BLOK 5.A
SKENARIO 5 : BIDAN DESA DAN BIDAN KOTA
Feri Anita Wijayanti, S.Keb., Bd, M.Mid Prof. Dr. Arni Amir, MS
Salah satu fiilosofi bidan adalah perubahan pada tubuh perempuan selama proses
reproduksi merupakan hal yang fisiologis. Untuk itu, bidan berkewajiban menjelaskan
bahwa perubahan fisiologis berjalan normal dengan tetap memperhatikan hak
reproduksi. Secara nasional maupun internasional, bidan telah mempromosikan hal
tersebut melalui berbagai macam program. Salah satunya adalah program pemberian
ASI ekslusif, pada hakikatnya ASI itu dapat diproduksi oleh semua ibu hamil
sehingga tidak ada alasan bagi seorang ibu tidak menyusui bayinya, kecuali dalam
kondisi khusus, Bidan berperan dalam pencapaian ASI ekslusif karena pemerintah
telah melarang pemberian susu formula pada bayi dari usia dari 0 sampai 6 bulan.
Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan bidan dalam mempromosikan
hal hal yang bersifat kenormalan tersebut, terkait dengan kualifikasi atau peran bidan
baik secara nasional maupun internasional. Bidan yang berpraktik di desa cenderung
lebih sulit untuk mengubah pola prilaku dan kebiasaan turun temurun, sedangkan di
wilayah perkotaan, masyarakat lebih terbuka terhadap informasi dan lebih berpikir
kritis. Tingkat pendidikan masyarakat di desa dan kota juga berbeda sehingga bidan
memerlukan pendekatan yang berbeda pula. Di daerah pedesaan dan perkotaan, bidan
dapat lebih mengaplikasikan nilai-nilai partnership pada perempuan dan keluarga
serta meningkatkan kesetaraan perempuan. Di daerah perkotaan,sarana dan prasarana
cenderung lebih lengkap dengan akses yang mudah dan terjangkau sehingga
pelayanan yang diberikan dapat sesuai standar.
Bagaimanakah saudara menjelaskan skenario diatas?
STEP I
TERMINOLOGI
1. Filosofi Bidan adalah keyakinan setiap bidan yang digunakan sebagai kerangka
berpikir yang digunakan dalam memberikan asuhan kebidanan kepada klien.
2. ASI Eksklusif adalah pemberian hanya ASI saja tanpa memberikan makanan dan
minuman lain selama 6 bulan sejak bayi lahir.
3. Susu formula adalah produk pangan pengganti ASI.
4. Hak-hak reproduksi adalah hak yang tergolong dalam hak asasi manusia yang
mana diatur oleh perangkat yang berhubungan dengan seksualitas.
5. Kualifikasi adalah keahlian yang diperlukan untuk melakukan sesuatu atau
menduduki jabatan tertentu.
6. Berpikir kritis adalah berpikir beralasan dengan menekankan perbuatan atau
keputusan tentang apa yang harus dilakukan.
STEP II
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Filosofi Bidan
Dalam menjalankan perannya bidan memiliki keyakinan yang dijadikan panduan
dalam memberikan asuhan. Keyakinan tersebut meliputi:
a. Keyakinan tentang kehamilan dan Persalinan. Hamil dan bersalin
merupakan suatu proses alamiah dan bukan penyakit.
b. Keyakinan tentang perempuan. Setiap perempuan adalah pribadi yang
unik mempunyai hak, kebutuhan, keinginan masing-masing.
c. Keyakinan fungsi Profesi dan manfaatnya.
d. Keyakinan tentang pemberdayaan perempuan dan membuat keputusan.
e. Keyakinan tentang tujuan Asuhan.
f. Keyakinan tentang kolaborasi dan kemitraan.
g. Sebagai Profesi, bidan mempunyai pandangan hidup Pancasila, seorang
bidan menganut filosofi yang mempunyai keyakinan didalam dirinya
bahwa semua manusia adalah mahluk bio-psiko-sosio-kultural dan
spiritual yang unik merupakan satu kesatuan jasmani dan rohani yang
utuh dan tidak ada individu yang sama.
h. Bidan berkeyakinan bahwa setiap individu berhak memperoleh pelayanan
kesehatan yang aman dan memuaskan sesuai dengan kebutuhan dan
perbedaan kebudayaan.
i. Setiap individu berhak untuk dilahirkan secara sehat, untuk itu maka
setiap wanita usia subur, ibu hamil, melahirkan dan bayi berhak
mendapatkan pelayanan yang berkualitas.
