Sistem rangka merupakan suatu sistem organ yang memberikan dukungan fisik pada
makhluk hidup. Sistem rangka pada umumnya dibagi menjadi tiga tipe: eksternal, internal,
dan basis cairan (rangka hidrostatik), walaupun sistem rangka hidrostatik dapat pula
dikelompokkan secara terpisah dari dua jenis lainnya karena tidak adanya struktur penunjang.
Rangka manusia dibentuk dari tulang tunggal atau gabungan (seperti tengkorak) yang
ditunjang oleh struktur lain seperti ligamen, tendon, otot, dan organ lainnya. Rata-rata
manusia dewasa memiliki 206 tulang, walaupun jumlah ini dapat bervariasi pada berbagai
individu.
Dalam anatomi manusia, pelvis / panggul merupakan bagian dari inferioposterior batang
pada perut di daerah transisi antara batang tubuh dan anggota tubuh bagian bawah (paha
hingga kaki). "Pelvis" merupakan kata Latin untuk "cekungan" dan merupakan nama bagi
panggul, disebut cekungan karena panggul kita berbentuk seperti cekungan.
Pelvis adalah daerah batang tubuh yang berada di sebelah dorsokaudal terhadap
abdomen dan merupakan daerah peralihan dari batang tubuh ke extremitas inferior. Pelvis
bersendi dengan vertebra lumbalis ke-5 di bagian atas dan dengan caput femoris kanan dan
kiri pada acetabulum yang sesuai. Pelvis dibatasi oleh dinding yang dibentuk oleh ulang,
ligamentum, dan otot. Cavitas pelvis yang berbentuk seperti corong, memberi tempat kepada
vesicaurinaria, alat kelamin pelvic, rectum, pembuluh darah dan limfe, dan saraf.
A. Kerangka Pelvis
Pada manusia dewasa, panggul terbentuk di punggung posterior (belakang) oleh
sakrum dan tulang ekor (bagian ekor dari kerangka axial), lateral dan anterior oleh sepasang
tulang pinggul (bagian dari kerangka apendikularis). Pada manusia dewasa, panggul normal
terdiri dari tiga tulang besar dan tulang ekor (3-5 tulang). Namun, sebelum masa pubertas
tulang pinggul terdiri dari tiga tulang yang terpisah yaitu ilium, ichium, dan pubis. Jadi,
sebelum pubertas panggul dapat terdiri dari lebih dari sepuluh tulang, tergantung pada
komposisi tulang ekor.
Pinggul ini dibagi menjadi 2, satu di sebelah kanan dan satu di sebelah kiri tubuh.
Kedua tulang pinggul yang terdiri dari 3 bagian, ilium, ichium dan pubis. Bagian-bagian ini
digabungkan bersama selama pubertas, yang berarti di masa kanak-kanak mereka adalah
tulang terpisah. Tulang sarcum merupakan penghubung tulang belakang ke panggul dan juga
menjadi tempat yang memungkinkan bagi sepasang pinggul kita untuk melekat.
Pelvis merupakan cincin cekung berbentuk tulang yang menghubungkan kolom
vertebral ke femurs. Fungsi utamanya untuk menyangga berat tubuh bagian atas ketika kita
sedang duduk, berdiri dan beraktivitas.
Fungsi sekundernya adalah untuk mengandung (pada wanita) ketika hamil dan
melindungi viscera pelvis danabdominopelvic viscera (bagian inferior saluran kemih, organ
reproduksi internal).
Tulang pinggul saling terhubung satu sama lain pada anterior pubis symphysis , dan
posterior dengan sacrumpada sendi sacroiliac untuk membentuk cincin panggul. Cincin ini
sangat stabil sehingga menyebabkan sedikitnya mobilitas/pergerakan. Ligamen yang paling
penting dari sendi sacroiliac adalah ligamen sacrospinousdan sacrotuberous yang
menstabilkan tulang pinggul pada sacrum dan mencegah promonotory dari miring ke depan.
Sendi antara sacrum dan tulang ekor, sacrococcygeal symphysis, diperkuat oleh
serangkaian ligamen. Ligamensacrococcygeal anterior merupakan perpanjangan dari anterior
longitudinal ligament (ALL) yang berjalan di sisi anterior dari badan vertebra. Serat tidak
teratur tersebut menyatu dengan periosteum
Setiap sisi panggul terbentuk sebagai tulang rawan, yang mengeras sebagai tiga tulang
utama yang tinggal terpisah melalui masa kanak-kanak: ilium, ichium, pubis. Saat kelahiran
seluruh sendi pinggul (area acetabulum dan bagian atas femur) masih terbuat dari tulang dan
otot
Gerakkan trunk/batang (bending forward) pada dasarnya adalah sebuah gerakan dari otot-otot
rektus, sementara flexi lateral (bending menyamping) dicapai oleh kontraksi obliques bersama
dengan lumborum kuadratus dan otot punggung intrinsic.
