m. subclavius sedangkan di bagian
dorsal terdapat v. subclavia.
f. Discus articularis
Berbentuk pipih, circular terletak diantara ke dua facies articularis dari
sternum dan clavicula sehingga membentuk dua buah cavitas articulare
yang masing-masing diliputi membrana synovialis. Sebelah cranial
melekat pada bagian superior dan posterior dari facies articulare clavicula
dan caudal pada cartilago costae 1 dekat sternum. Selanjutnya melingkar
melekat pada lig. interclaviculare, lig. sternoclaviculare anterior dan
posterior.
4. Gerakan
Merupakan gerakan gliding yang sangat terbatas ke arah cranial, caudal, ventral
dan dorsal membentuk gerakan cireumduksi. Gerakannya bersamaan dengan
gerakan articulatio acromioclavicularis membentuk gerakan pada cingulum
extremitas superior (shoulder girdle).
ARTHROLOGI

ARTICULATIO ACROMIOCLAVICULAR^
1. Type
Merupakan arthrodial joint

2. Tulang
Antara pars acromialis clavieula dengan tepi medial processus acromialis scapula.

3. Ligament
Ligament yang membentuk persendian adalah:
a. Capsula articularis:
Melekat sekeliling tepi articular clavieula dan acromion
b. Lig. acromioclavicular superior:
Menutup bagian superior articulus dan melekat pada bagian superior
acromion dan pars acromialis clavieula. Juga melekat pada discus articularis
bila ada.
c. Lig. acromioclaviculare inferior:
Melekat pada bagian inferior acromion dan pars acromialis clavieula.
d. Discus articularis :
Sering tidak didapatkan.
e. Lig. coracoclaviculare:
Tidak berhubungan langsung dengan sendi ini, tapi mempunyai peran
membantu fiksasi clavieula pada acromion. Melekat pada processus
coracoidea dan permukaan inferior clavieula.
Terdiri dari 2 bagian yaitu :
- Lig. trapezoideum : berbentuk quadrilateral terletak di sebelah
ventrolateral lig. conoideum.
- Lig. conoidem : berbentuk conus dengan apex di caudal yang melekat
pada basis processus coracoidea dan basis dari ligament melekat pada
tuberositas coracoidea clavieula.

4. Gerakan Sendi
Gliding dan gerakan rotasi scapula pada clavieula.

5. Otot Penggerak Shoulder Girdle


Elevasi : Depressi : Protaksi :
Upper trapezius Subclavius Serratus anterior
Levator scapulae Pectoralis minor Pectoralis minor
ARTHROLOGI

Sternocleidomastoideo Lower trapezius


Rhombois

Retraksi : Rotasi scapula :


Rhomboisd Up : Down :
Middle & Lower trapezius Upper-lower trapezius Levator scapulae
Serratus anterior Rhomboids
Pectoralis major
Pectoralis minor
Latissimus dorsi

ARTICULATIO HUMERI (SHOULDER JOINT)


1. Type
Merupakan sendi yang besar dari jenis enarthrodial joint (ball and socket joint).

2. Tulang
Yang dibentuk oleh caput humeri dan cavitas glenoidale sehingga disebut juga
glenohumeral joint.

3. Gerakan
Sendi ini mempunyai 3 buah sumbu gerak, sehingga mampu melakukan
gerakan flexi, extensi, abduksi, adduksi dan rotasi

4. Ligament
Ligament-ligament yang menyusun sendi meliputi:
a. Capsula articularis:
Melekat pada tepi fossa glenoidale, labrum glenoidale menuju
collum anatomicum humeri.
Beberapa tendo insertio otot bahu serat-seratnya memperkuat capsula
articularis dari beberapa sisi, yaitu di sebelah anterior oleh
m.subscapularis, di sebelah dorsal oleh m. infraspinam dan m. teres minor,
di sebelah superior oleh m. supraspinam dan disebelah inferior oleh caput
longum m. triceps brachii caput longum.
b. Lig. coracohumerale :
Suatu ligament yang berbentuk pita yang lebar memperkuat bagian
superior capsula articularis. Ligament ini melekat pada tepi lateral processus
ARTHROLOGI