2. Kondisi khusus seperti apa bayi tidak di beri ASI ekslusif
a. Ibu narkoba.
b. Pasokan ASI rendah.
c. Mengkonsumsi obat-obatan.
d. Ada infeksi TB aktif pada Ibu.
e. Bayi mengidap galaktosemia.
3. Peran Bidan dalam mencapai ASI ekslusif
a. Promosi ASI eksklusif sejak masa kehamilan.
b. Melakukan perawatan payudara sejak sebelum masa kehamilan dan IMD.
4. Kenapa dilarang memberikan susu formula pada bayi usia 0-6 bulan, karena
sudah diatur dalam undang-undang no 36 tahu 2019 tentang Kesehatan pasal 128
tenteang pemberian ASI eksklusif.
5. Program pemerintah terkait fisiologis dalam reproduksi adalah pelayanan
Kesehatan reproduksi terpadu (PKRT) terdiri dari:
a. Kesehatan Ibu dan anak.
b. Keluarga berencana.
c. Kesehatan reproduksi remaja.
d. Pencegahan dan penanggulangan IMS, HIV, AIDS.
e. Kesehatan reproduksi usia lanjut.
f. Deteksi dini kanker payudara.
6. Faktor yang mempengaruhi Bidan dalam promosi Kesehatan
a. Tingkat pendidkan.
b. Faktor sosial budaya.
c. Faktor ekonomi.
7. Faktor penghambat dalam pemberian ASI Eklufsif adalah status Ibu bekerja,
penyuluhan tentang ASI eksklusif belum maksimal, persepsi yang salah dan
pengasuh bayi dan keluarga, serta gangguan kesehatan bayi.
8. Penanganan khusus untuk berhak mendapatkan ASI eksklusif terhadap pada pasal
128 (2) menjelaskan bahwa “selama pemberian ASI ibu, pihak keluarga,
pemerintah pemerintah daerah dan masyarakat harus mendukung ibu secara
penuh dengan menyediakan waktu dan fasilitas khusus”. Namun sayang belum
banyak tersedia fasilitas khusus bagi ibu menyusui di tempat kerja maupun
umum. Peran pemerintah secara tegas menyatakan dalam undang-undang pasal
126 ayat 1 mengatakan bahwa "pemerintah bertanggung jawab menetapkan
kebijakan dalam rangka menjamin hak untuk mendapatkan air susu ibu secara
eksklusif". Jika tenaga kesehatan dan penyelenggara fasilitas sosial yang tidak
mengindahkan ketentuan ASI eksklusif dan susu formula, pemerintah dapat
menjatuhkan sanksi administrasi. Sanksi tersebut berupa ; teguran lisan, teguran
tulisan komandan atau mencabut izin tertuang pada pemerintah nomor 33 tahun
2012 pasal 29 dan peraturan Kemenkes nomor 15 tahun 2014 pasal 7.
9. Bidan yang berpraktek di desa sulit mengubah kebiasaan yang telah turun
temurun karena masyarakat pedesaan kehidupannya berbeda dengan masyarakat
perkotaan, perbedaan pola fikir tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Perbedaan-perbedaan berasal dari adanya perbedaan yang mendasar dari keadaan
personalitas dan segi-segi kehidupan. Lingkungan umum dan orientasi terhadap
alam masyarakat pedesaan berhubungan kuat denga alam, disebabkan oleh lokasi
goegrafi di desa. Penduduk yang tinggal di desa akan banyak ditentukan oleh
kepercayaan-kepercayaan dan hukum-hukum alam, sperti dalam pola pikir
kehidupan.
10. Strategi dalam mempromosikan hal-hal yang bersifat kenormalan adalah dengan
advokasi kesehatan, bina suasana, dan pemberdayaan. Kemampuan peran bidan
sebagai fasilitator berhubungan dengan efektivitas promosi kesehatan.
11. Pendekatan yang dilakukan bidan dalam promosi Kesehatan adalah dengan
melakukan pendekatan medical berupa tindakan pencegahan, pendekatan perilaku
dan pendekatan berupa edukasi.
12. Tujuan promosi Kesehatan adalah untuk meningkatkan kemampuan individu,
kelompok dan masyrakat untuk menjaga Kesehatan.