Dasar panggul memiliki dua fungsi: Salah satunya adalah untuk menutup rongga
panggul dan perut, serta menanggung beban dari organ visceral, yang lain adalah untuk
mengontrol bukaan rektum dan organ urogenital yang menembus dasar panggul dan
membuatnya lebih lemah. Untuk melakukan keduanya, dasar panggul terdiri dari beberapa
lembar otot dan jaringan ikat.
a. Os Sacrum
Os sacrum terdiri dari lima vertebrae rudimenter yang bersatu membentuk tulang
berbentuk baji yang cekung kea rah anterior. Pinggir atas atau basis ossis sacri bersendi
dengan vertebra lumbalis V. Pinggir inferior yang sempit bersendi dengan os coceygis. Di
lateral, os sacrum bersendi dengan kedua os coxae membentuk articulation sacroiliaca.
Pinggir anterior dan atas vertebra sacralis pertama menonjol ke depan sebagai batas posterior
apertura pelvis superior, disebut promontorium os sacrum, yang merupakan bagian penting
bagi ahli kandungan untuk menentukan ukuran pelvis. Foramina vertebralia bersama-sama
membentuk canalis sacralis.
Canalis sacralis berisi radix anterior dan posterior nervi lumbales, sacrales, dan coccygeus
filum terminale dan lemak fibrosa.
b. Os Coccygis
Os coccygis berartikulasi dengan sacrum di superior. Tulang ini terdiri dari empat vertebra
rudimenter yang bersatu membentuk tulang segitiga kecil yang basisnya bersendi dengan
ujung bawah sacrum.
Vertebra coccygea hanya terdiri atas corpus, namun vertebra pertama mempunyai
processus transverses rudimenter dan cornu coccygeum. Cornu adalah sisa pediculusdan
processus articularis superior yang menonjol ke atas untuk bersendi dengan cornu sacrale.
Pada ruang yang dibentuk oleh pelvis mayor terdapat organ –organ abdominal selain
itu pelvis mayor merupakan tempat perlekatan otot – otot dan ligamen ke dinding tubuh.
Sedangkan pada ruang yang dibentuk oleh pelvis minor terdapat bagian dari kolon, rektum,
kandung kemih, dan pada wanita terdapat uterus dan ovarium. Pada ruang pelvis juga kita
temui diafragma pelvis yang dibentuk oleh muskulus levator ani dan muskulus koksigeus.
b. Symphisis Pubis
Adalah articulation cartilaginosa sekunder yang panjangnya kira-kira 4 cm.
facies articularis dari corpus ossis pubis ditutupi oleh kartilago hialin, dan
suatudiscus cartilaginosa yang menggabungkan kedua corpora tersebut.
Ligamentum pubicum mengelilingi sendi tersebut dan hanya dapat melakukan
gerakan yang minimum.
c. Articulatio Saccrococcygea
Merupakan articulation cartilaginosa sekunder dibentuk oleh tepi bawah sacrum dan
tepi atas coccyx. Sendi ini dikelilingi dan ditopang oleh ligamentum sacrococcygeum
dan dapat melakukan fleksi dan ekstensi yang merupakan gerakan pasif saat defekasi
dan melahirkan.
Ligamentum poupart juga disebut ligamentum inguinale terentang antara spina iliaca
anterior superior dan corpus ossis pubis. Membrane obturatoria: Membrana
obturatoria menutup foramen obturatorium dan padanya terdapat celah sempit untuk
lewat pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfatika.
Semua sendi ini dapat bertambah keluasan gerakannya selama kehamilan
karena terjadi elastisitas (kelenturan) ligament yang memperkuat sendi tersebut
akibat adanya hormone relaks
Struktur Dinding Pelvis
Dinding pelvis dapat dibedakan atas dinding ventral, dua dinding lateral, dinding dorsal,
dan sebuah dasar pelvis.
Dinding pelvis ventral. Dinding pelvis ventral pertama-tama dibentuk oleh
kedua corpus ossis pubis dan ramus ossis pubis serta symphisis pubica.
Dinding Pelvis Dorsal. Dinding pelvis dorsal dibentuk oleh sacrum, bagian-
bagian os ischii yang berdekatan, dan articulation sacro-iliaca serta ligamenta
sacroi liaca. Musculus piriformis melapisi dinding ini di sebelah lateral.