coracoidea, berjalan oblique ke arah caudolateral dan melekat dibagian


ventral tuberculum majus humeri bergabung dengan tendoinsertio m.
supraspinatus.
c. Lig. Glenohumerale
Terdiri dari 3 buah ligament berbentuk pita (superior, medius, inferior)
yang memperkuat capsula articularis dari sisi ventral.
d. Lig. humeri transversus
Jembatan ligament yang menutup sulcus intertubercularis
e. Labrum glenoidale
Jaringan fibrocartilago yang melekat sepanjang tepi cavitas glenoidale
dengan tujuan untuk memperdalam cavitas glenoidale.
Pada bagian superior kontinyu dengan tendoorigo m. biceps brachii caput
longum.

5. Membrana Synovialis
Meliputi interior dalam cavitas articularis dan tendo origo m. biceps brachii
caput longum yang membentuk intertubercular synovial sheath.

6. Bursae
Disekitar persendian ini terdapat banyak bursa synovialis, diantaranya terdapat
bursa yang besar yaitu :
a. Bursa subscapularis
Terletak diantara tendon m. subscapularis dan capsula articularis dan bursa
ini berhubungan dengan cavitas articulare melalui lubang pada bagian depan
capsula articularis.
b. Bursa subdeltoidea
Merupakan bursa yang besar terletak diantara m. deltoideus dan capsula
articularis, tidak berhubungan dengan cavitas articulare. Bursa ini melebar
dibawah lig. coracoacromialis dan acromion dan terletak diantara struktur
tersebut dengan capsula articularis.

7. Otot-Otot Penggerak
Flexi : Extensi : Abduksi :
Pectoralis major Latissimus dorsi Deltoideus
Deltiodeus Teres major Supraspinatus
ARTHROLOGI

Coracobrachialis Deltoideus
Biceps caput long Triceps caput long

Adduksi : Medial rotasi : Lateral rotasi :


Pectoralis major Pectoralis major Infraspinam
Latissimus dorsi Latissimus dorsi Teres minor
Teres major Teres major Deltoideus
Subscapularis Subscapularis
Triceps caput long Deltoideus

ARTICULATIO CUBITI (ELBOW JOINT)


1. Type
Ginglymus / hinge

2. Tulang
- Trochlea humeri dengan incisura semilunaris ulnae
- Capitulum humeri dengan fovea capitulum radii

3. Gerakan
Flexi dan extensi

4. Ligament
a. Capsula articulare :
Pada humerus di anterior membentang mulai dari epicondylus medialis,
diatas fossa coronoideus dan fossa radialis menuju anterior processus
coronoideus, lig. anulare dan lig. collaterale. Di posterior pada sisi medial
dari trochlea, menuju tepi olecranon, bagian posterior ulna dan lig. anulare.
b. Lig. collaterale ulnare
Membentang dari depan ke belakang dari epicondylus medialis menuju
sisi medial processus coronoidea dan olecranon.
c. Lig. collaterale radiale :
Membentang dari bagian bawah epicondylus laterale menuju lig. anulare dan
tepi lateral ulna.
5. Membrana Synovialis
Meliputi interior dalam dari cavitas articularis.
6. Otot-Otot Penggerak
Flexi : Extensi :
ARTHROLOGI

Biceps Triceps
Brachialis Anconeus
Brachioradialis Extensor carpi radialis longus
Pronator teres Extensor carpi radialis brevis
Flexor carpi radialis Extensor digitorum
Flexor carpi ulnaris Extensor carpi ulnaris
Flexor digitorum superficialis Supinator

ARTICULATIO RADIO ULNARIS


Persendian ini dibentuk oleh os radius dan os ulna, membentuk tiga buah
persendian, yaitu:
1. Articulatio radioulnaris proximalis
2. Articulatio radioulnaris medius
3. Articulatio radioulnaris distalis
ARTICULATIO RADIOULNARIS PROXIMALIS (SUPERIOR
RADIOULNAR JOINT)
1. Type
Merupakan persendian uniaxial jenis pivot atau trochoid

2. Tulang
Dibentuk oleh caput radii yaitu pada circumferentia articularis capituli radii
dengan ulna pada incisura radialis ulnae.