13. Bidan bisa lebih menerapakan nilai-nilai partnership di desa daripada di kota
karena di Kota masyarakat lebih bersifat individulisme dan memiliki sikap
berpikir kritis. Di desa masyarakat lebih bias menerima informasi baru.
14. Sarana dan prasarana cenderung lebih lengkap di kota daripada di desa karena
pemusatan pembangunan ekonomi selalu dipusatkan di wilayah perkotaan.
sehingga infrastruktur yang ada di desa kurang dibangun.selain itu kurangnya p
pemerataan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah juga berdampak pada
sarana prasarana di pedesaan.
15. Faktor penghambat promosi kesehatan oleh Bidan adalah kurangnya pengalaman,
kurangnya pengetahuan dan keterampilan bidan dan kurangnya kesadaran dan
dukungan masyarakat.
16. Kualifikasi Bidan secara nasional dan internasional adalah Bidan berperan dalam
usaha promotive, preventif, pendidikan dan pemberdayaan perempuan.
17. Masyarakat yang tinggal di kota lebih terbuka menerima informasi karena
pengaruh penggunaan teknologi yang lebih baik.
18. Pelayanan yang diberikan bidan desa:
a. Melakukan pelayanan kesehatan, khususnya kesehatan ibu dan anak di desa
wilayah kerjanya berdasarkan urutan prioritas masalah kesehatan yang dihadapi
sesuai dengan kewenangan yang dimiliki.
b. Menggerakkan dan membina masyarakat desa di wilayah kerjanya agar
memiliki kesadaran perilaku hidup bersih dan sehat.
19. Bentuk perbedaan pendekatan bidan dengan masyarakat kota dan desa
Perbedaan pendekatannya di desa Bidan perlu melakukan pendekatan, sedangkan
di kota tidak terlalu perlu dilakukan pendekatan. Rendahnya pengetahuan
masyarakat dan fasilitas yang tidak memadai di desa mempengaruhi kinerja
Bidan di desa. Pendekatan partisipatif mempengaruhi pendekatan Bidan di desa.
Pemanfaatan fasilitas, peningkatan pengetahuan, dan sertifikasi tambahan
berhubungan dengan pendekatan bidan di perkotaan.
STEP IV
SKEMA
Strategi kesehatan
Faktor pendukung dalam pelayanan
dan penghambat kebidana
pelayanan kebidanan
STEP V
LEARNING OBJECTIVE
5. Filosofi Bidan
Filosofi kebidanan adalah keyakinan setiap bidan yang digunakan sebagai
kerangka berfikir dalam memberikan asuhan kebidanan kepada
klien. Bidan diharapkan dapat memberikan pelayanan yang bermutu dan sesuai
dengan standard pelayanan kebidanan, serta berkeyakinan bahwa setiap indivu
berhak memperoleh pelayanan Kesehatan.
Dalam menjalankan perannya bidan memiliki keyakinan yang dijadikan panduan
dalam memberikan asuhan. Keyakinan tersebut meliputi:
a. Keyakinan tentang kehamilan dan Persalinan. Hamil dan bersalin merupakan
suatu proses alamiah dan bukan penyakit.
b. Keyakinan tentang perempuan. Setiap perempuan adalah pribadi yang unik
mempunyai hak, kebutuhan, keinginan masing-masing. Oleh sebab itu
perempuan harus berpartisipasi aktif dalam setiap asuhan yang diterimanya.
c. Keyakinan fungsi Profesi dan manfaatnya. Fungsi utama profesi bidan adalah
mengupayakan kesejahteraan ibu dan bayinya, proses fisiologis harus
dihargai, didukung dan dipertahankan. Bila timbul penyulit, dapat
menggunakan teknologi tepat guna dan rujukan yang efektif, untuk
memastikan kesejahteraan perempuan dan janin/bayinya.
d. Keyakinan tentang pemberdayaan perempuan dan membuat keputusan.