Masing-masing musculus piriformis meninggalkan pelvis minor melalui
foramen ischiadicum (sciaticum) majus. Medial terhadap musculus piriformis
terdapat saraf-saraf dari plexus sacralis dan pembuluh iliaca interna serta
cabangnya.
Dasar Pelvis. Dasar pelvis dibentuk oleh diaphragma pelvis yang dibentuk oleh
musculus levator ani dan musculus coccygeus serta fascia-fascia yang
menutupi permukaan cranial dan permukaan kaudal otot tersebut. Diaphragma
pelvis terbentang antara os pubis di sebelah ventral, dan os coccyges di sebelah
dorsal, dan dari dinding-dinding pelvis lateral yang satu ke dinding-dinding
pelvis lateral di seberangnya. Karena itu, diaphragma pelvis menyerupai
sebuah corong yang tergantung pada tempat perlekatan tadi.
d. Macam-macam Pelvis
Klasifikasi normal yang dipakai adalah klasifikasi dari Caldwell dan Molloy.
Ada empat kelompok utama:
1. Ginekoid
Pelvis Ginekoid adalah nama lain dari pelvis wanita normal. Mempunyai pintu
masuk berbentuk bulat dan pintu keluarnya mempunyai spina ischiadica yang
tumpul ( bulat ), tidak tajam dan tidak menonjol. Arcus pubis mempunyai sudut
yang membulat. Pelvis jenis ini memiliki efek yang menguntunkan pada saat
persalinan, karena pelvis bulat di depan, maka fetus akan memberikan presentasi
kepala sehingga jalannya persalinan akan lebih mudah.
2. Android
Pelvis Android mempunyai pintu masuk yang berbentuk jantung,
menyebabkan pelvis bagian depan sangat sempit. Mempunyai kurvatura yang
buruk. Pintu keluar membentuk angulus subpubicus yang lebih tajam dan
mempersempit ruangan. Spina ischiadica tajam dan membelok. Pelvis jenis
Ini membuat persalinan cenderung lebih lama, tetapi berlangsung normal.
2. Platipeloid
Pelvis jenis ini dapat disebabkan oleh faktor perkembangan, rakitis faktor
herediter. Pintu masuknya berbentuk ginjal. Pintu keluarnya cukup luas karena
arcus pubisnya sangat besar. Pada pelvis Platipeloid proses persalinannya
cukup sulit karena kepala fetus mengalami kesulitan dalam memasuki pintu
masuk pelvis.
3. Antropoid
Pintu masuknya berbentuk oval, mempunyai diameter anteroposterior yang
panjang, tetapi diameter tranversa yang lebih pendek. Kavitas pelvisnya cukup
memadai pada semua diameternya, tetapi agak dalam. Pintu keluarnya juga cukup
memadai pada semua diameternya, dengan arcus pubis yang agak lebar. Pelvis ini
mempunyai pintu masuk yang paling mudah dilalui kepala fetus. Lebih sering
occiput terletak pada cekung sacrum dan bukannya mengarah ke anterior.
Kemudian fetus melewati pelvis dengan posisi yang sama, dan lahir dengan posisi
oksipitoposterior yang tidak mengalami reduksi, dan bukannya muka yang
menghadap perinium.
1. Pada wanita, dinding pelvis spurium dangkal, SIAS menghadap ke ventral. Pada
pria, dinding pelvis spurium tajam / curam, SIAS menghadap ke medial.
2. Pada wanita, apertura pelvis superior berbentuk oval.
Pada pria, apertura pelvis superior berbentuk heart-shaped, lengkung, dengan
promontorium os sacrum menonjol ke anterior.
3. Pada wanita, pelvis verum merupakan segmen pendek suatu kerucut panjang.
Pada pria, pelvis verum merupakan segmen panjang suatu kerucut pendek.
4. Pada wanita, ukuran-ukuran diameter rongga panggul lebih besar (perbedaan
sampai sebesar 0.5-1.5 cm) dibandingkan ukuran-ukuran diameter rongga panggul
pria.
5. Pada wanita, apertura pelvis inferior berbentuk bundar, diameter lebih besar.
Pada pria, apertura pelvis inferior berbentuk lonjong dan kecil.
6. Pada wanita, angulus subpubicus adalah sudut lebar / besar.
Pada pria, angulus subpubicus merupakan sudut tajam / kecil.