3. Gerakan Sendi
Gerakan sendi berupa rotasi yang meliputi gerakan pronasi dan supinasi.

4. Ligament
Terdapat dua buah ligament yang penting, yaitu :
a. Lig. annulare (lig. orbiculare)
Merupakan ligament yang kuat berjalan melingkari capitulum
radii, berarticulasi dengan circumferentia articularis capituli radii.
Ligament ini memfixsasi capitulum radii pada incisura radialis ulnae dan
melekat pada tepi ventral dan dorsal dari incisura radialis ulnae.
Tepi cranial berhubungan dengan capsula articularis cubiti, sedangkan ke
caudal membentuk membrana jaringan ikat kendor melekat pada collum
radii.
b. Lig. Quadratum
ARTHROLOGI

Suatu ligament yang tebal, melekat pada tepi bawah lig. annulare dan
menuju bagian bawah dari incisura radialis ulnae.

5. Otot-Otot Penggerak
Supinasi : Pronasi :
Biceps brachii Pronator teres
Supinator Pronator quadratus
Extensor untuk pollex

ARTICULATIO RADIOCARPEA (WRIST JOINT)


1. Type
Merupakan persendian type condyloid

2. Tulang
Persendian ini dibentuk oleh extremitas caudalis dari radius dan iscus
articularis disisi superior dengan deretan proximal dari ossa carpalia disisi
inferior. Facies rticularis radii dan permukaan inferior dari discus articularis
secara bersama-sama membentuk permukaan yang ransversal berbentuk coneav
dan ellips. Sedangkan permukaan superior dari os naviculare manus, lunatum
adn triquetrum membentuk permukaan convex yang halus.

3. Gerakan Sendi
Merupakan persendian biaxial sehingga mampu melakukan gerakan flexi,
extensi, abduksi dan adduksi.

4. Ligament
a. Capsula articularis
b. Lig. radiocarpeum volare
Merupakan ligament yang lebar, melekat di sebelah superior pada tepi
anterior ujung distal radius, processus styloideus dan bagian depan ujung
distal ulna. Serat-seratnya berjalan ke caudal dan medial melekat pada
permukaan volar os naviculare manus, lunatum, triquetrum dan capitatum.
c. Lig. radiocarpeum dorsale
Ligament ini dibandingkan dengan yang volar lebih tipis dan kurang kuat.
Di superior melekat pada tepi posterior ujung distal radius, kemudian serat-
seratnya berjalan ke caudal oblique dan medial dan melekat pada
permukaan dorsal dari os naviculare manus, lunatum, triquetrum dan
ARTHROLOGI

berhubungan dengan lig. intercarpal dorsale.


d. Lig. collaterale carpi ulnare
Berbentuk tali, bulat yang melekat pada bagian superior pada ujung
processus styloidea ulnae dan berjalan ke caudal menjadi dua berkas yang
satu melekat pada bagian medial triquetrum sedangkan yang lainnya
melekat pada pisiforme dan lig. carpi transversum.
e. Lig. collaterale carpi radiale
Melekat pada ujung processus styloideus radii menuju sisi radial os
naviculare manus.

5. Otot-Otot Penggerak
Flexi : Extensi :
Flex, carpi uln. Ext. carpi rad. long.
Flex, carpi rad. Ext. carpi rad. brev.
Palm. long. Ext. carpi uln.
Flex, digit, superf. Ext. digit, comm.
Flex, digit, prof.

Abduksi : Adduksi :
Flex, carpi rad. Flex, carpi uln.
Ext. carpi rad. long. Ext. carpi uln.
Ext. carpi rad. brev. Ext. indicis prop.
Ext. poll. long.
Ext. poll. brev.