Perempuan harus diberdayakan untuk mengambil keputusan tentang
kesehatan diri dan keluarganya melalui komunikasi, informasi, dan edukasi
(KIE) dan konseling. Pengambilan keputusan merupakan tanggung jawab
bersama antara perempuan, keluarga dan pemberi asuhan.
e. Keyakinan tentang tujuan Asuhan. Tujuan utama asuhan kebidanan untuk
menyelamatkan ibu dan bayi (mengurangi kesakitan dan kematian). Asuhan
kebidanan berfokus pada : pencegahan, promosi kesehatan yang bersifat
holistik, diberikan dengan cara yang kreatif dan fleksibel, suportif, peduli;
bimbingan, monitor dan pendidikan berpusat pada perempuan; asuhan
berkesinambungan, sesuai keinginan dan tidak otoriter serta menghormati
pilihan perempuan.
f. Keyakinan tentang kolaborasi dan kemitraan. Praktik kebidanan dilakukan
dengan menempatkan perempuan sebagai partner dengan pemahaman holistik
terhadap perempuan, sebagai salah satu kesatuan fisik, psikis,
emosional,sosial, budaya, spiritual serta pengalaman reproduksinya. Bidan
memiliki otonomi penuh dalam praktiknya yang berkolaborasi dengan tim
kesehatan lainnya.
g. Sebagai Profesi bidan mempunyai pandangan hidup Pancasila, seorang bidan
menganut filosofi yang mempunyai keyakinan didalam dirinya bahwa semua
manusia adalah mahluk bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual yang unik
merupakan satu kesatuan jasmani dan rohani yang utuh dan tidak ada individu
yang sama.
h. Bidan berkeyakinan bahwa setiap individu berhak memperoleh pelayanan
kesehatan yang aman dan memuaskan sesuai dengan kebutuhan dan
perbedaan kebudayaan. Setiap individu berhak menentukan nasib sendiri dan
mendapatkan informasi yang cukup dan untuk berperan disegala aspek
pemeliharaan kesehatan.
i. Setiap individu berhak untuk dilahirkan secara sehat, untuk itu maka setiap
wanita usia subur, ibu hamil, melahirkan dan bayinya berhak mendapatkan
pelayanan yang berkualitas.
j. Pengalaman melahirkan anak merupakan tugas perkembangan keluarga, yang
membutuhkan persiapan sampai anak menginjak masa-masa remaja.
k. Keluarga-keluarga yang berada di suatu wilayah/daerah membentuk
masyarakat kumpulan dan masyarakat Indonesia terhimpun didalam satu
kesatuan bangsa Indonesia. Manusia terbentuk karena adanya interaksi antara
manusia dan budaya dalam lingkungan yang bersifat dinamis mempunyai
tujuan dan nilai-nilai yang terorganisir.
D. Kesenian tradisional
Dalam penyuluhan kesehatan maupun dalam praktik kebidanan, seni dapat
digunakan sebagai media dalam melakukan pendekatan kepada masyarakat.
Seorang petugas bisa menyelipkan pesan-pesan kesehatan didalamnya,
misalnya: Dengan Kesenian wayang kulit. Melalui pertunjukan ini diselipkan
pesan-pesan kesehatan yang ditampilkan di awal pertunjukan dan pada akhir
pertunjukan, dapat diisi dengan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan
pesan-pesan yang telah disampaikan di awal pertunjukan atau pertanyaan–
pertanyaan yang diberikan oleh penonton.
Triana Indrayani. 2020. Peran Bidan dalam Promosi Kesehatan. Diakses pada
http://repository.unas.ac.id/610/1/Triana%20Buku%20FULL.pdf
https://pkbijateng.or.id/kenali-12-hak-reproduksi-dan-seksual/
https://bidanshop.blogspot.com/2014/01/advokasi-dalam-pelayanan-kebidanan.html
Zelbi Windarini Tiraihati. 2017. ANALISIS PROMOSI KESEHATAN BERDASARKAN OTTAWA
CHARTER DI RS ONKOLOGI SURABAYA di akses di https://e-
journal.unair.ac.id/PROMKES/article/download/7690/4546
Lusiana Elshinta . Kebidanan Komunitas. Diakses di
http://repo.unand.ac.id/22762/1/edit-kebidanan%20komunitas%20lusiana%20edit.pdf
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
HK.01.07/MENKES/320/2020 TENTANG STANDAR PROFESI BIDAN
https://ibi.or.id/id/article_view/A20150112002/filosofi-kami.html
https://fatmanadia.wordpress.com/2012/03/04/partnership-bidan-dan-perempuan-
dalam-pelayanan-kebidanan-women-centered-care/
https://manado.kompas.com/read/2012/09/10/15145533/mengenal.tradisi.nusantara.se
putar.kehamilan?page=all