Male Pelvis
f. Otot – otot pelvis
1. M. Piriformis
Insersi : trokhanter mayor femur
Origo : bagian depan sakrum
Persyarafan : pleksus sakralis
Fungsi : memutar keluar femur pada artikulatio koksa
2. M. obturatorius
Origo : membran obturatoria dan bagian tulang panggul
Insersi : trokhanter minor femur
Persyarafan : nervus obturatorius internus fleksus sakralis
Fungsi : memutar keluar femur pada sendi koksae
3. M. levator ani
origo : korpus pubis, fasia m
insersi : korpus periniale, korpus ano koksigis kanalis ani.
prsyarafan : nervus sakralis IV
fungsi : menyokong visera pubis spingter anorektal dan vagina
5. M. koksigeus
Insersi : ujung bawah os sakrum dan os kogsigeus
Origus : spina ikadia
Persarafan : nervus sakralis IV – V
Fungsi : mambamtu m elevator ani menyokong visera
6. M. pubo reektalis
Insersi : sekitar perbatasan rektum dan kanalis ani
Origo : os pubis
Persarafan : nervus sakralis IV
Fungsi : bersama splingter ani membentuk splingter volunter kanalis
ani
Kulit terdiri dari epidermis (lapisan epitel yang berasal dari ektoderm) dan
dermis (lapisan jaringan ikat yang berasal dari mesoderm), serta subkutan yang terdiri
dari jaringan adiposa.
Pada lapisan Epidermis terdiri dari beberapa lapisan atau stratum yang sebagian besar
terdiri dari sel kuboid, yang semakin menuju ke permukaan inti dan sitoplasmanya hilang.
selain itu juga terdapat beberapa sel yang memiliki fungsi tersendiri:
Sel Dendritik
terdapat pada stratum yang memiliki fungsi sebagai pengikat dan menyajikan
antigen kepada limfosit T sehingga terbentuk sel memori
Melanosit
memiliki fungsi sebagai pemberi warna dan sebagai proteksi dari sinar
matahari dan bersifat antibakteri
Pada lapisan Dermis kulit terbagi menjadi lapisan papilar (lapisan tipis yang berfungsi
mengikat anatar lapisan dermis dan epidermis) dan reticular (lapisan tebal yang berisikan
berbagai reseptor sensorik pada kulit), dengan dasar lapisan subkutan yang terdiri dari lapisan
adiposa, berfungsi sebagai tahanan terhadap tekanan kuat dari luar.
sumber : Mescher, Anthony L.2011. Histologi Dasar Junqueira Edisi-12. Jakarta; EGC.
Patofisiologi
Faktor Resiko seperti trauma atau infeksi akan menyerang sel normal. Sewaktu-waktu,
sel normal akan mengalami kegagalan perbaikan DNA yang nantinya akan terjadi mutasi sel.
Mutasi sel menyebabkan 3 hal yaitu pengaktifkan onkogen, inaktivasi gen penekan tumor, dan
penurunan apopotosis. 3 hal tersebut akan menyebabkan proliferasi sel tak terkendali yang
nantinya membentuk tumor.
1. Faktor eksternal
- Adanya jaringan parut yang luas dan lama. Misalnya jaringan parut akibat luka
bakar.
2. Faktor internal
- Imunitas rendah
- Genetic
- Hormonal
Referensi :
Thomas VD, Swanson NA, Lee KK. Benign Epithelial Tumors, Hamartomas,
and Hyperplasias. In : Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS,
Leffell DJ. 2008. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 7th Edition. New
York: McGraw Hill. p 1054-67.
Alur Diagnosis
Kista Epidermal
a. Definisi
Kista epidermal adalah kista yang berasal dari proliferasi sel – sel
epidermis dan berisi keratin. Sinonim kista epidermal antara lain kista
epidermoid, kista keratin, kista epitelial, kista infundibula.
b. Epidemiologi
Kista epidermal lebih sering terjadi pada laki-laki pada usia pubertas
sampai dewasa
c. Etiologic
d. Diagnosis
e. Gejala klinis
- Terletak dalam dermis, menonjol membentuk papul atau nodus bentuk kubah
- Diameter bervariasi
- Berwarna pucat atau kekuningan, isi kista berupa massa seperti keju dan
berbau
f. Komplikasi
g. Prognosis
Kista dapat rekurens bila dinding kista tidak terangkat lengkap pada
eksisi atau kista hanya meradang atau infeksi.
h. Tatalaksana
Referensi: Linuwih, sri, dkk. Ilmu penyakit kulit dan kelamin edisi ketujuh. 2016.
Badan penerbit fakultas kedokteran Indonesia: Jakarta.