PERSENDIAN PADA EXTREMITAS INFERIOR

Pada extremitas inferior terdapat beberapa persendian, yaitu


1. Articulatio coxae
2. Articulatio genu
3. Articulatio tibiofibulare
4. Articulatio talocrurale
5. Articulatio intertarsalia
6. Articulatio tarsometatarsal
7. Articulatio intermetatarsalia
8. Articulatio metatarsophalangeal
9. Articulatio interphalangeales
ARTHROLOGI

ARTICULATIO COXAE (HIP JOINT)


1. Type
Termasuk persendian enarthrosis (ball and socket joint)

2. Tulang
Persendian ini dibentuk oleh caput femoris dengan acetabulum dari os coxae.

3. Gerakan
Persendian ini termasuk polyaxial sehingga memungkinkan gerakan flexi,
extensi, abduksi, adduksi dan rotasi.

4. Ligament
a. Labrum acetabulare
Merupakan jaringan fibrocartilago yang melekat sepanjang limbus
acetabulum, dengan demikian menambah kedalaman acetabulum dan
menambah cekaman acetabulum pada caput femoris.
b. Lig. transversum acetabuli
Merupakan jembatan ligament di incisura acetabuli yang menghubungkan ke
dua ujung labrum acetabulare sehingga membentuk lingkaran yang lengkap.
c. Capsula articularis
Merupakan capsula yang kuat yang di proximal melekat pada tepi
acetabulum, labrum acetabulare, lig. transversum acetabuli selanjutnya ke
distal melekat pada linea intertrochanterica.
d. Zona orbicularis
Serat-serat jaringan ikat yang berjalan circular
e. Lig. Iliofemorale
Berbentuk seperti huruf Y, yang berjalan dari spina iliaca anterior inferior
menuju linea intertrochanterica. Mencegah ekstensi yang berlebihan,
abduksi dan rotasi lateral.

f. Lig. Ischiofemorale
Dari os ischii di dorsal acetabulum selanjutnya menyatu dengan capsula
articularis. Mencegah rotasi ke medial
g. Lig. Pubofemorale
Dari ramus superior ossis pubis, selanjutnya menggabung dengan
li. iliofemorale. Mencegah abduksi.
ARTHROLOGI

h. Lig. teres femoris (lig. capitis femoris)


Dari incisura acetabulare dan lig. transversum acetabuli menuju fovea
capitis femoris.

5. Membrana Synovialis

6. Otot-Otot Penggerak
Flexi : Extensi : Abduksi :
Iliopsoas Gluteus mximus Gluteus medius
Sartorius Semitendinosus Gluteus minimus
Pectineus Semimembranosus Tensor fascia lata
Rectus femoris Biceps femoris Piriformis
Adductor longus Adductor manus Sartorius
Adductor breves
Adductor magnus
Tensor fascia lata

Adduksi : Medial rotasi : Lateral rotasi :


Adductor magnus Gluteus medius Piriformis
Adductor longus Gluteus minimus Obturator internus
Adductor brevis Tensor fascia lata Gemelli
Gracillis Adductor magnus Obturator externus
Pectineus Quadratus femoris
Obturator externus Gluteus maximus
Quadratus femoris Adductores

ARTICULATIO GENU (KNEE JOINT)


1. Type
Merupakan persendian ginglymus dan arthrodial

2. Tulang
Disini terdapat tiga persendian, yaitu dua buah sendi antara condylus medialis
dan lateralis tibia dengan femur, dan sebuah sendi antara patella dan femur.

3. Gerakan
Femur dan tibia menghasikan gerakan flexi, extensi dan rotasi ringan,
ARTHROLOGI

sedangkan antara patella dan femur gerakan sliding.

4. Ligament
a. Capsula articulare
Berjalan dari femur menuju tibia, diperkuat oleh serat-serat fascia lata,
tractus iliotibialis, tendoinsertio musculi vastus, hamstrings dan sartorius
b. Lig. Patellae
Dari apex patella menuju tuberositas tibia. Membantu penempatan patella
pada tempatnya.
c. Lig. popliteum obliqum
Dari bagian lateral femur, menyilang condylus menuju begian posterior
caput tibia. Untuk mencegah extensi.
d. Lig. popliteum arcuatum
Dari condylus lateralis femoris menuju processus styloideus fibula. Untuk
mencegah medial rotasi rungkai bawah.
e. Lig. collaterale mediate
Dari sisi medial condylus medialis femoris menuju condylus medialis dan
corpus tibiae. Untuk mencegah bengkok ke lateral, mencegah extensi,
hyperflexi dan rotasi lateral.
f. Lig. collaterale laterale
Dari sisi posterior condylus lateralis femoris menuju sisi lateral caput dan
processus styloideus. Untuk mencegah hyperextensi. Dalam keadaan
relaksasi pada saat flexi.
g. Lig. crueiatum anterior
Dari sisi medial posterior condylus lateralis femoris menuju bagian anterior
eminentia intercondyloidea tibia. Untuk mencegah extensi, rotasi lateral
dan tergelincir ke anterior dari tibia pada femur.
h. Lig. cruciatum posterior
Dari sisi lateral anterior condylus medialis femoris menuju fossa
intercodyloideus posterior dan ujung posterior meniscus lateralis. Untuk
mencegah extensi, rotasi lateral dan tergelincir ke posterior dari tibia pada
femur.
i. Meniscus medialis
Berbentuk oval, melekat pada tibia di anterior lig. Cruciatum anterior dan
di fossa intercondyloidea posterior. Memperdalam bagian medial condylus
medialis tibia.
j. Meniscus lateralis
ARTHROLOGI