Lipoma
Gejala singkat penyakit Mula-mula benjolan tumbuh dibawah kulit dengan konsistensi lunak, makin lama
makin besar dan bertambah banyak, tanpa nyeri
Gambaran histopatologi Tampak lobules dengan kapsul berisi sel lemak normal yang berikatan dengan
jaringan ikat
Penatalaksanaan Eksisi
Prognosis Baik
Kebanyakan lipoma lesi soliter; lipoma yang multiple diduga suatu sindrom herediter
yang jarang. Lipoma dapat disubklasifikasi berdasarkan gambaran histologisnya dan atau
perubahan susunan kromosomnya yang karakteristik. Kebanyakan lipoma mudah digerakkan,
lambat membesar, massa yang tanpa rasa sakit (walaupun angiolipoma dapat menimbulkan
nyeri setempat); eksisi yang lengkap biasanya kuratif. Lipoma yang konvensional (subtipe
yang paling sering) lunak, berwarna kuning, massa lemak matur yang bersimpai, ukurannya
bervariasi. Pada pemeriksaan histologis, terdiri atas sel lemak putih yang matur tanpa
pleomorfi.
Sumber:
2. R, S, Siregar. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Edisi 2. Jakarta: EGC, 2004
MELANOMA
DEFINISI Melanoma adalah tumor ganas kulit yang berasal dari sel melanosit
atau sel nevus dan sangat mudah bermetastasis.
EPIDEMIOLOGI
Melanoma banyak dijumpai pada orang kulit putih, insiden terus meningkat
terutama pada mereka yang tinggal di daerah banyak sinar matahari, misalnya
Australia . Jumlah penderita melanoma perempuan dan laki-laki sama banyak, serta
tumbuh rata-rata sesudah dekade ke-6. Orang kulit hitam lebih jarang menderita
melanoma.
ETIOPATOGENESIS
Risiko melanoma meningkat pada orang yang sering terpajanan sinar matahari
(ultraviolet) terutama pada pajanan yang kuat walaupun sekali-sekali , misalnya pada
orang dengan hobi ke laut, berenang, atau berlayar. Pajanan ultraviolet pada masa
muda berpengaruh dalam meningkatkan risiko. Sifat lain yang juga meningkatkan
kemungkinan menderita melanoma adalah adanya nevus displastik, melanoma dalam
keluarga, banyak nevus melanositik di badan (50 buah atau lebih), lentigines, rambut
pirang atau kemerahan, mata biru atau hijau , dan kulit terang serta kulit mudah
terbakar matahari.
GAMBARAN KUNIS
Tipe ini banyak dijumpai pada pasien dekade 5 dan 6, laki-laki lebih banyak dari
perempuan, tempat yang sering adalah di kepala , leher dan badan. NM sudah tumbuh
invasif sejak awal. Secara klinis, terlihat tumor yang menimbul, seperti kubah , dapat
bertangkai , wama cokelat dan kehitaman. Dapat terjadi ulkus dan pendarahan .
Melanoma tipe ini dijumpai terutama di telapak kaki dan tangan . Secara klinis,
tampak makula kehitaman dengan bagian yang menimbul atau nodus.
Medikamentosa:
Bedah skalpel dengan irisan 1- 2 cm diluar batas tumor, tergantung besar, dan
tebalnya tumor.
PROGNOSIS
Melanoma harus ditemukan secara dini dengan ketebalan kurang dari 0,76 mm
dan kedalaman masih lapisan Clarck I atau II. Bila makin dalam dari level ini,
kemungkinan metastasis makin besar dan kemungkinan hidup 5 tahun makin kecil.
KOMPLIKASI
1. Metastasis dapat terjadi pada local (di dalam atau sekitar lesi primer), pada
limfonodi, atau pada:
5. Hematogen
6. CNS
Referensi:
Adhi Djuanda, dkk. 2011. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 6. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Hubungan terjadinya riwayat bisul dengan keluhan pasien
Infeksi dimulai dari kulit dan folikel rambut yang terluka.masuknya mikroorganisme
contonya streptokokus aureus masuk melalui kulit dan folikel rambut kemudian respon tubuh
memanggil komponen bakteri seperti sitokin untuk mengaktivkan PMN dan PMN dibawa ke
tempat mikroorganisme masuk kemudian terjadilan inflamasi yang mengakibatkan
terbentuknya pus /nanah. Ketika bisul sudah sembuh namun masih ada kapsul yang tertinggal
terjadilah pertumbuhan sel yang mengakibatkan proliferasi sel tidak terkontrol menyebabkan
benjolan semakin membesar. Karena sel ini masih berada dalam kapsulnya dan kapsul masih
belum meregang pasien tidak merasakan sakit.
Referensi