Bentuknya lebih circular, melekat pada tibia di ventral lig. cruciatum


anterior. Di posterior melekat sebelah posterior eminentia intercondyloidea
di anterior meniscus medial. Di anterior dan posteriornya terdapat lig.
meniscofemorale anterior dan posterior yang melekat pada condylus
medialis femoris. Memperdalam bagian lateral condylus lateralis tibiae.
k. Lig. transversum genus
Melekat pada bagian anterior kedua meniscus

5. Membrana Synoviale
- Plica alares
- Plica ifrapatellaris

6. Otot-Otot Penggerak
Flexi : Extensi : Medial rotasi :
Semimembranosus Quadriceps femoris Popliteus
Semitendinosus Tensor fascia lata Semimembranosus
Biceps femoris Semitendinosus
Sartorius Sartorius
Gracillis Gracilis
Popliteus
Gastrocnemius Lateral rotasi:
Plantaris Biceps femoris

7. Bursa
Terdapat beberapa bursa di sekitar sendi:
a. Ventral:
4 buah, yaitu:
- Bursa suprapatellaris
Terletak di antara m. quadriceps dan femur, umumnya berhubungan
dengan cavitas articulare
- Bursa prepatellaris
Terletak di antara kulit dan patella
- Bursa infrapatellaris superficial
Terletak di antara kulit dan tuberositas tibiae
- Bursa infrapatellaris profundus
Terletak diantara lig. patella dengan bagian cranial tibia, di dalam
corpus adiposum infrapatellaris
ARTHROLOGI

b. Lateral
3 buah, yaitu:
- Diantara lig. collaterale laterale dan m. biceps femoris
- Diantara lig. collaterale laterale dengan m. popliteus
- Diantara m. popliteus dengan condylus lateralis femoris, umumnya
berhubungan dengan cavitas articulare
c. Medial
3 buah, yaitu:
- Diantara lig. collaterale medialis dan tendoinsertio m.
semitendinosus, garcilis dan sartorius.
- Diantara lig. collaterale medialis denga m. semimembranosus
- Diantara tendoinsertio m. semimembranosus dengan tibia
d. Posterior
2 buah, yaitu:
- Diantara caput lateral m. gastrocnemius dengan capsula articulare,
kadang-kadang berhubungan dengan cavitas articulare
- Diantara caput mediale m. gastrocnemius dengan capsula articulare,
melebar ke profundus terhadap m. semimembranosus. Pada umumnya
berhubungan dengan cavitas articulare.

ARTICULATIO TALOCRURALE (ANKLE JOINT)


1. Type
Ginglymus (hinge) joint

2. Tulang
Malleolus medeiale tibia, malleolus laterale fibula dan talus

3. Gerakan
Dorsoflexi (extensi) dan plantarfiexi (flexi)

4. Ligament
a. Capsula articulare
b. Lig. Deltoidea
c. Lig. laterale

5. Otot-Otot Penggerak
Dorsoflexi : Plantarflexi :
ARTHROLOGI

Tibialis anterior Gastrocnemius


Extensor digitorum longus Soleus
Peroneus ertius Plantaris
Extensor hallucis longus Flexor hallucis longus
Peroneus longus et brevis
Tibialis posterior

Anda mungkin juga menyukai